Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME 8 KOASISTENSI PPDH

ROTASI KEDINASAN

Oleh:
Hanny Herenda, S.KH
NIM/Kelompok: 190130100111060/06
Gelombang/Tahun: VI/2019

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
PENYEDIAAN & PENGAWASAN PANGAN ASAL HEWAN “ASUH”
(drh. Syamsul Ma’aruf, M.Si)

Penduduk dunia sudah terjadi peningkatan sangat banyak, diikuti kemudahan


omunikasi & transportasi, perkembangan IPTEK, peningkatan kerjasama perdagangan, dan
perubahan tuntutan konsumen. Di perbatasan, banyak barang dari negara lain masuk, dan ini
menunjukkan semua orang akan berpikir bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tidak
memperhatikan dampaknya bagi negeri sendiri. Dikarenakan sudah termasuk negara anggota
WTO, maka harus mengikuti aturannya. Tidak boleh untuk diskriminasi barang dari negara
lain, sehingga dapat berbahaya jika barang dari negeri lain yang masuk tidak halal. Di
Indonesia, kepentingan nasional saat ini peningkatan daya saing produk & pengamatan pasar
dalam negeri. Harus dipikirkan dan dilakukan agar bisa menjual produk tidak hanya bahan
baku seperti daging ayam saja, tapi juga produk olahannya seperti nugget dan lainnya
sehingga mnambah nilai produk dan berdaya saing.
Keamanan produk hewan untuk menjamin peningkatan kebutuhan konsumsi protein
hewani dan industrialisasi sektor peternakan dimana risiko kesehatan masyarakat yang
meningkat terkait residu dan kontaminan patogen, pemalsuan dan praktek penyimpangan,
serta dam,pat pengunaan obat hewan seperti AMR, hormon, dan lain-lain. Keamanan pangan
merupakan hak konsumen dan telah menjadi isu prioritas dalam konteks perdagangan global
dimana sistem keamanan pangan harus didasarkan pada penilaian risiko yang terintegrasi
mulai dari peternakan sampai dengan meja makan sehingga sistem harus mendorong
penetapan manajemen risiko dalam bentuk peraturan yang jelas yang berasal dari pendekatan
konsultatif dan terpadu yang dapat diterapkan secara nasional dan diakui secara internasional.
Target indikator pencapaian hasil yang mengacu kepada sasaran peningkatan akses dan
kualitas pangan dimana konsumsi protein asal ternak untuk mencapai 11.0 ditahun 2024 yang
saat ini tahun 2020 adalah 10,9 gram/kapita/tahun, produksi daging ditahun 2020 10,0 untuk
ditahun 2024 mencapai 10,9 juta ton, pangan segar asal hewan yang memenuhi syarat 85-
95%, ekspor komoditi. Selain itu mendukung stabilitas supply demand produk peternakan
(koefisien variasi harga produk) seperti telur ayam dan daging ayam dan juga meningkatkan
global food security index.
Landasan hukumnya yaitu
1. UU No. 18/209 jo UU No. 41/2014 tentang Peternakan & Kese
2. UU No. 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal
3. UU No. 18/2012 tentang Pangan
4. UU No. 8/2009 tentang Perlindungan Konsumen
5. PP No. 95/2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner & Kesejahteraan Hewan
6. PP 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
7. Permentan No. 14/2008 tentang Pedoman Pengawasan dan Pengujian Keamanan
dan Mutu Produk Hewan
8. Permentan No. 11/2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha
Produk Hewan
Penjaminan produk hewan ASUH merupakan kewajiban pemeritah & Pemda, sesuai
kewenangannya. Safe from farm to table berisikan penerapan kesrawan pada hewan produksi
dari peternakan ke RPH; pengendalian da penanggulangan zoonosis dari pengolahan sampai
distribusi ke pasar dimana RPH memiliki sertifikst Unit Usaha (NKV), registrasi dan
sertifikat produk (sertifikat veteriner), pengawasan dan pengujian, keamanan, kesehatan dan
Keutuhan produk hewan; penerapan kesrawan pada hewan non produksi untuk sampai ke
masyarakat. Di peternakan diperhatikan penerapan Kesrawan pada hewan produksi. Ketika
daging sudah keluar dari RPH, pengolahannya harus mengikuti hal-hal yang diperhatikan
seperti NKV.
Permentan No 11/2020 tentang Sertifikasi Nomor kontrol Veteriner Unit Usaha
Produk Hewan dimana Serifikasi NKV yang selanjutnya disebut Nomor Kontrol Veteriner
adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higine dan
sanitasi sebgai jaminan keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan. NKV wajib
untuk produk hewan yang belum dicampurkan pruduk lain dimana merupakan bukti tertulis
yang sah telah dipenuhinya persyaratan higiene sanitasi sebagai jaminan keamanan produk
hewan pada unit usaha produk hewan Sertifikasi NKV dapat sebagai jaminan keamanan
produk hewan oleh pemerintah. Nomor NKV memiliki maksud tersendiri, yang mana terdapat
kode unit usaha, lokasi, dan nomor urut di dalamnya sehingga dapat dilacak. Manfaat produk
ber-NKV yaitu menjamin produk hewan yang ASUH, daya saing produk hewan, fasilitas
ekspor produk hewan, asal produk hewan dapat ditelusuri. Jenis usaha wajib NKV yaitu RPH,
budidaya, distribusi produk, sarang burung walet, pengolahan produk pangan asal hewan,
pengolahan hewan non pangan. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan dilakukan oleh
UPT Laboratorium Kesmavet. Monitoring dan surveilans produk hewan dilakukan oleh Unit
Usaha bersertifikasi. Selain itu juga perlu dilakukan pengawasan keamanan produk hewan.
Pengawasan Produk Hewan berdasarkan PP No 95 tahun 2012 pasal 45 s/d 49 baik produksi
didalam negeri maupun dimasukan dari luar negeri. Penerapan pengawasan lalu-lintas produk
hewan berdasarkan PP No 47/2014 pasal 44 tentang masuk dan keluar NKRI serta antar
pulau, antar wilayah dalam pulau dan dalam 1 wilayah.
Dilan Kesmavet (Digital Pelayanan dan Pelaporan Kesehatan Masyarakat Veteriner)
merupakan layanan baru pada era industri 4.0 ini yang menuntut kinerja layanan pemerintah
yang cepat, terukur, kesisteman yang berbasis digitalisasi. Laporan akan segera ditindak
dalam waktu 24 jam. Pembagian kewenangan pengawasan Kesmavet yaitu:
- Pusat  NSPK dan Pembinanan  Monev
- Provinsi: Koordinatif (antar wilayah kab/kota) dan pengawasan pelaksanaan
wasvet  Laporan ke Pusat dari akumulasi pelaksanaan di kab/kota
- Kab/kota  pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan di wilayah  Laporan
Wasvet ke provinsi.
Pangan Asal Hewan merupakan sumber protein hewani merupakan sumber kesehatan
dan gizi dimana produk hewan merupakan perishable food and potensial hazardous juga
memiliki bahaya bilogis, bahaya kimia, dan bahaya fisik. Pangan asal Hewan yang kita
konsumsi harus Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH). Karakteristik konsumen yaitu lebih
tertarik dengan daging hangat dibandingkan daging beku/dingin. Daging segar sebenarnya
adalah daging beku atau daging yang sudah mengalami pelayuan atau pengeluaran darah
untuk menjaga kualitas dan menunjukkan pH yang rendah dibawah 6. Karakteristik produksi
daging dengan biaya produksi berdasarkan harga pakan.

Anda mungkin juga menyukai