BAB 4
PEMBAGIAN AIR
Debit andalan DI. Leuwi Nangka dapat dilihat pada Lampiran 4.2.
4.6 Pengeringan
Menurut PP No. 23 tahun 1982, pasal 13 Jaringan irigasi dapat dikeringkan untuk keperluan
pemeriksaan dan atau perbaikan.
Masa Pengeringan itu diambil selama 2 mingu atau ½ bulan kedua pada Bulan dimana pintu
pengambilan ditutup sama sekali. Pengeringan lebih dari 2 minggu harus mendapat ijin dari
Gubernur Kepala Daerah.
Pemeriksanaan yang dilakukan pada masa pengeringan diperlukan sebagai data untuk
keperluan perbaikan pada masa pengeringan berikutnya.
4. Penggunaan Konsumtif
5. Laju Perlokasi
6. Penggantian Lapisan Air ( WLR )
7. Curah Hujan Efektif
8. Efisiensi Irigasi
Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi digunakan persamaan di bawah ini :
NFR
THR = 0,80
NFR
SDR = 0,72
NFR
DR = 0,65
Perhitungan kebutuhan air dilakukan sebagai pembanding terhadap kebutuhan air yang ada
dan yang dipakai selama ini di DI. Leuwi Nangka.
Perhitungan kebutuhan air disajikan pada Lampiran 4.3.
6) Pengecekan atas realisasi pemberian air untuk tiap petak tersier dilakukan oleh Mantri
Pengairan dan dikirmkan ke Cabang Dinas tiap tanggl 15/31 dengan mengisi formulir 06-O.
7) Berdasarkan kebutuhan air per petak tersier menurut formulir 05-O, Cabang Dinas
menyusun kebutuhan air untuk seluruh jaringan di pintu pengambilan Bendung. Pengisian
Formulir ini dimulai dari petak tersier bagian terhilir kemudian berangsur-angsur ke petak
tersier bagian udik. Dalam formulir 07-O ini dimasukkan pula data debit untuk keperluan
lain, debit yang hilang dan debit suplesi.
Dan debit keperluan petak-petak tersier dapat dihitung debit untuk petak-petak sekunder,
petak induk dan akhirnya debit pengambilan yang diperlukan di bendung. Formulir 07-O ini
dibuat setiap tanggal 15 dan 30/31.
8) Hasil pengukuran debit sungai tiap hari di bendung selama ½ bulan dicatat di atas formulir
08-O oleh penjaga bendung dan dikirinkan ke Kantor Cabang melalui Mantri Pengairan tiap
tanggal 15 dan 30/31.
Dari data ini Kepala Cabang memperkirakan debit yang tersedia setiap hari selama ½ bulan
kemudian dedngan mengambil rata-rata debit sungai ½ bulan yang lalu.
9) Berdasarkan data dari formulir 07-O tentang kebutuhan air pada pintu pengambilan dan
formulir 08-O tentang debit yang tersedia, dihitung besarnya faktor K, yaitu faktor koreksi
terhadap debit yang akan diberikan sebagai berikut:
Untuk perhitungan pembagian air lima belas harian dengan metode Faktor-K menggunakan
blanko 09-O.
Untuk perhitungan Faktor-K diperlukan data-data :
Rencana kebutuhan air di jaringan utama dan usulan Faktor-K (blanko 07-O)
Pencatatan Debit Normal Sungai (blanko 08-O)
Dari blanko 07-O dikutip data-data kebutuhan air sebagai berikut :
Total Kebutuhan Air di Pintu Tersier (Qt)
Kebutuhan lain-lain (Ql)
Debit hilang di saluran induk/sekundersub sekunder (Qh)
Debit tambahan / suplesi (Qs)
Kebutuhan air di bangunan bagi (Qb) = QT + Ql + Qh - Qs.
Debit tersedia
Hitung rata-rata debit setengah bulanan (08-O)
Hitung rata-rata debit 5 harian terakhir
Menggunakan data pencatatan debit tanggal 15 atau 30/31 untuk masing-masing periode.
Debit dialirkan :
Ada dua kemungkinan ;
PT. SUPRAHARMONIA CONSULTINDO
Hal 4-5
Buku Data DI.
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi – TA 2008
Contents
4.1 Pola dan Jadwal Tanam.......................................................................................................................................... 1
4.2 Satuan Kebutuhan Air Tanaman......................................................................................................................... 1
4.3 Debit Andalan............................................................................................................................................................. 2
4.4 Kehilangan Air Di Saluran..................................................................................................................................... 2
4.5 Aturan Golongan....................................................................................................................................................... 2
4.6 Pengeringan................................................................................................................................................................ 2
4.7 Perhitungan Kebutuhan Air................................................................................................................................. 3
4.8 Rencana Pembagian Air......................................................................................................................................... 3
4.9 Neraca Keseimbangan Air..................................................................................................................................... 4
4.10 Prosedur Pelaksanaan Pemberian Air............................................................................................................. 4