Anda di halaman 1dari 4

SOP MENGHITUNG BALANCE CAIRAN

Nama klien : Ny. F

Umur : 24 Tahun

Diagnosa medis : Demam Typhoid

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

 DATA SUBJEKTIF
- Klien mengeluh demam
- Klien mengeluh demam hilang timbul dan bertambah setelah bergerak
 DATA OBJEKTIF
- Klien tampak pucat
- Turgor kulit kurang elastis
- Bibir kering
- TTV : TD :110/70 mmHg N:90X/menit RR: 24x/menit S: 39,90C
 DIAGNOSA
- Ketidakfektifan termogulasi berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan, proses
penyakit
- Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan
peningkatan suhu tubu

2. DASAR PEMIKIRAN
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
oleh Salmonela typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan
tanpa keterlibaatan struktur endothealis atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus
multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan
peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi. Masalah yang timbul pada pada pasien demam typhoid yaitu
kemungkinaan pada usus halus antara lain, pendarahan usus, perforasi usus, prioritas
paada usus antara lain, bronkopnemonia, typhoid ensefalopati, meningitis.
Dignosa utama yang didapat dari Ny F adalah Ketidakfektifan termogulasi
berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan, proses penyakit. Termogulasi adalah
proses yang melibatkan homeostatic yang meempertahankan suhu tubuh dalam kisaran
normal, yang dicapai dengan mempertahaankan keseimbangan antara panas yang
dihasilkan dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan.

3. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN


- Pemberian kompres hangat

4. PRINSIP TINDAKAN

1. Memberi salam
R/: Menjalin keakraban antara perawat dengan pasien
2. Menjelaskan prosedur yang akan kitalakukan kepaada pasien
R/: Agar pasien memahami tujuan tindakan yang di lakukan
3. Sipakan alat, klien dan lingkungan
R/: Untuk memulai suatu tindakan
4. Cuci tangan/ memakaai sarung tangan
R/: Mencegah tramisi mikroorganisme
5. Hitung cairan masuk 24 jam sebelumnya.
- Jumlah cairan masuk oral (Minum, sayuran kuah, lewat NGT)
- Jumlah cairan parenteral (Infus dan injeksi)
R/: Dengan mengetahui jumlah cairan yang masuk, akan memudahkan perhitungan intake
cairan pasien nantiya.
6. Menhitung Jumlah cairan yang keluar
- Volume kencing
- Volume muntahan
- Volume Diare
- Volume pendarahan
R/: Mengetahui jumlah cairan yang keluar dan memudahkan perhitungan output cairan
pasien
7. Hitung balance cairan dengan rumus
- IWL NORMAL (Suhu <37.5)
BBx10
24
- IWLFEBRIS (Suhu >37,5)
(BBx40x10%)’+(BBx10)x(TS-37)
24
R/: Menggunakan rumus yang mudah ditetapkan akan memudahkan kita mengetahui
jumlah intake dan output pasien, sehingga dengan mengetahui jumlah tersebut, kita akan
dapat merencanakan intervensi apa yang akan kita lakukan selanjutnya terhadap pasien.)
8. Mendokumentasika tindakan yang telah dilakukan pada lembar observasi
R/: Agar dapat dievaluasi dan betuk tanggung jawab

5. ANALISA TINDAKAN
- Melancarkan sirkulasi darah
- Menurunkan suhu tubuh mengurangi rasa nyeri.
- Memberikan rasa hangat , rasa nyaman, dan tenang pada klien
6. BAHAYA DAN PECEGAHAN
- Salah dalam menghitung intake dan output
Pencegahan: pasrikan penggunaan rumus yang benar, tanyakan pada keluargaa
pasien tentang intake dan output pada pasien.
- Tidak tepat dalam menggunakan rumus
Pencegahan: gunakan rumus yang tepa, bedakan kapan harus menggunakan normal
dan kapan menggunakan rumus ketika pasien mengalami febris.
7. HASIL YANG DIDAPATKAN DAN MAKNANYA
- Suhu tubuh pasien dalam batas Normal rentan 36,5-370C
- kebutuhan cairan terpenuhi
8. TINDAKAN KEPERAWATAN LAIN
a. Tirah baring / bedrest dalam posisi supinasi/semifowler
b. Observasi tanda-tanda vital
c. Kolaborasi pemberian analgetik
9. EVALUASI DIRI
- Tindakan Balance cairan dilakukan secara mandiri .

Anda mungkin juga menyukai