Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di banyak Negara saat ini prevalensi meningkat sejalan dengan perubahan
gaya hidup seperti merokok, obesitas, aktifitas fisik dan psikososial. Hipertensi sudah
menjadi masalah kesehatan masyarakat (Public Health Problem) dan akan menjadi
masalah kesehatan yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini. Hipertensi
merupakan pembuka bagi munculnya penyakit lain seperti stroke, gagal jantung,
diabetes, dan penyakit ginjal sekaligus penyebab kematian nomor satu di dunia.
(Tanjung, 2018)
Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 melaporkan sebesar 34,1% angka hipertensi
pada usia lebih dari 18 tahun. Sebesar 31,6% pada kelompok umur 31-44 tahun,
45,3% pada kelompok umur 45-54 tahun, dan sebesar 55,2% pada umur 55-64 tahun.
Dari 34,1% masyarakat dengan hipertensi, hanya 8,8% masyarakat yang terdiagnosis
hipertensi, sebanyak 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak mengkonsumsi
obat, dan 32,3% orang yang menderita hipertensi tidak mengkonsumsi obat secara
rutin. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat banyak penderita hipertensi yang
belum mendapatkan pengobatan yang seharusnya didapatkan. Sebanyak 59,8%
merupakan alasan terbanyak penderita hipertensi tidak meminum obat karena sudah
merasa sehat untuk itu, hipertensi disebut sebagai "silent killer" artinya dapat
menyebabkan kematian secara diamdiam. (Laka, Dyah, & Wahidyanti, 2018)
Terdapat dua faktor resiko yaitu faktor resiko yang dapat diubah seperti: umur,
jenis kelamin, dan genetik. Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu, merekok, diet
rendah serat, dislipidemia, konsumsi garam berlebih, kurang aktifitas fisik, stress, bb
berlebih dan konsumsi alkohol. (P2PTM Kemenkes RI, 2021)
Menurut Kemenkes, gejala hipertensi pada umumnya tidak disertai gejala atau
keluhan tertentu. Gejala yang dialami berbeda beda disetiap individu dan gejala
hampir mirip dengan penyakit lainnya seperti pusing, sakit kepala, mata berkunang-
kunang sehingga sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari bahwa itu
hipertensi. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran supaya hipertensi dapat terdeteksi
lebih dini. Karena besarnya tekanan darah dan durasi peningkatan tekanan darah akan
berdampak pada komplikasi dan kerusakan organ penderitanya. (P2PTM Kemenkes
RI, 2019)
Menurut data Puskesmas Kelurahan Rawa Bunga, Terdapat 5 penyakit
tertinggi di wilayah Kelurahan Rawa Bunga yaitu Hipertensi, Diabetes, TB, Jantung,
Asma. Hipertensi merupakan penyakit tertinggi dan paling sering di derita oleh
masyarakat terutama pada lansia. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
responden RW 08 Kelurahan Rawa Bunga didapatkan sebanyak 100 responden.

Berdasarkan data inilah maka penulis melakukan analisis data primer dan data
sekunder untuk melihat masalah penyakit Hipertensi pada masyarakat di RW 08
Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas , maka penelitian merumuskan masalah penelitian
ini: Bagaimana gambaran pola makan pada penderita hipertensi diwilayah kerja Rw
08 Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi terkait dengan penderita Hipertensi di wilayah RW 08
Kelurahan Rawa Bunga melalui pengaplikasian metode problem cycle (siklus
pemecahan masalah).

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi masalah kesehatan terkait Penyakit Hipertensi melalui
pengumpulan data primer dan 5 penyakit tertinggi di wiliayah RW 08 Kel.
Rawa Bunga
2. Menganalisa penyebab penyakit Hipertensi dengan Diagram Fish Bone
3. Menetapkan prioritas masalah hipertensi dengan menggunakan Metode
Bryant
4. Menganalisa dengan menggunakan analisa SWOT
5. Menetapkan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode
perbandingan efektifitas dan efisien.
6. Mampu memberikan dan melaksanakan intervensi kepada masyarakat.
1.4 MANFAAT
Manfaat dari kegiatan Praktek Belajar Lapangan ini diharapkan memberikan manfaat
dan masukan dalam berbagai bidang, yaitu sebagai berikut :
1. Mahasiswa.
Mendapatkan gambaran permasalahan nyata dilapangan. Dapat menerapkan
metode Problem Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah) untuk menganalisis
mulai dari identifikasi masalah yang terkait dengan permasalahan kesehatan di
masyarakat hingga penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Serta dapat
merencanakan dan melaksanakan program intervensi yang akan diberikan kepada
masyarakat.
2. Bagi Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, FKes-UMHT
Terbinanya suatu jaringan kerjasama yang berkelanjutan antara Prodi S1
Kesehatan Masyarakat, FKes-UMHT dengan institusi lahan PBL. Serta
Memberikan bahan wacana dan pemikiran untuk pengembangan ilmu dalam
pelaksanaan manajemen kesehatan dan thinking skill dengan metode Problem
Solving Cycle pada mahasiswa.
3. Bagi Lahan PBL
Institusi dapat memanfaatkan mahasiswa untuk membantu penyelesaian tugas-
tugas lapangan terkait kesehatan masyarakat serta memberi masukan alternatif
pemecahan bagi setiap permasalahan yang terjadi. Serta dapat mengembangkan
kemitraan antara Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, FKes-UMHT dengan institusi
lain yang terlibat dalam PBL baik untuk kegiatan penelitian maupun
pengembangan.
Referensi:
Laka, O. K., D. W., & W. R. (2018). HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TINGKAT
KECEMASAN PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO. Malang:
Nursing News.

P2PTM Kemenkes RI. (2019, juli 08). Kenali Gejala Hipertensi. Hipertensi, p. 1.

P2PTM Kemenkes RI. (2021, April 02). Apa Saja Faktor Risiko yang Menyebabkan
Hipertensi? Hipertensi, p. 1.

Anda mungkin juga menyukai