Anda di halaman 1dari 26

Pemanfaatan Urine dan Ekstrak Buah Nanas Sebagi Sumber Energi

Alternatif Pengganti Baterai untuk Menyalakan Lampu Pijar


Berkekuatan 2,5 Watt Menjadi Lampu berkekuatan 40-60 Watt
dengan Menggunakan Mediator Botol Plastik Bekas Berisi Air dan
Pemutih (Oxygen blench)

Oleh : Ayu Nurislami Wulandari

X.MS-2

SMAN 1 SELONG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga proposal penelitian yang berjudul
“Pemanfaatan Urine dan Ekstrak Buah Nanas Sebagi Sumber Energi Alternatif Pengganti
Baterai untuk Menyalakan Lampu Pijar Berkekuatan 2,5 Watt Menjadi Lampu berkekuatan
40-60 Watt dengan Menggunakan Mediator Botol Plastik Bekas Berisi Air dan Pemutih
(Oxygen blench)” ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan.

Penulisan karya tulis ini memberikan gambaran tentang bagaimana cara


pemanfaatan urine dengan ekstrak buah Nanas sebagai salah satu sumber energi, serta
bagaimana proses-proses dari reaksi tersebut terjadi.

Dalam penyelesaian proposal penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih


kepada pihak-pihak yang terkait yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan peningkatan
teknologi di masa yang akan datang.

Penulis menyadari keterbatasan dalam penulisan proposal penelitian ini. Untuk itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan karya tulis selanjutnya.
Semoga karya tulis ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang.

Selong, April 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah..................................................................................6
C. Identifikasi Masalah.............................................................................7
D. Batasan Masalah...................................................................................7
E. Tujuan Penelitian...................................................................................7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Sumber Energi Listrik.................................................................................9


B. Baterai.........................................................................................................12
C. Urine Manusia.............................................................................................13
D. Nanas...........................................................................................................16
E. Lampu Pijar..................................................................................................16
F. Lampu Mosser..............................................................................................18
G. Botol Plastik.................................................................................................19
H. Pemutih Pakaian (Oxygen blench)................................................................19
I. Hipotesis (Reaksi Kimia)..............................................................................20

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian............................................................................................22
B. Waktu Penelitian.........................................................................................22
C. Variabel.......................................................................................................22
D. Alat dan Bahan............................................................................................23
E. Langkah Kerja..............................................................................................24
F. Teknik Analisis Data………………………………………………………24

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..25

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat
diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Banyak energi listrik yang digunakan pada
peralatan rumah tangga sebagai sumber penggeraknya. Peralatan listrik tersebut mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari bebannya, apakah beban resistif, induktif dan
kapasitif. Adanya peralatan listrik yang menggunakan beban induktif seperti salah satunya
lampu pijar (TL) akan menyebabkan penggunaan daya yang tidak efisien, sehingga pelanggan
harus membayar lebih mahal. Untuk itu perlu adanya solusi dan inovasi yang perlu dilakukan
untuk menyikapi hal tersebut, dalam hal ini penulis akan memaparkan suatu cara yang efektif
dan efisien dalam memanfaatkan wadah plastik bekas dan campuran air mineral dengan
Oxygen Bleach (Pemutih) utuk dibuat menjadi lampu pijar berkekuatan 40-60watt dengan
modal hanya dari lampu pijar berkekuatan 2,5 watt yang sumber tenaga alternatifnya dari
campuran urine dengan air ekstrak buah nanas sebagai pengganti baterai.
Wadah atau botol plastik yang sudah tidak digunakan lagi dapat dikategorikan sebagai
sampah anorganik - tidak terurai (undegradable). Sampah ini tidak mudah membusuk
sehingga bersifat tidak ramah lingkungan. Sampah dari botol plastik juga terus meningkat
setiap tahunnya. Salah satu cara yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya
peningkatan tersebut adalah menekan peningkatan volume wadah atau botol plastik bekas
tersebut dengan mengolah dan menggunakannya menjadi energi listrik yang ramah
lingkungan. Jika hal itu dilakukan maka tentunya akan sangat bermanfaat baik bagi
penyediaan energi listrik dan juga menciptakan kondisi lingkungan yang semakin baik. Maka
dalam hal ini, wadah atau botol plastik bekas yang sudah tidak digunakan lagi dapat
dimanfaatkan untuk membuat bola lampu pijar.
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik
melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Lampu pijar dipasarkan
dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi
dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk
menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan
lainnya seperti lampu pendar dan diode cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara
peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
4
Hanya dengan menggunakan botol plastik, air dan bahan pemutih (bleach), Alfredo
Moser menemukan cara untuk menghasilkan cahaya yang mencapai 40 hingga 60 watt.
Kekuatan cahayanya melebihi beberapa bohlam lampu biasa. Kepada BBC, sang penemu
mengatakan, "Tuhan memberi matahari kepada setiap orang dan cahaya adalah untuk semua.
Siapa pun yang memanfaatkannya bisa menghemat uang. Anda tidak akan terkena kejutan
listrik, dan harganya hampir gratis." Lebih dari 3.000 ton emisi karbondioksida per tahunnya
dapat dihemat dengan seluruh lampu botol plastik yang telah terpasang. "Lampu Moser"
memang tidak menyala di malam hari. Untuk itu, Dalam proposal penelitian ini, penulis
menuangkan pemikiran tentang sumber energi alternatif yang didapat dari alam agar “Lampu
Moser” dapat tetap menyala pada malam hari yaitu dengan memanfaatkan urine dan air
ekstarak buah nanas sebagai sumber energi alternatifnya.

Dewasa ini, kelompok pelanggan yang menggunakan energi listrik untuk lampu
pijar diantaranya adalah sektor rumah tangga, sektor industri, sektor bisnis dan juga sektor
publik. Mereka akan membutuhkan suplai energi listrik yang setiap tahunnya akan terus
bertambah. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang di dorong oleh
pertambahan jumlah penduduk yang mengakibatkan permintaan terhadap pemasangan listrik
terus bertambah. Adanya problematika ini, banyak masyarakat yang mengeluh dan
mengharapkan adanya kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Oleh karena
itu, sebagai pelajar yang sudah sepantasnya membantu pemerintah, penulis ingin memberikan
suatu pendapat dan pemikiran yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Penulis mengambil sebuah sampel yaitu campuran urine dan air ekstrak buah nanas
sebagai sumber energi alternatif pengganti baterai. Selain mudah didapatkan, sampel ini juga
bisa diproduksi kembali dalam waktu yang singkat dan juga dapat diisi ulang. Penulis juga
berpendapat bahwa semua yang diciptakan di dunia pasti bermanfaat. Tetapi harus ada
batasan dan aturan-aturan tertentu untuk memanfaatkannya. Oleh karena itu, penulis
menggunakan sampel campuran urine dengan air ekstrak buah nanas untuk pembuatan baterai
dengan tidak mengabaikan aturan dan batasan-batasan dalam agama.

Penulis mengambil urine sebagai sampel karena pada urine mempunyai kandungan
yang sama dengan kandungan yang ada di baterai dan juga berdasarkan artikel yang penulis
baca bahwa urine di Jepang dikembangkan sebagai pengganti baterai. Dan juga mengambil air
perasan jeruk karena air jeruk memiliki senyawa kimia alami yaitu asam sitrat. Asam sitrat
adalah senyawa asam organik lemah yang dapat ditemukan pada buah-buahan Citrus (jeruk-
jerukan). Penulis memilih menggunakan air ekstrak buah nanas karena serat dari 150 gram

5
nanas setera dengan separuh dari jeruk. Meskipun tergolong asam lemah, namun dapat kita
gunakan sebagi salah satu alternatif untuk sumber energi listrik. Salah satu alasan lain juga
yaitu limbah baterai meresahkan masyarakat. Karena baterai mengandung zat-zat berbahaya
dan beracun. Juga di Indonesia ini tidak ada penanganan khusus yang dilakukan oleh
Pemerintah. Tidak seperti di Jepang. Pemeritah Jepang membuat penanganan khusus tentang
ini.Orang Jepang mendaur ulang lagi baterai yang sudah tidak dipakai. Teapi berbeda dengan
masyarakat Indonesia setelah memakai baterai, dibuang begitu saja. Padahal, baterai dapat
meresahkan masyarakat. Semakin banyak limbah baterai maka semakin banyak bahaya.

Maka berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan diatas, dengan dilakukannya
penelitian ini masyarakat dapat memperoleh sumber energi yang murah, mudah didapat dan
efisien. Dan penelitian ini juga dimaksudkan agar para pelajar berfikir lebih peka lagi
terhadap sekitarnya. Sesuatu yang terlihat tidak penting belum tentu tidak dapat dimanfaatkan
seperti bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lampu moser dan campuran urine
dengan air ekstrak buah nanas. Penelitian ini juga dapat bemanfaat karena dapat menghemat
sumber daya alam dan juga merupakan terobosan baru dalam pengetahuan. Setiap
permasalahan perlu adanya alternatif. Alterntif yang bagus merupakan jalan keluar. Dan
dengan dilakukannya penelitian ini dapat menjadi alternatif dan jalan keluar yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Lampu Pijar ?
2. Apa itu Lampu Moser ?
3. Benarkah Lampu Moser dapat menjadi alternatif pengganti Lampu Pijar ?
4. Bagimana cara membuat Lampu Moser ?
5. Bagaimana sistem kerja dari Lampu Moser ?
6. Mengapa Lampu Moser tidak dapat menyala pada malam hari ?
7. Bagaimana cara agar Lampu Moser dapat menyala pada malam hari ?
8. Benarkah dampak pembuatan dan penggunaan baterai yang telah terbukti, ternyata
merupakan bahan berbahaya dan beracun ?
9. Benarkah campuran urine dengan air ekstrak buah Nanas dapat dijadikan sumber
energi alternatif pengganti baterai ?
10. Apa sajakah kandungan Urine ?
11. Apa sajakah kandungan buah Nanas ?
12. Bagaimana cara kerja campuran Urine dengan air ekstrak buah nanas sebagai
sumber energi alternatif pengganti baterai untuk menyalakan lampu pijar
berkekuatan 2,5 watt menjadi Lampu Moser dengan kekuatan 40-60 watt ?
6
C. Identifikasi Masalah
1. Benarkah Lampu Moser dapat menjadi alternatif pengganti Lampu Pijar ?
2. Benarkah Lampu Moser hanya bisa digunakan pada siang hari saja ?
3. Benarkah Lampu Moser hanya bisa digunakan pada rumah yang beratap seng saja ?
4. Benarkah dampak pembuatan dan penggunaan baterai yang telah terbukti, ternyata
merupakan bahan berbahaya dan beracun ?
5. Bagaimana campuran urine dengan air ekstrak buah nanas dapat menjadi sumber
energi alternatif pengganti baterai ?

D. Batasan Masalah
Agar penulisan proposal penelitian ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan
yang direncanakan maka penulis telah menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Penulis mengambil urine manusia sebagai sampel karena mudah didapatkan, sampel
ini juga bisa diproduksi kembali dalam waktu yang singkat.
2. Penulis menggunakan buah air ekstrak buah Nanas (Ananas comosus)
3. Penulis menggunakan Oxygen Blench pada pemutih pakaian karena bersifat
mencerahkan.
E. Tujuan Penelitian
1. Memberikan solusi agar lampu moser dapat dikembangkan dan digunakan secara
maksimal terutama pada malam hari
2. Memaparkan langkah kerja lampu moser dan proses pembuatannya
3. Membuktikan apakah terdapat energi listrik pada campuran urin manusia dan air
ekstrak buah Nanas (Ananas comosus)
4. Memberikan solusi untuk memanfaatkan urine dan air ekstrak buah Nanas sebagai
sumber energi alternatif pengganti baterai
5. Memaparkan langkah kerja agar mendapatkan hasil yang maksimal dari pemanfaatan
urin dan air ekstrak buah Nanas sebagai sumber energi alternatif pengganti baterai
6. Mengurangi limbah sampah yang disebabkan oleh baterai dan botol plastik

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian karya ilmiah ini diharapkan bisa dijadikan pertimbangan masyakat
dalam menyelesaikan masalah atau sebagai jalan keluar untuk mencari sumber energi
alternatif yang murah dan mudah didapat. Serta digunakan sebagai pengganti sumber energi
dari alam yang selama ini hampir mengalami kepunahan yang disebabkan karena banyaknya
7
kebutuhan dan minimalnya bahan sumber energi tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya
penulisan ini masyarakat dapat memperoleh sumber energi yang murah, mudah didapat dan
efisien.
Maanfaat penulisan ini bagi pelajar, dimaksudkan agar pelajar berfikir lebih peka
lagi terhadap sekitarnya. Sesuatu yang tidak manfaat belum tentu tidak dapat dimanfaatkan
seperti urine, ekstrak nanas dan botol plastik.
Bagi pemerintah, ini dapat bemanfaat karena ini dapat menghemat sumber daya
alam dan juga ini merupakan terobosan baru dalam pengetahuan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. SUMBER ENERGI LISTRIK


8
Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang menimbulkan
medan listrik statis atau bergeraknya elektron pada konduktor ( pengantar listrik ) atau ion
( positif atau negatif ) pada zat cair atau gas. Listrik memiliki satuan Ampere yang
disimbolkan dengan A dan tegangan listrik yang disimbolkan dengan V dengan satuan volt
dengan ketentuan kebutuhan pemakaian daya listrik Watt yang disimbolkan dengan W.
Energi listrik dapat diciptakan oleh sebuah energi lain dan bahkan sanggup memberikan
energi yang nantinya dapat dikonversikan pada energi yang lain.

Agar peralatan listrik dan alat elektronik dapat digunakan, tetapi tentunya diperlukan
energi tegangan listrik yang sesuai dengan kebutuhan alat tersebut. Karena apabila Energi
listrik tidak sesuai dengan kebutuhan peralatan listrik dan alat elektronik dapat berdampak
pada alat tersebut misalnya tidak dapat beropersai, beroperasi tidak maksimal, atau bahkan
alat tersebut bisa rusak. Kesesuaian energi listrik tersebut mencakup tipe tegangan atau arus
yang diperlukan ( AC atau DC ) , besar-kecilnya tegangan yang diperlukan, serta arus
minimal atau terendah yang dibutuhkan.

Terlepas dari besar-kecilnya tegangan Energi Listrik yang dihasilkan , ada beberapa
alat yang dapat menghasilkan sumber energi listrik. Salah satunya adalah baterai.

Baterai yaitu alat yang bisa menyimpan energi listriknya dalam zat kimia kering.
Baterai dapat kita jumpai pada sejumlah peralatan elektronik seperti ponsel, laptop,
notebook ,tablet dan peralatan elektronok lainnya yang menggunakan baterai kering sebagai
energi listiknya.

B. BATERAI

Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan


tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting,
yaitu: batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai), seng (Zn) sebagai katoda (kutub
negatif baterai), pasta sebagai elektrolit (penghantar).

Baterai yang biasa dijual saat ini(disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan


listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan
rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada
telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai
isi ulang disebut dengan baterai sekunder. Bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan :
Belerang, Air raksa, Asam sulfat, Seng, Amonium klorida, Antimoni, Kadmium, Perak,
9
Nikel, Hidrida logam Nikel, Litium, Hibrida, Kobalt, Mangan, Nitrogliserin, dan
Rubidium.Di Indonesia bayak sekali limbah baterai, penulis mengkhawatirkan adanya efek
yang besar.

Dampak pembuatan dan penggunaan baterai yang telah terbukti, ternyata merupakan
bahan berbahaya dan beracun karena mengandung berbagai logam berat, seperti merkuri,
mangan, timbal, cadmium, nikel dan lithium, yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Merkuri, seperti yang diketahui, dapat menyerang sistem syaraf pusat, ginjal, hati, jaringan
otak, serta dapat membahayakan kandungan yang berakibat bayi cacat lahir. Cadmium dapat
menyebabkan gangguan pada paru-paru, hati, dan ginjal. Sedangkan lithium, selain berbahaya
bagi kesehatan, dapat meledak jika tertimbun dalam tanah untuk jangka waktu lama, ataupun
jika terkena air. Walaupun kandungan merkuri dalam baterai sangat sedikit tapi menurut
standar federal kesehatan manusia di Amerika, jika 80 juta liter air terkena hanya 1 gram
merkuri, maka air tersebut termasuk air yang tergolong berisiko untuk dikonsumsi. Ini artinya
bahwa hanya 1 gram merkuri mampu mengontaminasi sebuah danau.

Di Indonesia ini baterai dibiarkan begitu saja, setelah dipakai kemudian dibuang.
Padahal semua orang tahu bahwa baterai mengandung zat berbahaya dan beracun. Kondisi ini
kalau dibiarkan terus menerus akan meresahkan masyarakat. Ini merupakan kondisi yang
mengenaskan. Maka dari itu penulis menginginkan suatu perubahan. Daripada limbah baterai
mencemari lingkungan, lebih baik ada alternatif lain separti urine. Kita lihat Jepang, Jepang
sangat memperhatikan hal-hal seperti itu. Dalam hal ini, orang Jepang membuat penanganan
sendiri terhadap limbah baterai. Orang Jepang juga mengembangkan urine sebagai alternatif.

Untuk itu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, diciptakan
terobosan-terobosan untuk membuat sumber energi alternatif pembuat baterai agar lebih
efisien, ekonomis, dan pastinya tidak berbahaya bagi lingkungan, salah satunya dengan
menciptakan baterai dengan berbahan dasar urin manusia dan air ekstrak buah nanas.

Berbagai macam baterai dari bahan dasar yang berbeda sudah banyak beredar dan
dipergunakan oleh masyarakat untuk sumber energi alat-alat elektronik yang mereka gunakan,
seperti baterai dari bahan dasar merkuri. Sebenarnya baterai yang baik adalah baterai yang
tidak mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun. Serta penggunaannya yang efisien
dan ekonomis.

Dikarenakan para pengguna sumber energi banyak yang menganggap remeh


pernyataan bahwa baterai yang berbahan dasar merkuri tidak baik bagi kesehatan, selain itu

10
sangat berbahaya bagi lingkungan karena dapat meledak maka masih banyak yang
menggunakan baterai jenis ini.

Litium ion merupakan jenis baterai rechargeable yang telah umum dikenal serta
memiliki fungsi yang beragam pada aplikasi barang-barang elektronik mulai dari laptop
hingga telepon genggam. Mereka bekerja melalui aliran ion litium diantara 2 elektroda yaitu
anoda dan katoda pada media elektrolit. Saat baterai memberikan daya dalam suatu sirkuit,
ion positif litium bergerak dari anoda melalui media elektrolit pada baterai menuju bagian
katoda. Sebaliknya, saat dilakukan pengisian ulang prinsip yang terjadi adalah merubah
polaritas elektroda pada baterai sehingga ion litium dipaksa untuk kembali ke lokasi awalnya
(karena disini anoda menjadi katoda dan sebaliknya.
Anoda yang umum dipergunakan biasanya berasal dari bahan sederhana seperti grafit,
sedangkan katoda merupakan bahan yang lebih kompleks seperti senyawa litium fero fosfat
( LiFePO4). Elektroda terbaik akan lebih mudah melewatkan ion litium sehingga baterai akan
memiliki kapasitas dan rataan penggunaan yang lebih tinggi. Karena alasan inilah maka
banyak peneliti yang mencoba menciptakan jenis elektroda yang berbasiskan bahan
nanopartikel untuk memperoleh struktur yang lebih mudah disesuaikan. Walalupun teknik
penciptaannya terus dikembangkan,  pada kenyatannya para peneliti ini masih belum dapat
memperoleh struktur yang lebih kecil dari nanopartikel yang mampu berkeja dengan baik
sebagai elektroda.

Pada pertemuan tahunan para ahli silisium bulan Mei 2000 di Tromse, Norwegia,
seperti yang diberitakan majalah Stren tanggal 9 November 2000, diperoleh ide untuk
memanfaatkan pasir sebagai sumber energi alternatif masa depan yang diungkapkan oleh Prof
Nobert Auner dari Universitas Frankfurt, Jerman.

Ide ini diperolehnya setelah dia mendengarkan presentasi Gudrun Tamme dari PT
Wacker, Berghausen, Jerman, tentang "Silisium dan Tembaga Dioksida dalam Produksi
Silikon merupakan Campuran yang Berbahaya?".Tema ini diangkat berdasarkan pengalaman
PT Wacker pada tahun 1998 yang memproduksi silan (produk antara dalam proses produksi
silikon). Silo tempat penyimpanan silisium dan tembaga dioksida menunjukkan kenaikan
temperatur yang sangat tinggi, dari suhu ruang menjadi 200 derajat Celsius dan bahan
campuran dalam silo tersebut menjadi sangat keras.

Selanjutnya silo tersebut dikurangi isinya hingga separuh, dengan harapan suhu akan
turun. Akan tetapi, suhu dalam silo masih tetap tinggi, bahkan suhu di tengah silo
menunjukkan angka 400 derajat Celsius.Para pekerja berupaya menurunkan suhu silo dengan
11
cara menyiramkan air pada bagian luar silo, karena sangat berbahaya apabila air bereaksi
dengan silisium maka akan terjadi reaksi panas yang luar biasa, bahkan bisa menimbulkan
ledakan pada silo.

Usaha ini belum berhasil, kemudian ditempuh upaya dengan mengalirkan gas nitrogen
dan selanjutnya gas argon untuk menurunkan suhu silo. Usaha yang ditempuh terakhir ini
menunjukkan hasil positif, suhu silo kembali normal.Pada saat dilakukan penyaluran gas
argon ke dalam silo, diketahui adanya "lava" dalam bahan campuran di dalam silo tersebut.

C. URINE MANUSIA

Urine manusia adalah salah satu zat hasil metabolisme pada manusia yang diekskresikan
ke luar tubuh dan mengandung air serta beberapa zat terlarut. Urin terdiri dari 95% air dan
mengandung zat terlarut seperti Zat buangan nitrogen, Asam hipurat, Badan keton,
Elektrolit(Na, Cl, K, SO42-, PO42-, Ca, Mg), Hormon atau katabolit hormon, dan berbagai jenis
toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih
atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin
dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber
nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan
kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang
penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang
sehat.

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan
dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi,
sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan
saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang
dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang
steril

12
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat.

Warna kuning keemasan dalam urin pernah dianggap berasal dari emas. Para ahli kimia
menghabiskan banyak waktu untuk mengekstrak emas dari urin yang akhirnya justru
menghasilkan white phosporous, yang ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Hennig Brand pada
tahun 1669 ketika ia sedang mendistilasi urin yang difermentasikan. Pada tahun 1773, ahli
kimia Perancis, Hilaire Rouelle, menemukan urea ketika ia mendidihkan urin hingga kering.

Secara kimiawi, menurut Kammen dari UC Berkeley, urin mengandung banyak ion
(atom-atom bermuatan listrik), yang memungkinkan timbulnya listrik hasil reaksi kimia yang
terjadi dalam baterai urin. Cairan tubuh lainnya, seperti air mata, darah dan semen, juga
dengan mudah bisa mengaktifkan baterai tersebut. Oleh sebab itu disamping bahan dasar yang
mudah didapat dan pembuatannya yang mudah, baterai dengan tenaga urin sudah mulai
dipertimbangkan oleh masyarakat luas.

D. NANAS (Ananas comosus)

Nanas adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay.
Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan. dan berada dalam kumpulan bromeliad
(Famili Bromeliaceae). Buahnya dalam bahasa Inggris disebut pineapple karena bentuknya
yang seperti pohon pinus. Nama “Nanas” berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini
anana, yang berarti buah yang sangat baik.

Perawakan tumbuhan Nanas rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang
panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Nanas
berwarna hijau sebelum masak dan berubah menjadi hijau kekuningan apabila masak. Kulit
buahnya bersisik dan “bermata” banyak. Selain dikenal sebagai sumber vitamin C, buah
Nanas mengandung protein, asam organik, dan dektrosa (Juansah dkk, 2009). Klasifikasi
ilmiah nanas adalah sebagai berikut(Prihatman (2000):

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)

Ordo : Farinosae (Bromeliales)

13
Famili : Bromiliaceae

Genus : Ananas

Species : Ananas comosus (L) Merr.

Nanas mengandung serat yang berguna untuk membantu proses pencernaan. Serat dari
150 gram nanas setara dengan separuh dari jeruk, selain itu kandungan vitamin dan mineral
menjadikan nanas sumber yang baik untuk vitamin C dan berbagai macam vitamin
lainnya.Asam chlorogen, yaitu antioksidan yang banyak terdapat di buah-buahan juga dapat
ditemukan pada nanas (Winastia, 2011)

Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah buahnya. Buah
nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman,
seperti selai, buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa buah nanas manis sampai agak masam
segar, sehingga disukai masyarakat luas. Disamping itu, buah nanas mengandung gizi cukup
tinggi dan lengkap. Buah nanas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat
menghidrolisa protein, protease atau peptine), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan
daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga Berencana.

Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan (perennial). Tanaman
nanas terdiri dari akar, batang, daun, batang, bunga, buah dan tunas-tunas. Akar nanas dapat
dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping, dengan sistem perakaran yang terbatas Akar-
akar melekat pada pangkal batang dan termasuk berakar serabut (monocotyledonae).
Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di
tanah biasa jarang mencapai kedalaman 30 cm .

Batang tanaman nanas berukuran cukup panjang 20-25 cm atau lebih, tebal dengan
diameter 2,0 -3,5 cm, beruas-ruas (buku-buku) pendek. Batang sebagai tempat melekat akar,
daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara visual batang tersebut tidak nampak karena
disekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai bunga atau buah merupakan perpanjangan batang
.

Daun nanas panjang, liat dan tidak mempunyai tulang daun utama. Pada daunnya ada
yang tumbuh dari duri tajam dan ada yang tidak berduri. Tetapi ada pula yang durinya hanya
ada di ujung daun. Duri nanas tersusun rapi menuju ke satu arah menghadap ujung daun.

Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau lebih,
permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau merah tua bergaris atau
14
coklat kemerah-merahan. Sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-
putihan atau keperak-perakan. Jumlah daun tiap batang tanaman sangat bervariasi antara 70-
80 helai yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai
ke atas arah kanan dan kiri .

Nanas mempunyai rangkaian bunga majemuk pada ujung batangnya. Bunga bersifat
hermaprodit dan berjumlah antara 100-200, masing-masing berkedudukan di ketiak daun
pelindung. Jumlah bunga membuka setiap hari, berjumlah sekitar 5-10 kuntum. Pertumbuhan
bunga dimulai dari bagian dasar menuju bagian atas memakan waktu 10-20 hari. Waktu dari
menanam sampai terbentuk bunga sekitar 6-16 bulan.

Pada umumnya pada sebuah tanaman atau sebuah tangkai buah hanya tumbuh satu buah
saja. Akan tetapi, karena pengaruh lingkungan dapat pula membentuk lebih dari satu buah
pada satu tangkai yang disebut multiple fruit (buah ganda). Pada ujung buah biasanya tumbuh
tunas mahkota tunggal, tetapi ada pula tunas yang tumbuh lebih dari satu yang biasa disebut
multiple crown (mahkota ganda).

Buah nanas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh penyakit sembelit,
gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir, dan kurang darah. Penyakit kulit (gatal-
gatal, eksim, dan kudis) dapat diobati dengan diolesi sari buah nanas. Kulit buah nanas dapat
diolah menjadi sirop atau diekstrasi cairannya untuk pakan ternak.

Bukan cuma itu. Buah yang kulitnya dipenuhi sisik emas ini membuat sistem pertahanan
tubuh menjadi lebih solid. Kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor, magnesium,
besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, serta enzim bromelain yang tersimpan dalam buah
nanas merupakan peluru tangguh yang bisa meng-KO serbuan penyakit-penyakit serius,
seperti tumor, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), dan beri-beri.

Nanas memang berpotensi menjadi tanaman obat. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha
dalam bukunya yang berjudul Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, enzim bromelain dalam buah
nanas berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung,
mengganggu pertumbuhan sel kanker, dan mencegah terjadinya penggumpalan darah (blood
coagulation).

E. LAMPU PIJAR

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik
melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang
15
menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan dengannya
sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentukdan tersedia untuk tegangan
(voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang
diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan
dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan diode cahaya, maka secara
bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.

Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar


lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan
pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri.

Pengembangan lampu pijar sudah dimulai pada awal abad XIX. Sejarah lampu pijar dapat
dikatakan telah dimulai dengan ditemukannya tumpukan volta oleh Alessandro Volta. Pada
tahun 1802, Sir Humphry Davy menunjukkan bahwa arus listrik dapat memanaskan seuntai
logam tipis hingga menyala putih. Lalu, pada tahun 1820, Warren De la Rue merancang
sebuah lampu dengan cara menempatkan sebuah kumparan logam mulia platina di dalam
sebuah tabung lalu mengalirkan arus listrik melaluinya. Hanya saja, harga logam platina yang
sangat tinggi menghalangi pendayagunaan penemuan ini lebih lanjut. Elemen karbon juga
sempat digunakan, namun karbon dengan cepat dapat teroksidasi di udara; oleh karena itu,
jawabannya adalah dengan menempatkan elemen dalam vakum.

Pada tahun 1870-an, seorang penemu bernama Thomas Alva Edison dari Menlo Park,
negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, mulai ikut serta dalam usaha merancang lampu
pijar. Dengan menggunakan elemen platina, Edison mendapatkan paten pertamanya pada
bulan April 1879. Rancangan ini relatif tidak praktis namun Edison tetap berusaha mencari
elemen lain yang dapat dipanaskan secara ekonomis dan efisien. Pada tahun yang sama, Sir
Joseph Wilson Swan juga menciptakan lampu pijar yang dapat bertahan selama 13,5 jam.
Sebagian besar filamen lampu pijar yang diciptakan pada saat itu putus dalam waktu yang
sangat singkat sehingga tidak berarti secara komersial. Untuk menyelesaikan masalah ini,
Edison kembali mencoba menggunakan untaian karbon yang ditempatkan dalam bola lampu
hampa udara hingga pada tanggal 19 Oktober 1879 dia berhasil menyalakan lampu yang
mampu bertahan selama 40 jam.

16
Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca, filamen yang
terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki
lampu.

Bola lampu adalah selubung gelas yang menutup rapat filamen suatu lampu pijar disebut
dengan bola lampu. Macam-macam bentuk bola lampu antara lain adalah bentuk bola, bentuk
jamur, bentuk lilin, dan bentuk lustre. Warna bola lampu antara lain yaitu bening, warna susu
atau buram, dan warna merah, hijau, biru, atau kuning.

Pada awalnya bagian dalam bola lampu pijar dibuat hampa udara namun belakangan diisi
dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon, neon, kripton, dan xenon atau gas yang
bersifat tidak reaktif seperti nitrogen sehingga filamen tidak teroksidasi. Konstruksi lampu
halogen juga menggunakan prinsip yang sama dengan lampu pijar biasa perbedaannya
terletak pada gas halogen yang digunakan untuk mengisi bola lampu.

Dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu berulir dan kaki lampu bayonet yang dapat
dibedakan dengan kode huruf E (Edison) dan B (Bayonet), diikuti dengan angka yang
menunjukkan diameter kaki lampu dalam milimeter seperti E27 dan E14.

Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat dialiri arus
listrik, filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara 2800 derajat Kelvin hingga
maksimum 3700 derajat Kelvin. Ini menyebabkan warna cahaya yang dipancarkan oleh
lampu pijar biasanya berwarna kuning kemerahan. Pada temperatur yang sangat tinggi itulah
filamen mulai menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang kasatmata. Hal ini sejalan
dengan teori radiasi benda hitam.

Indeks renderasi warna menyatakan apakah warna obyek tampak alami apabila diberi
cahaya lampu tersebut dan diberi nilai antara 0 sampai 100. Angka 100 artinya warna benda
yang disinari akan terlihat sesuai dengan warna aslinya. Indeks renderasi warna lampu pijar
mendekati 100.

F. LAMPU MOSER (TERBUAT DARI BOTOL PLASTIK BERISI AIR DAN


PEMUTIH OXYGEN BLENCH)

Lampu dari botol platik yang juga dikenal dengan sebutan "Mosers Lamp" atau lampu
Moser ini bisa menghasilkan cahaya berkat refraksi sinar matahari. Moser menjelaskan,
setelah botol diisi air "tambahkan bahan pemutih untuk melindungi air agar tidak berubah

17
warna menjadi hijau (karena alga). Semakin bersih botol tersebut, hasilnya semakin baik."
Lalu atap rumah dilubangi. Botol dimasukkan ke dalam lubang tersebut. "Botol direkatkan ke
atap dengan resin poliester. Jadi walau hujan turun, atap tidak akan bocor."

Penemuan Moser menarik perhatian Illac Angelo Diaz, direktur organisasi MyShelter
Foundation di Filipina yang membangun rumah dengan menggunakan produk
berkesinambungan. Ia memulai proyek Isang Litrong Liwanag (satu liter cahaya) yang kini
telah menghasilkan 140.000 lampu botol di Filipina. Beberapa bahkan menggunakan lampu
tersebut untuk menanam sayur dengan cara hidroponik. Diaz melihat potensi besar penemuan
tersebut. "Alfredo Moser telah mengubah kehidupan banyak orang, mungkin untuk
selamanya."

Selain itu, organisasi Diaz ingin mencapai efek positif bagi iklim. Lebih dari 3.000 ton
emisi karbondioksida per tahunnya dapat dihemat dengan seluruh lampu botol plastik yang
telah terpasang. "Lampu Moser" memang tidak menyala di malam hari. Untuk itu Illac Diaz
punya gagasan baru. Uang yang sebelumnya digunakan untuk membeli lilin atau minyak
tanah, ditabung oleh penghuni kawasan kumuh, guna membeli lampu penerangan untuk
malam hari.

Walaupun demikian, Lampu Moser juga memiliki kekurangan dan kelebihan


diantaranya sebegai berikut:

Kekurangan “Lampu Moser”:

1. Karena lampu ini buatan sederhana jadi Lampu Moser sangat menggantungkan
diri pada sinar matahari dan tentu saja tidak bisa digunakan pada malam hari.
2. Untuk rumah yang terdapat plafon tentunya kesulitan dalam memanfaatkan lampu
tenaga surya ini.
Kelebihan/ keunggulan “Lampu Moser” :
1. Pembuatan Lampu Moser cukup mudah dan sangat murah. Untuk ruang dengan
area luas dapat di buatkan beberapa lampu surya, sehingga semakin tinggi nilai
ekonomisnya dibanding menyalakan beberapa lampu listrik.
2. Mengurangi limbah plastik, memanfaatkan sumber daya alam sekaligus
memfungsikan barang bekas.
3. Cahaya lampu buatan ini berpendar / disebarkan ke sekeliling ruang layaknya
lampu listrik, sehingga tidak dipengaruhi oleh perpindahan posisi matahari.

18
4. Menghemat banyak listrik, terutama tidak harus selalu menghidupkan lampu
listrik di siang hari.
G. BOTOL PLASTIK

Botol adalah tempat penyimpanan dengan bagian leher yang lebih sempit daripada badan
dan "mulut"-nya. Botol umumnya terbuat dari gelas, plastik, atau aluminium, dan digunakan
untuk menyimpan cairan seperti air, susu, minuman ringan, bir, anggur, obat, sabun cair, tinta,
dll. Botol dari plastik biasanya dibuat secara ekstrusi. Alat yang digunakan untuk menutup
mulut botol disebut tutup botol (eksternal).

Botol plastik yang sudah tidak digunakan lagi dapat dikategorikan sebagai sampah
anorganik - tidak terurai (undegradable). Sampah ini tidak mudah membusuk sehingga
bersifat tidak ramah lingkungan. Sampah dari botol plastik juga terus meningkat setiap
tahunnya. Salah satu cara yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya peningkatan
tersebut adalah menekan peningkatan volume wadah atau botol plastik bekas tersebut dengan
mengolah dan menggunakannya menjadi energi listrik yang ramah lingkungan. Jika hal itu
dilakukan maka tentunya akan sangat bermanfaat baik bagi penyediaan energi listrik dan juga
menciptakan kondisi lingkungan yang semakin baik. Maka dalam hal ini, wadah atau botol
plastik bekas yang sudah tidak digunakan lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat bola lampu
pijar.

H. PEMUTIH PAKAIAN (Oxygen blench)


Produk pemutih pakaian (oxygen bleach) merupakan bahan pembersih yang efektif
mengatasi noda dan mencerahkan cucian tanpa bahan pemutih pakaian. Tidak hanya itu,
produk ini ramah lingkungan dan aman digunakan untuk berbagai tugas rumah tangga
sehingga merupakan salah satu bahan wajib dalam sebagian besar produk pembersih rumah.

Oxygen bleach merupakan nama populer untuk sodium percarbonate, senyawa kristal


soda alami dan hydrogen peroxide. Sebutan sehari-harinya adalah pencerah pakaian. Oxygen
bleach banyak dipakai sebagai bahan aktif dalam deterjen dan produk pembersih
lainnya. Oxygen bleach berbentuk padat seperti serbuk dan perlu dilarutkan dalam air sebelum
dipakai. Begitu oxygen bleach terkena air, reaksi kimiawi terjadi melepaskan oksigen.
Oxygen bleach sering dipakai untuk menghilangkan noda karena gelembung-gelembung
oksigennya membantu menghancurkan kotoran, bau, dan kuman. Serbuk oxygen
bleach dinilai ramah lingkungan karena hanya menghasilkan abu soda sebagai produk
sampingan. Abu soda merupakan zat yang tidak beracun dan tidak mencemari air. Oxygen
19
bleach berfungsi meningkatkan pelepasan noda pada serat kain , serta berfungsi dalam
mengembalikan warna cerah pada pakaian. Oxygen bleach sangat berfungsi untuk
membersihkan dan menghilangkan noda organik (seperti kopi, teh, jus buah, makanan, saus,
dan sebagainya) dari kain, berguna juga untuk membersihkan buah dan sayuran karena dapat
membunuh lococcus Staphylococcus.

Dengan menambahkan bahan pemutih pada air di dalam botol dapat melindungi air
tersebur agar tidak berubah warna menjadi hijau karena alga.  Botol yang di gunakan haruslah
selalu terjaga kebersihannya karena akan semakin baik pula cahaya yang di hasilkan.

I. HIPOTESIS (REAKSI KIMIA)

Urine manusia adalah salah satu zat hasil metabolisme pada manusia yang
diekskresikan ke luar tubuh dan mengandung air serta beberapa zat terlarut. Urin terdiri dari
95% air dan mengandung zat terlarut seperti Zat buangan nitrogen, Asam hipurat, Badan
keton, Elektrolit(Na, Cl, K, SO42-, PO42-, Ca, Mg), Hormon atau katabolit hormon, dan
berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim.

Secara kimiawi, menurut Kammen dari UC Berkeley, urin mengandung banyak ion
(atom-atom bermuatan listrik), yang memungkinkan timbulnya listrik hasil reaksi kimia yang
terjadi dalam baterai urin. Cairan tubuh lainnya, seperti air mata, darah dan semen, juga
dengan mudah bisa mengaktifkan baterai tersebut. Oleh sebab itu disamping bahan dasar yang
mudah didapat dan pembuatannya yang mudah, baterai dengan tenaga urin sudah mulai
dipertimbangkan oleh masyarakat luas.

Dari segi bahan dasarnya, urine manusia dan juga buah nanas ini lebih mudah
didapatkan dibandingkan jenis baterai lainnya. Dari segi manfaat, baterai berbahan dasar urin
dan ekstrak nanas ini tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya, sehingga bisa dibuang
dimana saja. Sedangkan untuk baterai yang mengandung berbagai logam berat, seperti
merkuri, mangan, timbal, cadmium, nikel dan lithium, yang berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan. Misalnya bahan merkuri, seperti yang diketahui, dapat menyerang sistem syaraf
pusat, ginjal, hati, jaringan otak, serta dapat membahayakan kandungan yang berakibat bayi
cacat lahir. Cadmium dapat menyebabkan gangguan pada paru-paru, hati, dan ginjal.
Sedangkan lithium, selain berbahaya bagi kesehatan, dapat meledak jika tertimbun dalam
tanah untuk jangka waktu lama, ataupun jika terkena air.

20
Selain itu baterai berbahan dasar urin dan juga ekstrak buah nanas ini bisa diisi ulang
3-5 kali dengan masa bertahan baterai ini hingga 20 jam pemakaian. Jika tidak dipakai,
baterai ini bisa mempertahankan kapasitasnya 5-10 tahun, sangat berguna untuk diletakkan di
berbagai peralatan darurat di tempat terpencil salah satunya untuk penerangan pada Lampu
Moser yaitu lampu alternatif pengganti lampu pijar.

Apabila urin dicampurkan dengan ekstrak Nanas maka kemungkinan timbulnya


listrik akan semakin besar karena Nanas diduga memiliki kandungann asam sitrat didalam
buahnya. Asam sitrat adalah senyawa asam organik lemah yang dapat ditemukan pada buah-
buahan Citrus (jeruk-jerukan). Penulis memilih menggunakan estrak buah nanas karena serat
dari 150 gram nanas setera dengan separuh dari jeruk. Meskipun tergolong asam lemah,
namun dapat kita gunakan sebagi salah satu alternatif untuk sumber energi listrik.

Aliran listrik yang timbul akan disambungkan kepada lampu pijar (2,5 watt) yang
dimasukkan di dalam botol plastik berisi campuran air dan pemutih (Oxygen blench). Dengan
menyalanya lampu pijar (2,5 watt) tersebut cahaya yang dihasilkan akan diteruskan oleh
mediator air dan pemutih yang ada didalam botol, lalu cahayanya akan dipendarkan ke sekitar
ruangan yang ada di bawahnya.

Dengan menambahkan bahan pemutih pada air di dalam botol dapat melindungi air
tersebur agar tidak berubah warna menjadi hijau karena alga.  Botol yang di gunakan haruslah
selalu terjaga kebersihannya karena akan semakin baik pula cahaya yang di hasilkan. Dengan
demikian cahaya lampu pijar (2,5 watt) dapat diteruskan pada lampu Mosser (lampu botol
plastik dengan mediator air dan pemutih) yang dapat menghasilkan cahaya 40-60 watt. Hal ini
juga karena aliran listrik yang bersumber dari urine dan ekstrak buah nanas sebagai alternatif
pengganti baterai.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah Penelitian Kuantitatif
inferensial dengan metode eksperimen.

21
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-
data numerikal (angka-angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya
pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis penelitian infrensial dan menyandarkan
kesimpulan hasil penelitian pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis
nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau
signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian
kuantitatif merupakan penelitian dengan jumlah sampel besar. Bila disederhanakan
penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara mendalam dibagi menjadi
penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan
pengujian hipotesis. Dengan demikian, kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian dan
kuantitatif saja, dan kesimpulannya kadangkala bersifat umum.

B. WAKTU PENELITIAN
Penulis akan melakukan penelitian ini pada tanggal 29 Mei 2016. Dan
penelitian ini akan dilakukan di rumah peneiti, karena penelitian ini tidak
membuuhkan alat-alat dan bahan-bahan dari laboratorium sehingga penelitian ini tidak
perlu menggunakan ruangan laboratorium dalam pelaksanaannya.
Bulan
Kegiatan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
Studi Pustaka
Penyusunan
Proposal
Persiapan alat dan
bahan
Eksperimen
Olah Data

C. VARIABEL
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan
timbulnya variabel terikat (dependen) Variabel bebas disebutr juga dengan variabel
perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus dan variabel pengaruh. Penulis telah
mendata variabel bebas yang terdapat pada penelitian yang akan dilakukan ini,
diantaranya komposisi Urin manusia dan komposisi ekstrak buah Nanas, dan
komposisi pemutih (Oxygen blench)

22
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel
bebas. Variabel terikat pada penelitian yang akan dilakukan ini antara lain adalah
besar - kecilnya arus listrik yang ditimbulkan dan tingkat kecerahan dari lampu
Mosser (lampu botol plastik).

D. ALAT DAN BAHAN


Bahan -bahan yang dibutuhkan dalam penelitian yang akan dilakukan ini antara lain :
1. Urine Manusia (1500 ML)
2. Buah Nanas yang sudah di blender (500 ML)
3. Larutan tembaga klorida
4. Pemutih pakaian (Oxygen blench)
5. Air mineral
6. Lampu Pijar (2,5 watt)

Alat – alat yang dibutuhkan dalam penelitian yang akan dilakukan ini antara lain :

1. Kaleng bekas 1 buah


2. Gunting
3. Tang
4. Timah
5. Penjepit kabel 10 buah
6. Solder listrik
7. Kertas HVS 1 lembar
8. Gelas 5 buah
9. Lembaran magnesium dan tembaga
10. Dua lembar plastik transparan
11. Triplek ukuran 40 x 60 cm
12. Botol plastik bekas berukuran besar
13. Lem Kayu
14. Sendok sayur

E. LANGKAH KERJA
Pembuatan baterai alternatif dari campuran urine manusia dan ekstrak buah nanas ini
cukup simpel dan tidak terlalu rumit, prinsipnya mirip baterai accu. Selain itu proses
pembuatan Lampu Mosser ( Lampu botol plastik) ini mudah dan sederhana. Hal ini sangat
menguntungkan, selain mudah dan sederhana karya ini juga sangat besar manfaatnya. Oleh

23
karena itu perlu diterapkan penggunaannya, adapun langkah-langkah pembuatannya sebagai
berikut.
1. Siapkan 5 gelas kemudian isilah gelas-gelas tersebut dengan 300 ML Urine dengan
buah 100 ML buah nanas yang sudah di blender.
2. Aduklah campuran larutan tersebut.
3. Guntinglah kaleng bekas sebagai seng berukuran 8 x 3 cm sebanyak 5 buah.
4. Amplaslah potongan seng tersebut.
5. Siapkan kawat kemudian potonglah kawat menjadi berukuran 10 cm sebanyak 5.
Setelah dipotong bengkokkan salah satu ujung kawat.
6. Potonglah kabel dengan ukuran 10 cm
7. Cabutlah ujung kabel kemudian lapisi dengan timah.
8. Kemudian, kabel tersebut di lilit dengan penjepit kabel dan di solder agar lebih kuat.
9. Ambilah kertas selembar kertas HVS kemudian bolongi kertas tersebut sesuai dengan
posisi gelas.
10. Selipkan potongan seng dan kawat kedalam kertas yang sudah dibolongi.
11. Rangkailah jepitan kabel secara paralel
12. Celupkan selembar kertas ke dalam larutan tembaga klorida kemudian diselipkan di
antara lembaran magnesium dan tembaga. Susunan ini kemudian dilaminating di
antara dua lembar plastik transparan. Ketika tetesan urin ditambahkan ke dalam kertas
tersebut lewat celah pada plastik, sebuah reaksi kimia akan berlangsung yang hasil
akhirnya berupa aliran listrik.
13. Rangkaian ini kemudian di alirkan ke lampu pijar (2,5 watt)
14. Lubangi tutup botol seukuran lampu pijar (2,5 watt) kemudian selipkan lampu pijar
(2,5 watt) tersebut pada tutup botol yang sudah dilubangi.
15. Ukur diameter botol kemudian lubangilah kayu triplek.
16. Oleskan lem pada sekitar kayu triplek yang sudah dilubangi.
17. Masukkan botol bekas kemudian lem agar merekat kuat.
18. Masukkan air jernih kedalam botol plastik kemudian masukkan 2 sendok sayur
pemutih pakaian (Oxygen blench)
19. Setelah rangkaian ini selesai lampu pijar (2,5 watt) akan menyala akibat arus listrik
yang ditimbulkan dari campuran urine dan ekstrak buah nanas tersebut. Setelah lampu
menyala, cahaya lampu akan diteruskan pada lampu dari botol plastik tersebut dengan
mediator air dan pemutih yang cahayanya dapat lebih kuat dan akan dibiaskan agar
cahayanya dapat memenuhi ruangan.

24
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah ekperimen, observasi
dan dokumentasi.

DAFTAR PUSTAKA

A.Y., Suroso, Anna Permanasari, &Kardiawarman.2003 Ensiklopedi Sains & Kehidupan. Cet
2. Jakarta: CV Tarity Samudra Berlian.

Kurniasih. 2009. Waspada Bahan Kimia di Rumah Kita. Cet.Jakarta: PT Visindo Media
Persada

Anonim.2006. Keracunan Sabun dan Pencuci.htm.-www.sabah.org.my

Anonim.2006. Keracunan Kanak-Kanak di Rumah Racun Makhluk Perusak.www.


prnz.usm.my

Anonim.2006.Reduce Toxic Chemical Use in Your Home.-www.safety.com

US EPA.2006. Learn About Chemical Around Your House. www.epa.gov

Htttp://id.wikipedia.org/wiki/Nanas

Dr. Tarmadji. 2009. Baterai dari Urine, (online), (http://f4jar.multiply.com/journal/item/170


diakses pada tanggal 7 Februari 2110)

Heri Suwignyo. 2008. Baterai dengan Tenaga Biologis, (online),


(http://news.nationalgeographic.com/news/2005/08/0818_050818_urinebattery.html
diakses pada tanggal 8 Februari 2010)

Suhaya, Dedel. 2009. Baterai terobosan berbahan dasar urine, (online), (http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2006/012006/19/cakrawala.html diakses pada tanggal 8 Februari
2010)

Adiwijaya, Sastra. Tanpa tahun. Kamus Biologi Lengkap. Surabaya: CV. Putra Karya.

Agus, Taranggono, Drs. Hari Subagya, Abdul Khalim, S.Pd. 2003. Fisika untuk SLTP Kelas
3. Jakarta: Bumi Aksara.

Angliss, Sarah. 2004. Jagoan Sains. Jakarta: Erlangga

25
Diah Aryulina,Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi. Tanpa tahun. Biologi SMA
KelasX. Jakarta: ESIS Erlangga.

Pearce, Everlyn C. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XII 3A.. Jakarta: Erlangga.

Rosidi, Imron. 1999. Ayo Senang Menulis Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Media Pustaka.

26

Anda mungkin juga menyukai