Anda di halaman 1dari 16

PLC II

Programmable Logic Controller


I. PENDAHULUAN
Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah rangkaian elektronik yang dapat
mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. PLC umumnya
digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu diagram ladder. Hasil gambar tersebut
pada komputer menggambarkan hubungan yang diperlukan untuk suatu proses. PLC akan
mengoperasikan semua siatem yang mempunyai output apakah harus ON atau OFF. Dapat
juga dioperasikan suatu sistem dengan output yang bervariasi.
Programmable Logic Controller atau yang sering disingkat dengan PLC seringkali kita
temui beberapa tahun terakhir. Pada mulanya alat ini digunakan untuk menggantikan sistem
kontrol berbasis relay yang tidak fleksibel dan mahal . Berdasarkan namanya, konsep
Programmable Logic Controller adalah sebagai berikut :
Programmable, menunjukkan kemampuan untuk menyimpan program yang telah
dibuat ke dalam memory, yang dengan mudah dapat diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,
mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
Kontrol Sekuensial
Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan
pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step /
langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
Monitoring Plant
Memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan
mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

Sedangkan secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan (input) ke
CNC (Computerized Numerical Control) untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut.
CNC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya jika dibandingkan
dengan PLC.
Perangkat ini, biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan
sebagainya.

II. ISI
Saat belajar PLC sebelumnya mempelajari kontak atau relay saat diaktifkan/diberi
supply akan segera ON dan akan terus ON selama diberi supply, lalu akan segera OFF saat
supply dihentikan. Namun dalam kondisi tertentu kita memerlukan kontak yang hanya aktif
dalam waktu singkat. Atau kita memerlukan suatu signal segera setelah sebuah proses
berakhir. Signal dan kontak yang sifatnya seperti ini dapat kita temukan pada Relay dan Kontak
Differential.

A. Kontak Differential
Prinsip switching Differential adalah switching yang terjadi saat adanya perubahan
kondisi suatu relay atau kontak. Karena perubahan ini terjadi pada kontak, maka hanya ada
2 kondisi perubahan yang dapat berlaku yaitu dari 0 menjadi 1 atau sebaliknya dari 1
menjadi 0. Sesuai dengan namanya yang berarti perubahan, maka kondisi berubah itu
sendiri hanya berlangsung sangat singkat.

1. Differential Up (DIFU)

Gambar 1. Differential Up (DIFU)

Differential Up (DIFU) akan memberikan signal ketika kondisi perubahan yang terjadi
saat kontak ditekan, yaitu perubahan dari 0 menjadi 1. Durasi switching yang sangat singkat
itu terjadi hanya dalam beberapa millisecond. Misalnya ketika menekan tombol dan
menahannya, difu hanya memberikan signal sekali ketika saat difu diaktifkan sehingga tidak
berpengaruh berapa lama tombol tersebut ditekan.

Untuk mengaktifkan DIFU pada pemrogramman Ladder, tempatkan kursor pada


halaman program yang dikehendaki, lalu klik New PLC Instruction. Pada Kotak instruksi
Ketik [DIFU 3.00]. Pada contoh ini mengaktifkan bit internal relay 3.00 dan bisa menganti
dengan bit yang lain.

Gambar 2. Diagram waktu intruksi DIFU


2. Differential Down (DIFD)

Gambar 3. Differential Down (DIFD)

Differential Down (DIFD) akan memberikan signal ketika kondisi perubahan yang terjadi
saat kontak dilepaskan, yaitu perubahan dari 1 menjadi 0. Hal ini terjadi sangat singkat,
selanjutnya tidak ada lagi perubahan karena kondisi stabil kontak yaitu 0. Misalnya ketika
menekan tombol, difd tidak akan memberi signal selama tombol tersebut ditekan. Setelah
tombol dilepaskan difd akan memberi sinyal sekali dan sangat singkat.

Untuk mengaktifkan DIFD pada pemrogramman Ladder, tempatkan kursor pada


halaman program yang dikehendaki, lalu klik New PLC Instruction. Pada Kotak instruksi
Ketik [DIFD 3.00]. Pada contoh ini mengaktifkan bit internal relay 3.00 dan bisa menganti
dengan bit yang lain.

Gambar 4. Diagram waktu intruksi DIFD

DIFU dan DIFD merupakan sebuah blok fungsi dari PLC Omron yang berfungsi untuk
melakukan proses one shot. One shot bisa diimplementasikan menggunakan rangkaian
Ladder Diagram dan juga bisa menggunakan DIFU dan DIFD. Berikut merupakan contoh
sederhana program DIFU dan DIFD pada diagram ladder CX-Programmer :
Gambar
5.

Rangkaian sederhana penggunaan DIFU dan DIFD

Prinsipnya ketika PB1 (0.00) ditekan DIFU akan langsung aktif dan memberi
signal hanya sekali meskipun tombol PB1 terus dikekan. Signal yang diteruskan DIFU
untuk set internal riley 1.00 dan internal riley 1.00 akan menyalakan lampu (10.00).
Ketika PB2 ditekan DIFD tidak akan aktif selama tombol PB2 terus ditekan. Ketika
tombol PB2 dilepas DIFD akan aktif dan memberi sinyal untuk reset internal riley 1.00
setelah itu lampu akan mati.

B. Data Movement (MOVE)


Pemindahan data PLC (Move) adalah proses pemindahan sebuah
nilai/konstanta atau alamat DM tertentu (Data Sumber) dengan panjang data tertentu ke
alamat DM yang sama (Data Tujuan) tanpa melakukan perubahan apa pun pada status
bit. Move adalah intruksi data dengan kapasitas 1 word atau 16 bit untuk memindahkan
data dari 1 lokasi (sourcing word) ke lokasi data 2 (Destination).

Gambar 6. Intruksi Pemindahan Data


Untuk mengaktifkan MOVE pada pemrogramman Ladder, tempatkan kursor
pada halaman program yang dikehendaki, lalu klik New PLC Instruction. Pada Kotak
instruksi Ketik [MOVE #30 DM100]. Dimana
 MOVE merupakan intruksi untuk perintah memindahkan data.
 #30 merupakan data sumber yang berupa durasi waktu dalam millisecond yang
akan dipindahkan.
 DM100 merupakan alamat DM yang akan dikirim data sumber.

a) Data Move

Gambar 7. Data Move


Prinsipnya ketika PB4(0.03) tidak ditekan supply akan langsung mengaktif DIFU
internal riley M1 (2.00) dan M1 akan memberi signal intruksi move (mode 1) dengan
data 50 millisecond yang akan dikirim pada alamat DM100. Ketika PB4(0.03) ditekan
maka akan mengaktifkan DIFU internal riley M0 (1.00) dan M0 akan memberi signal
intruksi move (mode 2) dengan data 30 millisecond yang akan dikirimkan pada alamat
DM100.
 Program Ladder Diagram

Gambar 8. Program Ladder Diagram


Prinsipnya ketika PB1 (0.00) ditekan akan men-set internal riley M2 (3.00)
kemudian M2 akan mensuplly ke timer T0 (TIM000) dan T0 akan menghitung selama
waktu yang akan dikirim dari data sumber ke T0 (TIM000) yang memiliki alamat DM100,
kemudian setelah T0 selesai Menghitung, T0 akan aktif menyalakan lampu L1 (10.00).
Jika PB2 (0.01) ditekan maka lampu akan mati.
Untuk mengaktifkan timer yang memiliki alamat DM pada ladder, tempatkan
kursor pada halaman program yang dikehendaki, lalu klik New PLC Instruction. Pada
Kotak instruksi Ketik [TIM000 DM100]. Dimana:
a) TIM merupakan intruksi untuk timer.
b) 000 merupakan nomer timer yang digunakan.
c) DM100 merupakan alamat timer yang digunakan sebagai data tujuan.

A. Menghubungkan program pada Visual Basic dan CX-Programmer dengan PLC

Pada saat menghubungkan program pada Visual Basic dan CX-Programmer


dengan PLC, kita harus memenuhi beberapa syarat agar program yang kita buat dapat
sinkron satu sama lain. Beberapa syarat tersebut antara lain : Membuat bahasa program
yang ada pada Visual Basic dapat membaca dan melakukan eksekusi terhadap program
yang kita buat pada software CX-Programmer (Protocol merupakan bahasa komunikasi \
pemrograman yang sama, yang dimengerti oleh kedua perangkat), menambahkan ikon
telepon(MSComm) pada object Visual Basic , dan juga mengirim program dari CX-
Programmer ke PLC sebelum menyimulasi suatu rangkaian.
PC
PROTOCOL

Visual Basic PLC

Host Link
Gambar 9. Hubungan Visual Basic Dengan PLC

 Host link terdiri dari :

Header Footer Footer


-Data awal menggunakan -Diisi dengan data itu sendiri -FCS
symbol @
-terdiri dari 1 baris / Word
-Alamat / tujuan : Write atau dan 16 Bit. Total baris / word
Read . Write : mengaktifkan sampai 228 word.
output, dari non aktif jadi aktif
-0000 merupakan decimal
( 0 menjadi 1). Read :
word, dalam hal ini, alamat
mengidentifikasi mana saja bit
yang sebelumnya dalam CX-
yang aktif.
Programmer, diubah ke
-Area : kelompok memori. dalam bentuk hexa decimal,
Missal IR, HR, SR, D, dsb. karena VB membaca berupa
hexa decimal.
-Contoh : @00WR

Bahasa pemrograman yang harus ada pada program (Code) Visual Basic dan
juga harus dikonversi adalah bagian deklarasi , bagian Private sub (pada latihan yang
kami kerjakan bernama Private sub Kirim_data) , bagian Monitor Mode, bagian Program
Mode bagian Run Mode yang mana keempat bagian tersebut juga mendeklarasikan
bahasa pemrograman lalu yang terakhir adalah pengonversian angka kode
heksadesimal pada inputan atau tombol Visual Basic.
Kode yang dipakai pada latihan ini memiliki format sebagai berikut :

@AABBCCCCDDDD
AA = Diisi angka “00”.
BB = Memori ang dituju . Diisi huruf “W” pada urutan pertama lalu disusul jenis inputan
yang diinginkan. Bila ingin menginput suatu relay maka ditulis “WR” namun apabila ingin
menginput data teks/bilangan ditulis “WD”.
CCCC = Diisi alamat tujuan. Contoh : Alamat tujuan relay 5.01 maka pada kolom CCCC
diisi “0005”, Bila alamat tujuan D1000 maka diisi “1000”.

DDDD = Diisi sub alamat tujuan (bila pada relay) atau variabel data yang ingin diinput
(bila pada kasus MOV Data). Contoh : Alamat tujuan relay 5.01 pada kolom DDDD diisi
oleh nilai konversi dari 01 ke heksadesimal. Pada kasus MOV Data kolom ini diisi oleh
angka(data) yang ingin dieksekusi.
Cara konversi bilangan ke heksadesimal pada program PLC-Visual Basic

1. Tentukan sub alamat input/output pada CX-Programmer yang dituju dan yang akan
dipakai sebagai tombol pada Visual Basic. Contoh : relay 5.05 , alamat : 5 , sub alamat :
05 .

2. Buat kolom biner sebagai berikut :


|0000|0000|0000|0000|
 Urutan kolom bilangan binner diatas adalah dari kanan ke kiri dan dimulai dari angka 0

3. Input angka 1 pada kolom bilangan biner diatas sesuai dengan besaran angka sub
alamat. Contoh : sub alamat : 05

|0000|0000|0010|0000|
 Bilangan disetiap kolom dikalikan dengan 2⁰ atau 21 atau 2 2 atau 23 sesuai dengan
posisi bilangan dimana dimulai dari posisi paling kanan. Paling kanan dikalikan 2⁰.

4. Kalikan masing-masing bilangan tersebut dengan angka sesuai aturan lalu jumlahkan
hasil perkalian tiap kolom. Maka dari contoh diatas didapatkan kode |0|0|2|0| .

Langkah menghubungkan PLC dengan Visual Basic


1) membuka aplikasi CX-Programmar.
2) Membuat program atau buka program yang sudah ada, dimana tombol
menggunakan internal riley.
3) Wiring pada PLC sesuai dengan program yang dibutuhkan.
4) Mengubah program menjadi mode online.
5) Transfer to PLC.
6) Mengubah program menjadi mode offline.
7) Buka aplikasi Visual Basic.
8) Membuat command sesuai yang dibutuhkan pada program.
9) Membuat program pada visual basic yang dapat terhubung dengan plc,
Gunakan tombol dengan symbol Telephone. Simbol tersebut berfungsi untuk
membuka komunikasi dengan PLC yang terhubung.
10) Play simulasi.
C. LATIHAN
1. Mixer

Ketentuan :
 Ketika tombol Main Switch ditekan maka Lampu indikator ON. LAMPU INDIKATOR
 Ketika tombol Mixer On ditekan maka Mixer akan ON dengan syarat
lampu indikator ON.
 Ketika tombol Lampu Stop ditekan dan Mixer dalam kondisi OFF maka
lampu indicator OFF.
 Ketika tombol Lampu Stop ditekan dan Mixer dalam kondisi ON maka LAMPU MIXER ON
lampu indikator akan OFF setelah siklus Mixer selesai.
 Mode 1 dan 2 untuk mengganti mode yang sudah di sett oleh MOV
Output :

 Program Ladder
a. Data
b. Program
 Program Visual Basic
o Program Deklarasi

Option Explicit
Dim buffer As String
Dim Dat As String
Dim L As Integer
Dim A As Integer
Dim i As Integer
Dim Opo As String
Dim FCS As String
 Setiap variabel yang didklarasikan menjadi String akan menjadi variabel data yang
menyimpan data yang berupa karakter atau teks.
 Setiap variabel yang didklarasikan menjadi Integer

o Program Load

Private Sub Form_Load()


MSComm1.CommPort = 1
MSComm1.Settings = "9600,e,7,2"
MSComm1.DTREnable = True
MSComm1.RTSEnable = True
MSComm1.SThreshold = 9
MSComm1.RThreshold = 1
MSComm1.Handshaking = 2 - comRTS
MSComm1.PortOpen = True
End Sub
o Program Kirim Data

Private Sub kirimdata()


'Dat = "@00WR004108"
L = Len(Dat)
A=0
For i = 1 To L
Opo = Mid(Dat, i, 1)
A = Asc(Opo) Xor A
Next i
FCS = Hex(A)
If Len(FCS) = 1 Then
FCS = "0" + FCS
End If
DatTX = Dat + FCS + "*" + Chr(13)
MSComm1.Output = DatTX
End Sub

1
4

5 2

6 3

9
7

o Program Stop Mode

Private Sub Command1_Click()


Dat = "@00SC00" 'stop
Call kirimdata
End Sub
Prinsip kerja : Ketika tombol STOP MODE ditekan maka Data = “@00SC00”
akan terkirim .Tombol tersebut me-reset semua tombol yang ada pada Visual
Basic. Kemudian apabila tombol yang ada pada VB ditekan maka tidak akan
berpengaruh pada PLC, karena PLC hanya bekerja pada mode MONITOR.
o Program Monitor

Private Sub Command2_Click()


Dat = "@00SC02" 'monitor
Call kirimdata
End Sub

Prinsip kerja : Ketika tombol MONITOR ditekan maka Data = “@00SC02” akan
terkirim. PLC bekerja pada Mode MONITOR.
o Program Run

Private Sub Command3_Click()


Dat = "@00SC03" 'Run
Call kirimdata
End Sub

o Program Main Switch

Private Sub Command4_Click()


Dat = "@00WR00030001"
Call kirimdata
End Sub
Prinsip kerja : Ketika tombol MAIN SWITCH ditekan maka Data yang akan
terkirim adalah perintah untuk mengaktifkan relay dengan alamat 5.00, tentunya
setelah Data tersebut masuk ke Private Sub Kirimi_data . Lalu lampu indicator
(Lampu 1/ 10.00) akan menyala.
o MIXER ON

Private Sub Command6_Click()


Dat = "@00WR00050002"
Call kirimdata
End Sub
Prinsip kerja : Ketika tombol MIXER ON ditekan maka Data yang akan terkirim
adalah perintah untuk mengaktifkan relay dengan alamat 5.01, setelah Data
tersebut masuk ke Private Sub Kirimi_data . Lalu lampu 2 (10.01) akan menyala.
Timer akan menghitung sesuai mode yang di setting.
o LAMPU OFF

Private Sub Command5_Click()


Dat = "@00WR00050004"
Call kirimdata
End Sub
Prinsip kerja : Ketika tombol MIXER ON ditekan maka Data yang akan terkirim
adalah perintah untuk mengaktifkan relay dengan alamat 5.01, setelah Data
tersebut masuk ke Private Sub Kirimi_data . Lalu lampu 2 (10.01) akan menyala.
Timer akan menghitung sesuai mode yang di setting.
o MODE 1

Private Sub Option1_Click()


Dat = "@00WR00060001"
Call kirimdata
End Sub
Prinsip kerja : Ketika tombol MIXER ON ditekan maka Data yang akan terkirim
adalah perintah untuk mengaktifkan relay dengan alamat 5.01, setelah Data
tersebut masuk ke Private Sub Kirimi_data . Lalu lampu 2 (10.01) akan menyala.
Timer akan menghitung sesuai mode yang di setting.
o MODE 2

Private Sub Option2_Click()


Dat = "@00WR00060000"
Call kirimdata
End Sub
Prinsip kerja : Ketika tombol MIXER ON ditekan maka Data yang akan terkirim
adalah perintah untuk mengaktifkan relay dengan alamat 5.01, setelah Data
tersebut masuk ke Private Sub Kirimi_data . Lalu lampu 2 (10.01) akan menyala.
Timer akan menghitung sesuai mode yang di setting.
o SIMBOL TELEPHONE

Private Sub MSComm1_OnComm()

End Sub

Prinsip kerja : Simbol tersebut berfungsi untuk membuka komunikasi dengan


PLC yang terhubung.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya merujuk pada
otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri dimana peranan
manusia masih amat dominan (misalnya dalam merespon besaran-besaran proses
yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan serangkaian langkah berupa
pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan) telah banyak digeser dan
digantikan oleh sistem kontrol otomatis.
Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat keunggulan
yang ditawarkan sistem kontrol tersebut. Salah satu sistem kontrol yang amat luas
pemakaiannya ialah Programmable Logic Controller (PLC). Penerapannya meliputi
berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif, petrokimia, kertas, bahkan
sampai pada industri tambang, misalnya pada pengendalian turbin gas dan unit
industri lanjutan hasil pertambangan. Kemudahan transisi dari sistem kontrol
sebelumnya (misalnya dari sistem kontrol berbasis relay mekanis) dan kemudahan
trouble-shooting dalam konfigurasi sistem merupakan dua faktor utama yang
mendorong populernya PLC ini.

Anda mungkin juga menyukai