net/publication/301345713
CITATIONS READS
0 1,346
1 author:
Yaziz Hasan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
45 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Yaziz Hasan on 17 April 2016.
Pendahuluan
Tiga puluh tahun telah berlalu, kecelakaan yang menimpa reaktor unit 4
Chernobyl pada Sabtu dini hari 26 April 1986 akan selalu dikenang sebagai peristiwa
paling tragis dalam industri nuklir. Kendati tidak sampai melumpuhkan industri nuklir
dunia, peristiwa itu merupakan pukulan dahsyat pada promosi pemanfaatan nuklir
untuk pembangkitan listrik. Dalam arah yang positif, peristiwa tersebut telah
memotivasi semua pihak agar senantiasa bertindak secara hati-hati dengan makin
memperhatikan aspek-aspek keselamatan.
Tanpa bermaksud ingin membangkitkan kembali trauma dan kepedihan yang
timbul, marilah kita sejenak menengok kembali peristiwa tersebut. Apa yang
sesungguhnya terjadi? Dan mengapa? Ini penting dalam rangka memberi pemahaman
yang benar dan menempatkan secara tepat tentang sebab-sebab kecelakaan, serta
bagaimana mengambil pelajaran penting dari peristiwa tragis ini.
Kecelakaan terjadi ketika operator sedang melakukan pengujian pada sistem
kontrol listrik dari salah satu reaktor di Kompleks PLTN Chernobyl. Kecelakaan itu
terjadi karena kombinasi kekurangan teknik dasar dalam bidang reaktor dan tindakan
salah operator: sistem pengaman dan keselamatan dimatikan, dan reaktor
dioperasikan di bawah kondisi tidak stabil, situasi yang memungkinkan terjadinya
lonjakan daya tidak terkendali.
Ini menyebabkan kaskade kejadian yang mengakibatkan serangkaian ledakan dan
kebakaran yang merusak dengan parah gedung dan teras reaktor, dan menyebabkan
pelepasan sejumlah besar zat radioaktif selama sepuluh hari.
Bencana Chernobyl di Republik Sosialis Soviet Ukraina, Uni Soviet (sekarang
Ukraina) dianggap sebagai kecelakaan pembangkit listrik nuklir terburuk dalam
sejarah dan berada pada level 7 Skala Peristiwa Nuklir Internasional (INES).
Informasi rinci tentang apa yang kini diketahui tentang kecelakaan dan urutan
kecelakaan telah dilaporkan, khususnya pada tahun 1986 dan 1992 oleh Badan
Tenaga Atom Internasional (IAEA), pada tahun 1994 dalam sebuah laporan dari
Massachusetts Institute of Technology, pada 1995 oleh Akademi Ilmu Pengetahuan
Ukraina, dan pada tahun 1991-1996 oleh Institut Kurchatov. Penjelasan dari
peristiwa-peristiwa yang mengarah pada kecelakaan dan tindakan yang dilakukan
untuk mengendalikan konsekuensinya diberikan dalam paragraf-paragraf berikut.
Seperti halnya dalam sebuah kecelakaan yang tidak terduga dan tidak diketahui,
banyak pertanyaan yang perlu jawaban.
Lokasi kecelakaan
Kompleks PLTN Chernobyl, terletak sekitar 130 km sebelah utara Kiev, Ukraina
(kala itu bagian dari Uni Soviet), dan selatan sekitar 20 km dari perbatasan dengan
Belarusia, terdiri dari empat reaktor nuklir desain RBMK-1000, Unit 1 dan 2
dibangun antara tahun 1970 dan 1977, sedangkan Unit 3 dan 4 dengan desain yang
sama diselesaikan pada tahun 1983. Dua lagi reaktor RBMK sedang dalam proses
pembangunan pada saat kecelakaan. Secara keseluruhan keempat reaktor itu
memasok 10 persen kebutuhan listrik Ukraina.
Di tenggara kompleks, terdapat danau buatan seluas sekitar 22 km persegi, yang
dibangun untuk menyediakan air pendingin reaktor. Danau ini terletak di samping
sungai Pripyat, sebuah anak sungai Dniepr.
Daerah ini digambarkan sebagai hutan tipe-Belarusia dengan kepadatan penduduk
rendah. Sekitar 3 km dari reaktor, di kota baru, Pripyat, bermukim 49 000 penduduk.
Kota tua Chernobyl, yang memiliki jumlah penduduk 12500, terletak sekitar 15 km ke
arah tenggara dari kompleks. Dalam radius 30 km, total penduduk adalah antara
115000 dan 135000.
Reaktor RBMK-1000
Pada saat kecelakaan Chernobyl, Program Energi Nuklir Soviet didasarkan pada
dua jenis desain reaktor, WWER, reaktor air ringan bertekanan, dan RBMK, reaktor
air ringan bermoderator grafit. Sementara jenis reaktor WWER diekspor ke negara-
negara lain, desain RBMK dibatasi hanya untuk republik-republik Uni Soviet. Hampir
setengah reaktor-reaktor Soviet menggunakan moderator grafit. Ada 15 RBMK yang
beroperasi di Uni Soviet kala itu, sementara 40 reaktor lainnya mirip dengan desain
reaktor yang ada di negara-negara Barat.
Empat reaktor RBMK-1000 di Chernobyl mewakili teknologi kasar berusia 30
tahun pada saat kecelakaan. Mereka sebenarnya sama dengan yang digunakan oleh
Enrico Fermi di Universitas Chicago pada 1942 ketika menciptakan reaksi berantai
pertama dunia. Angka 1000 menunjukkan 1000MW (listrik).
RBMK-1000 adalah reaktor air ringan tipe tabung tekan bermoderator grafit dan
berbahan bakar uranium dioksida diperkaya rendah (2% U-235). Ini adalah reaktor
didih air ringan, dengan uap diumpan langsung ke turbin, tanpa disela penukar-panas.
Air yang dipompakan ke bagian bawah saluran (kanal) bahan bakar akan mendidih
saat naik ke atas melewati tabung tekanan, menghasilkan uap yang akan diumpan
pada dua turbin 500 MWe [megawat listrik]. Air bertindak sebagai pendingin
sekaligus menyediakan uap yang digunakan untuk menggerakkan turbin. Tabung
tekanan vertikal berisi bahan bakar uranium-dioksida berkelongsong paduan-
zirkonium dimana di sekitarnya air pendingin mengalir. Sebuah mesin pemuat bahan
bakar yang dirancang khusus memungkinkan bundel-bundel bahan bakar dapat
diganti tanpa perlu memadamkan reaktor.
Moderator, yang berfungsi memperlambat neutron agar lebih efisien dalam
menghasilkan fisi dalam bahan bakar, dibuat dari grafit. Grafit dipilih sebagai
moderator karena murah dan melimpah. Suatu campuran nitrogen dan helium
disirkulasi antara blok-blok grafit terutama untuk mencegah oksidasi grafit dan untuk
meningkatkan transmisi panas yang dihasilkan oleh interaksi neutron dalam grafit,
dari moderator ke saluran bahan bakar. Teras sendiri berukuran tinggi sekitar 7 m dan
diameter sekitar 12 m, memuat sejumlah 220 ton bahan bakar, menjadikan reaktor
RBMK-1000 berukuran besar.
Ada empat pompa sirkulasi pendingin utama, salah satunya selalu siaga.
Reaktivitas atau daya reaktor dikendalikan dengan menaikkan atau menurunkan 211
batang kendali, yang, jika diturunkan, menyerap neutron dan mengurangi laju reaksi
fisi. Untuk mengendalikan reaktor digunakan batang kendali dari batang boron
karbida berujung grafit. Di antara ujung grafit dan batang boron karbida terdapat
ruang kosong sepanjang 1 m yang bakal terisi air pendingin ketika dimasukkan ke
dalam reaktor. Dilengkapi dua jenis batang kendali: manual dan otomatis.
Output daya reaktor ini adalah 3200 MWt (megawat termal) atau setara 1000
MWe, walaupun ada versi lebih besar yang dapat memproduksi 1500 MWe. Berbagai
sistem keamanan dan keselamatan, seperti sistem pendingin teras darurat dan
keperluan untuk penyisipan mutlak minimal 30 batang kendali, disertakan dalam
desain dan operasi reaktor.
Karakteristik paling penting dari reaktor RBMK adalah bahwa ia memiliki
"koefisien rongga (void) positif”. Ini berarti bahwa jika daya meningkat atau aliran air
berkurang, terjadi peningkatan produksi uap di saluran bahan bakar, sehingga neutron
yang harusnya telah diserap oleh air yang lebih padat sekarang justeru menimbulkan
peningkatan fisi dalam bahan bakar. Namun, dengan meningkatnya daya, demikian
juga suhu bahan bakar, akan memiliki efek mengurangi fluks neutron (koefisien
bahan bakar negatif). Efek gabungan dari kedua karakteristik yang berlawanan
bervariasi terhadap tingkat daya. Pada tingkat daya tinggi operasi normal, efek suhu
mendominasi, sehingga ekskursi daya yang mengarah pada panas berlebihan bahan
bakar tidak terjadi. Namun, pada output daya yang lebih rendah kurang dari 20%
maksimum, efek koefisien rongga positif menjadi dominan dan reaktor menjadi tidak
stabil dan rentan terhadap peningkatan daya tiba-tiba. Ini merupakan faktor utama
yang memberi ruang terjadinya kecelakaan.
Dampak Kecelakaan
Sampai 2005, IAEA dan WHO mencatat jumlah korban tewas 56 orang (47 kru
reaktor dan petugas pemadam kebakaran serta 9 anak-anak yang menderita kanker
tiroid). Dari 6,6 juta orang yang terpapar radioisotop, diperkirakan 9000 diantaranya
terpapar berat. Hingga 2002 dideteksi terdapat 4000 kasus anak penderita kanker
tiroid.
Setelah kecelakaan, sekitar 116000 orang diungsikan, sebagian besar dari zona
radius 30 km. Mencakup sekitar 45000 orang dari kota Pripyat. Diperkirakan 24000
orang menerima dosis radiasi yang melebihi 45 rem. Dosis tiroid yodium-131 setinggi
250 rem terukur pada beberapa anak Lelev.
Kebanyakan korban tewas disebabkan oleh keracunan radiasi. Sulit untuk
mengukur secara akurat berapa jumlah kematian yang disebabkan oleh kejadian
Chernobyl, sebagaimana dari waktu ke waktu menjadi lebih sulit untuk menentukan
apakah kematian itu telah disebabkan oleh paparan radiasi. Laporan 2005 yang
disusun oleh Forum Chernobyl, dipimpin oleh Badan Tenaga Atom Internasional
(IAEA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengindikasikan kurang dari 50
kematian langsung (termasuk sembilan anak-anak penderita kanker tiroid) dan
diperkirakan bahwa mungkin ada 4000 kematian kanker tambahan dari waktu ke
waktu di antara sekitar 600000 orang yang terkena paparan paling tinggi. Meskipun
Zona Larangan Chernobyl dan beberapa zona terbatas tertentu lainnya tetap terlarang,
saat ini sebagian besar kawasan yang terkena dianggap telah aman bagi pemukiman
dan aktivitas ekonomi.
Beberapa angka berlebihan telah diterbitkan mengenai jumlah kematian
disebabkan oleh kecelakaan Chernobyl. Sebuah publikasi oleh Kantor PBB untuk
Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memberikan dukungan pada angka-angka
berlebihan ini. Namun, Ketua UNSCEAR menegaskan bahwa "laporan ini penuh
dengan laporan yang tidak memiliki dukungan dalam penilaian ilmiah", dan laporan
Forum Chernobyl juga menolaknya.
Komite Ilmiah Efek Radiasi Atom PBB (UNSCEAR), bekerjasama dengan WHO,
selama 20 tahun telah melakukan penelitian ilmiah dan epidemiologi rinci tentang
efek kecelakaan Chernobyl. Selain dari 57 kematian langsung dalam kecelakaan itu
sendiri, UNSCEAR awalnya memperkirakan sampai 4000 kasus kanker tambahan
karena kecelakaan itu. Namun, laporan UNSCEAR terbaru menunjukkan bahwa
estimasi ini telah dibesar-besarkan. Selain itu, IAEA menyatakan bahwa tidak ada
peningkatan angka lahir cacat atau kelainan, atau kanker lainnya (seperti kanker paru-
paru) menguatkan penilaian UNSCEAR.
Forum Chernobyl adalah pertemuan reguler IAEA, organisasi PBB lainnya (FAO,
UN-OCHA, UNDP, UNEP, UNSCEAR, WHO, dan Bank Dunia), dan pemerintah
Belarusia, Rusia, dan Ukraina yang membahas isu-isu kajian ilmiah yang teratur dari
bukti efek kesehatan dari kecelakaan Chernobyl. Forum Chernobyl menyimpulkan
bahwa dua puluh delapan pekerja darurat meninggal karena sindrom radiasi akut
termasuk luka bakar beta dan 15 pasien meninggal karena kanker tiroid, dan secara
kasar diperkirakan bahwa kematian akibat kanker Chernobyl dapat mencapai total
sekitar 4000 di antara 600.000 orang telah menerima paparan terbesar. Juga
disimpulkan bahwa risiko yang lebih besar daripada efek jangka panjang paparan
radiasi adalah risiko pada kesehatan mental ketakutan berlebihan tentang efek radiasi.
Cap sebagai korban ketimbang sebagai yang selamat telah membuat mereka
menganggap diri mereka sebagai tak tertolong, lemah dan kehilangan kontrol atas
masa depan mereka.
Laporan lain yang mengkritik laporan Forum Chernobyl dikeluarkan oleh
Greenpeace, yang sangat terkenal dengan posisi anti-nuklirnya. Dalam laporannya,
Greenpeace menduga bahwa: "angka-angka yang diterbitkan baru-baru ini
menunjukkan bahwa di Belarusia, Rusia dan Ukraina saja kecelakaan itu diperkirakan
bisa mengakibatkan 200000 kematian tambahan dalam periode antara tahun 1990 dan
2004." Namun, laporan Greenpeace tersebut gagal membedakan antara kenaikan
umum dalam jumlah kanker menyusul bubarnya sistem perawatan kesehatan Uni
Soviet dan efek terpisah dari kecelakaan Chernobyl.
Terakhir, dalam laporan Dokter Internasional untuk Pencegahan Perang Nuklir
(IPPNW) afiliasi Jerman menyatakan bahwa lebih dari 10000 orang sekarang terkena
kanker tiroid dan 50000 kasus diperkirakan di masa depan.
Namun, menurut beberapa komentator, baik laporan Greenpeace maupun IPPNW
mengandung banyak kelemahan karena tidak adanya penelitian asli dan kegagalan
untuk memahami data epidemiologi. Dikatakan, penting untuk dicamkan bahwa
banyak kesimpulan laporan seperti dari UNSCEAR akan tetap dibantah oleh
kelompok-kelompok anti-nuklir.
Faktor-faktor Penyebab
Terdapat dua penjelasan resmi tentang kecelakaan itu. Awalnya, kemudian diakui
salah, diterbitkan pada Agustus 1986, menempatkan kesalahan pada operator reaktor.
Untuk menyelidiki penyebab kecelakaan IAEA membentuk kelompok yang dikenal
dengan Kelompok Penasihat Keselamatan Nuklir Internasional (International Nuclear
Safety Advisory Group-INSAG), yang dalam laporannya tahun 1986, INSAG-1,
secara keseluruhan mendukung pandangan ini, berdasarkan data yang diberikan oleh
Soviet dan laporan lisan dari spesialis. Dalam pandangan ini, kecelakaan disebabkan
oleh pelanggaran aturan operasi dan peraturan. "Selama persiapan dan pengujian
generator turbin dalam kondisi melambat menggunakan beban bantu, personil
memutus serangkaian sistem perlindungan teknis dan melanggar ketentuan
keselamatan operasional paling penting guna melakukan percobaan teknis". Hal ini
mungkin karena, kurangnya pengetahuan fisika reaktor dan teknik nuklir mereka,
serta kurangnya pengalaman dan pelatihan. Menurut dugaan ini, pada saat kecelakaan,
reaktor dioperasikan dengan mematikan banyak sistem keselamatan kunci, seperti
Sistem Pendingin Teras Darurat (ECCS), sistem kendali otomotis lokal (LAR), dan
sistem penurun daya darurat (AZ). Personil memiliki pemahaman yang kurang rinci
atas prosedur teknis, dan sengaja mengabaikan peraturan untuk mempercepat
penyelesaian pengujian.
Dalam analisis ini, kelemahan desain reaktor dan peraturan operasi yang
membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan dikesampingkan dan hanya disebutkan
sambil lalu. Pengamatan kritis hanya mencakup pertanyaan umum dan tidak mengurai
alasan spesifik kecelakaan. Gambaran umum berikut ini berasal dari pengamatan
dimaksud. Beberapa penyimpangan prosedural juga memiliki andil membuat
kecelakaan itu mungkin. Salah satunya adalah komunikasi yang tidak cukup antara
petugas keselamatan dan operator yang bertanggung jawab atas percobaan yang
sedang berjalan pada malam nahas tersebut. Operator reaktor mematikan sistem
keselamatan dan semua kendali dialihkan dari proses komputer ke operator manusia.
Pandangan ini tercermin dalam berbagai publikasi dan juga pada karya-karya
artistik yang bertema kecelakaan Chernobyl yang muncul segera setelah kecelakaan
itu, dan untuk waktu yang lama tetap dominan dalam kesadaran publik dan publikasi
populer.
Namun, pada tahun 1992 INSAG menerbitkan sebuah laporan tambahan, INSAG-
7, yang meninjau bagian laporan INSAG-1 dimana perhatian utama diberikan kepada
penyebab kecelakaan. Dalam laporan terakhir ini, sebagian besar tuduhan terhadap
staf operator bahwa melanggar peraturan diakui salah, berdasarkan informasi yang
tidak benar yang diperoleh pada bulan Agustus 1986. Laporan ini mencerminkan
pandangan lain tentang penyebab kecelakaan.
Menurut analisis ini, mematikan ECCS, yang bersentuhan dengan sistem
pengaturan pada peralatan perlindungan, dan memblok tingkat dan tekanan di drum
separator, tidak berkontribusi pada penyebab awal dan besarnya kecelakaan,
meskipun hal itu mungkin suatu pelanggaran peraturan. Mematikan sistem
kedaruratan yang dirancang untuk mencegah berhentinya dua generator turbin bukan
pelanggaran peraturan.
Faktor manusia tetap dianggap berkontribusi pada kondisi yang menyebabkan
kecelakaan, yaitu bekerja pada tingkat daya rendah, kurang dari 700 MWt, tingkat
yang didokumentasikan dalam program pengujian, dan bekerja dengan marjin
reaktivitas operasional (operational reactivity margin-ORM) kecil. Namun demikian,
bekerja pada tingkat daya yang rendah ini pun tidak dilarang dalam peraturan.
Menurut laporan yang terakhir ini, penyebab utama kecelakaan tersebut terletak
pada kekhususan fisika dan desain reaktor. Ada dua faktor penyebab, yaitu reaktor
memiliki koefisien rongga positif dan kelemahan desain pada batang kendalinya.
Reaktor memiliki koefisien rongga positif besar berbahaya. Koefisien rongga
adalah ukuran bagaimana reaktor merespon pembentukan uap yang meningkat dalam
air pendingin. Umumnya desain reaktor lain memiliki koefisien negatif, yaitu output
panas berkurang ketika fase uap dalam reaktor meningkat, karena jika pendingin
mengandung gelembung uap, lebih sedikit neutron yang melambat. Neutron-neutron
cepat cenderung kurang membelah atom uranium, sehingga reaktor menghasilkan
daya yang lebih kecil (umpan balik negatif). Tetapi, reaktor RBMK Chernobyl
menggunakan grafit padat sebagai moderator untuk memperlambat neutron, dan air di
dalamnya, sebaliknya, bertindak seperti penyerap neutron berbahaya. Jadi neutron
akan diperlambat bahkan ketika gelembung uap terbentuk dalam air. Selanjutnya,
karena uap menyerap neutron sedikit lebih mudah daripada air, meningkatkan
intensitas penguapan berarti bahwa makin banyak neutron yang mampu membelah
atom uranium, artinya meningkatkan output daya reaktor. Hal ini membuat desain
RBMK sangat tidak stabil pada level daya rendah, dan cenderung meningkatkan
produksi energi tiba-tiba ke tingkat yang berbahaya. Perilaku ini kontra-intuitif, dan
sifat ini tidak diketahui kru reaktor.
Sebuah kelemahan lain yang lebih signifikan adalah desain batang kendalinya.
Dalam desain reaktor RBMK, bagian bawah setiap batang kendali terbuat dari grafit
dan 1,3 meter lebih pendek dari yang semestinya, dan dalam ruang di bawah batang
ada saluran berongga yang diisi dengan air. Bagian atas batang, yaitu bagian yang
benar-benar bersifat fungsional untuk menyerap neutron dan dengan demikian
menghentikan reaksi, terbuat dari boron karbida. Dengan desain ini, ketika batang
dimasukkan ke dalam reaktor dari posisi teratas, bagian grafit pertama-tama akan
memindahkan sebagian pendingin. Hal ini akan meningkatkan laju reaksi fisi, karena
grafit adalah moderator neutron lebih kuat. Jadi selama beberapa detik pertama
aktivasi batang kendali, output daya reaktor meningkat, bukannya berkurang seperti
yang diinginkan. Perilaku ini kontra-intuitif dan tidak diketahui oleh operator reaktor.
Sekali lagi, faktor manusia harus dianggap sebagai elemen utama dalam
menyebabkan kecelakaan itu. Seperti dalam laporan yang dirilis sebelumnya INSAG-
1, perhatian yang seksama diberikan dalam laporan INSAG-7 pada "budaya
keselamatan" yang tidak memadai (pada saat kecelakaan) di semua tingkatan.
Kekurangan dalam budaya keselamatan tidak hanya melekat pada tahap operasional
tetapi juga selama kegiatan di tahap lain dalam siklus hidup pembangkit listrik tenaga
nuklir (termasuk desain, rekayasa, konstruksi, manufaktur dan regulasi). Rendahnya
kualitas prosedur dan petunjuk operasi. Kecelakaan itu bisa dikatakan lahir dari
lemahnya budaya keselamatan, tidak hanya di PLTN Chernobyl, tetapi di seluruh
reaktor desain Soviet kala itu.
Bencana Chernobyl adalah produk dari desain reaktor Soviet yang cacat digabung
dengan kesalahan serius yang dilakukan oleh para operator reaktor. Ini adalah akibat
langsung dari isolasi Perang Dingin dan kurangnya budaya keselamatan.
Desain reaktor sangat miskin dilihat dari sudut pandang keselamatan dan
keamanan dan tak dapat mentoleransi tindakan-salah operator, keduanya
memprovokasi keadaan operasi yang berbahaya. Operator tidak diberitahu tentang ini
dan tidak menyadari bahwa pengujian yang dilakukan dapat membawa reaktor pada
keadaan yang mudah meledak. Selain itu, mereka tidak memenuhi prosedur
operasional yang telah ditetapkan. Kombinasi faktor-faktor ini menimbulkan
kecelakaan nuklir dengan keparahan maksimum dimana reaktor itu hancur total dalam
beberapa detik.
Namun terlepas dari semua itu, faktor yang paling utama sesungguhnya adalah
melakukan percobaan pada sesuatu yang berisiko tinggi seperti yang dikatakan oleh
ilmuwan Soviet, Legasov, tentang pelanggaran terhadap prosedur keselamatan
"Rasanya seperti pilot pesawat bereksperimen dengan mesin-mesin saat dalam
penerbangan."
Bagaimanapun seyogianya pengujian itu tidak dilakukan pada reaktor yang
sedang beroperasi apalagi parameter yang ingin didapat adalah non-nuklir, yang dapat
dilakukan (simulasi) pada sistem yang tidak melibatkan nuklir.
Pelajaran dari kecelakaan Chernobyl
Terlepas dari vonis sejarah pada perannya melelehkan 'Tirai Besi' Soviet,
beberapa pelajaran praktis dapat ditarik dari peristiwa ini. Timbul kepedulian utama
terhadap keselamatan reaktor, terutama di Eropa Timur.
Kecelakaan Three Mile Island di AS pada tahun 1979 memiliki dampak signifikan
pada desain reaktor Barat dan prosedur pengoperasiannya. Saat reaktor itu rusak,
semua lepasan zat radioaktif dikungkung sesuai rancangan dan tidak ada kematian
atau cedera.
Keselamatan semua reaktor rancangan Soviet telah disempurnakan dengan pesat.
Hal ini disebabkan sebagian besar pengembangan suatu budaya keselamatan yang
didorong oleh kolaborasi yang kian meningkat antara Timur dan Barat, dan adanya
investasi besar untu meningkatkan keselamatan reaktor.
Modifikasi telah dilakukan untuk mengatasi kelemahan desain dalam semua
reaktor RBMK yang masih beroperasi. Dalam hal ini, reaksi berantai dan output daya
dapat meningkat jika pendingin air hilang atau berubah menjadi uap, berbeda dengan
desain Barat. Adalah efek ini yang menyebabkan lonjakan daya yang tak terkendali
yang menuju kehancuran reaktor Chernobyl unit 4 sebagaimana diuraikan
sebelumnya. Semua reaktor RBMK kini telah dimodifikasi melalui perubahan dalam
batang kendali, menambahkan peredam neutron dan akibatnya meningkatkan
pengayaan bahan bakar dari 1,8 ke 2,4% U-235, membuat mereka sangat jauh lebih
stabil pada daya rendah. Mekanisme pemadaman otomatis sekarang beroperasi lebih
cepat, dan mekanisme keamanan dan keselamatan lainnya telah diperbaiki. Peralatan
inspeksi otomatis juga telah dipasang. Suatu pengulangan dari kecelakaan Chernobyl
1986 sekarang hampir tidak mungkin, menurut sebuah laporan badan keselamatan
nuklir Jerman.
Sejak tahun 1989, lebih dari 1000 insinyur nuklir Uni Soviet telah mengunjungi
pembangkit listrik tenaga nuklir Barat dan juga banyak kunjungan timbal balik. Lebih
dari 50 pengaturan kembar antara PLTN Timur dan Barat telah diberlakukan.
Sebagian besar ini berada di bawah naungan Asosiasi Operator Nuklir Dunia
(WANO), sebuah lembaga yang dibentuk pada tahun 1989 yang menghubungkan 130
operator pembangkit listrik tenaga nuklir di lebih dari 30 negara.
Banyak program internasional lainnya yang diprakarsai setelah peristiwa
Chernobyl. Proyek-proyek reviu keselamatan IAEA untuk setiap jenis tertentu reaktor
Uni Soviet, membawa bersama-sama operator dan insinyur Barat untuk berfokus pada
perbaikan keamanan dan keselamatan. Inisiatif tersebut didukung oleh pengaturan
pendanaan yang ada dari bantuan Barat sebesar hampir US $ 1 miliar untuk lebih dari
700 proyek keselamatan yang terkait di negara-negara mantan Blok Timur. Konvensi
Keselamatan Nuklir yang diadopsi di Wina pada Juni 1994 adalah hasil lainnya.
Berbagai hal dapat diambil sebagai pelajaran dari peristiwa Chernobyl. Skala
kerugian material dan biaya mitigasi konsekuensi kecelakaan Chernobyl memberikan
bukti kuat tentang harga yang sangat tinggi dari kesalahan dan kekurangan ketika
menyangkut jaminan keselamatan PLTN serta perlunya kepatuhan yang ketat
terhadap persyaratan keselamatan internasional selama desain, konstruksi dan operasi.
Kecelakaan ini secara meyakinkan telah menunjukkan bahwa biaya memastikan
keselamatan fasilitas nuklir secara signifikan lebih rendah daripada berurusan dengan
konsekuensi kecelakaan. Kecelakaan skala besar menyebabkan kerusakan sosial dan
ekonomi yang besar bagi negara-negara yang terletak di wilayah terkena dampak.
Kecelakaan ini telah menunjukkan pentingnya kepatuhan ketat dengan prinsip-
prinsip keselamatan dasar dan teknis bagi pembangkit listrik tenaga nuklir, analisis
keselamatan yang terus-menerus pada pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir
dan peningkatan untuk menghilangkan penyimpangan, studi aktif dan pertukaran
pengalaman secara menyeluruh dengan mempertimbangkan faktor manusia.
Kecelakaan telah menunjukkan kebutuhan untuk membangun dan mendukung sistem
tanggap darurat tingkat tinggi nasional dalam kasus kecelakaan.
Namun telah banyak uang dan usaha yang dihabiskan pada peningkatan
keselamatan nuklir, kemungkinan kecelakaan nuklir tidak akan menjadi nol dan,
karena orang dapat menderita sebagai akibatnya, kita harus siap untuk meminimalkan
kerugian melalui respon yang tepat waktu. Analisis pengalaman tanggapan
sehubungan dengan kecelakaan Chernobyl memberikan kesempatan unik untuk
memperbaiki sistem tanggap darurat, yang harus mencakup prosedur yang jelas untuk
bertindak, personil terlatih, instrumen dan peralatan yang diperlukan, kriteria dan
mekanisme pengambilan keputusan yang dikembangkan, dan sistem pelatihan bagi
para pekerja kedaruratan. Pengalaman ini harus diintegrasikan ke dalam rekomendasi
internasional dan metode untuk menilai, memantau dan merespon kecelakaan nuklir.
Sumber Acuan
1. UNSCEAR 2008 Report to the General Assembly. United Nations Scientific
Committee on the Effects of Atomic Radiation. 2008.
2. IAEA Report INSAG-7 Chernobyl Accident: Updating of INSAG-1 Safety
Series, No.75-INSAG-7, Vienna: International Atomic Energy Agency. 1992.
3. Chernobyl: Assessment of Radiological and Health Impact, OECD-NEA.
2002.
4. Environmental Consequences of The Chernobyl Accident and Their
Remediation: Twenty Years of Experience, Report of the Chernobyl Forum
Expert Group ‘Environment’ International Atomic Energy Agency Vienna,
2006
5. Wikipedia Chernobyl Disaster