Performa Pada Saluran Transmisi PDF
Performa Pada Saluran Transmisi PDF
Abstrak – Dari pembangkit, energy listrik tidak transmisi panjang, transmisi menengah, dan
bisa dislurkan ke konsumen dalam dimesi arus dan transmisi pendek. Transmisi pendek merupakan
tegangan yang sama. Hal ini dikarenakan dengan arus saluran transmisi dengan panjang saluran kurang
yang besar akan menimbulkan rugi-rugi yang besar dari 50 mil. Transmisi menengah merupakan
pula. Untuk itu diperlukan sistem transmisi. Sistem saluran transmisi dengan panjang saluran antara
transmisi merupakan suatu sistem dalam penyaluran 50 mil hingga 150 mil. Transmisi panjang
energi listrik dari suatu sumber penyuplai energi merupakan saluran transmisi dengan panjang
listrik ke beberapa daerah (misal dari pembangkit ke saluran lebih dari 150 mil.
gardu induk,atau dari gardu induk ke gardu induk lain) Pada suatu saluran transmisi besaran –
dengan menggunakan perantara overhead lines atau besaran tegangan, arus, serta daya akan
kabel saluran udara atau bisa juga dengan mengalami perubahan nilai sepanjang saluran
menggunakan underground lines atau kabel bawah tersebut. Perubahan nilai parameter-parameter
tanah. Sisten ini memiliki beberapa parameter penting saluran, seperti konstanta primer dan sekunder
yang harus diperhatikan karena transmisi adalah hal atau jika diberikan pembebanan akan
yang vital dalam Sistem Tenaga Listrik. Adapun menyebabkan perubahan nilai serta bentuk
parameter tersebut adalah panjang saluran, tegangan dan arus pada tiap titik di sepanjang
karakteristik saluran dan kapasitansi. Masing-masing saluran tersebut. Parameter- parameter ini perlu
mempunyai pengaruh tersendiri bagi performa pada diperhatikan dalam merancang suatu saluran
saluran transmisi. Ada dua kategori saluran transmisi untuk mendapatkan hasil yang
transmisi yaitu saluran udara (overhead lines) dan memuaskan.
kabel tanah (underground cable). Yang pertama Pada realisasinya saluran transmisi ini berupa
menyalurkan tenaga listrik melalui kawat-kawat yang kawat-kawat yang di pasang pada menara atau tiang
digantung pada menara atau tiang transmisi dengan dan bisa juga melalui kabel yang di pendam di bawah
perantaraan isolator-isolator, sedang kategori kedua permukaan tanah, saluran transmisi berfungsi
menyalurkan tenaga listrik melalui kabel-kabel yang menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit,
ditanam dibawah permukaan tanah. yang umumnya terletak jauh dari pusat beban, ke
gardu induk penurun tegangan yang memiliki
transformer penurun tegangan dari tegangan transmisi
Kata Kunci: Transmisi,Kapasitansi ke tegangan distribusi (menengah). Saluran transmisi
ini mempunyai tegangan yang tinggi agar dapat
1. PENDAHULUAN meminimalkan rugi-rugi daya (power losses)
Mungkin selama ini ada yang memahami disaluran. Contoh dari saluran transmisi di Indonesia
bahwa yang dimaksud transmisi adalah proses adalah : SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi,
penyaluran energi listrik ke suatu daerah dengan dengan tegangan kerja 70--150 kV), SUTET (Saluran
menggunakan tegangan tinggi saja. Bahkan ada yang Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan tegangan kerja
memahami bahwa transmisi adalah proses penyaluran 500 kV).
energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi Sedangkan Penurunan tegangan dari tingkat
dan melalui saluran udara (over head line). Namun tegangan transmisi pertama-pertama dilakukan pada
sebenarnya, transmisi adalah proses penyaluran energi gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke
listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang tegangan yang lebih rendah, misalnya dari 500 kV ke
besaran tegangannya ada beberapa klasifikasi yang 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Kemudian
diantaranya adalah: Tegangan Ultra Tinggi (UHV), penurunan kedua dilakukan pada gardu induk
Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20
(HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan kV. Tegangan 20 kV ini disebut tegangan distribusi
Rendah (LV). primer.
Jenis – jenis dari saluran transmisi
menurut panjang transmisi didasarkan bagaimana 2. DASAR SALURAN TRANSMISI
transmisi tersebut didistribusikan dalam seluruh Berdasarkan fungsinya dalam operasi,
panjang transmisi dapat dibagi menjadi 3 yaitu saluran transmisi sering diberi nama : transmisi yang
menyalurkan daya besar dari pusat-pusat pembangkit Is
R
jX Ip IR
ke daerah beban, atau antaradua atau lebih system Z
(saluran interkoneksi/tie-line), sub-transmisi yang
biasanya merupakan transmisi percabangan dari VR
Vs
saluran yang tinggi ke saluran yang lebih rendah level Y/2 Y/2
tegangannya, distribusi yang menyalurkan dari
tegangan transmisi ke tegangan distrribusi (20 kV).
Gambar 3 : Diagram pengganti saluran menengah Nominal
2.1 Macam Transmisi Menurut Panjang PI
Transmisi. Relasi tegangan dan arus :
Y
1. Saluran Pendek Vs = VR + ( IR + VR )Z
2
Panjang saluran kurang dari 50 mil. Harga
ZY
admitansi shunt diabaikan sedang harga impedansi Vs = ( 1 + ) VR + Z IR
serie dipusatkan ditengah-tengah transmisi. 2
Dalam diagram pengganti saluran pendek kapasitansi ZY 2 ZY
Is = ( Y + ) VR + ( 1 + ) IR
dapat diabaikan seperti gambar berikut. 4 2
Is jX IR Pengaturan tegangan untuk nominal PI atau T:
R
Z Vs
VR(NL) = VR(FL) = VR
ZY
Vs VR ZL 1
2
maka :
VR(NL) VR(FL)
Gambar 1: Diagram pengganti saluran pendek VR (%) = X 100%
VR(FL)
Vs = tegangan pada ujung kirim 3. SaluranPanjang
Is = arus pada ujung kirim Panjang saluran lebih dari 150 mil. Seluruh parameter
VR = tegangan pada ujung terima didistribusikan dengan merata dalam seluruh panjang.
Is Z/2 (x) jX Z/2 (x) jX
IR = arus pada ujung terima R P R IR
4. PENGUKURAN PARAMETER
Perancangan dan pengukuran dilakukan dalam
sebuah percobaan dengan menggunakan “bridging
plugs”. Berikut langkah-langkah yang dilakukan
dalam perancangan dan pengukuran tersebut.
1. Susun Rangkaian seperti gambar 5.
2. Dengan menggunakan “Bridging Plugs” , set
tegangan sisi sekunder dari trafo tiga phase
sehingga Un = 10 %.
3. Ukur tegangan antara dua konduktor terluar pada
sisi kirim dan sisi terima, juga daya reaktif yang
di konsumsi oleh salah satu phasa – phasanya.
4. Ubah panjang saluran menjadi 216 km dengan
menghubungkan “Bridging Plugs” seperti gambar
6 dan ulangi lagi pengukuran seperti diatas.
5. Ubah panjang saluran menjadi 360 km dengan
menghubungkan “Bridging Plugs” seperti gambar
3 dan ulangi lagi pengukuran seperti diatas.
Set tegangan trafo tiga phasa pada Un = 10 %.
Hilangkan hubungan “Bridging Plugs” kapasitansi
dari model saluran transmisi (gambar 4). Ukur
tegangan antara dua konduktor terluar pada sisi kirim
Gambar 7 : Saluran Transmisi Panjang
dan sisi terima, juga daya reaktif yang dikonsumsi
oleh salah satu phasa.
cos phi
maka tegangan di sisi terima semakin besar pula. Hal 0.5 80
ini karena adanya line charging. Kemudian semakin 0.4 60
0.3 40
panjang saluran maka rasio U2/U1 nya semakin besar 0.2
pula. Selain itu dapat diamati bahwa Semakin panjang 0.1
saluran maka semakin besar pula daya reaktif (Q) 0
L =1.2 H L=1H L = 0.8 H
yang dibutuhkan.
Saluran transmisi juga membutuhkan daya aktif Gambar 11 : Hubungan Beban Ohm-Induktif dengan
daya aktif dan reaktif
sebab saluran transmisi sendiri merupakan suatu
penghantar yang mengandung resistansi, sehingga Hubungan Beban Ohm-Induktif dengan
dalam saluran transmisi tanpa beban juga Daya Aktif dan Reaktif
membutuhkan daya aktif. Nilainya dapat dilihat pada 40
wattmeter yang terpasang. Daya aktif ini timbul akibat 35
30 100
adanya rugi-rugi transmisi yang disebabkan oleh 25 80
20
adanya resistansi saluran yang berbentuk panas. 15 60
10 40
Semakin panjang saluran daya reaktif yang 5
0
dibutuhkan juga akan semakin besar. Hal ini L =1.2 L =1.2 L = 1 H L = 1 H L = 0.8 L = 0.8
disebabkan adanya rugi – rugi pada saluran transmisi H H H H
DAFTAR REFERENSI
[1] http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/11/klasifikasi-saluran-
transmisi.html
[2]
Gambar 12 : Performa Karakteristik Beban Ohm- kapasitif http://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_udara_tegangan_
dan Kapasitf Murni ekstra_tinggi
[3]
Dapat dilihat dari data yang didapat bahwa dengan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19216
adanya beban yang bersifat kapasitif akan /5/Chapter%20II.pdf
menyebabkan daya yang ada pada sisi terima memiliki [4] http://www.scribd.com/doc/52075425/Saluran-
power factor minus yaitu leading. Ini artinya daya Udara-Tegangan-Tinggi
pada sisi terima berlawanan phasa dengan pada sisi
kirim. Hal ini disebabkan pada sisi kirim harus Riwaya Penulis
memenuhi beban yang berupa rugi – rugi sepanjang
saluran yang dilaluinya yang bersifat induktif Hanugroho Sasmita Aji lahir di
sedangkan pada beban bersifat kapasitif maka nilainya Blitar pada tanggal 18 Desember
akan berlawanan phasa. 1989. Penulis memulai pendidikan
di SDN Krisik 1dan sempat pindah
Untuk Hasil Percobaan Pengkompensasian Paralel sekolah ke SDN Beru 1.
diperoleh nilai daya pada sisi terima sebagai berikut: Selanjutnya meneruskan bangku
sekolah ke SMPN 1 Wlingi pada
tahun 2002. Kemudian
L = 2.4 H dan C = 4 F
melanjutkan ke SMAN 1 Blitar. Penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan
mengambil jurusan Teknik Elektro. Penulis juga
merupakan Asisten Laboratorium Konversi Energi
dan Sekretaris 2 BEM FTI ITS 2010/2011.
6. KESIMPULAN
1. Panjang saluran mempengaruhi besar kenaikan
tegangan di sisi terima. Semakin panjang
salurannya maka tegangan di sisi terima semakin
besar pula.
2. Penurunan beban ohm-induktif sebanding dengan
besar tegangan kirim, begitu pula dengan tegangan
terima dan besar daya aktif dipengaruhi oleh beban
resistif.
3. Penurunan beban ohm-kapasitif menyebabkan
tegangan sisi kirim semakin kecil, begitu pula
dengan tegangan di sisi terima yang semakin
mengecil dan daya reaktif besarnya dipengaruhi
oleh beban kapasitif,dimana semakin besar beban