Anda di halaman 1dari 19

Eksponensiasi

Perpangkatan Bilangan

Grafik dari y = bx untuk beberapa basis b: basis 10


(hijau), basis e (merah), basis 2 (biru), dan basis  12
(cyan). Setiap kurva melalui titik (0, 1) karena setiap
bilangan bukan nol dipangkatkan 0 adalah 1. Pada x
= 1, nilai y sama dengan basis karena setiap
bilangan dipangkatkan 1 adalah bilangan itu sendiri.

Eksponensiasi adalah sebuah operasi


matematika, ditulis sebagai bn,
melibatkan dua bilangan, basis atau
bilangan pokok b dan eksponen atau
pangkat n. Ketika n adalah bilangan bulat
positif, eksponensiasi adalah perkalian
berulang dari basis: yaitu, bn adalah
produk dari mengalikan basis n:

Dalam kasus itu, bn disebut pangkat n


dari b, atau b dipangkatkan n.
Eksponensiasi digunakan secara luas di
berbagai bidang, termasuk ekonomi,
biologi, kimia, fisika, dan ilmu komputer,
dengan aplikasi seperti bunga berbunga,
pertumbuhan penduduk, kinetika kimia,
perilaku gelombang, dan kriptografi kunci
publik.

Latar belakang dan


terminologi
Ekspresi b2 = b·b disebut square dari b
karena area suatu bujursangkar dengan
panjang sisi b adalah b2. Diucapkan "b
kuadrat" atau "b pangkat dua" (bahasa
Inggris: b squared).
Ekspresi b3 = b·b·b disebut cube dari b
karena volume suatu kubus dengan
panjang sisi b adalah b3. Diucapkan "b
pangkat tiga" (bahasa Inggris: b cubed).

Eksponen menyatakan berapa banyak


salinan dari basis yang dilipatgandakan
atau dikalikan bersama-sama.

Misalnya, 35 = 3·3·3·3·3 = 243. Basis 3


muncul 5 kali dalam perkalian berulang,
karena eksponennya adalah 5. Di sini, 3
adalah basis, 5 adalah eksponen, dan 243
adalah (hasil) pangkat atau, lebih spesifik,
pangkat lima dari 3, 3 dipangkatkan lima
atau 3 pangkat lima (bahasa Inggris: 3 to
the power of 5).

Kata "dipangkatkan" biasanya disingkat


hanya menjadi "pangkat", sehingga 35
biasanya diucapkan "tiga pangkat lima"
(bahasa Inggris: three to the fifth atau
three to the five). Eksponensiasi bn dapat
dibaca b dipangkatkan n kali, atau b
dipangkatkan n, atau b dipangkatkan
dengan eksponen n, atau singkatnya b
pangkat n (bahasa Inggris: b to the n).

Eksponensiasi dapat digeneralisasi dari


eksponen integer ke jenis-jenis umum
bilangan lainnya.
Kata "eksponen" (exponent)
diperkenalkan pada tahun 1544 oleh
Michael Stifel.[1]

Notasi eksponensiasi modern


diperkenalkan oleh René Descartes
dalam karyanya Géométrie pada tahun
1637.[2][3]

Eksponen integer
Bilangan disebut bilangan pokok, dan
bilangan disebut eksponen. Sebagai
contoh, pada , 2 adalah bilangan
pokok dan 3 eksponen.
Untuk menghitung seseorang harus
mengalikan 3 kali terhadap angka 2.
Sehingga . Hasilnya adalah
. Apa yang dikatakan
persamaan bisa juga dikatakan dengan
cara ini: 2 pangkat 3 sama dengan 8.

Contoh:

untuk setiap bilangan x

Jika eksponen sama dengan 2, maka


disebut persegi karena area persegi
dihitung menggunakan . Sehingga
adalah persegi dari

Jika eksponen sama dengan 3, maka


disebut kubik karena volume kubus
dihitung dengan . Sehingga

adalah kubik

Jika eksponen sama dengan -1 orang


harus menghitung invers bilangan pokok.

Sehingga: Jika eksponen

adalah integral dan kurang dari 0, orang


harus membalik bilangan dan
menghitung pangkat. Sebagai contoh:
Jika eksponen sama dengan hasilnya

adalah akar persegi bilangan pokok.


Sehingga Contoh:

Dengan cara yang sama, jika eksponen

hasilnya adalah akar ke-n, sehingga:

Jika eksponen merupakan bilangan

rasional , hasilnya adalah akar ke-q


bilangan pokok yang dipangkatkan p,
sehingga:

Eksponen bisa juga tak rasional. Untuk


menjadikan bilangan pokok a menjadi
pangkat ke-x yang tak rasional, kita
menggunakan rangkaian
ketidakterhinggaan bilangan rasional (xi),
yang limitnya adalah x:

seperti ini:
Ada beberapa aturan yang membantu
menghitung pangkat:

: Bila bilangan pokok


lebih besar daripada 1 dan eksponen 0,
jawabannya 1. Jika bilangan pokok dan
pangkat sama dengan 0, jawabannya
tak terdefinisikan.

Ekponen matriks bisa pula dihitung.


Matriks itu harus persegi. Sebagai
contoh: .

Daftar eksponensial
bilangan bulat
n n2 n3 n4 n5 n6 n7 n8 n9 n10

2 4 8 16 32 64 128 256 512 1,024

3 9 27 81 243 729 2,187 6,561 19,683 59,049

4 16 64 256 1,024 4,096 16,384 65,536 262,144 1,048,576

5 25 125 625 3,125 15,625 78,125 390,625 1,953,125 9,765,625

6 36 216 1,296 7,776 46,656 279,936 1,679,616 10,077,696 60,466,17

7 49 343 2,401 16,807 117,649 823,543 5,764,801 40,353,607 282,475,2

8 64 512 4,096 32,768 262,144 2,097,152 16,777,216 134,217,728 1,073,741

9 81 729 6,561 59,049 531,441 4,782,969 43,046,721 387,420,489 3,486,784

10 100 1,000 10,000 100,000 1,000,000 10,000,000 100,000,000 1,000,000,000 10,000,00


Lihat pula
Peluruhan eksponensial

Bacaan lebih lanjut


Kurnianingsih, Sri (2007). Matematika
SMA dan MA 3B Untuk Kelas XII
Semester 2 Program IPA. Jakarta:
Esis/Erlangga. ISBN 979-734-505-X.
(Indonesia)

Referensi
1. ^ See:
Earliest Known Uses of Some of
the Words of Mathematics
Michael Stifel, Arithmetica
integra (Nuremberg
("Norimberga"), (Germany):
Johannes Petreius, 1544), Liber
III (Book 3), Caput III (Chapter
3): De Algorithmo numerorum
Cossicorum. (On algorithms of
algebra.), page 236. Stifel was
trying to conveniently represent
the terms of geometric
progressions. He devised a
cumbersome notation for doing
that. On page 236, he presented
the notation for the first eight
terms of a geometric
progression (using 1 as a base)
and then he wrote:
"Quemadmodum autem hic
vides, quemlibet terminum
progressionis cossicæ, suum
habere exponentem in suo
ordine (ut 1ze habet 1. 1ʓ habet
2 &c.) sic quilibet numerus
cossicus, servat exponentem
suæ denominationis implicite,
qui ei serviat & utilis sit,
potissimus in multiplicatione &
divisione, ut paulo inferius
dicam." (However, you see how
each term of the progression
has its exponent in its order (as
1ze has a 1, 1ʓ has a 2, etc.), so
each number is implicitly subject
to the exponent of its
denomination, which [in turn] is
subject to it and is useful mainly
in multiplication and division, as
I will mention just below.) [Note:
Most of Stifel's cumbersome
symbols were taken from
Christoff Rudolff, who in turn
took them from Leonardo
Fibonacci's Liber Abaci (1202),
where they served as shorthand
symbols for the Latin words
res/radix (x), census/zensus
(x2), and cubus (x3).]
2. ^ René Descartes, Discourse de la
Méthode … (Leiden, (Netherlands):
Jan Maire, 1637), appended book: La
Géométrie, book one, page 299.
From page 299: " … Et aa, ou a2, pour
multiplier a par soy mesme; Et a3,
pour le multiplier encore une fois par
a, & ainsi a l'infini ; … " ( … and aa, or
a2, in order to multiply a by itself; and
a3, in order to multiply it once more
by a, and thus to infinity ; … )
3. ^ Cajori, Florian (1991) [1893]. A
History of Mathematics (edisi ke-
5th). AMS. hlm. 178.
ISBN 0821821024.

Pranala luar
sci.math FAQ: What is 00?
(Inggris) exponentiation (ID:
exponensiasi) di PlanetMath.org.
Laws of Exponents with derivation
and examples
What does 0^0 (zero to the zeroth
power) equal? on
AskAMathematician.com
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Eksponensiasi&oldid=15097739"

Terakhir disunting 10 bulan yang lalu oleh Taylor 49

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai