0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan dan pengawasan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Tiga poin utama dalam dokumen ini adalah: 1) pentingnya menjamin keamanan pangan asal hewan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan memenuhi hak konsumen, 2) landasan hukum dan peraturan terkait pengawasan keamanan pangan hewan, dan 3) peran berbagai pihak dalam memastikan produ
Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan dan pengawasan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Tiga poin utama dalam dokumen ini adalah: 1) pentingnya menjamin keamanan pangan asal hewan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan memenuhi hak konsumen, 2) landasan hukum dan peraturan terkait pengawasan keamanan pangan hewan, dan 3) peran berbagai pihak dalam memastikan produ
Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan dan pengawasan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Tiga poin utama dalam dokumen ini adalah: 1) pentingnya menjamin keamanan pangan asal hewan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan memenuhi hak konsumen, 2) landasan hukum dan peraturan terkait pengawasan keamanan pangan hewan, dan 3) peran berbagai pihak dalam memastikan produ
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020 PENYEDIAAN & PENGAWASAN PANGAN ASAL HEWAN “ASUH” (drh. Syamsul Ma’aruf, M.Si)
Penduduk dunia sudah terjadi peningkatan sangat banyak, diikuti kemudahan
omunikasi & transportasi, perkembangan IPTEK, peningkatan kerjasama perdagangan, dan perubahan tuntutan konsumen. Di perbatasan, banyak barang dari negara lain masuk, dan ini menunjukkan semua orang akan berpikir bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tidak memperhatikan dampaknya bagi negeri sendiri. Dikarenakan sudah termasuk negara anggota WTO, maka harus mengikuti aturannya. Tidak boleh untuk diskriminasi barang dari negara lain, sehingga dapat berbahaya jika barang dari negeri lain yang masuk tidak halal. Di Indonesia, kepentingan nasional saat ini peningkatan daya saing produk & pengamatan pasar dalam negeri. Harus dipikirkan dan dilakukan agar bisa menjual produk tidak hanya bahan baku seperti daging ayam saja, tapi juga produk olahannya seperti nugget dan lainnya sehingga mnambah nilai produk dan berdaya saing. Keamanan produk hewan untuk menjamin peningkatan kebutuhan konsumsi protein hewani dan industrialisasi sektor peternakan dimana risiko kesehatan masyarakat yang meningkat terkait residu dan kontaminan patogen, pemalsuan dan praktek penyimpangan, serta dam,pat pengunaan obat hewan seperti AMR, hormon, dan lain-lain. Keamanan pangan merupakan hak konsumen dan telah menjadi isu prioritas dalam konteks perdagangan global dimana sistem keamanan pangan harus didasarkan pada penilaian risiko yang terintegrasi mulai dari peternakan sampai dengan meja makan sehingga sistem harus mendorong penetapan manajemen risiko dalam bentuk peraturan yang jelas yang berasal dari pendekatan konsultatif dan terpadu yang dapat diterapkan secara nasional dan diakui secara internasional. Target indikator pencapaian hasil yang mengacu kepada sasaran peningkatan akses dan kualitas pangan dimana konsumsi protein asal ternak untuk mencapai 11.0 ditahun 2024 yang saat ini tahun 2020 adalah 10,9 gram/kapita/tahun, produksi daging ditahun 2020 10,0 untuk ditahun 2024 mencapai 10,9 juta ton, pangan segar asal hewan yang memenuhi syarat 85- 95%, ekspor komoditi. Selain itu mendukung stabilitas supply demand produk peternakan (koefisien variasi harga produk) seperti telur ayam dan daging ayam dan juga meningkatkan global food security index. Landasan hukumnya yaitu 1. UU No. 18/209 jo UU No. 41/2014 tentang Peternakan & Kese 2. UU No. 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal 3. UU No. 18/2012 tentang Pangan 4. UU No. 8/2009 tentang Perlindungan Konsumen 5. PP No. 95/2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner & Kesejahteraan Hewan 6. PP 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan 7. Permentan No. 14/2008 tentang Pedoman Pengawasan dan Pengujian Keamanan dan Mutu Produk Hewan 8. Permentan No. 11/2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan Penjaminan produk hewan ASUH merupakan kewajiban pemeritah & Pemda, sesuai kewenangannya. Safe from farm to table berisikan penerapan kesrawan pada hewan produksi dari peternakan ke RPH; pengendalian da penanggulangan zoonosis dari pengolahan sampai distribusi ke pasar dimana RPH memiliki sertifikst Unit Usaha (NKV), registrasi dan sertifikat produk (sertifikat veteriner), pengawasan dan pengujian, keamanan, kesehatan dan Keutuhan produk hewan; penerapan kesrawan pada hewan non produksi untuk sampai ke masyarakat. Di peternakan diperhatikan penerapan Kesrawan pada hewan produksi. Ketika daging sudah keluar dari RPH, pengolahannya harus mengikuti hal-hal yang diperhatikan seperti NKV. Permentan No 11/2020 tentang Sertifikasi Nomor kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan dimana Serifikasi NKV yang selanjutnya disebut Nomor Kontrol Veteriner adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higine dan sanitasi sebgai jaminan keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan. NKV wajib untuk produk hewan yang belum dicampurkan pruduk lain dimana merupakan bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higiene sanitasi sebagai jaminan keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan Sertifikasi NKV dapat sebagai jaminan keamanan produk hewan oleh pemerintah. Nomor NKV memiliki maksud tersendiri, yang mana terdapat kode unit usaha, lokasi, dan nomor urut di dalamnya sehingga dapat dilacak. Manfaat produk ber-NKV yaitu menjamin produk hewan yang ASUH, daya saing produk hewan, fasilitas ekspor produk hewan, asal produk hewan dapat ditelusuri. Jenis usaha wajib NKV yaitu RPH, budidaya, distribusi produk, sarang burung walet, pengolahan produk pangan asal hewan, pengolahan hewan non pangan. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan dilakukan oleh UPT Laboratorium Kesmavet. Monitoring dan surveilans produk hewan dilakukan oleh Unit Usaha bersertifikasi. Selain itu juga perlu dilakukan pengawasan keamanan produk hewan. Pengawasan Produk Hewan berdasarkan PP No 95 tahun 2012 pasal 45 s/d 49 baik produksi didalam negeri maupun dimasukan dari luar negeri. Penerapan pengawasan lalu-lintas produk hewan berdasarkan PP No 47/2014 pasal 44 tentang masuk dan keluar NKRI serta antar pulau, antar wilayah dalam pulau dan dalam 1 wilayah. Dilan Kesmavet (Digital Pelayanan dan Pelaporan Kesehatan Masyarakat Veteriner) merupakan layanan baru pada era industri 4.0 ini yang menuntut kinerja layanan pemerintah yang cepat, terukur, kesisteman yang berbasis digitalisasi. Laporan akan segera ditindak dalam waktu 24 jam. Pembagian kewenangan pengawasan Kesmavet yaitu: - Pusat NSPK dan Pembinanan Monev - Provinsi: Koordinatif (antar wilayah kab/kota) dan pengawasan pelaksanaan wasvet Laporan ke Pusat dari akumulasi pelaksanaan di kab/kota - Kab/kota pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan di wilayah Laporan Wasvet ke provinsi. Pangan Asal Hewan merupakan sumber protein hewani merupakan sumber kesehatan dan gizi dimana produk hewan merupakan perishable food and potensial hazardous juga memiliki bahaya bilogis, bahaya kimia, dan bahaya fisik. Pangan asal Hewan yang kita konsumsi harus Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH). Karakteristik konsumen yaitu lebih tertarik dengan daging hangat dibandingkan daging beku/dingin. Daging segar sebenarnya adalah daging beku atau daging yang sudah mengalami pelayuan atau pengeluaran darah untuk menjaga kualitas dan menunjukkan pH yang rendah dibawah 6. Karakteristik produksi daging dengan biaya produksi berdasarkan harga pakan.
Penerapan Pemberlakuan PP No. 57 Tahun 2015 Tentang Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan