Aquatic animal health code merupakan sebuah panduan untuk otoritas veteriner dalam menjaga kesehatan dalam menjalankan ekspor dan impor hewan akuatik dan produk akuatik. Dalam aquatic animal healt code terdapat bagian yang membahas tentang diagnosa penyakit, surveillance, dan notifikasi hewan akuatik. Dalam hal ini setiap anggota dari OIE, pusat pemerintahan harus memiki komunikasi dengan otoritas veteriner dari setiap territorial. Sehingga setiap pemberitahuan yang dikirim oleh OIE langsung menuju otoritas veteriner dan dikirimkan ke negara yang bersangkutan. Setiap negara memberi informasi melalui OIE, kemudian OIE menyebarkan ke negara lain untuk meminimalisir terjadinya penyebaran penyakit. Akuatik animal health code mengatur kriteria untuk melakukan pendataan dalam penyakit hewan. Penyakit yang dilakukan pendataan harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria tersebut berupa konsekuensi, penyebaran, diagnosis dengan tingkatan 1-8. Penyakit yang telah didata oleh OIE diubah dan diperbarui setiap 1 januari. Penyakit yang telah didata oleh OIE dalam penyakit hewan akuatik pada ikan yaitu, epizootic haematopoetic nekrosis, epizootic ulcerative syndrome, gyrodactylosis, infeksius haematopoetic nekrosis, infesius salmon anemia, koi herpes virus. Penyakit hewan moluska antara lain infeksius abalone herpes like virus, infeksius bonamia ostreae, infeksius marteilia refrigens. Penyakit pada krustasea antara lain adalah crayfish plague, infeksius hypodermal dan haemapoetic nekrosis, taura syndrome, white spot desease. Penyakit pada amfibi antara laininfeksisus Batrachochytrium dendrobatidis, infeksius ranavirus. Surveilence dilakukan untuk mendemonstrasikan ketidakadaan dari suatu penyakit, mengidentifikasi suatu pemberitahuan yang diterima, menentukan terjadinya atau penyebaran penyakit endemic. Suatu pengawasan yang diterapakan teragantung deangan apa yang dibutuhkan. Berdasarkan data yang didapat harus lengkap dan akurat untuk memenuhi persyaratan dalam memberi informasi dan dalam mengambil sebuah keputusan. Pengawasan terhadap penyakit endemic memberikan informasi yang berguna untuk melakukan manajemen dalam menjaga kesehatan hewan dan dasar untuk mendeteksi suatu penyakit. System pengaawasan juga berfungsi untuk mencegah dan mengendalikan suatu penyakit. System pengawasan memiliki beberapa elemen yang penting, yaitu populasi, epidemiologi, clustering, definisi kasus dan autbreak, metode analisis, pengetesan, kualitas jaminan, validasi, koleksi data dan managemen. Aquatic animal health code terdapat bagian mengenai melakuakan analisis suatu resiko. Dalam hal ini dimulai dari mengimpor suatu hewan atau produk hewan akuatik yang berasal dari perairan atau terrestrial, memiliki tingkatan resiko yang berbeda beda terhadap suatu negara. Resiko ini mungkin dapat terjadi pada manusia dan hewan walaupun penyakit tersebut tidak ada di negara yang melakukan impor. Prinsip dari analisis resiko adalah dengan menyediakan metode dalam mengakses analisis resiko untuk negara pengimpor. Impor dapat berupa produk hewan, materian genetic, pakan, produk biologi dan material patologi. Analisis harus transparan dikarenakan data mungkin tidak lengkap dan tanpa dokumentasi. Analisis resiko pada impor dimulai mendeskripsikan komoditi yang diinginkan untuk dilakukan impor dan jumlah yang akan dilakukan perdagangan. Dlam bagian tiga dari Aquatic animal health code merisikan tentang kualitas dari pelayanan aquatic animal health. Pelayanan dari anggota OIE harus memiliki prinsip yang fundamental. Prinsip berupa pertimbangan yang professional, dalam hal ini setiap prosedur harus relevan. Independent, pelayanan bebas dari berbagai komersial, finansial, hirarki, politik yang dapat mempengaruhi suatu keputusan. Tidak memihak, setiap aktivitas harus dilakuakan secara masuk akal dan tidak dalam konsdisi diskriminasi. Integritas, dalam melakukan pelayanan setiap personel yang bekerja harus memiliki integritas yang tinggi. Objektifitas, pelayanan harus objektif, transparan dan tidak diskriminasi. Regulasi dan legislasi dalam kesehatan hewan akuatik, legislasi dan regulasi merupakan elemen yang penting yang membantu pemerintahan yang baik dan menyediakan peraturan yang legal dalam setiap melakukan aktifitas dari pelayanan kesehatan hewan akuatik. Kebijakan yang berkualitas, otoritas yang berkompeten harus memberi definisi dan dokumentasi suatu kebijakan, dalam hal ini harus berkomitmen, berkualitas, dan harus memastikan bahwa kebijakan yang dibuat dapat dipahami, diterapkan dalam organisasi. Prosedur dan standard, otoritas yang berkompeten harus mengebangkan prosedur dan standar yang sesuai untuk penyedia kegiatan yang relevan yang berkaitan dengan fasilitas terkait. Informasi, complain, dan banding, otoitas yang berkompeten harus melakukan untuk menjawab permintaan dari anggota lain, khusunya bahwa setiap peermintaan informasi, keluhan, atau banding dilakukan tepat waktu. Dokumentasi, selalu memperbarui dokumetasi dari setiap kegiatan. Evaluasi diri, melakukan evaluasi secara berkala dalam setiap pencapaian, dan efektifitas dari komponen organisasi. Komunikasi, memiliki system komunikasi meliputi administrasi dan staff teknik melalui efektifitas komunikasi internal dan eksternal. Sumber daya manusia dan finansial, setia sumber daya yang tersedia dan diimplmentasikan agar efektif dalam melakukan aktifitas. Dalam sulitnya mengatur kebebasan dari penyakit untuk seluruh negara khususnya untuk penyakit yang susah dikontrol, banyak keuntungan yang didapat dari satu anggota atau anggota lain untuk mengatur dangontrol status kesehatan hewan akuatik. Subpopulasi dipisahkan berdasarkan buatan dan alamai secara geografis, situasi tertentu, dan mengatur. Dalam hal ini juga dilakuakn zooning dalam menentukan kesehatan hewan akuatik. Desinfeksi dilakuakn untuk alat oengelola penyakit dalam agrikultur. Prosedr desinfeksi seharusnya menjadi bagian dadri program desinfeksi yang dibuat untuk tujuan tertentu. Desifksi digunakan dalam program biosecurity dan sanitasi untuk usaha memberantas suatu penyakit tertentu. Section selanjutnya membahas tentang perdagangan, prosedur import, export dan sertifikasi kesehatan. Dilakukanya sertifikasi sangatlah penting dalam kepentingan melakukan ekport dan import untuk produk yang akan diperdagangkan. Sertifikasi harus bisa dipertanggungjawabkan mengenai isian yang terlampir. Dalam proses melakukan pengiriman harus sellau dilakuakn desinfeksi terhadap produk bahan pangan maupun hewan akuatik untuk menjaga kebersihan, kondisi kendaraan harus dalam kondisi yang baik dan layak. Dalam perdagangan selalu dilakuakan pengawasan dan sertifikasi sebelum dapat dilakukan proses perdagangan. Microbial juga diatur dalam Aquatic animal code untuk mencegah adanya suatu penularan penyakit yang memiliki potensi yang berbahaya untuk hewan akuatik negara tersebut. Aquatic animal code juga mengatur dan membahas masing masing penyakit hewan akuatik pada section tujuh sampai section sebelas. Penyakit yang dibahas mengenai masing masing penyakit hewan termasuk karena virus, bakteri, dan jamur. Kesejahteraan hewan akuatik ataupun ikan dalam hal perkembangbiakan sebagai hewan ternak, kesejahteraan hewan akuatik pada saat dilakukan pengiriman dengan menggunkan transportasi yang sesuai dan harus memaadai. Kesejahteraan dalam hal eutanasi juga diperhatikan dalam konsumsi oleh manusia dan tata cara pelaksanaan pemberantasan atau untuk pemusnahan hewan akuatik yang memiliki potensi berbahaya. Aquatic animal health code mimili fungsi penting untuk panduan bagi otoritas veteriner dalam menjalankan menjaga kesehatan manusia dan hewan dalam menjalankan export dan import hewan akuatik, bahan pangan maupun produk olahan hewan akuatik. Sehingga suatu negara atau wilayah yang telah melakukan proses perdagangan ekpor impor dapat mencegah suatu penyakit menyebar, melindungi kesehatan, dan memberantas penyakit yang dianggap merugikan bagi dunia.