Analisis Dan Evaluasi Saluran Drainase P PDF
Analisis Dan Evaluasi Saluran Drainase P PDF
Analisis Dan Evaluasi Saluran Drainase P PDF
Abstract
Drainage system is a set of activities that form the effort to drain water whether it is runoff or underground water from an
area or region. The purpose for this report is to analyze and evaluate the drainage channels in Perumnas Talang Kelapa
Palembang. In the implementation of this report, the short-term rainfall data from 2001 to 2012 was used. The rainfall data was
tested according to normal, log normal, log pearson III, and gumbel distribution. Select one result of those distribution with the
smallest deviation standard. Then, it must be tested with the smirnov-kolmogorov test to find the rain intensity equation. That
equation will be used to find the to plan the drainage dimension. To analyze the incapacitated drainage, this report will use
SWMM program. From the amount of 51 conduits in the SWMM model, there are 24 incapacitated conduits. To fix the conduits,
the rational method will be used.
2. TINJAUAN PUSTAKA menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air
tanah (Suripin, 2004).
2.1 Penelitian Terdahulu
Suripin (2004) dalam studi kasus Kota Semarang 2.2.3.2. Jenis-Jenis Drainase
yang mengungkapkan bahwa penampang saluran Jenis drainase dapat dikelompokkan sebagai
mengikuti trase yang sudah ada, sedangkan berikut (Hadi Hardjaja, dalam jurnal Kusumo 2009):
kemiringan dasar saluran diambil menyesuaikan A. Drainase Menurut Sejarah Terbentuknya
dengan kemiringan lahan setempat.Bentuk melintang 1) Drainase Alamiah (Natural Drainage)
penampang saluran disesuaikan dengan ketersedian Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak
lahan.Bagian yang lahannya terbatas digunakan terdapat bangunan-bangunan penunjang, saluran ini
bentuk persegi, sedangkan yang agak longgar terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena
digunakan bentuk trapesium.Perhitungan dimensi gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
saluran menggunakan persamaan Manning untuk permanen seperti sungai. Daerah-daerah dengan
aliran tunak seragam, kemudian dihitung pengaruh air drainase alamiah yang relatif bagus akan
balik pada daerah muara. membutuhkan perlindungan yang lebih sedikit
daripada daerah-daerah rendah yang tertindak sebagai
2.2. Landasan Teori kolam penampung bagi aliran dari daerah anak-anak
2.2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai yang luas.
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan 2) Drainase Buatan
sebagai kawasan yang dibatasi oleh pemisah Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan
topografis yang menampung, menyimpan dan tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan
mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai khusus seperti selokan pasangan batu, gorong-gorong,
yang akhirnya bermuara ke danau atau laut (Manan, dan pipa-pipa.
dalam jurnal Sismanto 2009). DAS merupakan satuan B. Drainase Menurut Letak Bangunannya
gerak air yang bersifat bebas dari DAS lainnya, yaitu 1) Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
dua buah DAS adalah DAS yang satu sama yang Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah
lainnya berbeda dalam hal pengaliran air. Dengan yang berfungsi untuk mengalirkan air limpasan
demikian, suatu DAS secara jelas dapat dipandang permukaan. Analisis alirannya merupakan analisis
sebagai satu kesatuan ekosistem hidrologi, geografi open channel flow (aliran saluran terbuka).
atau unsur fisik lainnya dengan unsur utamanya 2) Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface
sumber daya tanah, air, flora, dan fauna. Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan untuk mengalirkan
2.2.2. Banjir air limpasan permukaan melalui media di bawah
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan permukaan tanah (pipa-pipa) dikarenakan alasan-
(yang biasanya kering) karena volume air yang alasan tertentu. Ini karena alasan tuntutan artistik,
meningkat.Banjir ada dua peristiwa.Pertama peristiwa tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
banjir atau genangan yang terjadi pada daerah yang membolehkan adanya saluran dipermukaan tanah
biasanya tidak terjadi banjir. Kedua peristiwa banjir seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, dan
terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena taman.
debit banjir tidak mampu dialirikan oleh alur sungai C. Drainase Menurut Konstruksinya
atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran 1) Saluran Terbuka
sungai yang ada (Suripin, 2004). Saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan
yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang
2.2.3. Drainase Perkotaan cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang
2.2.3.1 Umum tidak membahayakan kesehatan atau menganggu
Drainase yang berasal dari bahasa inggris lingkungan.
drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, 2) Saluran Tertutup
membuang, atau mengalihkan air.Drainase secara Saluran yang pada umumnya sering di pakai untuk
umum dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan aliran air kotor (air yang mengganggu kesehatan atau
teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan tengah kota.
air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi D. Drainase Menurut Sistem Buangannya
kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga Pada sistem pengumpulan air buangan sesuai dengan
di artikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air fungsinya maka pemilihan sistem buangan dibedakan
tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, darinase menjadi (Hadi Hardjaja, dalam jurnal Kusumo 2009):
1) Sistem Terpisah (Separate System)
Dimana air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem beberapa stasiun penakar hujan yang ada di dalam
saluran masing-masing secara terpisah. atau di sekitar kawasan tersebut (Suripin, 2004).
berhubungan dengan permasalahan yang akan rencana, metode yang digunakan adalah metode
diteliti. Bahan-bahan tersebut berupa bahan yang Rasional. Pada metode ini dibutuhkan nilai
didapat dari tulisan-tulisan ilmiah, diktat-diktat, koefisien limpasan, intensitas hujan, dan luas
buku-buku maupun internet yang berkaitan areal tangkapan hujan. Setelah data debit
dengan masalah yang diteliti.Informasi yang diperoleh langkah selanjutnya mencari dimensi
didapat dari studi pustaka ini dapat digunakan saluran drainase, untuk mencari dimensi saluran
sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian ini. drainase dibutuhkan data debit, koefisien
kekasaran Manning, dan kemiringan dasar
3.2. Pengumpulan data saluran.
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan
data-data yang berhubungan dengan drainase 3.4. Kesimpulan
pada kawasan Perumnas Talang Kelapa di Sub Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
DAS Lambidaro Kota Palembang. metode yang dipakai maka diperoleh penampang
Adapun metode pengumpulan data yang saluran drainase yang efisien, selanjutnya
dipakai dalam penulisan laporan ini berupa penampang saluran drainase yang diperoleh dari
pengumpulan data dengan cara: perhitungan dibandingkan dengan kondisi
1. Pengumpulan data secara primer eksisting yang diperoleh dari lapangan.Dari hasil
Metode pengumpulan data secara primer ialah perbandingan bisa dilihat kondisi eksisting yang
metode yang digunakan untuk mendapatkan data berada dalam kondisi tidak baik, kondisi ini
secara langsung dari sumber yang diteliti. Contoh menyebabkan air yang ditampung oleh saluran
data-data primer ialah: Pengukuran dimensi drainase tersebut tidak optimal sehingga air
saluran drainase dan foto dimensi saluran tersebut melimpas.
drainase.
2. Pengukuran data secara sekunder
Metode pengumpulan data secara sekunder ialah 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
metode yang digunakan untuk mendapatkan data
dari sumber-sumber yang lain yang berhubungan Setelah data-data diperoleh kemudian
dengan materi penelitian dan bukan merupakan dilakukan perhitungan Analisis Frekuensi,
hasil langsung sipeneliti itu sendiri. Intensitas Hujan, Debit Banjir Rencana, dan
Contoh data-data sekunder ialah: Dimensi Saluran Drainase dengan menerapkan
a) Data curah hujan (jangka pendek) selama 12 metode atau rumus persamaan yang telah
tahun, mulai dari tahun 2001 sampai dengan dijelaskan sebelumnya pada Bab II. Perhitungan
2012 stasiun BMKG Kenten, Kota Palembang. dilakukan dengan menggunakan program
b) Peta Administrasi Kota Palembang komputer, Microsoft Excel dan EPA SWMM.
c) Peta Topografi Dari hasil perhitungan didapatkan dimensi
d) Peta tata guna lahan saluran kemudian dibandingkan dengan kondisi
e) Peta DAS Lambidaro eksisting yang ada dilapangan.