Uji Kuat Tekan Beton PDF
Uji Kuat Tekan Beton PDF
1. Mesin tekan
2. Tongkat pemada
3. Cetakan beton
4. Mistar
5. Timbangan kapasitas 20 kg
Bahan
Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan
menggunakan peralatan yang tidak menyerap air, adukan beton harus diaduk lagi sebelum
dimasukan dalam cetakan.
PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan benda uji :
1. Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan.
Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata.
3. Biarkan beton dalam cetakan selama ± 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas
getaranserta ditutup dengan bahan yang kedap air.
5. Rendam benda uji dalam bak yang berisi air agar proses perawatan (curring) beton
berlangsung dengan baik, maka peredam dilakukan sampai batas waktu pengujian kuat tekan beton.
Penekanan benda uji :
1. Ambil benda uji dari bak perendam dan lap dengan menggunakan lap lembab.
2. Tentukan berat dan ukuran benda uji.Perhatikan :Jika benda ujinya berbentuk silinder,
sebelum benda uji tersebut ditekan harus diberi lapisan mortal / semen dipermukaan atas dan bawah
setebal 4 mm untuk meratakan permukaan bidang tekan.
P = Beban maksimum ( kN )
A= Luas penampang bidang tekan (cm2 )
LUAS =1/4πd2
BEBAN RATA-RATA ( P ) =Beban Tekan Dijumlahkan/3
Hasil Perhitungan
CATATAN
Masukkan data hasil pemeriksaan kedalam formulir kekuatan tekan beton.
Benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton berdasarkan PBI’71 ada 3 bentuk, yaitu :
Benda uji kubus permukaan bidang tekannya tidak dilapisi adukan merata.
Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari.
KESIMPULAN
Dari hasil grafik perbandingan kuat tekan beton dan umur beton pada praktikum diatas diperoleh
nilai kuat tekan beton pada 28 hari adalah 2,54 kN/cm2.
Dimana :
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
Nilai kuat tekan beton akan berbeda berdasarkan umurnya, mengenai hal ini bisa dilihat
pada: Tabel Konversi Kuat tekan beton umur 3 sampai 28 hari
Sedangkan sebelum memulai uji tes beton ini, kita harus menyiapkan beberapa peralatan
dan perlengkapan, diantaranya adalah :
1. Mesin penguji tekanan beton atau biasa di sebut Compression & Tension Machine
2. Alat bantu (alat pembuat benda uji beton) bisa berupa kubus atau silinder yang biasa disebut
Mold
3. dan beberapa peralatan lainnya yang dapat dilihat pada katalog ini.
Untuk prosedur pengujiannya, masih mengutip dari ilmusipil.com adalah sebagai berikut :
1. Ambil benda uji yang akan ditentukan kekutan tekanan dari bak perendam, kemudian
bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain pelembab. benda uji dapat menggunakan
bentuk kubus ukuran 15cm x 15 cm atau silinder diamter 15 cm dengan tinggi 30 cm.
3. Letakkan benda uji pada mesin secara sentries. sesuai dengan tempat yang tepat pada
mesin tes kuat tekan beton.
4. Jalankan benda uji atau mesin tekan dengan penambahan beban konstan berdasar 2
sampai 4 kg/cm2 per detik.
5. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum
yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
6. Pengujian kuat tekan beton ini dilakukan pada saat beton berumur 3,7,14 dan 28 hari
lalu diambil rata-rata.
7. Untuk menghitung kekuatan beton pada umur hari kesekian dapat membaca artikel
yang khusus membahas tentang tabel konversi beton umur 3 sampai dengan 28 hari.
8. Beton yang sering digunakan untuk pekerjaan bangunan antara lain K-225, K-250, K-
300, K-350, K-400, K-450, K-500 dan berbagai ukuran kuat tekan lain menyesuiakan dengan
kebutuhan kekuatan struktur.
Ada dua pengujian yang utama yang dilakuan terhadap beton, yaitu :
1. SLUMP Test
Slump Test bertujuan untuk menunjukkan Workability atau istilah bakunya
kelecakan (seberapa lecak/encer/muddy) suatu adukan beton.
Lihat Bagian 2
Test tersebut harus selalu dilakukan dengan hati-hati. Test yang kurang memperhatikan
prosedur yang baik dan benar dapat memberikan hasil yang tidak tepat.
SAMPLING
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batch beton, misalnya dari truk
beton atau truk ready-mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera mungkin dilakukan
begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil di lokasi, bukan di Batching
Plant, yaitu tempat dimana truk ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
1. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0.2 meter kubik beton
sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu sebanyak 0.2 m kubik, kemudian
diambil sampel. Jika oke, beton tersebut boleh dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan.
2. Untuk pengecekan rutin: sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton dalam truk.
SLUMP TEST
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidak terlalu encer dan tidak
terlalu keras. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam batas toleransi dari
yang ditargetkan.
Peralatan
Slump cone standar (diamter atas 100 mm, diameter bawah 200 mm, dan tinggi 300 mm)
Sekup kecil
Penggaris/mistar/ruler
Bersihkan cone. Basahi permukaannya dengan air, dan tempatkan di papan slump. Papan
slump harus bersih, stabil (tidak mudah bergeser),tidak berdebu, dan tidak miring.
Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone dengan
sampel. Padatkan dengan cara rodding, yaitu menusuk-nusuk beton sebanyak 25 kali.
Lakukan dari bagian terluar ke bagian tengah.
Isi lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding 25 kali, tapi hanya sampai ke
bagian atas lapisan pertama. Bukan ke dasar cone.
Isi hingga penuh, lakukan lagi rodding 25 kali hingga ke bagian atas lapisan kedua.
Ratakan bagian atas beton yang “meluap” dengan menggunakan batang besi. Bersikan
papan slump di sekitar cone. Tekan pegangan cone ke bawah, dan lepaskan pijakan.
Angkat pelan-pelan cone tersebut. Jangan sampai sampel bergerak/bergeser.
Balikkan cone, tempatkan di samping sampel, dan letakkan batang besi di atas cone
yang terbalik tersebut.
Ukur slump beberapa titik, dan catat rata-ratanya.
Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil sampel lain,
kemudian dilakukan slump test lagi. Jika masih gagal juga, maka beton tersebut
boleh ditolak.
Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang sudah mengeras. Test ini
dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi proyek (off-site). Yang bisa dilakukan
di lokasi (site) hanyalah membuat atau mencetak beton silinder untuk diuji. Kan, sampelnya
ada di site. Tidak boleh membawa sampel ke laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan
silinder. Cetakan silinder harus disediakan di lokasi proyek.
Kekuatan beton dapat diukur dalam satuan MPa atau satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat tekan
ini menunjukkan mutu beton yang diukur pada umur beton 28 hari.
Sekup kecil.
Bersihkan cetakan silinder dan lumuri permukaan dalamnya dengan form oil, agar
adukan beton tidak menempel di permukaan metal dari cetakan tersebut.
Isi 1/2 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemadatan dengan cara rodding
sebanyak 25 kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar.
Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding 25 kali
sampai ke atas lapisan pertama.
Ratakan beton yang meluap, dan bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang menempel
di sekitar cetakan.
Beri label. Letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting sekurang-
kurangnya selama 24 jam.
Buka cetakan dan bawa beton silinder ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan.
Untuk detail Uji Tekan, sambil menunggu.. saya hubungi laboratorium dulu kalau begitu.
Memahami Mutu Beton fc (Mpa) dan Mutu Beton K (kg/cm2)
Beton adalah bagian dari konstruksi yang dibuat dari campuran beberapa material sehingga
mutunya akan banyak tergantung kondisi material pembentuk ataupun
pada proses pembuatannya. Untuk itu kualitas bahan dan proses pelaksanaannya harus
dikendalikan agar
dicapai hasil yang optimal.
Concrete Institute).
MPa = Mega Pascal ; 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2.
Contoh :
K. 400, kekuatan tekan beton = 400 kg/cm2, dengan benda uji kubus 15 x 15 x 15 F’c = 40 MPa
= kekuatan tekan beton = 40 Mpa, dengan benda uji silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm
note :
Nilai praktis untuk padanan mutu beton antara PBI dan SNI
Contoh :
K. 100 kg/cm2 setara dengan = (100/10) x 0.83 = 10 x 0,83 = 8,3 Mpa ( cara praktis )
tabel diatas merupakan contoh yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam menentukan mutu
beton dalam pelaksanaan terkait dengan pemahaman antara Kualitas Beton dengan fc ( Mpa )
dan K ( kg/cm2 ).
Untuk mengetahui kepastian komposisi campuran dan kualitas yang diinginkan bisa dilakukan
uji laboratorium Mix Design ( penyelidikan material ) serta melakukan slump tes
tabel slump test beton
Penentuan nilai Fc’ bisa juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari
hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm.
Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut ini :
Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83
(sebagaimana penjelasan diatas).
Contoh :
K.300 (kg/cm2) ------> MPa. Dengan mengalikan 0,098 ==> fck = 300 x 0,098 =
29,4 MPa
terima kasih ..
Beton adalah bagian dari konstruksi yang dibuat dari campuran beberapa material sehingga
mutunya akan banyak tergantung kondisi material pembentuk ataupun
pada proses pembuatannya.
Untuk itu kualitas bahan dan proses pelaksanaannya harus dikendalikan agar
dicapai hasil yang optimal.
Concrete Institute).
MPa = Mega Pascal ; 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2.
Contoh :
K. 400, kekuatan tekan beton = 400 kg/cm2, dengan benda uji kubus 15 x 15 x 15 F’c = 40 MPa
= kekuatan tekan beton = 40 Mpa, dengan benda uji silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm
note :
Nilai praktis untuk padanan mutu beton antara PBI dan SNI
Contoh :
K. 100 kg/cm2 setara dengan = (100/10) x 0.83 = 10 x 0,83 = 8,3 Mpa ( cara praktis )
tabel diatas merupakan contoh yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam menentukan mutu
beton dalam pelaksanaan terkait dengan pemahaman antara Kualitas Beton dengan fc ( Mpa )
dan K ( kg/cm2 ).
Untuk mengetahui kepastian komposisi campuran dan kualitas yang diinginkan bisa dilakukan
uji laboratorium Mix Design ( penyelidikan material ) serta melakukan slump tes
Penentuan nilai Fc’ bisa juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari
hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm.
Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut ini :
Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83
(sebagaimana penjelasan diatas).
Contoh :
K.300 (kg/cm2) ------> MPa. Dengan mengalikan 0,098 ==> fck = 300 x 0,098 =
29,4 MPa
terima kasih ..
Mutu Beton
Mutu Beton menyatakan kekuatan tekan luas bidang permukaan.
kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil
pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai
5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang
diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15
(+0,06) cm pada umur 28 hari.
Sedangkan fc’ adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat berdasarkan pada
hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga
didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus
bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc’=(0,76+0,2 log
fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi
150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83.
Contoh :
Mutu beton fc' 25 MPa (benda uji silinder), mutu beton K berapa? Apabila
benda uji kubus 15x15x15 cm
Kuat tekan = 250 kg/cm2 : 0,83 = 301,20 kg/cm2 ~ K-300
0.675 = 4.725 m³
Pengambilan Sample Beton Dengan Coredrill
Written by Super User
Metoda core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan.
Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian seperti Kuat tekan.
Pengambilan sample beton dengan coredrill (pengeboran inti) dan uji kuat tekan beton di
laboratorium untuk Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya
berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder.
Contoh alat pengambilan sample beton dengan metode core drill tersebut yaitu sebagai berikut:
Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 2”
sampai 8”. Dan disarankan diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum
agregat betonnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sample beton adalah sebagai berikut:
(2) Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan,
biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur, atau dari
hasil NDT (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT (Ultrasonic Pulse
Velocity Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Pengambilan
contoh pada bangunan sudah lama berdiri, maka biasanya core drill dilakukan pada bagian-
bagian elemen struktur beton yang ingin diketahui kuat tekannya
(3) Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang
tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum,
dan tulangan utama.
4) Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat kasar
yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk
5) Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm;
6) Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L =
panjang dan D =diameter benda uji;
9) Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak lurus
terhadap sumbu benda uji;
10) Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2 batang;
11) Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2 batang,
benda uji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi ketentuan dan
bila tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan
12) Benda uji beton inti sesudah kaping yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 ≥ L/D ≥ 1,00
dimana tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.
Pengeboran dihentikan:
Pengambilan sample:
Sample beton diberi ID dan disimpan di laboratorium sebelum diuji tekan.
Pengujian kuat tekan dari sampel tersebut diatas biasanya lebih dikenal dengan pengujian
“Beton Inti” (SNI 03-3403-1994). Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas
dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN.
Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan
berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji
silinder beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada
dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu
minimal 40 jam dan diuji dalam kondisi basah.
Selanjutnya Kuat tekan beton dengan dengan ketelitian 0.95 MPa dapat dihitung sebagai berikut:
Sedangkan kuat tekan beton dengan ketelitian sampai dengan 0.5 MPa dapat dihitung dengan:
(SNI 03-3403-1994)
Dimana:
Co adalah faktor pengali yang berhubungan dengan arah pengambilan benda uji beton inti
pada struktur beton, dimana Co adalah sebagai berikut:
C1 adalah faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan
untuk kaping (L’) dengan diameter D dari benda uji, seperti yang diberikan pada table berikut:
C2 adalah faktor pengali karena adanya kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti
yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji dapat dihitung dengan rumus:
Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil
dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikut:
(1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’
(2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc’.
Untuk kebutuhan Pengambilan Sample Beton Dengan Coredrill yang anda butuhkan,
silahkan mengubungi kami PT Hesa Laras Cemerlang. Konsultan civi engineering dan jasa
pengujian lengkap dengan kualitas terbaik.
Sebagai Konsultan Non Destructive Test NDT kami sudah dipercaya untuk melakukan Uji Mutu
Dan Integritas Beton Ultrasonic Pulse Velocity Test di banyak gedung, jembatan dan bangunan
lainnya di Indonesia. Jika anda membutuhkan jasa ahli spesialis NDT maka anda berada di website
yang tepat. Untuk solusi kebutuhan pengujian mutu beton dan pengujian lainnya dengan metode uji
tanpa rusak, silahkan hubungi Konsultan Non Destructive Test dan Analisa Struktur Terbaik dan
terpercaya : PT. Hesa Laras Cemerlang melalui telpon atau email berikut ini :
Email: kontak@hesa.co.id
Setiap struktur bangunan gedung harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi kriteria teknis
bangunan yang layak baik dari segi mutu (keamanan bangunan), kenyamanan, sehingga dapat
melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Maka diperlukan uji Kelayakan Teknis Bangunan.
Tetang apa itu kelayakan teknis bangunan, silahkan baca artikel kami sebelumnya disini :
Setiap struktur bangunan gedung harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi kriteria teknis
bangunan yang layak baik dari segi mutu (keamanan bangunan), kenyamanan, sehingga dapat
melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Maka diperlukan uji Kelayakan Teknis Bangunan.
1. Pengamatan Visual
UPVT bekerja berdasarkan pengukuran waktu tempuh gelombang ultrasonik yang menjalar dalam struktur beton. Gelombang ultrasonik disalurkan dari transmitter
transducer yang ditempatkan dipermukaan beton melalui material beton menuju receiver transducer dan waktu tempuh gelombang tersebut diukur oleh Read-Out unit
PUNDIT Portable Unit Non Destructive Indicator Tester dalam m detik. Kedua transducer tersebut dapat ditempatkan secara direct, semi direct atau indirect. Karena
jarak antara kedua transducer ini telah diketahui, maka kecepatan gelombang ultrasonik dalam material beton dapat dihitung, yaitu tebal beton dibagi dengan waktu tempuh.
Proses Uji Mutu Dan Integritas Beton Ultrasonic Pulse Velocity Test tersebut akan kami jabarkan di artikel ini. Semoga dapat menambah wawasan anda.
Uji Mutu Dan Integritas Beton Dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test UPVT Proceq
PUNDIT Plus
Read more: Uji Mutu Dan Integritas Beton Ultrasonic Pulse Velocity Test
Sertifikat Laik Fungsi atau SLF, adalah sertifikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan
fungsi berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai syarat untuk
dapat dimanfaatkan. Fungsi dan tujuan diterbitkannya Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
adalah :
(1) SLF merupakan persyaratan untuk dapat dilakukannya pemanfaatan bangunan gedung.
(2) SLF diberikan kepada bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan memenuhi persyaratan
keandalan bangunan gedung serta sesuai dengan izin yang diberikan.
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung berdasarkan kesesuaian IMB yang telah
diberikan, mencakup:
a. kesesuaian fungsi;
b. persyaratan tata bangunan;
c. keselamatan;
d. kesehatan;
e. kenyamanan; dan
f. kemudahan.
Read more: Uji Kedalaman Daya Dukung Dan Integritas Tiang Seismic Shock Test
Sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton siapkan benda uji terlebih dahulu, peralatan
yang digunakan adalah sebagai berikut :
2. Tongkat pemadat, diameter 16 mm, panjang 600 mm, dengan ujung dibulatkan, dibuat
dari baja yang bersih dan bebas karat;
Setelah peralatan disiapkan, berikut ini adalah cara pembuatan benda uji:
1. Benda uji dibuat dari beton segar yag mewakili campuran beton;
2. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25
kali tusukan secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat
pemadat tidak boleh mengenai dasar cetakan, pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga
tongkat pemadat boleh masuk kira- kira 25,4 mm kedalam lapisan dibawahnya;
4. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji, untuk perencanaan campuran
beton, rendamlah benda uji dalam bak perndam berisi air pada
temperatur 25oC disebutkan untuk pematangan (curing), selama waktu yang
dikehendaki, untuk pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan,
pematangan (curing) disesuaikan dengan persyaratan.
Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan sebagai
berikut:
1. Ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak perendam,
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab;
3. Lapisilah (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang;
5. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2
sampai 4 kg/cm2 per detik;
6. Lakukan pembebanan sampai uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang
terjadi selama pemeriksaan benda uji;
1. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm cetakan diisi dengan
adukan beton dalam 2 lapis, tiap -tiap lapis dipadatkan dengan 29 kali tusukan; tongkat
pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm;
2. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi dengan
adukan beton dalam 2 lapis, tiap -tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan, tongkat
pemadat diameter 10 mm, panjang 300 mm;
4. Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk kubus ke bentuk
silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat tekan seperti berikut :
Tabel Angka Perbandingan Kuat Tekan
5. Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari;
6. Hasil pemeriksaan diambil nilai rata-rata dari minimum 2 buah benda uji;