Sishankamrata
Sishankamrata
1. KEAMANAN NASIONAL
Keamanan Nasional (National Security) merujuk pada kebutuhan untuk
memelihara dan mempertahankan eksistensi negara melalui kekuatan ekonomi,
militer dan politik serta pengembangan diplomasi. Secara konvensional, tafsir
konsep Keamanan Nasional menekankan kepada kemampuan pemerintah dalam
melindungi integritas teritorial negara dari ancaman yang datang dari luar dan dari
dalam negara tersebut.
Beberapa langkah yang penting untuk memastikan keamanan nasional :
Penggunaan diplomasi untuk menggalang sekutu danmengisolasi ancaman.
Penataan Angkatan Bersenjata yang efektif.
Implementasi konsep pertahanan yang bersifat sipil dan kesiagaan dalam
menghadapi situasi darurat, termasuk terorisme.
Memastikan daya dukung dan ketersediaan infrastrukturdalam negeri yang
penting.
Penggunaan kekuatan intelijen untuk mendeteksi danmengalahkan atau
menghindari berbagai ancaman dan spionase, serta melindungi informasi
rahasia.
Penggunaan kekuatan kontra-intelijen untuk Melindungi negara.
3. LANDASAN SISHANKAMRATA
Dalam pelaksanaannya di Republik Indonesia sishankamrata didasari oleh,
a. Undang-undang Dasar Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan umum, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Di dalam Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.
d. Kebijakan Penganggaran.
Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam mengalokasikan anggaran
pertahanan merupakan hambatan yang sangat signifikan bagi upaya
pembangunan kekuatan maupun pengerahan dan penggunaan kekuatan
pertahanan. Padahal, penentuan alokasi anggaran tidak cukup hanya
berdasarkan kondisi ekonomi nasional, tetapi juga harus didasarkan pada rasio
kebutuhan pertahanan yang mampu menjamin stabilitas keamanan. Oleh
karenanya pengalokasian anggaran dilaksanakan berdasarkan skala prioritas
secara ketat. Ke depan, diharapkan alokasi anggaran pertahanan dapat
ditingkatkan secara bertahap, sekurang-kurangnya sampai dapat tercapai
kekuatan pertahanan pada tingkat kekuatan pokok minimum.
h. Kebijakan Pengawasan.
Guna menjamin akuntabilitas pelaksanaan fungsi pertahanan, diperlukan
pengawasan eksekutif maupun legislatif terhadap penyelenggaraan pertahanan
negara.
7. PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN PERTAHANAN NASIONAL
Mahasiswa pada dasarnya tidak mempunyai sangkut paut dalam urusan
ketahanan militer. Mereka berperan dalam mempertahankan NKRI dalam bentuk
aksi solidaritas ataupun sosial. Mereka memberikan kontribusi yang berbeda dan
sangat bertolak belakang dengan cara militer. Kalau kita hanya melihat dari satu sisi,
ketahanan militer ini mungin hanya eksklusif dimiliki oleh lembaga-lembaga militer
(dalam hal ini TNI) tapi, ini bukan berarti mahasiswa tidak bisa ikut andil dalam
ketahanan militer.
Ada sebuah pertanyaan yang mencuat. Apakah perlu seorang mahasiswa
bergabung dalam Menwa untuk bisa ikut andil dalam urusan ketahanan militer?
Apalagi tugas utama seorang mahasiswa bukan lah itu. Mungkin jawabannya relatif
oleh masing-masing individu, tapi mahasiswa yang berjiwa nasionalis tentu merasa
terpanggil untuk bisa berbakti kepada negara, tanpa harus memasuki organisasi
apapun.
Intinya adalah, seorang mahasiswa tidak perlu terjun secara langsung sebagai
unsur yang ikut andil dalam ketahanan militer. Mereka cukup menjadi aktor
dibelakang layar melalui tulisan serta gagasan.