Laporan Sheet Angin
Laporan Sheet Angin
Disusun Oleh:
Kelompok 5C
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu mempelajari dan
mempraktikan pembuatan sheet angin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE
4.1 Hasil
Table 1. Hasil dari praktikum sebagai berikut :
Hari-
Uji
0 1 2 3 4 5
Asam Asam Asam Asam Asam Asam
Aroma
karet karet karet karet karet karet
Putih Kuning Kuning Kuning
Warna Putih kekuninga Kuning bergaris bergaris bergaris
n hitam hitam hitam
4.2 Pembahasan
4.2.1 Mekanisme Penambahan Asam Format
Penggunaan asam sebagai bahan penggumpal didasarkan pada
kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang
cukup terjangkau bagi kebun dan petani karet dibandingkan bahan koagulan
lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada
titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada
pH antara 4.5-4.7 selain itu penambahan asam juga berfungsi sebagai pengawet.
Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam
lateks secara merata serta membantu mempercepat proses penggumpalan.
Pengadukan dilakukan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang
dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat
diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh
hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat.
Mekanisme koagulasi lateks dengan menggunakan asam asetat atau asam
format didasarkan atas penurunan pH asam format akan mengubah struktur lateks.
Asam asetat (CH3COOH) dan asam format (CHOOH) merupakan larutan asam
lemah yang jernih atau tidak berwarna, mudah larut dalam air, berbau
merangsang, dan masih bereaksi asam pada pengenceran. pH awal dari lateks
segar itu sendiri yaitu sekitar 6,5. Supaya penggumpalan terjadi pH harus
diturunkan hingga 4,7. Asam dalam hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH-
pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga
terjadi koagulasi pada lateks. Pada keasaman ini akan tercapai titik isoelektrik
yaitu titik dimana menunjukkan muatan positif protein seimbang dengan muatan
negative sehingga potensial elektronnya menjadi nol atau keseimbangan muatan
listrik pada permukaan partikel-partikel karet menggumpal menjadi satu. Asam
yang digunakan yaitu asam format atau asam asetat, dimana asam ini merupakan
asam lemah. Asam kuat seperti asam sulfat atau asam nitrat tidak dapat digunakan
karena dapat merusak karet yang digumpalkan dan produk karet yang dihasilkan
bermutu rendah.
4.2.2 Mekanisme Penambahan Amoniak
Penggunaan amoniak sebagai zat anti koagulan didasarkan pada
kemampuannya yang baik dalam menaikkan pH. Tujuan dari penambahan
amoniak adalah untuk menaikkan pH lateks sehingga lateks tidak mengalami
koagulasi. Prakoagulasi merupakan pembekuan pendahuluan yang tidak
diinginkan. Pada prakoagulasi menghasilkan lump atau gumpalan-gumpalan pada
cairan getah sadapan. Syarat zat antikoagulan adalah harus memiliki pH yang
tinggi atau bersifat basa. Mekanisme penambahan amoniak adalah Ion OH - di
dalam zat antikoagulan akan menetralkan ion H+ pada lateks, sehingga
kestabilannya dapat tetap terjaga dan tidak terjadi penggumpalan dengan pH 9-10.
Beberapa jenis zat antikoagulan yang umumnya digunakan oleh perkebunan
besar atau perkebunan rakyat adalah amoniak, soda atau natrium karbonat,
formaldehida serta natrium sulfit. Hasil sadapan yang mengalami prakoagulasi
dapat diolah menjadi karet bermutu rendah seperti karet remah jenis SIR 10 dan
SIR 20. Untuk mencegah prakoagulasi, pengawetan lateks kebun harus dilakukan
terlebih jika jarak antara kebun dengan pabrik pengolahan cukup jauh.
4.3 Fungsi Perlakuan
Pada praktikum pengolahan lateks ini dilakukan tiga sub acara antara lain :
perhitungan KKK lateks segar, pengenceran lateks dan pengaruh penambahan
bahan.
4.3.1 Perhitungan KKK Lateks Segar
Pada sub bab pertama dilakukan perhitungan KKK (Kadar Karet Kering)
lateks segar, fungsinya adalah agar tidak terjadi kecurangan dalam perdagangan
karet dan sebagai perlindungan terhadap konsumen. Karena dengan diketahuinya
nilai kadar karet kering lateks segar maka kadar karet yang terdapat pada lateks
segar yang dipanen tanpa campuran bahan lain dapat diketahui. Kebiasaan petani
karet yang kurang baik adalah dengan menambahkan air pada lateks segar agar
terlihat lebih banyak. Pada perhitungan KKK lateks segar dilakukan dengan
pertama-tama tiap 100 ml lateks segar diukur menggunakan gelas ukur kemudian
dimasukkan ke dalam beaker glass jadi ada dua beaker glas yang masing-masing
terdapat 100 ml lateks segar. Setelah itu ditimbang untuk mengetahui beratnya
dan dinyatakan dalam (a gram). Kemudian diberi perlakuan dengan
menambahkan asam format 2% dan asam asetat 1% atau sebanyak 10 ml masing-
masing pada dua beaker glass. Asam format dan asam asetat merupakan asam
lemah yang berfungsi dalam membantu proses penggumpalan lateks dengan
menurunkan pH lateks. Dilakukan dua perlakuan karena untuk membedakan
manakah salah satu dari perlakuan tersebut yang dapat mempercepat proses
penggumpalan lateks dan menghasilkan kualitas karet yang baik. Setelah itu
dilakukan pemanasan dan pengadukan secara perlahan hingga lateks menggumpal
kurang lebih selama 10 menit. Panas dapat mempercepat proses koagulasi pada
lateks segar karena akan terjadi penguapan air pada lateks yang digumpalkan dan
membuat partikel lateks semakin rapat sehingga terjadi penggumpalan. Sedangkan
fungsi pengadukan disini adalah agar asam yang ditambahkan dapat tercampur ke
dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses penggumpalan.
Pengadukan dilakukan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang
dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Setelah menggumpal, lateks di pres
dengan menggunakan kempa hidrolik kemudian selanjutnya digiling untuk
memperluas permukaannya sehingga cepat kering karena dengan pengepresan
dapat mendorong air keluar dari lateks yang menggumpal sehingga kadar airnya
dapat dikurangi. Lalu permukaan karet dikeringkan menggunakan tissue untuk
mengurangi airnya kembali. Seharusnya dilakukan pengovenan selama satu hari
untuk menurunkan kadar air setelah pengepresan, namun untuk mempersingkat
waktu hanya dilakukan pengeringan menggunakan tissue saja. Kemudian
dilakukan pengeprinan pada permukaan karet dengan motif yang biasanya
terdapat pada pengolahan karet di pabrik. Setelah itu baru dilakukan penimbangan
karet yang dihasilkan dan dinyatakan dalam (b gram). Fungsi penimbangan ini
adalah untuk mengetahui berat karet kering yang selanjutnya digunakan untuk
menghitung nilai KKK (Kadar Karet Kering). Hitung FP (Faktor Pengeringan)
dan tentukan nilai KKK dengan rumus :
Berat lembar karet dikeringanginkan
KKK = × FP ×100 %
Berat Lateks
4.3.2 Pengenceran Lateks
Pada sub bab kedua dilakukan pengenceran lateks dengan menggunakan
180 ml lateks segar yang diukur menggunakan gelas ukur dan disaring untuk
menghilangkan kotoran pada lateks segar. Penentuan ini berfungsi untuk
mendapatkan jumlah air yang sesuai bagi lateks dalam proses pengenceran dengan
mengakumulasikannya pada rumus berikut :
M 1 V 1=M 2 V 2
Setelah itu ditambahkan air sesuai perhitungan. Fungsinya adalah untuk
mengencerkan lateks tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum setelah sheet angin didiamkan atau dianginkan
selama 7 hari, hasilnya adalah sheet angin berubah warna dari putih hingga kuning
bergaris hitam. Dan baunya semakin hari semakin kuat.
5.2 Saran
Dalam proses penambahan larutan sebaiknya benar-benar diperhatikan agar
tidak ada hasil yang keliru dan alat-alat yang digunakan lebih diperhatikan lagi
agar pada proses percobaan tidak terhambat.
DAFTAR PUSTAKA