Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/301345713

Mengenang 30 Tahun Peristiwa Chernobyl

Article · April 2016

CITATIONS READS

0 1,346

1 author:

Yaziz Hasan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
45 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Coastal dynamics problems View project

All content following this page was uploaded by Yaziz Hasan on 17 April 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Mengenang 30 Tahun Peristiwa Chernobyl
Yaziz Hasan
Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama,
Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pendahuluan
Tiga puluh tahun telah berlalu, kecelakaan yang menimpa reaktor unit 4
Chernobyl pada Sabtu dini hari 26 April 1986 akan selalu dikenang sebagai peristiwa
paling tragis dalam industri nuklir. Kendati tidak sampai melumpuhkan industri nuklir
dunia, peristiwa itu merupakan pukulan dahsyat pada promosi pemanfaatan nuklir
untuk pembangkitan listrik. Dalam arah yang positif, peristiwa tersebut telah
memotivasi semua pihak agar senantiasa bertindak secara hati-hati dengan makin
memperhatikan aspek-aspek keselamatan.
Tanpa bermaksud ingin membangkitkan kembali trauma dan kepedihan yang
timbul, marilah kita sejenak menengok kembali peristiwa tersebut. Apa yang
sesungguhnya terjadi? Dan mengapa? Ini penting dalam rangka memberi pemahaman
yang benar dan menempatkan secara tepat tentang sebab-sebab kecelakaan, serta
bagaimana mengambil pelajaran penting dari peristiwa tragis ini.
Kecelakaan terjadi ketika operator sedang melakukan pengujian pada sistem
kontrol listrik dari salah satu reaktor di Kompleks PLTN Chernobyl. Kecelakaan itu
terjadi karena kombinasi kekurangan teknik dasar dalam bidang reaktor dan tindakan
salah operator: sistem pengaman dan keselamatan dimatikan, dan reaktor
dioperasikan di bawah kondisi tidak stabil, situasi yang memungkinkan terjadinya
lonjakan daya tidak terkendali.
Ini menyebabkan kaskade kejadian yang mengakibatkan serangkaian ledakan dan
kebakaran yang merusak dengan parah gedung dan teras reaktor, dan menyebabkan
pelepasan sejumlah besar zat radioaktif selama sepuluh hari.
Bencana Chernobyl di Republik Sosialis Soviet Ukraina, Uni Soviet (sekarang
Ukraina) dianggap sebagai kecelakaan pembangkit listrik nuklir terburuk dalam
sejarah dan berada pada level 7 Skala Peristiwa Nuklir Internasional (INES).
Informasi rinci tentang apa yang kini diketahui tentang kecelakaan dan urutan
kecelakaan telah dilaporkan, khususnya pada tahun 1986 dan 1992 oleh Badan
Tenaga Atom Internasional (IAEA), pada tahun 1994 dalam sebuah laporan dari
Massachusetts Institute of Technology, pada 1995 oleh Akademi Ilmu Pengetahuan
Ukraina, dan pada tahun 1991-1996 oleh Institut Kurchatov. Penjelasan dari
peristiwa-peristiwa yang mengarah pada kecelakaan dan tindakan yang dilakukan
untuk mengendalikan konsekuensinya diberikan dalam paragraf-paragraf berikut.
Seperti halnya dalam sebuah kecelakaan yang tidak terduga dan tidak diketahui,
banyak pertanyaan yang perlu jawaban.

Lokasi kecelakaan
Kompleks PLTN Chernobyl, terletak sekitar 130 km sebelah utara Kiev, Ukraina
(kala itu bagian dari Uni Soviet), dan selatan sekitar 20 km dari perbatasan dengan
Belarusia, terdiri dari empat reaktor nuklir desain RBMK-1000, Unit 1 dan 2
dibangun antara tahun 1970 dan 1977, sedangkan Unit 3 dan 4 dengan desain yang
sama diselesaikan pada tahun 1983. Dua lagi reaktor RBMK sedang dalam proses
pembangunan pada saat kecelakaan. Secara keseluruhan keempat reaktor itu
memasok 10 persen kebutuhan listrik Ukraina.
Di tenggara kompleks, terdapat danau buatan seluas sekitar 22 km persegi, yang
dibangun untuk menyediakan air pendingin reaktor. Danau ini terletak di samping
sungai Pripyat, sebuah anak sungai Dniepr.
Daerah ini digambarkan sebagai hutan tipe-Belarusia dengan kepadatan penduduk
rendah. Sekitar 3 km dari reaktor, di kota baru, Pripyat, bermukim 49 000 penduduk.
Kota tua Chernobyl, yang memiliki jumlah penduduk 12500, terletak sekitar 15 km ke
arah tenggara dari kompleks. Dalam radius 30 km, total penduduk adalah antara
115000 dan 135000.

Reaktor RBMK-1000
Pada saat kecelakaan Chernobyl, Program Energi Nuklir Soviet didasarkan pada
dua jenis desain reaktor, WWER, reaktor air ringan bertekanan, dan RBMK, reaktor
air ringan bermoderator grafit. Sementara jenis reaktor WWER diekspor ke negara-
negara lain, desain RBMK dibatasi hanya untuk republik-republik Uni Soviet. Hampir
setengah reaktor-reaktor Soviet menggunakan moderator grafit. Ada 15 RBMK yang
beroperasi di Uni Soviet kala itu, sementara 40 reaktor lainnya mirip dengan desain
reaktor yang ada di negara-negara Barat.
Empat reaktor RBMK-1000 di Chernobyl mewakili teknologi kasar berusia 30
tahun pada saat kecelakaan. Mereka sebenarnya sama dengan yang digunakan oleh
Enrico Fermi di Universitas Chicago pada 1942 ketika menciptakan reaksi berantai
pertama dunia. Angka 1000 menunjukkan 1000MW (listrik).
RBMK-1000 adalah reaktor air ringan tipe tabung tekan bermoderator grafit dan
berbahan bakar uranium dioksida diperkaya rendah (2% U-235). Ini adalah reaktor
didih air ringan, dengan uap diumpan langsung ke turbin, tanpa disela penukar-panas.
Air yang dipompakan ke bagian bawah saluran (kanal) bahan bakar akan mendidih
saat naik ke atas melewati tabung tekanan, menghasilkan uap yang akan diumpan
pada dua turbin 500 MWe [megawat listrik]. Air bertindak sebagai pendingin
sekaligus menyediakan uap yang digunakan untuk menggerakkan turbin. Tabung
tekanan vertikal berisi bahan bakar uranium-dioksida berkelongsong paduan-
zirkonium dimana di sekitarnya air pendingin mengalir. Sebuah mesin pemuat bahan
bakar yang dirancang khusus memungkinkan bundel-bundel bahan bakar dapat
diganti tanpa perlu memadamkan reaktor.
Moderator, yang berfungsi memperlambat neutron agar lebih efisien dalam
menghasilkan fisi dalam bahan bakar, dibuat dari grafit. Grafit dipilih sebagai
moderator karena murah dan melimpah. Suatu campuran nitrogen dan helium
disirkulasi antara blok-blok grafit terutama untuk mencegah oksidasi grafit dan untuk
meningkatkan transmisi panas yang dihasilkan oleh interaksi neutron dalam grafit,
dari moderator ke saluran bahan bakar. Teras sendiri berukuran tinggi sekitar 7 m dan
diameter sekitar 12 m, memuat sejumlah 220 ton bahan bakar, menjadikan reaktor
RBMK-1000 berukuran besar.
Ada empat pompa sirkulasi pendingin utama, salah satunya selalu siaga.
Reaktivitas atau daya reaktor dikendalikan dengan menaikkan atau menurunkan 211
batang kendali, yang, jika diturunkan, menyerap neutron dan mengurangi laju reaksi
fisi. Untuk mengendalikan reaktor digunakan batang kendali dari batang boron
karbida berujung grafit. Di antara ujung grafit dan batang boron karbida terdapat
ruang kosong sepanjang 1 m yang bakal terisi air pendingin ketika dimasukkan ke
dalam reaktor. Dilengkapi dua jenis batang kendali: manual dan otomatis.
Output daya reaktor ini adalah 3200 MWt (megawat termal) atau setara 1000
MWe, walaupun ada versi lebih besar yang dapat memproduksi 1500 MWe. Berbagai
sistem keamanan dan keselamatan, seperti sistem pendingin teras darurat dan
keperluan untuk penyisipan mutlak minimal 30 batang kendali, disertakan dalam
desain dan operasi reaktor.
Karakteristik paling penting dari reaktor RBMK adalah bahwa ia memiliki
"koefisien rongga (void) positif”. Ini berarti bahwa jika daya meningkat atau aliran air
berkurang, terjadi peningkatan produksi uap di saluran bahan bakar, sehingga neutron
yang harusnya telah diserap oleh air yang lebih padat sekarang justeru menimbulkan
peningkatan fisi dalam bahan bakar. Namun, dengan meningkatnya daya, demikian
juga suhu bahan bakar, akan memiliki efek mengurangi fluks neutron (koefisien
bahan bakar negatif). Efek gabungan dari kedua karakteristik yang berlawanan
bervariasi terhadap tingkat daya. Pada tingkat daya tinggi operasi normal, efek suhu
mendominasi, sehingga ekskursi daya yang mengarah pada panas berlebihan bahan
bakar tidak terjadi. Namun, pada output daya yang lebih rendah kurang dari 20%
maksimum, efek koefisien rongga positif menjadi dominan dan reaktor menjadi tidak
stabil dan rentan terhadap peningkatan daya tiba-tiba. Ini merupakan faktor utama
yang memberi ruang terjadinya kecelakaan.

Motivasi percobaan untuk perbaikan keselamatan


Jumat siang hari 25 April 1986, reaktor 4 akan dipadamkan untuk pemeliharaan
rutin ketika telah mendekati akhir siklus bahan bakar pertama. Percobaan sesuai
rencana telah dijadwalkan untuk menguji segi potensi keselamatan pendinginan teras
darurat selama proses pemadaman.
Salah satu masalah yang memusingkan manajemen Chernobyl adalah bagaimana
menjaga pompa pendingin tetap bekerja sebagaimana mestinya meski aliran listrik
terputus. Manajemen tidak menginginkan kejadian pelelehan teras karena kehilangan
aliran pendingin seperti yang menimpa Three Mile Islands, Pennsylvania (AS), 28
Maret 1979 terulang pada fasilitas mereka.
Sebagaimana diketahui bahwa setelah suatu pemadaman darurat (scram), segera
diperlukan pendinginan untuk menjaga suhu teras reaktor tetap rendah guna
menghindari kerusakan bahan bakar. Reaktor RBMK-1000 ini terdiri dari 1600
saluran bahan bakar individual dan tiap saluran operasional membutuhkan aliran 28
metrik ton (28000 liter) air per jam. Timbul kekhawatiran bahwa dalam kasus
kegagalan daya eksternal, akan menyebabkan pemadaman keselamatan otomatis,
dimana tidak ada daya eksternal yang menjalankan pompa-pompa air pendingin
reaktor. Reaktor-reaktor Chernobyl dilengkapi dengan tiga generator diesel cadangan.
Generator-generator tersebut perlu 15 detik untuk dihidupkan, tetapi perlu lagi 60-75
detik untuk mencapai kecepatan penuh dan mencapai kapasitas sebesar 5,5 MWe
yang dibutuhkan untuk menjalankan satu pompa air pendingin utama.
Reaktor nuklir memerlukan aliran pendingin untuk menghilangkan panas
peluruhan, bahkan ketika sedang tidak aktif membangkitkan daya. Dalam hal
kegagalan daya eksternal, reaktor secara otomatis akan scram: batang-batang kendali
akan terinsersi dan menghentikan proses fisi nuklir (dan sebagai akibatnya
pembangkitan uap). Namun, dalam bahan bakar bekas, produk-produk fisi itu sendiri
adalah radioaktif dan masih terus menghasilkan panas ketika mereka meluruh. Ini bisa
sebesar 1-2 persen dari output normal daya reaktor. Jika tidak segera diambil oleh
sistem pendingin, panas tersebut bisa menimbulkan kerusakan teras reaktor.
Kesenjangan daya satu menit ini dianggap tidak dapat diterima dan disarankan
bahwa energi mekanik (momentum rotasi) dari turbin uap dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik untuk menjalankan pompa air pendingin utama sewaktu
putarannya melambat yang akhirnya akan berhenti. Dalam teori, analisis
menunjukkan bahwa momentum sisa memiliki potensi untuk memberikan daya
selama 45 detik, yang akan menjembatani kesenjangan daya antara awal kegagalan
daya listrik eksternal dan ketersediaan daya listrik penuh dari generator diesel darurat,
tapi kemampuan ini perlu dikonfirmasi secara eksperimental. Percobaan-percobaan
sebelumnya berakhir gagal. Suatu percobaan awal 1982 menunjukkan bahwa
tegangan eksitasi generator-turbin tidak cukup; ia tidak mempertahankan medan
magnet generator yang diinginkan selama putaran sisa (spin-down). Sistem ini
dimodifikasi, dan pada 1984 pengujian diulang, tapi pengujian ulang terbukti juga
tidak berhasil. Pada 1985 pengujian dicoba untuk ketiga kalinya, tetapi juga
menghasilkan hasil negatif. Setelah dilakukan pengembangan tambahan pada
turbogenerator, dirasakan perlu adanya eksperimen ulang dan prosedur pengujian ini
harus diulang lagi pada 1986. Pilihan jatuh pada reaktor unit 4 dengan jadwal waktu
pada Jumat 25 April 1986, mengingat reaktor ini memang hendak dimatikan guna
menjalani perawatan dan perbaikan rutin.
Pengujian difokuskan pada rangkaian pemindah pasokan listrik reaktor. Karena
prosedur pengujian akan dimulai ketika reaktor discram secara otomatis pada awal
sekali dari percobaan, percobaan tidak diantisipasi akan memiliki efek yang
merugikan keselamatan reaktor. Program pengujian juga tidak dikoordinasikan secara
resmi dengan kepala perancang reaktor maupun manajer ilmiah. Sebaliknya, hanya
disetujui oleh direktur pembangkit, dan bahkan persetujuan ini tidak konsisten dengan
prosedur yang ditetapkan. Menurut parameter-parameter pengujian, pada awal
percobaan, output termal reaktor seharusnya tidak lebih rendah dari 700 MW. Jika
kondisi sudah seperti yang direncanakan, pengujian hampir pasti akan berjalan
dengan selamat; bencana terjadi sebagai akibat dari upaya untuk meningkatkan output
reaktor setelah percobaan dimulai, tidak konsisten dengan prosedur yang telah
disetujui.
Reaktor ini telah beroperasi selama dua tahun tanpa kemampuan untuk melalui
60-75 detik pertama dari kehilangan total daya listrik, aspek penting keselamatan.
Para manajer stasiun berharap dapat memperbaiki hal ini pada kesempatan pertama.
Ini menjelaskan mengapa mereka terus melanjutkan pengujian bahkan ketika masalah
serius muncul, dan mengapa persetujuan yang diperlukan untuk pengujian ini tidak
dimintakan dari regulator pengawas nuklir Soviet, walaupun ada perwakilannya di
kompleks keempat reaktor tersebut.
Prosedur eksperimen direncanakan akan berjalan sebagai berikut:
- reaktor harus dijaga pada daya rendah, tetapi > 700 MWt,
- turbin uap akan dijalankan sampai dengan kecepatan penuh,
- bila kondisi tersebut tercapai, pasokan uap harus ditutup,
-turbin akan dibiarkan berputar bebas (freewheel) melambat, dan
- kinerja generator harus dicatat untuk menentukan apakah ia bisa memberikan
daya antara bagi pompa pendingin.

Tindakan yang menyebabkan kecelakaan


Kondisi untuk menjalankan pengujian ditetapkan sebelum shift pagi 25 April
1986. Para pekerja shift pagi sebelumnya telah diinstruksikan tentang pengujian dan
akrab dengan prosedur. Sebuah tim khusus insinyur listrik hadir untuk menguji sistem
pengatur tegangan yang baru. Sesuai rencana, pada tanggal 25 April pengurangan
bertahap pada output daya dimulai pukul 01:06 dini hari, dan pada awal shift tingkat
daya telah mencapai 50%. Pembangkit tenaga listrik daerah lain tak terduga berhenti
memasok daya ke grid, dan pengontrol grid listrik Kiev meminta agar pengurangan
output lebih lanjut reaktor Chernobyl ditunda, karena daya dibutuhkan untuk
memenuhi permintaan puncak malam. Direktur reaktor Chernobyl setuju dan
pengujian ditunda.
Pukul 11:04 malam, pengendali grid Kiev memperbolehkan proses pemadaman
reaktor untuk dilanjutkan. Keterlambatan ini memiliki beberapa konsekuensi serius:
shift pagi sudah lama pulang, shift sore itu juga bersiap-siap untuk pulang, dan shift
malam tidak akan mengambil alih sampai tengah malam, baik dalam pekerjaan.
Pengurangan cepat lanjutan dengan tingkat daya 50% sebenarnya dilaksanakan
selama pergantian shift. Menurut rencana, pengujian harus telah selesai pada siang
hari dan shift malam hanya akan menjaga sistem pendingin panas peluruhan pada
stasiun yang telah padam; shift malam memiliki waktu sangat terbatas untuk
mempersiapkan dan melakukan percobaan. Alexander Akimov adalah kepala shift
malam, dan Leonid Toptunov adalah operator yang bertanggung jawab atas rezim
operasional reaktor, termasuk pergerakan batang kendali. Toptunov adalah seorang
insinyur muda yang telah bekerja secara mandiri sebagai insinyur senior selama
sekitar tiga bulan.
Rencana pengujian menyaratkan output daya reaktor harus dikurangi dari nominal
3.200 MWt menjadi 700-1.000 MWt. Level daya yang ditetapkan dalam program
pengujian (700 MWt) dicapai pada 00:05 dini hari 26 April; namun, karena produksi
alamiah penyerap neutron dalam teras, xenon-135, daya reaktor terus menurun,
bahkan tanpa tindakan operator. Saat daya mencapai sekitar 500 MWt, Toptunov
melakukan kesalahan dengan memasukkan batang kendali terlalu dalam, membawa
reaktor ke keadaan hampir padam. Keadaan yang tepat mungkin tidak akan pernah
diketahui, karena keduanya Akimov dan Toptunov meninggal karena paparan radiasi.
Daya reaktor turun menjadi 30 MWt (atau kurang)−tingkat daya benar-benar
mendekati padam sekitar 5 persen dari level daya awal minimum yang ditetapkan
aman untuk pengujian. Personil ruang kendali membuat keputusan untuk
mengembalikan daya dan mengangkat batang-batang kendali reaktor, meskipun
beberapa menit berlalu setelah pengangkatan sampai output daya mulai meningkat
dan kemudian stabil pada 160-200 MWt. Dalam hal ini sebagian besar batang kendali
telah ditarik hingga batas atasnya, tetapi nilai rendah marjin reaktivitas operasional
membatasi peningkatan lebih lanjut daya reaktor. Penurunan cepat daya dan operasi
berikutnya pada tingkat kurang dari 200 MWt menyebabkan peningkatan keracunan
teras reaktor oleh akumulasi xenon-135, yang membuatnya perlu untuk mengangkat
batang kendali yang lain dari teras reaktor.
Meskipun ada perintah operasi standar bahwa minimal 30 batang kendali yang
diperlukan untuk menjaga kendali reaktor, dalam pengujian hanya 6-8 batang kendali
yang benar-benar digunakan. Sebagian besar batang kendali telah ditarik untuk
mengkompensasi meningkatnya xenon yang bertindak sebagai penyerap neutron dan
mengurangi daya. Ini berarti bahwa jika ada lonjakan daya, diperlukan kira-kira 20
detik untuk menurunkan kembali batang kendali dan memadamkan reaktor. Meskipun
demikian, diputuskan tetap melanjutkan program pengujian.
Terjadi peningkatan aliran pendingin yang mengakibatkan penurunan tekanan
uap. Trip otomatis yang bertindak memadamkan reaktor ketika tekanan uap rendah,
telah ditiadakan. Dalam rangka mempertahankan daya, operator lalu menarik hampir
semua batang kendali yang tersisa. Akibatnya reaktor menjadi sangat tidak stabil dan
operator harus melakukan penyesuaian setiap beberapa detik berusaha
mempertahankan daya konstan.
Pada sekitar saat inilah, operator mengurangi aliran air umpan (feedwater),
mungkin untuk menjaga tekanan uap. Secara bersamaan, pompa-pompa yang
digerakkan oleh turbin yang melambat tidak cukup memberikan air pendingin ke
reaktor. Hilangnya air pendingin memperparah kondisi tidak stabil reaktor dengan
meningkatnya produksi uap di saluran pendingin (koefisien rongga positif), dan
operator tidak bisa mencegah lonjakan daya sangat besar, diperkirakan 100 kali
output daya nominal.
Peningkatan produksi panas tiba-tiba ini merusak bagian bahan bakar dan
partikel-partikel kecil bahan bakar yang panas, bereaksi dengan air, menyebabkan
ledakan uap, yang menghancurkan teras reaktor. Sebuah ledakan kedua memperparah
kehancuran dua sampai tiga detik kemudian. Meskipun tidak diketahui secara pasti
apa yang menyebabkan ledakan, diduga bahwa yang pertama adalah ledakan
uap/bahan bakar panas, dan mungkin hidrogen yang memainkan peran pada ledakan
kedua yang bersifat kimiawi (bukan nuklir) dari reaksi hidrogen yang bercampur
dengan udara. Ini terjadi pada Sabtu 26 April 1986, pukul 01:23:58 dini hari waktu
setempat. Atap bangunan reaktor terangkat tinggi ke atas, sementara teras meleleh dan
luluh lantak. Ini segera menyebarkan partikulat dan debu radioaktif dalam jumlah
besar yang mengandung gas produk fisi termasuk iodium-131, caesium-137,
strontium-90, dan produk lainnya yang sangat radioaktif. Teras reaktor yang telah
terbuka juga memungkinkan oksigen dari atmosfer bereaksi dengan teras reaktor yang
luar biasa panas yang mengandung 1700 metrik ton moderator grafit yang mudah
terbakar. Moderator grafit terbakar meningkatkan emisi partikel radioaktif, yang
terbawa asap. Kejadian selanjutnya telah dapat diduga sungguh tragis dan
menyedihkan.

Langkah penanganan kecelakaan


Ledakan yang terjadi sekitar 1:24 dini hari ini mengangkat teras ke atas dan
menghancurkan sebagian besar bangunan. Bahan bakar, komponen-komponen teras,
dan bagian-bagian struktural lainnya terlontar dari ruang reaktor ke atap bangunan
yang berdekatan dan pada semua halaman bangunan reaktor. Pelepasan zat radioaktif
ke lingkungan juga terjadi sebagai akibat dari ledakan ini.
Puing-puing teras yang terlempar oleh ledakan mulai memicu beberapa kebakaran
(lebih dari 30) di atap gedung reaktor dan ruang mesin, yang ditutupi dengan tar yang
sangat mudah terbakar. Beberapa kebakaran itu menyebar ke ruang mesin dan melalui
tabung kabel, ke sekitar reaktor Unit 3. Kelompok pertama terdiri dari 14 petugas
pemadam kebakaran tiba di lokasi kecelakaan pada 1:28. Bala bantuan dikerahkan
sampai sekitar pukul 4 pagi, ketika 250 petugas pemadam kebakaran siap siaga dan
69 aktif berpartisipasi dalam kegiatan pengendalian kebakaran. Kegiatan ini
dilakukan sampai dengan 70 m di atas tanah dalam kondisi tingkat radiasi tinggi dan
asap tebal yang dahsyat. Hingga 2:10, api terbesar di atap ruang mesin telah berhasil
dipadamkan, sementara hingga 2:30 kebakaran terbesar di atap ruang reaktor berada
di bawah kontrol. Sekitar 4:50, sebagian besar api telah padam. Tindakan ini
menyebabkan kematian lima petugas pemadam kebakaran.
Tidak jelas apakah api itu berasal dari rongga reaktor selama 20 jam pertama
setelah ledakan. Namun, ada uap dan air yang cukup besar karena tindakan dari
petugas pemadam kebakaran dan personil reaktor. Sekitar 20 jam setelah ledakan,
pada 9:41 malam, kebakaran besar muncul ketika bahan dalam reaktor menjadi sangat
panas memicu gas mudah terbakar yang dilepaskan dari teras yang hancur, misalnya,
hidrogen dari reaksi zirkonium dengan air dan karbon monoksida dari reaksi grafit
panas dengan uap. Kebakaran menimbulkan suara ledakan dan nyala besar yang
awalnya mencapai paling sedikit 50 m di atas puncak gedung reaktor yang hancur.
Langkah pertama yang diambil untuk mengendalikan api dan pelepasan
radionuklida terdiri dari menjatuhkan senyawa-senyawa penyerap neutron dan bahan
pengendali api ke dalam kawah yang dibentuk oleh kehancuran reaktor. Jumlah bahan
yang dijatuhkan sekitar 5.000 ton, yang meliputi sekitar 40 ton senyawa boron, 2.400
ton timbal, 1.800 ton pasir dan tanah liat, dan 600 ton dolomit, serta cairan fosfat
natrium dan polimer. Sekitar 150 ton bahan itu dibuang pada tanggal 27 April, diikuti
oleh 300 ton pada tanggal 28 April, 750 ton pada tanggal 29 April, 1500 ton pada 30
April, 1900 ton pada tanggal 1 Mei, dan 400 ton pada tanggal 2 Mei. Sekitar 1.800
penerbangan helikopter dilakukan untuk menjatuhkan bahan ke reaktor yang terbakar.
Selama penerbangan-penerbangan pertama, helikopter tetap diam di atas reaktor
sambil menjatuhkan bahan. Namun, ketika laju dosis yang diterima oleh pilot
helikopter selama prosedur ini dinilai terlalu tinggi, maka diputuskan bahwa bahan
harus dijatuhkan sambil helikopter melintas di atas reaktor. Prosedur ini, yang
memiliki akurasi yang buruk, menyebabkan kerusakan tambahan bangunan yang
berdiri dan menyebarkan pencemaran. Bahkan, banyak bahan yang diangkut oleh
helikopter itu dibuang di atas atap ruang reaktor, di mana pijaran api terlihat, karena
teras reaktor sebagian terhalang oleh perisai biologis bagian atas, pipa yang rusak, dan
sampah lainnya, dan meningkatnya asap membuat sulit untuk melihat dan
mengidentifikasi lokasi teras. Kegiatan menjatuhkan bahan berhenti di hari ke-7 (2
Mei) hingga hari ke-10 (5 Mei) setelah kecelakaan karena ketakutan bahwa struktur
pendukung bangunan tidak bisa menahan dan alasan teknis lainnya.
Setelah puing reaktor dipastikan telah mati dan dingin, sebuah struktur sarkofagus
raksasa dibangun untuk menyelubungi seluruh puing pada Desember 1986.

Dampak Kecelakaan
Sampai 2005, IAEA dan WHO mencatat jumlah korban tewas 56 orang (47 kru
reaktor dan petugas pemadam kebakaran serta 9 anak-anak yang menderita kanker
tiroid). Dari 6,6 juta orang yang terpapar radioisotop, diperkirakan 9000 diantaranya
terpapar berat. Hingga 2002 dideteksi terdapat 4000 kasus anak penderita kanker
tiroid.
Setelah kecelakaan, sekitar 116000 orang diungsikan, sebagian besar dari zona
radius 30 km. Mencakup sekitar 45000 orang dari kota Pripyat. Diperkirakan 24000
orang menerima dosis radiasi yang melebihi 45 rem. Dosis tiroid yodium-131 setinggi
250 rem terukur pada beberapa anak Lelev.
Kebanyakan korban tewas disebabkan oleh keracunan radiasi. Sulit untuk
mengukur secara akurat berapa jumlah kematian yang disebabkan oleh kejadian
Chernobyl, sebagaimana dari waktu ke waktu menjadi lebih sulit untuk menentukan
apakah kematian itu telah disebabkan oleh paparan radiasi. Laporan 2005 yang
disusun oleh Forum Chernobyl, dipimpin oleh Badan Tenaga Atom Internasional
(IAEA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengindikasikan kurang dari 50
kematian langsung (termasuk sembilan anak-anak penderita kanker tiroid) dan
diperkirakan bahwa mungkin ada 4000 kematian kanker tambahan dari waktu ke
waktu di antara sekitar 600000 orang yang terkena paparan paling tinggi. Meskipun
Zona Larangan Chernobyl dan beberapa zona terbatas tertentu lainnya tetap terlarang,
saat ini sebagian besar kawasan yang terkena dianggap telah aman bagi pemukiman
dan aktivitas ekonomi.
Beberapa angka berlebihan telah diterbitkan mengenai jumlah kematian
disebabkan oleh kecelakaan Chernobyl. Sebuah publikasi oleh Kantor PBB untuk
Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memberikan dukungan pada angka-angka
berlebihan ini. Namun, Ketua UNSCEAR menegaskan bahwa "laporan ini penuh
dengan laporan yang tidak memiliki dukungan dalam penilaian ilmiah", dan laporan
Forum Chernobyl juga menolaknya.
Komite Ilmiah Efek Radiasi Atom PBB (UNSCEAR), bekerjasama dengan WHO,
selama 20 tahun telah melakukan penelitian ilmiah dan epidemiologi rinci tentang
efek kecelakaan Chernobyl. Selain dari 57 kematian langsung dalam kecelakaan itu
sendiri, UNSCEAR awalnya memperkirakan sampai 4000 kasus kanker tambahan
karena kecelakaan itu. Namun, laporan UNSCEAR terbaru menunjukkan bahwa
estimasi ini telah dibesar-besarkan. Selain itu, IAEA menyatakan bahwa tidak ada
peningkatan angka lahir cacat atau kelainan, atau kanker lainnya (seperti kanker paru-
paru) menguatkan penilaian UNSCEAR.
Forum Chernobyl adalah pertemuan reguler IAEA, organisasi PBB lainnya (FAO,
UN-OCHA, UNDP, UNEP, UNSCEAR, WHO, dan Bank Dunia), dan pemerintah
Belarusia, Rusia, dan Ukraina yang membahas isu-isu kajian ilmiah yang teratur dari
bukti efek kesehatan dari kecelakaan Chernobyl. Forum Chernobyl menyimpulkan
bahwa dua puluh delapan pekerja darurat meninggal karena sindrom radiasi akut
termasuk luka bakar beta dan 15 pasien meninggal karena kanker tiroid, dan secara
kasar diperkirakan bahwa kematian akibat kanker Chernobyl dapat mencapai total
sekitar 4000 di antara 600.000 orang telah menerima paparan terbesar. Juga
disimpulkan bahwa risiko yang lebih besar daripada efek jangka panjang paparan
radiasi adalah risiko pada kesehatan mental ketakutan berlebihan tentang efek radiasi.
Cap sebagai korban ketimbang sebagai yang selamat telah membuat mereka
menganggap diri mereka sebagai tak tertolong, lemah dan kehilangan kontrol atas
masa depan mereka.
Laporan lain yang mengkritik laporan Forum Chernobyl dikeluarkan oleh
Greenpeace, yang sangat terkenal dengan posisi anti-nuklirnya. Dalam laporannya,
Greenpeace menduga bahwa: "angka-angka yang diterbitkan baru-baru ini
menunjukkan bahwa di Belarusia, Rusia dan Ukraina saja kecelakaan itu diperkirakan
bisa mengakibatkan 200000 kematian tambahan dalam periode antara tahun 1990 dan
2004." Namun, laporan Greenpeace tersebut gagal membedakan antara kenaikan
umum dalam jumlah kanker menyusul bubarnya sistem perawatan kesehatan Uni
Soviet dan efek terpisah dari kecelakaan Chernobyl.
Terakhir, dalam laporan Dokter Internasional untuk Pencegahan Perang Nuklir
(IPPNW) afiliasi Jerman menyatakan bahwa lebih dari 10000 orang sekarang terkena
kanker tiroid dan 50000 kasus diperkirakan di masa depan.
Namun, menurut beberapa komentator, baik laporan Greenpeace maupun IPPNW
mengandung banyak kelemahan karena tidak adanya penelitian asli dan kegagalan
untuk memahami data epidemiologi. Dikatakan, penting untuk dicamkan bahwa
banyak kesimpulan laporan seperti dari UNSCEAR akan tetap dibantah oleh
kelompok-kelompok anti-nuklir.

Chernobyl hari ini


Puing reaktor Chernobyl sekarang ditutup dengan sebuah sarkofagus (cungkup)
beton besar, yang dibangun dengan cepat untuk memungkinkan berlangsungnya
operasi reaktor lainnya di kompleks tersebut. Pengungkung Keselamatan yang baru
telah dibangun akhir 2005, namun mengalami penundaan dan kini diharapkan selesai
pada 2012. Bangunan tersebut dibangun dekat pelindung yang sekarang dan
kemudian akan didorong ke posisinya menggunakan bantalan rel. Cungkup berupa
lengkungan logam dengan tinggi 105 meter dan merentang 257 meter, untuk
melindungi puing reaktor. Dana Perlindungan Chernobyl, yang dibentuk 1997, telah
menerima 810 juta euro dari donor internasional.
Terdapat Zona Larangan 27 km sekitar Chernobyl di mana secara resmi tidak ada
yang diizinkan tinggal, kecuali penduduk tua. Para pemukim kembali ini adalah
orang-orang tua yang hidup di wilayah tersebut sebelum kecelakaan. Saat ini ada
sekitar 10.000 orang antara usia 60 dan 90 yang tinggal di dalam Zona sekitar
Chernobyl. Keluarga muda diizinkan untuk mengunjungi, tapi hanya untuk periode
waktu singkat.
Akhirnya tanah dapat dimanfaatkan untuk beberapa jenis tujuan industri yang
akan melibatkan tapak-tapak beton.
Zona Larangan juga dilaporkan sebagai surga bagi satwa liar. Ketika manusia
diungsikan dari daerah tersebut 30 tahun yang lalu, terjadi peningkatan populasi
hewan dan hewan-hewan spesies langka yang selama berabad-abad tidak pernah
terlihat telah kembali atau telah muncul kembali, misalnya lynx, babi hutan, serigala,
beruang coklat Eurasia, bison Eropa, kuda Przewalski, dan burung elang. Burung-
burung bahkan membuat sarang di dalam retakan sarkofagus beton yang melindungi
puing reaktor yang hancur. Zona Larangan begitu penuh dengan satwa liar dan
tanaman hijau yang pada 2007 pemerintah Ukraina menunjuknya sebagai cagar alam
satwa liar, Chernobyl Khusus, dan salah satu cagar alam terbesar di Eropa.
Menurut laporan PBB tahun 2005, satwa liar telah kembali meski tingkat radiasi
saat ini 10-100 kali lebih tinggi dari radiasi latar normal. Meskipun secara signifikan
lebih tinggi sesaat setelah kecelakaan, tingkat radiasi telah turun jauh karena
peluruhan radioaktif.
Beberapa peneliti menyatakan bahwa dengan menghentikan penghancuran
habitat, bencana Chernobyl membantu satwa liar berkembang. Ahli biologi Robert J.
Baker dari Universitas Teknologi Texas adalah salah satu yang pertama melaporkan
bahwa Chernobyl telah menjadi tempat berlindung satwa liar dan banyak tikus yang
ia pelajari di Chernobyl sejak awal 1990-an telah menunjukkan toleransi yang luar
biasa pada tingkat radiasi tinggi.
Namun peneliti lain menemukan beberapa kelainan fisik pada seriti, berupa ekor
yang bengkok, kantung udara yang cacat dan paruh yang cacat.
Namun, peneliti lain mengkritik temuan-temuan ini dan malahan mengusulkan
bahwa kurangnya pengaruh manusia di zona pengecualian secara lokal mengurangi
mangsa serangga seriti dan bahwa tingkat radiasi di sebagian besar zona pengecualian
sekarang ini terlalu rendah untuk memiliki efek negatif yang dapat diamati. Ada
kemungkinan bahwa seriti sangat rentan terhadap peningkatan kadar radiasi pengion
karena mereka bermigrasi; mereka tiba di Zona Larangan dengan kelelahan dan
kehabisan cadangan antioksidan pelindung radiasi setelah suatu perjalanan yang sulit.
Beberapa kelompok peneliti menyatakan bahwa tanaman di daerah ini telah
beradaptasi pada tingkat radiasi tinggi, misalnya dengan meningkatkan aktivitas
mesin perbaikan selular DNA dan hipermetilasi.

Faktor-faktor Penyebab
Terdapat dua penjelasan resmi tentang kecelakaan itu. Awalnya, kemudian diakui
salah, diterbitkan pada Agustus 1986, menempatkan kesalahan pada operator reaktor.
Untuk menyelidiki penyebab kecelakaan IAEA membentuk kelompok yang dikenal
dengan Kelompok Penasihat Keselamatan Nuklir Internasional (International Nuclear
Safety Advisory Group-INSAG), yang dalam laporannya tahun 1986, INSAG-1,
secara keseluruhan mendukung pandangan ini, berdasarkan data yang diberikan oleh
Soviet dan laporan lisan dari spesialis. Dalam pandangan ini, kecelakaan disebabkan
oleh pelanggaran aturan operasi dan peraturan. "Selama persiapan dan pengujian
generator turbin dalam kondisi melambat menggunakan beban bantu, personil
memutus serangkaian sistem perlindungan teknis dan melanggar ketentuan
keselamatan operasional paling penting guna melakukan percobaan teknis". Hal ini
mungkin karena, kurangnya pengetahuan fisika reaktor dan teknik nuklir mereka,
serta kurangnya pengalaman dan pelatihan. Menurut dugaan ini, pada saat kecelakaan,
reaktor dioperasikan dengan mematikan banyak sistem keselamatan kunci, seperti
Sistem Pendingin Teras Darurat (ECCS), sistem kendali otomotis lokal (LAR), dan
sistem penurun daya darurat (AZ). Personil memiliki pemahaman yang kurang rinci
atas prosedur teknis, dan sengaja mengabaikan peraturan untuk mempercepat
penyelesaian pengujian.
Dalam analisis ini, kelemahan desain reaktor dan peraturan operasi yang
membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan dikesampingkan dan hanya disebutkan
sambil lalu. Pengamatan kritis hanya mencakup pertanyaan umum dan tidak mengurai
alasan spesifik kecelakaan. Gambaran umum berikut ini berasal dari pengamatan
dimaksud. Beberapa penyimpangan prosedural juga memiliki andil membuat
kecelakaan itu mungkin. Salah satunya adalah komunikasi yang tidak cukup antara
petugas keselamatan dan operator yang bertanggung jawab atas percobaan yang
sedang berjalan pada malam nahas tersebut. Operator reaktor mematikan sistem
keselamatan dan semua kendali dialihkan dari proses komputer ke operator manusia.
Pandangan ini tercermin dalam berbagai publikasi dan juga pada karya-karya
artistik yang bertema kecelakaan Chernobyl yang muncul segera setelah kecelakaan
itu, dan untuk waktu yang lama tetap dominan dalam kesadaran publik dan publikasi
populer.
Namun, pada tahun 1992 INSAG menerbitkan sebuah laporan tambahan, INSAG-
7, yang meninjau bagian laporan INSAG-1 dimana perhatian utama diberikan kepada
penyebab kecelakaan. Dalam laporan terakhir ini, sebagian besar tuduhan terhadap
staf operator bahwa melanggar peraturan diakui salah, berdasarkan informasi yang
tidak benar yang diperoleh pada bulan Agustus 1986. Laporan ini mencerminkan
pandangan lain tentang penyebab kecelakaan.
Menurut analisis ini, mematikan ECCS, yang bersentuhan dengan sistem
pengaturan pada peralatan perlindungan, dan memblok tingkat dan tekanan di drum
separator, tidak berkontribusi pada penyebab awal dan besarnya kecelakaan,
meskipun hal itu mungkin suatu pelanggaran peraturan. Mematikan sistem
kedaruratan yang dirancang untuk mencegah berhentinya dua generator turbin bukan
pelanggaran peraturan.
Faktor manusia tetap dianggap berkontribusi pada kondisi yang menyebabkan
kecelakaan, yaitu bekerja pada tingkat daya rendah, kurang dari 700 MWt, tingkat
yang didokumentasikan dalam program pengujian, dan bekerja dengan marjin
reaktivitas operasional (operational reactivity margin-ORM) kecil. Namun demikian,
bekerja pada tingkat daya yang rendah ini pun tidak dilarang dalam peraturan.
Menurut laporan yang terakhir ini, penyebab utama kecelakaan tersebut terletak
pada kekhususan fisika dan desain reaktor. Ada dua faktor penyebab, yaitu reaktor
memiliki koefisien rongga positif dan kelemahan desain pada batang kendalinya.
Reaktor memiliki koefisien rongga positif besar berbahaya. Koefisien rongga
adalah ukuran bagaimana reaktor merespon pembentukan uap yang meningkat dalam
air pendingin. Umumnya desain reaktor lain memiliki koefisien negatif, yaitu output
panas berkurang ketika fase uap dalam reaktor meningkat, karena jika pendingin
mengandung gelembung uap, lebih sedikit neutron yang melambat. Neutron-neutron
cepat cenderung kurang membelah atom uranium, sehingga reaktor menghasilkan
daya yang lebih kecil (umpan balik negatif). Tetapi, reaktor RBMK Chernobyl
menggunakan grafit padat sebagai moderator untuk memperlambat neutron, dan air di
dalamnya, sebaliknya, bertindak seperti penyerap neutron berbahaya. Jadi neutron
akan diperlambat bahkan ketika gelembung uap terbentuk dalam air. Selanjutnya,
karena uap menyerap neutron sedikit lebih mudah daripada air, meningkatkan
intensitas penguapan berarti bahwa makin banyak neutron yang mampu membelah
atom uranium, artinya meningkatkan output daya reaktor. Hal ini membuat desain
RBMK sangat tidak stabil pada level daya rendah, dan cenderung meningkatkan
produksi energi tiba-tiba ke tingkat yang berbahaya. Perilaku ini kontra-intuitif, dan
sifat ini tidak diketahui kru reaktor.
Sebuah kelemahan lain yang lebih signifikan adalah desain batang kendalinya.
Dalam desain reaktor RBMK, bagian bawah setiap batang kendali terbuat dari grafit
dan 1,3 meter lebih pendek dari yang semestinya, dan dalam ruang di bawah batang
ada saluran berongga yang diisi dengan air. Bagian atas batang, yaitu bagian yang
benar-benar bersifat fungsional untuk menyerap neutron dan dengan demikian
menghentikan reaksi, terbuat dari boron karbida. Dengan desain ini, ketika batang
dimasukkan ke dalam reaktor dari posisi teratas, bagian grafit pertama-tama akan
memindahkan sebagian pendingin. Hal ini akan meningkatkan laju reaksi fisi, karena
grafit adalah moderator neutron lebih kuat. Jadi selama beberapa detik pertama
aktivasi batang kendali, output daya reaktor meningkat, bukannya berkurang seperti
yang diinginkan. Perilaku ini kontra-intuitif dan tidak diketahui oleh operator reaktor.
Sekali lagi, faktor manusia harus dianggap sebagai elemen utama dalam
menyebabkan kecelakaan itu. Seperti dalam laporan yang dirilis sebelumnya INSAG-
1, perhatian yang seksama diberikan dalam laporan INSAG-7 pada "budaya
keselamatan" yang tidak memadai (pada saat kecelakaan) di semua tingkatan.
Kekurangan dalam budaya keselamatan tidak hanya melekat pada tahap operasional
tetapi juga selama kegiatan di tahap lain dalam siklus hidup pembangkit listrik tenaga
nuklir (termasuk desain, rekayasa, konstruksi, manufaktur dan regulasi). Rendahnya
kualitas prosedur dan petunjuk operasi. Kecelakaan itu bisa dikatakan lahir dari
lemahnya budaya keselamatan, tidak hanya di PLTN Chernobyl, tetapi di seluruh
reaktor desain Soviet kala itu.
Bencana Chernobyl adalah produk dari desain reaktor Soviet yang cacat digabung
dengan kesalahan serius yang dilakukan oleh para operator reaktor. Ini adalah akibat
langsung dari isolasi Perang Dingin dan kurangnya budaya keselamatan.
Desain reaktor sangat miskin dilihat dari sudut pandang keselamatan dan
keamanan dan tak dapat mentoleransi tindakan-salah operator, keduanya
memprovokasi keadaan operasi yang berbahaya. Operator tidak diberitahu tentang ini
dan tidak menyadari bahwa pengujian yang dilakukan dapat membawa reaktor pada
keadaan yang mudah meledak. Selain itu, mereka tidak memenuhi prosedur
operasional yang telah ditetapkan. Kombinasi faktor-faktor ini menimbulkan
kecelakaan nuklir dengan keparahan maksimum dimana reaktor itu hancur total dalam
beberapa detik.
Namun terlepas dari semua itu, faktor yang paling utama sesungguhnya adalah
melakukan percobaan pada sesuatu yang berisiko tinggi seperti yang dikatakan oleh
ilmuwan Soviet, Legasov, tentang pelanggaran terhadap prosedur keselamatan
"Rasanya seperti pilot pesawat bereksperimen dengan mesin-mesin saat dalam
penerbangan."
Bagaimanapun seyogianya pengujian itu tidak dilakukan pada reaktor yang
sedang beroperasi apalagi parameter yang ingin didapat adalah non-nuklir, yang dapat
dilakukan (simulasi) pada sistem yang tidak melibatkan nuklir.
Pelajaran dari kecelakaan Chernobyl
Terlepas dari vonis sejarah pada perannya melelehkan 'Tirai Besi' Soviet,
beberapa pelajaran praktis dapat ditarik dari peristiwa ini. Timbul kepedulian utama
terhadap keselamatan reaktor, terutama di Eropa Timur.
Kecelakaan Three Mile Island di AS pada tahun 1979 memiliki dampak signifikan
pada desain reaktor Barat dan prosedur pengoperasiannya. Saat reaktor itu rusak,
semua lepasan zat radioaktif dikungkung sesuai rancangan dan tidak ada kematian
atau cedera.
Keselamatan semua reaktor rancangan Soviet telah disempurnakan dengan pesat.
Hal ini disebabkan sebagian besar pengembangan suatu budaya keselamatan yang
didorong oleh kolaborasi yang kian meningkat antara Timur dan Barat, dan adanya
investasi besar untu meningkatkan keselamatan reaktor.
Modifikasi telah dilakukan untuk mengatasi kelemahan desain dalam semua
reaktor RBMK yang masih beroperasi. Dalam hal ini, reaksi berantai dan output daya
dapat meningkat jika pendingin air hilang atau berubah menjadi uap, berbeda dengan
desain Barat. Adalah efek ini yang menyebabkan lonjakan daya yang tak terkendali
yang menuju kehancuran reaktor Chernobyl unit 4 sebagaimana diuraikan
sebelumnya. Semua reaktor RBMK kini telah dimodifikasi melalui perubahan dalam
batang kendali, menambahkan peredam neutron dan akibatnya meningkatkan
pengayaan bahan bakar dari 1,8 ke 2,4% U-235, membuat mereka sangat jauh lebih
stabil pada daya rendah. Mekanisme pemadaman otomatis sekarang beroperasi lebih
cepat, dan mekanisme keamanan dan keselamatan lainnya telah diperbaiki. Peralatan
inspeksi otomatis juga telah dipasang. Suatu pengulangan dari kecelakaan Chernobyl
1986 sekarang hampir tidak mungkin, menurut sebuah laporan badan keselamatan
nuklir Jerman.
Sejak tahun 1989, lebih dari 1000 insinyur nuklir Uni Soviet telah mengunjungi
pembangkit listrik tenaga nuklir Barat dan juga banyak kunjungan timbal balik. Lebih
dari 50 pengaturan kembar antara PLTN Timur dan Barat telah diberlakukan.
Sebagian besar ini berada di bawah naungan Asosiasi Operator Nuklir Dunia
(WANO), sebuah lembaga yang dibentuk pada tahun 1989 yang menghubungkan 130
operator pembangkit listrik tenaga nuklir di lebih dari 30 negara.
Banyak program internasional lainnya yang diprakarsai setelah peristiwa
Chernobyl. Proyek-proyek reviu keselamatan IAEA untuk setiap jenis tertentu reaktor
Uni Soviet, membawa bersama-sama operator dan insinyur Barat untuk berfokus pada
perbaikan keamanan dan keselamatan. Inisiatif tersebut didukung oleh pengaturan
pendanaan yang ada dari bantuan Barat sebesar hampir US $ 1 miliar untuk lebih dari
700 proyek keselamatan yang terkait di negara-negara mantan Blok Timur. Konvensi
Keselamatan Nuklir yang diadopsi di Wina pada Juni 1994 adalah hasil lainnya.
Berbagai hal dapat diambil sebagai pelajaran dari peristiwa Chernobyl. Skala
kerugian material dan biaya mitigasi konsekuensi kecelakaan Chernobyl memberikan
bukti kuat tentang harga yang sangat tinggi dari kesalahan dan kekurangan ketika
menyangkut jaminan keselamatan PLTN serta perlunya kepatuhan yang ketat
terhadap persyaratan keselamatan internasional selama desain, konstruksi dan operasi.
Kecelakaan ini secara meyakinkan telah menunjukkan bahwa biaya memastikan
keselamatan fasilitas nuklir secara signifikan lebih rendah daripada berurusan dengan
konsekuensi kecelakaan. Kecelakaan skala besar menyebabkan kerusakan sosial dan
ekonomi yang besar bagi negara-negara yang terletak di wilayah terkena dampak.
Kecelakaan ini telah menunjukkan pentingnya kepatuhan ketat dengan prinsip-
prinsip keselamatan dasar dan teknis bagi pembangkit listrik tenaga nuklir, analisis
keselamatan yang terus-menerus pada pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir
dan peningkatan untuk menghilangkan penyimpangan, studi aktif dan pertukaran
pengalaman secara menyeluruh dengan mempertimbangkan faktor manusia.
Kecelakaan telah menunjukkan kebutuhan untuk membangun dan mendukung sistem
tanggap darurat tingkat tinggi nasional dalam kasus kecelakaan.
Namun telah banyak uang dan usaha yang dihabiskan pada peningkatan
keselamatan nuklir, kemungkinan kecelakaan nuklir tidak akan menjadi nol dan,
karena orang dapat menderita sebagai akibatnya, kita harus siap untuk meminimalkan
kerugian melalui respon yang tepat waktu. Analisis pengalaman tanggapan
sehubungan dengan kecelakaan Chernobyl memberikan kesempatan unik untuk
memperbaiki sistem tanggap darurat, yang harus mencakup prosedur yang jelas untuk
bertindak, personil terlatih, instrumen dan peralatan yang diperlukan, kriteria dan
mekanisme pengambilan keputusan yang dikembangkan, dan sistem pelatihan bagi
para pekerja kedaruratan. Pengalaman ini harus diintegrasikan ke dalam rekomendasi
internasional dan metode untuk menilai, memantau dan merespon kecelakaan nuklir.

Refleksi untuk masa depan


Reaktor-reaktor di Barat memiliki desain yang berbeda, margin pemadaman yang
lebih luas, struktur pelindung yang kokoh, dan pengendalian operasional untuk
melindungi mereka terhadap kombinasi penyimpangan yang menyebabkan
kecelakaan seperti Chernobyl. Meskipun selalu diakui kemungkinan kecelakaan
besar, persyaratan peraturan memberikan perlindungan yang memadai, dengan
kewaspadaan terus-menerus, termasuk pemeriksaan terhadap informasi baru yang
mungkin menunjukkan kelemahan. Pengkajian terhadap Chernobyl menunjukkan
bahwa penyebab kecelakaan itu telah diperhitungkan dan diantisipasi dalam desain
reaktor komersial Barat, khususnya di AS. Namun, kecelakaan Chernobyl
menekankan pentingnya desain yang aman baik dalam konsep maupun pelaksanaan
pengendalian operasional, kompetensi dan motivasi manajemen operator dan staf
operasi agar beroperasi sesuai dengan kontrol yang ketat, dan kelebihan-kelebihan
sistem pertahanan-berlapis terhadap potensi kecelakaan.
Meskipun suatu kecelakaan pembangkit nuklir berdaya besar di suatu tempat di
AS adalah tidak mungkin karena desain dan fitur operasionalnya, pengkajian
Chernobyl menimbulkan pertanyaan, apakah suatu perubahan-perubahan diperlukan
pada peraturan yang ada atau petunjuk mengenai kecelakaan reaktivitas, kecelakaan
daya rendah atau daya nol, pelatihan operator, dan perencanaan kedaruratan.
Badan otoritas pengawas mengakui bahwa pengalaman Chernobyl harus tetap
menjadi bagian informasi yang berharga untuk diperhitungkan ketika berhadapan
dengan isu-isu keselamatan reaktor di masa depan.

Sumber Acuan
1. UNSCEAR 2008 Report to the General Assembly. United Nations Scientific
Committee on the Effects of Atomic Radiation. 2008.
2. IAEA Report INSAG-7 Chernobyl Accident: Updating of INSAG-1 Safety
Series, No.75-INSAG-7, Vienna: International Atomic Energy Agency. 1992.
3. Chernobyl: Assessment of Radiological and Health Impact, OECD-NEA.
2002.
4. Environmental Consequences of The Chernobyl Accident and Their
Remediation: Twenty Years of Experience, Report of the Chernobyl Forum
Expert Group ‘Environment’ International Atomic Energy Agency Vienna,
2006
5. Wikipedia Chernobyl Disaster

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai