Anda di halaman 1dari 7

TUGAS I

ASSESMEN BK TES
“ Istilah Teknis Dalam Tes Psikologi”

Dosen Pembina
Prof. Dr. Mudjiran, M. S., Kons

Oleh
Salsabila Farah Diba

18006134

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
ISTILAH TEKNIS DALAM TES
PSIKOLOGI

PENGERTIAN TES
PSIKOLOGI
Menurut Anastasi dan Urbina (1998), tes psikologis pada dasarnya adalah alat ukur yang
objektif dan dibakukan (distandarisasikan) atas sampel perilaku tertentu. Standarisasi
mengimplikasikan keseragaman cara dalam menyelenggarakan tes dan penskoran tes. Dalam
rangka menjaga keseragaman kondisi-kondisi testing, Jadi, tes psikologis adalah tes yang
dilakukan untuk mengukur aspek-aspek psikis yang ada pada individu.

ISTILAH TEKNIS BK
TES 3. Evaluasi, Merupakan sebuah proses
Pengukuran, pengukuran berarti pengumpulan data untuk menentukan
membandingkan sesuatu dengan sejauh mana, dalam hal apa, dan
bagaimana tujuan tes yang sudah
suatu ukuran, juga membandingkan tercapai, digunakan untuk membuat
dengan standar keputusan
2. Penilaian, mangambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan 4. Tes dan testing, Tes merupakan alat
ukuran baik atau buruk atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
5. Tes dan standar tes, Tes standar adalah tes yang dibuat oleh suatu
suasana, dengan cara dan aturan-aturan
lembaga profesional untuk keperluan tertentu, Standar tes
yang sudah ditentukan, Testing
merupakanetika tes, yang membedakantes yang etik dan tindakan yang
merupakan saat pada waktu tes
tidak etis dalam pelaksanaan tes secara profesional.
dilaksanakan atau saat pengambilan tes.
6. Tester dan testi, Tester merupakan orang yang diserahi Testing disebut juga dengan waktu
tugas untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para pelaksanaan tes.
responden. Dengan kata lain, tester adalah subjek evaluasi,
Testee dalam istilah Indonesia adalah mencoba. Testee 7. Inventory, Inventori adalah suatu alat
merupakan responden yang sedang mengerjakan tes yang digunakan untuk menaksir dan menilai
ada atau tidaknya tingkah laku, minat, sikap
8. Pengadministrasian tes, tertentu, dan sebagainya dalam diri individu
setting fisik, Klim psikologis 9. Faking, pengelabuan jawaban
biasanya terjadi saat individu 10. Kode Etik Tes, Kerahasiaan hasil
mengerjakan inventori tes, keamanan tes, interpretasi hasil tes
ISTILAH TEKNIS DALAM TES PSIKOLOGI

A. PENGERTIAN TES PSIKOLOGIS

Menurut Anastasi dan Urbina (1998), tes psikologis pada dasarnya


adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan (distandarisasikan) atas sampel
perilaku tertentu. Standarisasi mengimplikasikan keseragaman cara dalam
menyelenggarakan tes dan penskoran tes. Dalam rangka menjaga keseragaman
kondisi-kondisi testing, penyusun tes menyediakan petunjuk-petunjuk yang
rinci bagi penyelenggaraan setiap tes yang baru dikembangkan. Jadi, tes
psikologis adalah tes yang dilakukan untuk mengukur aspek-aspek psikis yang
ada pada individu.

B. BEBERAPA ISTILAH TEKNIS DALAM TES PSIKOLOGIS

1. Pengukuran
Menurut Arikunto (2004) pengukuran adalah measure-ment yang
artinya ukuran. Mengukur berarti membandingkan sesuatu dengan suatu
ukuran. Pengukuran dalam tes psikologis merupakan pengukuran dengan
obyek psikologis tertentu.

2. Penilaian
Penilaian adalah suatu tindakan untuk memberikan interpretasi
terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan norma tertentu untuk
mengetahui tinggi rendahnya atau baik buruknya aspek tertentuDalam
istilah asing, penilaian adalah evaluation (Mardapi, 2012)

3. Evaluasi  
Merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan tes yang sudah
tercapai, digunakan untuk membuat keputusan. Evaluasi merupakan
kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang sudah
direncanakan sudah tercapai atau belum (Haryati, 2007)

4. Tes dan Testing


Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini
tergantung pada petunjuk yang diberikan (Abdullah, 2012). Menurut Anne
Anastasi, tes merupakan alat pengukur yang mempunyai standar yang
objektif sehingga dapat digunakan secar meluas serta dapat digunakan
untuk mengukur dan membandingkan psikis atau tingkah laku. Testing
merupakan saat pada waktu tes dilaksanakan atau saat pengambilan tes.
Testing disebut juga dengan waktu pelaksanaan tes.

5. Tes Standar dan Standar Tes


Tes standar adalah tes yang dibuat oleh suatu lembaga profesional
untuk keperluan tertentu. Bentuk tes standar secara umum adalah pilihan
ganda. Tes standar disusun melalui prosedur empiris dengan melibatkan
beberapa ahli yang terkait dengan bidang pengembangan tes tersebut.
Standar tes merupakan etika yang terdapat dalam tes. Standar tes
merupakanetika tes, yang membedakantes yang etik dan tindakan yang
tidak etis dalam pelaksanaan tes secara profesional.

6. Tester dan Testee


Tester dalam istilah Indonesia adalah  pencoba. Tester merupakan
orang yang diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap
para responden. Dengan kata lain, tester adalah subjek evaluasi. Tapi
dakalanya hanya orang yang diutunjuk oelh subjek evaluasi untuk
melaksanakan tugasnya. Testee dalam istilah Indonesia adalah mencoba.
Testee merupakan responden yang sedang mengerjakan tes . Orang-orang
inilah yang akan dinilai atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat,
bakat, pencapaian, dan sebagainya.

7. Inventori
Inventori adalah suatu alat yang digunakan untuk menaksir dan
menilai ada atau tidaknya tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan
sebagainya dalam diri individu. Biasanya inventori ini bebentuk
pertanyaan yang harus dijawab. Dengan alat ini diharapka n individu dapat
menunjukkan bagaimana biasanya ia merasa, bersikap, berbuat, dan
mengerjakan sesuatu.

8. Pengadministraisan Tes Psikilogis


a. Setting Fisik, Tes akan diadministrasikan dalam kelas. Kondisi sama akan
mendukung efektifitas belajar harus dilanjutkan selama tes. Ruang harus
tenang, lampu terang, ventilasi bagus dan bebas dari interupsi.
b. klim Piskologis, Membuat iklim positif dalam atmosfer kelas, sehingga siswa
dapat menghadapi situasi tes dengan tenang. Hal ini dapat dilakukan dengan
memneri pengertian alas an tes dilakukan dan menyakinkan siswa bahwa persipan
tes yang bagus akan membantu siswa.

9. Faking
pengelabuan jawaban biasanya terjadi saat individu mengerjakan
inventori (Daruma, 2003). Faking terbagi atas dua, yaitu faking good dan
faking bad. Faking good yaitu memberikan impresi yang lebih baik atau
dapat dikatakan membaik-baikkan dirinya. Tidak menggambarkan
keadaan dirinya yang sebenarnya. Tujuannya adalah agar hasil tes lebih
baik dan dapat diterima dikalangan tertentu. Faking bad yaitu sengaja
memberikan impresi yang lebih buruk,dengan tujuan untuk menghindari
tugas-tugas tertentu yang mungkin akan diberikan kepadanya.
10. Kode Etik Tes

Kode etik tes terutama mencakup empat hal, yaitu :

a. Kerahasiaan Hasil Tes


Setiap pendidik dan pengajar wajib melindungi kerahasiaan hasil
tes, baik secara hasil individual maupun kelompok. Hasil tes hanya
dapat diberitahukan kepada orang lain apabila  adaizin dari peserta
didik yang bersangkutan atau orang yang bertanggung jawab terhadap
peserta didik.
b. Keamanan Tes
Tes merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan secara
profesional. Dengan demikian, tes tidak dapat digunakan diluar batas-
batas yang ditentukan oleh profesionalisme pekerjaan guru. Sehingga
setiap pendidik harus dapat menjamin keamanan tes baik sebelum
mauun sesudah tes digunakan.
c. Interpretasi Hasil Tes
Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan hasil
tes ialah penginterpretasian hasil tes secara salah. Karena itu, maka
interpretasi hasil tes harus diikuti tanggung jawab profesional.
d. Penggunaan Tes
Hasil tes haruslah digunakan secara patut. Bila hasil tes tertentu
merupakan tes baku, maka tes tersebut harus digunakan dibawah
ketentuan yang berlaku bagi pelaksaan tes tersebut.

Secara lebih mendasar, etika tes ini diatur dalam standar tes yang
dikembangkan oleh organisasi profesional. Semua standar tes mencakup dua
aspek utama, yaitu tes hasil belajar dan tes psikologi. Pelanggaran terhadap
standar tes ini merupakan pelanggaran terhadap etika profesi, yang dalam hal
tertentu dapat merupakan suatu kejahatan.
KEPUSTAKAAN

Abdullah, S. 2012. Evaluasi Pembelajaran: Konsep dasar, Teori Dan Aplikasi.


Semarang: Pustaka Rizki Putra

Anastasi A, Urbina. 1998. Tes Psiklogi (Terjemahan). Jakarta: Prenhallindo

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Daruma, A. 2003. Penggunaan Tes Psikologi. Makasar: Fip UNM

Haryati, M. 2007. Model dan Teknik Penilaian Pada Satuan pendidikan. Jakarta:
GP Press

Mardapi, J. 2012. Pengukuran Penilaian Dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:


Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai