0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan1 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses produksi antibiotik streptomisin dari bakteri Streptomyces griceus melalui fermentasi.
2. Proses fermentasi memerlukan suhu 28°C selama 10 hari untuk memperoleh hasil sebesar 1g/L streptomisin.
3. Proses pemurnian menggunakan adsorpsi karbon aktif, elusi, dan presipitasi untuk memisahkan streptomisin dari hasil fermentasi.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Fermentasi antibiotik streptomisin oleh bakteri streptomyces griceus - hadi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses produksi antibiotik streptomisin dari bakteri Streptomyces griceus melalui fermentasi.
2. Proses fermentasi memerlukan suhu 28°C selama 10 hari untuk memperoleh hasil sebesar 1g/L streptomisin.
3. Proses pemurnian menggunakan adsorpsi karbon aktif, elusi, dan presipitasi untuk memisahkan streptomisin dari hasil fermentasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses produksi antibiotik streptomisin dari bakteri Streptomyces griceus melalui fermentasi.
2. Proses fermentasi memerlukan suhu 28°C selama 10 hari untuk memperoleh hasil sebesar 1g/L streptomisin.
3. Proses pemurnian menggunakan adsorpsi karbon aktif, elusi, dan presipitasi untuk memisahkan streptomisin dari hasil fermentasi.
NRP : 1321720011 Mata Kuliah : Teknologi Fermentasi
Proses pembuatan antibiotik streptomisin dari bakteri Streptomyces griceus
Streptomyces griceus merupakan salah satu bakteri penghasil antibiotik jenis streptomisin. Media dasar untuk produksi streptomisin yaitu mengandung pati kedelai sebagai sumber nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon dan NaCl. Temperatur optimum untuk proses fermentasi ini berkisar pada suhu 28°C, dengan kecepatan pengadukan dan aerasi yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi streptomisin yang maksimal. Proses fermentasi berlangsung sekitar 10 hari dengan jumlah steptomisin yang dipanen sekitar 1g/L. Hasil fermentasi Streptomyces griceus tidak hanya menghasilkan streptomisin, tetapi juga menghasilkan zat lain seperti manisidostreptomisin (streptomisin B), serta beberapa enzim ekstraseluler dan inhibitor. Maka dari itu perlu dilakukan proses pemisahan dan pemurnian. Proses pemurnian streptomisin banyak menggunakan bantuan karbon aktif sebagai adsorben, penggunaan karbon aktif akan diikuti dengan proses elusi dan presipitasi untuk mendapatkan endapan streptomisin. Zat yang digunakan untuk mengendapkan streptomisin adalah aseton ataupun eter. Adsorpsi dengan karbon aktif dilakukan pada pH 6-8 dengan penambahan 1-2% (v/v) asam fosfat. Jika pH yang digunakan untuk adsorpsi < 6 maka efisiensi adsorpsi akan menurun hampir 50% yang menyebabkan produksi streptomisin tidak maksimal. Elusi oleh suspensi dari karbon aktif yang telah dibilas dalam metanol yang mengandung 2% HCl (pH 1,5-2,0) dengan pengadukan selama 30 menit. Karbon aktif yang telah terpakai kemudian dipisahkan dengan filtrasi dan charcoal bed dibilas 3 kali dengan 5 volume acid-metanol. pH eluat dibuat mencapai 6 dengan menambahkan 80% (w/v) soda kaustik. Kalsium fosfat yang terbentuk kemudian diendapkan. Eluat yang telah difiltrasi dan dinetralkan kemudian dipekatkan hingga mencapai 1/8 volume awal melalui proses evaporasi tekanan rendah pada 30 - 40°C yang dilanjutkan dengan proses filtrasi. Material tak aktif seperti NaCl dibuang pada saat pemekatan, penambhan aseton sebanyak 5 kali volume konsentrat akan menghasilan endapan putih berupa streptomisin hidroklorida. Kemudian disaring dan dikeringkan pada tekanan rendah.