Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

KEAMANAN PANGAN

Oleh :

NAMA : SHINTIA JOSINA SIRDJOIR

NPM : 12113201190173

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2022
1. Standar SNI
2. Regulasi terkait keamanan pangan

PP 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan

▪︎Dasar Hukum

Dasar hukum Peraturan Pemerintah Nomor 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan adalah:

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

▪︎Penjelasan Umum PP Keamanan Pangan

Keamanan Pangan merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan sistem Pangan.
Penyelenggaraan Keamanan Pangan bertujuan agar negara dapat mcmberikan perlindungan kepada
rakyat untuk mengonsumsi Pangan yang aman bagi kesehatan dan keselamatan jiwanya. Untuk
menjamin Pangan yang tersedia aman dikonsumsi maka penyelenggaraan Keamanan Pangan harus
diterapkan di sepanjang Rantai Pangan, mulai dari tahap produksi (budi daya), pemanenan, pengolahan,
penyimpanan, distribusi, peredaran hingga sampai di tangan konsumen. Kegiatan atau proses produksi
untuk menghasilkan Pangan yang aman dikonsumsi di sepanjang Rantai Pangan dilakukan melalui
penerapan persyaratan Keamanan Pangan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Pangan serta makin maju dan terbukanya dunia
perdagangan baik domestik maupun antarnegara akan membawa dampak pada semakin beragamnya
jenis Pangan yang beredar dalam masyarakat baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang berasal
dari impor.

Pangan yang dikonsumsi masyarakat pada dasarnya melalui suatu mata rantai proses yang meliputi
produksi, penyimpanan, pengangkutan, peredaran hingga tiba di tangan konsumen. Agar keseluruhan
mata rantai tersebut memenuhi persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan, maka
perlu diwujudkan suatu sistem pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif di bidang
Keamanan Pangan dalam bentuk Peraturan Pemerintah tentang Keamanan Pangan yang merupakan
peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

Peraturan Pemerintah ini disusun untuk menyelenggarakan Keamanan Pangan yang terpadu sepanjang
Rantai Pangan, berbasis analisis risiko, transparansi, ketertelusuran produk, harmonisasi standar,
pertanggungjawaban, keterpaduan antarotoritas kompeten, konsisten, dan tidak berpihak.

Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Ketentuan Keamanan Pangan terkait dengan agama dan
keyakinan diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal dan
peraturan pelaksanaannya.

Secara umum Peraturan Pemerintah ini memuat materi-materi pokok yang disusun secara sistematis
sebagai berikut: penyelenggaraan Keamanan Pangan; pengawasan; sanksi administratif; kejadian luar
biasa dan Kedaruratan Keamanan Pangan; dan peran serta masyarakat.

3. Cemaran cemaran biologis

WHO mendefinisikan foodborne disease sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun,
yang disebabkan oleh agen yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna. Agen tersebut
dapat berupa pencemaran atau kontaminasi kimia maupun mikrobiologi. Foodborne disease baik yang
disebabkan oleh mikroba (mikrobiologi) bervariasi meliputi bakteri, parasit, virus, ganggang, yang gejala,
komplikasi dan waktu sakitnya pun bervariasi. Untuk mengantisipasi kasus foodborne disease yang
disebabkan oleh cemaran mikrobiologi, maka Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI telah
mengeluarkan Peraturan No. 16 tahun 2016 mengenai Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan.
Aturan ini sangat membantu para produsen pangan untuk melakukan pengawasan serta memberikan
jaminan yang cukup bahwa produk yang dihasilkan tidak melebihi batas cemaran mikrobiologi yang
disyaratkan.

Patogen utama dalam makanan adalah Salmonella spp, Staphylococcus aureus serta toksin yang
diproduksinya, Bacillus cereus dan Clostridium perfringens. Di samping itu muncul beberapa jenis
patogen yang semakin populer seperti Campylobacter spp, Helicobacter spp, Listeria monocytogenes,
serta Corynebacterium diphteria. Corynebacterium diphteria merupakan bakteri yang menyebabkan
penyakit difteri. Hingga bulan November 2017, telah dilaporkan bahwa 95 kabupaten/kota dari 20
provinsi terjangkit wabah difteri sehingga dikategorikan kejadian luar biasa (KLB) oleh Kementerian
Kesehatan. Bakteri Corynebacterium diphteria mudah menular lewat udara saat bersin, batuk atau
sentuhan. Gejala terinfeksi bakteri ini, ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan, muncul selaput
putih di tenggorokan/hidung jika tidak segera ditangani maka dapat berakibat kematian. Karena mudah
menular dan berbahaya, sehingga para produsen pangan juga perlu mengawasi penjamah makanan
atau karyawan produksi pangan terutama yang terinfeksi bakteri ini agar tidak diperbolehkan untuk
mengolah pangan.

Anda mungkin juga menyukai