Anda di halaman 1dari 5

Ziazan Bevina Athallah

130210170045

MODUL PRAKTIKUM
UJI DIAGNOSTIK
EPIDEMIOLOGI DAN EKONOMI VETERINER
Semester Genap 2019/2020

1. Suatu waktu anda bermaksud melakukan uji diagnostik (Screening test) terhadap
brucellosis pada daerah peternakan sapi perah Kecamatan Lembang dan Kecamatan
Parongpong. Uji yang anda gunakan adalah Tube Agglutimation Test (TAT) dengan nilai
Sensitivitas (Sensitivity) 80,0% dan nilai Spesifisitas (Specificity) sebesar 90,0%.

Populasi sapi perah di daerah Lembang dan Parongpong masing-masing 100.000 ekor.
Sedangkan prevalensi (true prevalence) di daerah Lembang adalah 10 % dan daerah
Parongpong adalah 5%.

Berdasarkan data-data tersebut di atas coba anda kerjakan :

a. Sajikan data-data uji yang anda lakukan terhadap brucellosis dalam tabel 2 x 2 untuk
masing-masing daerah peternakan sapi perah.
b. Hitung "estimated prevalence" pada daerah Lembang dan Parongpong.
c. Bandingkan nilai estimated prevalence dan true prevalence pada kedua daerah tersebut
d. Bandingkan nilai prediktif (predictive value) dari hasil positif uji pada daerah
Lembang dan Parongpong, dan interpretasikan hasilnya

JAWABAN

a. Diketatahui:

 Sensitivitas (Se) = 80,0% = 0,8

 Spesifisitas (Sp) = 90,0% = 0,9

 Populasi = 100.000 ekor

 True Prevalence daerah Lembang 10 % = 10.000 ekor

 True Prevalence daerah Parongpong 5 % = 5.000 ekor

Dengan menggunakan rumus Sensitivitas dan Spesitifitas, maka didapatkan angka-angka


dibawah ini:

1
Ziazan Bevina Athallah
130210170045

Daerah Lembang

Kejadian Penyakit dalam Populasi


Screening test Total
Penyakit + Penyakit -

80
Uji Positif x 10.000=8.000 90.000−81.000=9.000 17.000
100

90
Uji Negatif 10.000 – 8.000 = 2.000 x 90.000 = 81.000 83.000
100

Total 10.000 100.000-10.000 = 90.000 100.000

Daerah Parongpong

Keadaan Penyakit dalam Populasi


Screening test Total
Penyakit + Penyakit -

80
Uji Positif x 5.000=4000 95.000-85.500 = 9.500 13.500
100

90
Uji Negatif 5.000-4.000=1.000 x 95.000=85.500 86.500
100

Total 5.000 95.000 100.000

b. Estimated prevalence = Apparent prevalence

p¿
p(D+) : True Prevalence
AP : Apparent Prevalence
Se : Sensitivity
Sp : Specificity

Daerah Lembang
p(D+) : 10% = 0,1
Se= 80% = 0,8
Sp= 90% = 0,9

AP+ 0,9−1
0,1=
0,8+0,9−1

0,1 ( 0,7 ) =AP−0,1

2
Ziazan Bevina Athallah
130210170045

0,17= AP
AP=17 %

Daerah Parongpong
p(D+) : 5% = 0,05
Se= 80% = 0,8
Sp= 90% = 0,9

AP+0,9−1
0,05=
0,8+0,9−1

0,05 ( 0,7 ) =AP−0,1

0,135=AP
AP=13,5 %

c. Perbandingan
Lembang Parongpong
Estimated Prevalence 0.17 0.135
True Prevalence 0.1 0.05

Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa estimated prevalence pada kedua daerah
berbeda dengan true prevalence yang dimiliki, dimana pada kedua daerah nilai estimated
prevalence lebih besar dari true prevalence. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa kasus
kejadian yang benar-benar terjadi di lapangan lebih rendah jumlahnya dibandingkan
dengan jumlah kasus yang sudah diprediksikan sebelumnya.

d. Positive Predictive Value


Lembang
P¿

P¿

Parongpong
P¿

P¿

Dari kedua daerah, didapatkan hasil positive predictive value pada daerah Lembang lebih
besar nilainya yaitu 47% jika dibandingkan dengan daerah Parongpong yang memiliki
nilai sebesar 29,6%. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa proporsi kasus
Brucellosis relative lebih banyak terjadi di daerah Lembang daripada Parongpong.

3
Ziazan Bevina Athallah
130210170045

3. Dengan teknik bakteriologis prevalensi penyakit X pernah ditentukan sebesar 5%.


Namun cara ini tidak praktis, memerlukan waktu yang panjang dan mahal.

Anda mengembangkan teknik uji serologis untuk mendeteksi antibodi penyakit X. Uji ini
memiliki sensitivitas 95% dan spesifisitas 80%. Kemudian anda memutuskan memakai
uji ini untuk pemberantasan penyakit X. Hewan yang positif menurut uji dipotong dan
setiap pemotongan menimbulkan kerugian sebesar Rp. 1000.000,-

Berdasarkan data tersebut di atas, hitung :


a. Jika sebanyak 1 juta ekor hewan yang diuji, berapa kerugian Finansial karena
pemotongan?
b. Berapa kerugian ekstra karena ketidaktelitian uji yang anda gunakan?
c. Untuk memperkecil pemotongan yang tidak semestinya, manakah yang menjadi
sasaran perbaikan uji anda, sensitivitas atau spesifisitas uji?

Estimated prevalence = apparent prevalence


p¿
p(D+) : True Prevalence
AP : Apparent Prevalence
Se : Sensitivity
Sp : Specificity

p(D+) : 15% = 0,05


Se= 95% = 0,95
Sp= 80% = 0,8

AP +0,8−1
0,05=
0,95+ 0,8−1

0,05 ( 0,75 )= AP−0,2

0,2375=AP
hasil uji positif
AP=
jumlah yang diuji

true p ositif
0,2375=
1000000
(a+ b)=237500

Screening Test Penyakit + Penyakit - Total

95 950.000 – 760.000 =
Uji Positif x 50.000= 47500 237500
100 190.000

80
Uji Negatif 50.000 – 47500 =2.500 x 950.000=760.000 762500
100

Total 50.000 950.000 1000.0004


Ziazan Bevina Athallah
130210170045

a. Jumlah kerugian
Jumlah kerugian=Rp.1000 .000 x jumlah uji positif
Jumlah kerugian=Rp.1000 .000 x 237500
Jumlah kerugian=Rp.237 .500 .000 .000

b. Jumlah kerugian ekstra


Jumlah kerugianekstra= jumlah false positive x Rp .1000.000
Jumlah kerugianekstra=Rp .190.000 .000 .000

c. Untuk memperkecil nilai kerugian, maka yang harus dilakukan adalah memperkecil nilai
false positive (hewan yang sehat tapi terdeteksi sakit) dengan cara meningkatkan
spesifisitas dari uji yang telah ada. Hal ini dilakukan karena semakin tinggi
spesifisitasnya, maka akan semakin banyak nilai true negative (hewan yang benar-benar
sehat) yang terdeteksi, sehingga nilai false positive akan tereliminasi.

Anda mungkin juga menyukai