Anda di halaman 1dari 7

Buku Data DI.

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum


Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi – TA 2008

BAB 4

PEMBAGIAN AIR

4.1 Pola dan Jadwal Tanam


Pola tanam yang tengah berlangsung di DI. Leuwi Nangka adalah pola tanam Padi-Padi-
Palawija dan berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan air yang ada maka Pola dan Jadwal Tanam
usulan adalah sama dengan pola tanam eksisting, yaitu Padi-Padi-Palawija dengan jadwal tanam
pada Tengah November untuk MT. I.
Pola dan Jadwal Tanam dapat dilihat pada Lampiran 4.1.

4.2 Satuan Kebutuhan Air Tanaman


Sebagai dasar penyusunan rencana pembagian air DI. Leuwi Nangka disesuaikan dengan
kebutuhan air tanaman dan curah hujan efektif. Bila terjadi curah hujan tinggi pada MT.I, maka
kebutuhan air tanaman dapat dipenuhi dengan curah hujan itu sendiri. Sedangkan bila curah hujan
tidak mencukupi untuk kebutuhan air pad M.T.I, air dari jaringan irigasi yang akan diandalkan.
Pemberian air hanya diperlukan pada waktu pengolahan tanah, sehingga kebutuhan pemberian air
setiap musim tanam adalah seperti ditunjukan pada tabel berikut ini.

Tabel 4. 1 Satuan Kebutuhan Air Irigasi (l/dt/ha)

Jenis Tanaman Tahap Pertumbuhan MT.I MT.II MT.III


Padi Pengolahan/Persemaian 1.46 0.99 -
Pertumbuhan 0.51 0.74 -
Palawija Sedikit Air - - 0.25

4.3 Debit Andalan


Debit andalan untuk DI. Leuwi Nangka diambil dari perhitungan Q80% debit Sungai Ciwulan
Setengah Bulanan dengan tahun pengamatan 1996 – 2005.

PT. SUPRAHARMONIA CONSULTINDO


Hal 4-1
Buku Data DI.
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi – TA 2008

Debit andalan DI. Leuwi Nangka dapat dilihat pada Lampiran 4.2.

4.4 Kehilangan Air Di Saluran


Kehilangan air diambil sebagai prosentase kebutuhan air di lapangan dengan prosentase
sebagai berikut:
 17 % untuk Saluran Tersier
 13 % untuk Saluran Sekunder
 5 % untuk Saluran Induk

4.5 Aturan Golongan


Untuk menerapkan sistem golongan, DI. Leuwi Nangka dibagi menjadi 4 Golongan dan hal ini
dilakukan pada bulan-bulan kering. Pengelompokan petak-petak tersier yang termasuk golongan
masing-masing diusahakan luasnya sama dan memperhatikan posisi bangunan pengatur air nya.
Pembagian Golongan untuk DI. Leuwi Nangka, yaitu sebagai berikut :
1. Golongan I : yaitu areal yang terairi oleh saluran Induk Leuwi Nangka, Saluran
Sekunder Ciheuleut dan Saluran Sekunder Cidahu.
2. Golongan II : yaitu areal yang terairi oleh Saluran Sekunder Leuwi Nangka Barat
3. Golongan III : yaitu areal yang terairi oleh Saluran Leuwi Nangka BaraTimur,
Saluran Sekunder Bunt Satu dan Saluran Sekunder Gambar Sari.

4.6 Pengeringan
Menurut PP No. 23 tahun 1982, pasal 13 Jaringan irigasi dapat dikeringkan untuk keperluan
pemeriksaan dan atau perbaikan.
Masa Pengeringan itu diambil selama 2 mingu atau ½ bulan kedua pada Bulan dimana pintu
pengambilan ditutup sama sekali. Pengeringan lebih dari 2 minggu harus mendapat ijin dari
Gubernur Kepala Daerah.
Pemeriksanaan yang dilakukan pada masa pengeringan diperlukan sebagai data untuk
keperluan perbaikan pada masa pengeringan berikutnya.

4.7 Perhitungan Kebutuhan Air


Perhitungan banyaknya air yang dibutuhkan terhadap macam tanaman dihitung terhadap
tanaman padi-padi-palawija. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh adalah sebagai berikut :
1. Pola Tanam
2. Evapotranspirasi
3. Penyiapan Lahan ( Land Preparation )

PT. SUPRAHARMONIA CONSULTINDO


Hal 4-2
Buku Data DI.
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi – TA 2008

4. Penggunaan Konsumtif
5. Laju Perlokasi
6. Penggantian Lapisan Air ( WLR )
7. Curah Hujan Efektif
8. Efisiensi Irigasi

Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi digunakan persamaan di bawah ini :

NFR = Etc + P – Re + WLR

NFR
THR = 0,80
NFR
SDR = 0,72
NFR
DR = 0,65

Perhitungan kebutuhan air dilakukan sebagai pembanding terhadap kebutuhan air yang ada
dan yang dipakai selama ini di DI. Leuwi Nangka.
Perhitungan kebutuhan air disajikan pada Lampiran 4.3.

4.8 Rencana Pembagian Air


Perhitungan Rencana pembagian air dilakukan untuk bulan-bulan kering dimana debit air
sangat kurang untuk melayani seluruh areal pada jaringan irigasi, maka dilakukan penggolongan
atau blok yang dibagikan ke dalam 4 golongan atau blok. Kebutuhan debit untuk masing-masing
golongan per setengah bulanan dapat dilihat pada Lampiran 4.4.

4.9 Neraca Keseimbangan Air


Neraca Keseimbangan Air adalah grafik yang menunjukan perbandingan dari kebutuhan air
dan ketersediaan air per setengah bulanan yang kemudian dapat memberikan gambaran bulan-
bulan kering yang mengharuskan pemberian air dilakukan secara pergolongan atau perblok.

PT. SUPRAHARMONIA CONSULTINDO


Hal 4-3
Buku Data DI.
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi – TA 2008

Berdasarkan grafik neraca keseimbangan air, bulan-bulan kering yang memberikan


gambaran kecendrungan untuk dilakukan pemberian air secara golongan akan terjadi pada bulan
Agustus, September, dan Oktober.
Neraca Kebutuhan Air dapat dilihat pada Lampiran 4.5.

4.10 Prosedur Pelaksanaan Pemberian Air


Secara ringkas prosedur pelaksanaan pembagian air dilakukan menurut langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Mula-mula P3A/GP3A mengusulkan RTT per petak tersier dengan mengisi formulir 01-O,
kolom “Usul P3A/GP3A” kemudian disampaikan kepada Kepala Cabang melalui Mantri
Pengairan 3 bulan sebelum RTT.
2) Oleh Mantri Pengairan usulan RTT ini diperiksa dan kemudian diringkas digabungkan
menjadi usul RTTD per Kemantren yang dikelolanya denan mengisi formulir 02-O Kolom
“Kutipan Usul P3A” dan selanjutnya setelah diperiksa dan ditandatangani oleh Kepala
Cabang, maka formulir 02-O itu diteruskan ke Dinas PU Pengairan Kabupaten 2 ½ bulan
sebelum MT.
3) Usul RTTD per Kemantren menurut formulir 02-O oleh Dinas PU Pengairan Kabupaten
diperiksa, diolah dan disusun menjadi suatu RTTG untuk seluruh DI. dengan menggunakan
formulir 03-O.
RTTG ini kemudian didiskusikan dalam rapat Panitia Irigasi Kabupaten. Setelah direvisi
seperlunya dan dicapai kesepakatan antara RTTG menurut formulir 03-O ini menjadi
lampiran keputusan Panitia Irigasi Kabupaten dan dikirimkan ke Kantor DPU Propinsi dan
Direktorat Irigasi.
Berdasarkan formulir 03-O yang telah disyahkan ini maka Formulir 02-O kolom “Kutipan
Panitia Irigasi” diisi dan ditandatangani oleh Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten
kemudian dikembalikan ke Cabang Dinas 2 bulan sebelum MT.
Berdasarkan Formu;ir 02-O yang telah lengkap diisi ini, maka Kepala Cabang Dinas mengisi
kembali formulir 01-O kolom “Keputusan Panitia Irigasi” dan selanjutnya dikembalikan
kepada P3A/GP3A melalui Mantri Pengairan 1 ½ bulan sebelum MT.
4) Berdasarkan Formulir 01-O, P3A/GP3A mengajukan usul RTT setengah bulanan (disedrtai
realisasi RTT setengah bulan yang lalu) perpetak tersier dengan menggunakan formulir 0O-E
kemudian dikirimkan ke Kemnatren tiap tanggal 10/25.
5) Berdasarkan formulir 04-O, maka Mantri Pengairan menyusun rencana kebutuhan air untuk
beberapa petak tersier yang ada di bawah wilayah kerja kemantrennya dengan menggunakan
formulir 05-O kemudian dikirimkan kepada Cabang Dinas tiap tanggal 12/27.

PT. SUPRAHARMONIA CONSULTINDO


Hal 4-4
Buku Data DI.
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi – TA 2008

6) Pengecekan atas realisasi pemberian air untuk tiap petak tersier dilakukan oleh Mantri
Pengairan dan dikirmkan ke Cabang Dinas tiap tanggl 15/31 dengan mengisi formulir 06-O.
7) Berdasarkan kebutuhan air per petak tersier menurut formulir 05-O, Cabang Dinas
menyusun kebutuhan air untuk seluruh jaringan di pintu pengambilan Bendung. Pengisian
Formulir ini dimulai dari petak tersier bagian terhilir kemudian berangsur-angsur ke petak
tersier bagian udik. Dalam formulir 07-O ini dimasukkan pula data debit untuk keperluan
lain, debit yang hilang dan debit suplesi.
Dan debit keperluan petak-petak tersier dapat dihitung debit untuk petak-petak sekunder,
petak induk dan akhirnya debit pengambilan yang diperlukan di bendung. Formulir 07-O ini
dibuat setiap tanggal 15 dan 30/31.
8) Hasil pengukuran debit sungai tiap hari di bendung selama ½ bulan dicatat di atas formulir
08-O oleh penjaga bendung dan dikirinkan ke Kantor Cabang melalui Mantri Pengairan tiap
tanggal 15 dan 30/31.
Dari data ini Kepala Cabang memperkirakan debit yang tersedia setiap hari selama ½ bulan
kemudian dedngan mengambil rata-rata debit sungai ½ bulan yang lalu.
9) Berdasarkan data dari formulir 07-O tentang kebutuhan air pada pintu pengambilan dan
formulir 08-O tentang debit yang tersedia, dihitung besarnya faktor K, yaitu faktor koreksi
terhadap debit yang akan diberikan sebagai berikut:
Untuk perhitungan pembagian air lima belas harian dengan metode Faktor-K menggunakan
blanko 09-O.
Untuk perhitungan Faktor-K diperlukan data-data :
 Rencana kebutuhan air di jaringan utama dan usulan Faktor-K (blanko 07-O)
 Pencatatan Debit Normal Sungai (blanko 08-O)
Dari blanko 07-O dikutip data-data kebutuhan air sebagai berikut :
 Total Kebutuhan Air di Pintu Tersier (Qt)
 Kebutuhan lain-lain (Ql)
 Debit hilang di saluran induk/sekundersub sekunder (Qh)
 Debit tambahan / suplesi (Qs)
 Kebutuhan air di bangunan bagi (Qb) = QT + Ql + Qh - Qs.
Debit tersedia
 Hitung rata-rata debit setengah bulanan (08-O)
 Hitung rata-rata debit 5 harian terakhir
 Menggunakan data pencatatan debit tanggal 15 atau 30/31 untuk masing-masing periode.
Debit dialirkan :
Ada dua kemungkinan ;
PT. SUPRAHARMONIA CONSULTINDO
Hal 4-5
Buku Data DI.
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi – TA 2008

 Q dialirkan = Q tersedia apabila Q tersedia < Q dibutuhkan


 Q dialirkan = Q dibutuhkan apabila Q dibutuhkan < Q terssedia
Menghitung Faktor –K menggunakan blanko 09-O :
Total air yang tersedian di pintu pengambilan untuk tersier
K = Total Kebutuhan air di pintu tersier
(Qa + Qs ) - (Ql + Qh)
K = ∑ Q tersier
Setelah nilai K diketahui dimasukkan ke blanko 07-O untuk menghitung debit yang akan
dialirkan ke petak tersier.
Nilai K dari hasil perhitungan tersebut berlaku untuk periode 15 harian dari tanggal 1 s/d 15
atau dari tanggal 16 s/d 30/31. Tetapi kalau ada perubahan debit yang besarnya lebih dari 10
%, Fakotr-K dihitung kembali. Begitu pula pemberian air ke petak tersier dihitung
berdasarkan nilai K yang baru. Perhitungan Faktor-K ini dilaksanakan tiap tanggal satu dan
16 tiap-tiap bulan, selama tanaman membutuhkan air.

PT. SUPRAHARMONIA CONSULTINDO


Hal 4-6
Buku Data DI.
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
Detail Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi – TA 2008

Contents
4.1 Pola dan Jadwal Tanam.......................................................................................................................................... 1
4.2 Satuan Kebutuhan Air Tanaman......................................................................................................................... 1
4.3 Debit Andalan............................................................................................................................................................. 2
4.4 Kehilangan Air Di Saluran..................................................................................................................................... 2
4.5 Aturan Golongan....................................................................................................................................................... 2
4.6 Pengeringan................................................................................................................................................................ 2
4.7 Perhitungan Kebutuhan Air................................................................................................................................. 3
4.8 Rencana Pembagian Air......................................................................................................................................... 3
4.9 Neraca Keseimbangan Air..................................................................................................................................... 4
4.10 Prosedur Pelaksanaan Pemberian Air............................................................................................................. 4

Tabel 4. 1 Satuan Kebutuhan Air Irigasi (l/dt/ha).................................................................................................... 1

PT. SUPRAHARMONIA CONSULTINDO


Hal 4-7

Anda mungkin juga menyukai