Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH TRAGEDI CHERNOBYL

Pembangunan reaktor nuklir di Chernobyl dimotori oleh Viktor Bryukhanov, salah seorang
ahli mekanik nuklir terbaik Uni Soviet di masa itu. Bryukhanov dipanggil oleh Kementerian
Energi dan Kelistrikan untuk membangun megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) sebagai tonggak pencapaian Uni Soviet. Terdapat beberapa reaktor nuklir dibangun
Uni Soviet di bawah pimpinan Bryukhanov, termasuk yang berada di Pripyat, Chernobyl.
Rencananya, enam reaktor akan dibangun, mulai dari 1977, 1978, 1981, dan 1983 yang
masing-masing reaktornya bermuatan 1.000 megawatt. Tinggal dua lagi sebelum
perencanaan Chernobyl sebagai pusat PLTN nuklir komplit sesuai target. Akan tetapi, salah
satu reaktor yang diberi kode reaktor nomor 4 belum juga selesai dikerjakan, padahal waktu
sudah lewat 4 tahun. Jenis reaktor nuklir yang terlambat itu adalah Reaktor Bolshoy
Moshchnosti Kanalnyy (RBMK), sebagaimana dicatat Terra Pitta dalam Catastrophe: A
Guide to World’s Worst Industrial Disasters (2015). Ketika reaktor itu mati mendadak, ia
harus segera didinginkan dengan air dalam reaktor agar mesin tidak rusak. Masalahnya,
proses pendinginan itu tidak memuaskan. Meskipun Chernobyl memiliki tiga generator
cadangan untuk memompa air pendingin, namun dibutuhkan tenaga mesin turbin sebelum
generator berfungsi selama 60-75 detik. Para mekanik Chernobyl ingin agar mesin turbin
memiliki ketahanan stabil untuk terus berputar agar reaktor nuklir dapat segera dingin setelah
dimatikan. Akan tetapi, meskipun uji coba sudah dilakukan selama empat tahun, tidak juga
diperoleh hasil diinginkan. Uji coba pamungkas yang malah menghancurkan Chernobyl
dilakukan pada 26 April 1986. Saat itu, Bryukhanov tidak berada di lokasi, ia menyerahkan
tanggung jawab percobaan kepada Deputi Kepala Teknisi Anatoly Stepanovich Dyatlov dan
Kepala Teknisi Nicholai Fomin. Ketika tes dilakukan, tenaga reaktor hanya 200 megawatt,
padahal untuk melakukan tes minimal harus 700 megawatt. Namun, Fomin tetap percaya diri
meneruskan proyek tersebut. Meskipun teknisi senior Leonid Toptunov dan Kepala Piket
Pekerja Alexander Akimov menolak untuk meneruskan tes, Dyatlov naik pitam. Ia merasa
bahwa penundaan tes, apalagi sudah mogok selama 4 tahun, akan berpengaruh buruk pada
karirnya. Jika tes tak segera dilakukan, Dyatlov mengancam akan memecat dua pekerjanya
tersebut. Ketika tes percobaan dimulai, neraka Chernobyl pun dimulai. Karena kekurangan
tenaga listrik untuk memompa air ke dalam reaktor, akibatnya panas berlebih pun muncul di
reaktor nomor 4 Chernobyl. Daya reaktor kemudian melonjak hingga 33 ribu megawatt
termal, 11 kali lebih kuat daripada biasanya. Akibatnya, saluran bahan bakar dalam reaktor
pecah, termasuk pipa air yang seharusnya mendinginkan reaktor. Suhu panas setinggi 3000
derajat celsius pun menyebar, tak mampu lagi dibendung reaktor nomor 4. Atap reaktor
seberat 1.000 ton meledak dan menunjukkan penampakan inti reaktor. Sebagian adalah
batang grafit dari reaktor. Sebagian lagi adalah material yang sudah terpapar radioaktif.
Material itu semua tersebar di atap. Satu ledakan belum cukup. Dua atau tiga detik kemudian,
ledakan kedua menyusul dengan 700 ton material grafit dengan kandungan radioaktif. Bukan
hanya asap hitam yang keluar, tapi cahaya biru juga memancar ke udara. Kebakaran hebat
karena ledakan reaktor nuklir itu berlangsung selama seminggu penuh, melepaskan debu
partikel radioaktif ke udara. Saat itu Dyatlov, Akimov, serta beberapa orang di Chernobyl
mungkin sadar betapa kacaunya perbuatan mereka. Sejarah mencatat, tragedi Chernobyl
merupakan salah satu bentuk keteledoran manusia (human error) yang menghancurkan
ratusan ribu kehidupan masyarakat di Chernobyl, Ukraina.

(Sumber:https://tirto.id/sejarah-tragedi-chernobyl-ukraina-sebab-kronologi-dan-
dampaknya-gqhy)

Anda mungkin juga menyukai