Anda di halaman 1dari 9

Nama : ...............................

NIM : ...............................
Kelas : ...............................
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : VII/Ganjil
Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka
bumi, geologis, flora, dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan pendidikan.

4.1 Menjelaskan konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka
bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta

Indikator : 1. Peserta didik mampu menunjukan wilayah Desa Kemloko Kab Blitar pada
peta.
2. Peserta didik mampu menjelaskan aktifitas masyarakat di Desa Kemloko
Kab. Blitar
3. Peserta didik mampu menjelaskan potensi alam Desa Kemloko bagi aktifitas
masyarakatnya dalam hal ekonomi.
4. Peserta didik mampu menjelaskan sosial budaya masyarakat Desa Kemloko
berdasarkan sejarahnya.

Materi Ajar : Potensi Alam dan Budaya Desa Kemloko Kabupaten Blitar
Tema Belajar : Aktivitas Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat Berdasakan Tempat Tinggal

A. Materi Pelajaran

Potensi Alam dan Budaya Desa Kemloko Kabupaten Blitar


Desa Kemloko dimulai pada masa Kerajaan Mataram dimana dari Kitab Negara Kertagama kita
mengetahui bahwa pada jaman Kerajaan Mataram tepatnya pada masa Pemerintahan Sampeyan dalem
Ingkang Sinuwum Kanjeng Sunan Prabu Amangkurat Agung mempunyai putra raden Nganten Darmo
Menggolo atau Pateh Nilo Srobo I diteruskan Raden Nganten Rogo Noyo, diteruskan Raden Nganten
Cokro Yudo, Raden Tumenggung Nilo Srobo II, Raden Joyo Mustopo, sampai turun Raden Nganten Wiro
Sentono atau Mbah Onggo Wongso makamnya didusun Kemloko diteruskan putranya bernama Raden
Kasantawi yang dimakamkan didusun Kemloko.
Raden Nganten Wiro Sentono atau mbah Onggo Wongso bersama mbah Ngalimo, Mbah Kasan Rais
Babat langsir dialas yang lebat wingit dan gawat serta banyak tumbuh pohon besar yang tidak terawat
dan disitulah banyak pohon Mloko maka oleh Mbah Kasantawi dan Mbah Ngalimo daerah tersebut diberi
nama desa Kemloko. Diantara kesaktian dan karomah Mbah Ngalimo yaitu ketika cucunya meminta buah
jambu, mbah Ngalimo pada pagi hari langsung menanam jambu dan sore harinya pohon jambu sudah
berbuah serta manis buahnya. Sedang yang babat didesa Kuwut adalah Mbah Kasan Rais . Nama Kuwut
diambil dari nama dari sebuah pohon Kruwut yang ditemukan oleh Mbah Kasan Rais.
Mbah Wiro Sentono Onggo Wongso, Mbah Ngalimo, serta Mbah Kasan Rais adalah bala tentara
Pangeran Diponegoro yang gagah berani bersenjatakan keris, naik kuda putih serta merupakan seorang
ulama besar. Pada tahun 1825 sampai dengan 1830 masa pemberontakan Pangeran Diponegoro
mengusir penjajahan Hindia belanda di samping babat desa Kemloko bersama Mbah Ngalimo dia juga
membawa Bende dari keraton Mataram untuk memanggil prajurit perang Mataram.
Bende tersebut sampai sekarang masih ada dan tersimpan, terawat, dan digunakan untuk menghibur
masyarakat dengan Seni Tradisionil Reyog Bulkyo yang berpakaian merah Putih dimainkan enam prajurit,
dua yang berperang dan satu pembawa bendera/rontek serta memakai Udeng Gilik Bawang Sebungkul
yang digambarkan dalam peperangan hawa nafsu yaitu Pembawa Bendera/Rontek terlukis Raja raksasa
Dosomuka Rahwana Raja dari Ngalengko Dirojo yang dikalahkan oleh seekor kera putih Raden Anoman
atau Begawan Kapiworo yang menjadi pendeta di Kendali Sodo, karena kegigihan dan kejujurannya
Raden Anoman seekor kera bisa mengalahkan Rahwana atau Dosomuko.
Sampai sekarang kesenian Reyog Bulkyo masih ada dan di bawah asuhan Mbah Supangi dari Dusun
Kemloko. Dalam perkembangannya Reyog Bulkyo sering pentas dalam acara pemerintahan dalam rangka
menyambut tamu kenegaraan di Pendopo, Candi Penataran dan didesa lain seperti hajatan pernikahan
atau hari besar nasional, ulang tahun kemerdekaan dan hari besar islam. Adapun prajurit Mataram
(Begelenan) yang hijrah ke Blitar tepatnya di desa Kemloko kebanyakan rumahnya besar dan dilengkapi
balai pertemuan keluarga dan di halaman rumahnya ditanami pohon sawo serta dihiasi seekor burung
perkutut. Rumah Mbah Parto Rejo, Mbah Umar, Dullah Karjani, dan masih banyak lagi.
Desa Kemloko berdiri sejak tahun 1897 di bawah Kepala Desa Pertama yang bernama Codikoro. Desa
Kemloko berkembang pesat sampai saat ini baik dibidang pertanian, industri kecil (industri rumah
tangga), seni dan budaya, pendidikan, kesehatan, serta keagamaan. Kini Desa ini masuk pada wilayah
administratif Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar
A. Industri Bubut Kendang
Industri bubut kendang baru berjalan 5 tahun ini di Desa Kemloko. Jenis Gendang yang dibuat di desa
ini adalah gendang jimbe sementara bahan yang digunakan juga memakai bahan yang biasa dibuat oleh
industri gendang lain yaitu kayu mahoni. Kayu mahoni digunakan sebagai bahan pembuatan gendang
karena tekstur kayu yang lebih awet dan tahan dari serangga. Industri bubut kendang di Desa Kemloko
hanya mengolah kayu mahoni menjadi rangka kendang berdiameter 25 cm dan 30 cm. hasil produksi
tersebut akan dikirimkan ke Desa Taggung dan Sentul di Kabupaten Tulungagung untuk diolah menjadi
kendang. Kegiatan ini memberikan lapangan kerja bagi warga Desa Kemloko, limbah berupa sampah kayu
juga dimanfaatkan oleh industri gula kelapa.

Gambar 4.2 Industri Bubut Kendang di Desa Kemloko

B. Industri Gula Jawa


Kemloko merupakan desa wisata berbasis budaya, karena masih melestarikan beberapa peninggalan
budaya dari kerajaan Majapahit dan Kerajaan Mataram Kuno. Salah satu peninggalan dari Kerajaan
Majapahit yang saat ini masih dilakukan adalah pembuatan Gula Jawa. Gula jawa dikenal juga sebagai gula
kelapa yang dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa (Coco nucifera L.). Nira adalah cairan manis
yang diperoleh dengan melakukan penyadapan terhadap bunga kelapa (mayang) yang belum membuka
pada umur tertentu. Adapaun tahap-tahap dala pembuatan gula jawa adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Proses Pembuatan Gula Jawa

C. Wisata Cokelat
Pembibitan coklat dimulai kembali di akhir tahun 2016 dengan menggunakan bibit unggul hasil dari
kerjasama dengan Uni Eropa. Bibit yang digunakan yaitu bibit tanaman coklat tipe MCC 1 dan MCC 2.
Bibit coklat ini akan menghasilkan buah coklat unggul yang dapat di panen setiap tahunnya. Pembibitan
coklat ini dilakukan di lahan warga yang menjadi anggota kelompok tani perkebuanan coklat yang
mendapat bantuan bibit. Bibit yang ditanam bukan hanya ditanam di lahan warga tanpa adanya tindak
lanjut, namun warga juga diberikan pelatihan dan pengawasan secara berkala bahkan hingga pemasaran.
Tujuan jangka panjang dari pembibitan coklat ini adalah sebagai destinasi wisata baru di Desa
Kemloko. Setelah pembibitan ini berhasil dan menghasilkan buah yang berkualitas, Desa Kemloko akan
membuka wisata edukasi petik kakao. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif bagi perkembangan
kampung wisata Desa Kemloko.
Pihak-pihak yang terkait dalam pembudidayaan tanaman coklat antara lain adalah Uni Eropa, GPII,
Popklis, Satgas, dan kelompok tani coklat. Uni Eropa merupakan suatu lembaga yang menawarkan
program untuk membudidayakan tanaman coklat. Uni Eropa memberi wewenang kepada GPII. GPII
merupakan lembaga yang memegang alokasi dana dari Uni Eropa untuk kebutuhan para petani coklat
mulai dari perawatan, pembinaan, fasilitas, ekspor, dan mempromosikan. Adapun pihak yang memantau
berjalannya program Uni Eropa adalah Popklis Koka Jember. Kegiatan yang pernah dilaksanakan bagi
petani coklat seperti pelatihan perawatan tanaman coklat yang diadakan di Jember.

Gambar 4.4 Proses Penanaman Bibit Cokelat Bantuan Popklis Koka Jember di Desa Kemloko

D. Reyog Bulkyo

Gambar 4.5 Pertunjukan Tari Reyog Bulkyo di Lapangan Desa Kemloko

Reyog Bulkiyo mulai ada di Desa Kemloko sejak tahun 1897 yang dibawa oleh laskar Pangeran
Diponegoro dari keturunan Mataram Kuno yang bernama Kasan Muchtar. Laskar Pangeran Diponegoro
merupakan prajurit yang melarikan diri ke Desa Kemloko dari kejaran Belanda pasca perang Diponegoro.
Blitar dipilih sebagai salah satu pelarian prajurit Diponegoro selain Srengat. Hal ini dikarenakan Blitar
memiliki tanah yang subur dan hutan yang lebat sehingga dapat digunakan untuk bertani dan
bersembunyi oleh parjurit. Sejarah Reyog Bulkiyo terdapat dua versi, yang pertama menceritakan
peperangan di Pulau Jawa antara laskar Pangeran Diponegoro dengan Belanda. Versi yang kedua
menceritakan tentang Raja Bulkiyo dari Mesir yang mencari Nabi Muhammad melalui peperangan dengan
raja Karangkolo seperti yang diceritakan oleh Bapak Marjadi selaku ketua Paguyuban Reyog Bulkiyo Desa
Kemloko Kabupaten Blitar. Menurut Bapak Marjadi Reyog Bulkiyo diciptakan Kasan Muchtar dengan
mengambil kisah yang ada di dalam kitab Ambiyo. Kitab Ambiyo merupakan kitab yang ditulis dengan
huruf kaligrafi pegon dan menggunakan Bahasa Jawa. Kitab ini menceritakan tentang perjalanan Raja
Mesir yang bernama Raja Bulkiyo dalam mencari Nabi Muhammad SAW. Perjalanan Raja Mesir ini tidak
berlangsung lancar sebab harus melalui peperangan melawan Raja Karungkala.

Gambar 4.6 Penari Reyog Bulkyo lengkap dengan Instrumennya

Tari Reyog Bulkiyo memiliki berbagai macam instrumen yang digunakan dalam menampilkan
pertunjukannya yaitu kepyek atau kecer, terbang thrinting, terbang gedug tiga, terbang gleyohan, terbang
gae, kempul jur, kenong dan sronen atau slompret.

Gambar 4.7 Tim Penari Reyog Bulkyo Desa Kemloko


B. Kerjalanlah soal di bawah berikut!
1) Soal PG
Kayu Mahoni dipilih oleh pengrajin untuk dijadikan kendang dikarenakan...
a. Dapat menghasilkan suara yang bagus
b. Kerapatan pori-pori kayu Mahoni bagus
c. Kayu Mahoni memiliki tekstur yang padat
d. Kayunya tahan lama dan tidak disukai rayap

2) Soal Uraian

Kiranya dengan bahan mentah di atas, proses produksi apa yang bisa dilakukan untuk
menambah nilai gunanya?

3) Soal Benar Salah

Pertanyaan Benar/Salah

- Kayu mahoni dipilih untuk dijadikan bahan kendang dikarenakan


awet dan tahan dari serangga. ...................

- Air Nira yang digunakan sebagai bahan pembuatan gula merah


...................
didapatkan dari buah pohon mahoni.

4) Soal Menjodohkan

Pertanyaan Jawaban
- Kayu ............ digunakan sebagai bahan kendang karena a. Kelapa
memiliki tekstur awet dan tahan dari rayap.

- Para petani biasa mengambil air nira pada pohon ............ b.Coklat
sebagai bahan baku pembuatan gula merah.
c. Mahoni
- Salah satu tujuan pembibitan pohon ............ di Desa Kemloko
adalah sebagai destinasi wisata baru. d.Pinus
Lembar Pengamatan Kegiatan Produksi Gula Jawa.
Kelompok Industri Gula Jawa
Nama Kelompok …
Ketua Kelompok …
Anggota Kelompok 1. …
2. …
3. …
Deskripsi kegiatan Kelompok ini melakukan pengamatan pada kegiatan produksi di
industri gula jawa yang ada di Desa Kemloko.
Identitas produsen Nama rumah produksi …
Alamat …
Hal yang diamati 1. Apa bahan mentah/bahan baku utama dari kegiatan produksi
gula jawa?
……………………………………………………………………………………………
2. Apa saja tahapan proses produksi bahan mentah/bahan baku
utama untuk menjadi produk yang siap dipasarkan?
……………………………………………………………………………………………
3. Berapa lama proses produksi bahan mentah/bahan baku
utama untuk menjadi produk yang siap dipasarkan?
……………………………………………………………………………………………
4. Apa saja kendala dalam proses produksi gula kelapa?
……………………………………………………………………………………………
5. Bagaimana produk tersebut dipasarkan?
……………………………………………………………………………………………
Lembar Pengamatan Kegiatan Produksi Bubut Kendang.
Kelompok Industri Bubut Kendang
Nama Kelompok …
Ketua Kelompok …
Anggota Kelompok 1. …
2. …
3. …
Deskripsi kegiatan Kelompok ini melakukan pengamatan pada kegiatan produksi di
industri bubut kendang yang ada di Desa Kemloko.
Identitas produsen Nama rumah produksi …
Alamat …
Hal yang diamati 1. Dari mana bahan mentah/bahan baku utama dari kegiatan
produksi bubut kendang berasal?
……………………………………………………………………………………………
2. Apakah produk dari kegiatan industri bubut kendang siap dipa-
sarkan?
……………………………………………………………………………………………
3. Apa hasil akhir dari produksi industri bubut kendang Desa
Kemloko?
……………………………………………………………………………………………
4. Kemana produk tersebut dipasarkan?
……………………………………………………………………………………………
5. Bagaimana produk tersebut dipasarkan?
……………………………………………………………………………………………
Lembar Pengamatan Kegiatan Produksi Wisata Tematik.
Kelompok Wisata Tematik
Nama Kelompok …
Ketua Kelompok …
Anggota Kelompok 1. …
2. …
3. …
Deskripsi kegiatan Kelompok ini melakukan pengamatan pada kegiatan wisata
tematik yang ada di Desa Kemloko.
Identitas produsen Kegiatan wisata …
Alamat …
Hal yang diamati 1. Apa produk dari wisata tematik yang ditawarkan?
……………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana proses pemasaran dari produk wisata yang
ditawarkan?
……………………………………………………………………………………………
3. Siapa konsumen dari produk wisata yang ditawarkan?
……………………………………………………………………………………………
4. Apakah ada acara rutin dari kegiatan wisata tersebut?
……………………………………………………………………………………………
5. Bagaimana upaya pengelola untuk meningkatkan jumlah kun-
jungan/konsumen?
……………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai