Anda di halaman 1dari 47

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA


PROGRAM STUDI HUKUM

Program Studi Hukum


Universitas Pelita Harapan

Januari, 2019

1
SOP PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA
PROGRAM STUDI HUKUM

A. Latar Belakang
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan berdiri pada tanggal 19
Juli 1996 dengan SK Dikti No. 385/DIKTI/1996, dengan kuliah pertama
dimulai pada tanggal 25 Juli 1996. Selama perjalanan 20 tahun FH UPH
tersebut, telah menghasilkan lulusan, dengan kriteria menyelesaikan
Penulisan Tugas Akhir (PTA) dalam bentuk Skripsi dan menyelesaikan PTA
Laporan Magang.
Namun demikian, dalam pelaksanaan pengambilan mata kuliah PTA
Mahasiswa di Fakultas Hukum UPH, dimulai pada saat mahasiswa melakukan
enroll PTA sampai dengan pengumpulan dokumen PTA setelah menyelesaikan
Ujian Sidang Tugas Akhir yang merupakan sebuah rangkaian kegiatan, yang
melibatkan banyak pihak. Oleh karenya, diperlukan sebuah Standard
Operational Procedure (SOP) atau sebuah buku panduan baku, dimana dalam
sebuah kegiatan yang melibatkan banyak pihak, tentunya yang menjadi
masalah adalah siapa dan berbuat apa menjadi batasan-batasan yang sangat
diperlukan dalam kegiatan tersebut, sehingga terpenuhinya asas transparansi
dan akuntabilitas.
Selain itu, SOP ini juga diperlukan untuk menjamin adanya suatu asas
keseragaman, baik bagi kalangan mahasiswa FH UPH itu sendiri, baik yang
mengambil dalam bentuk PTA Skripsi ataupun PTA Laporan Magang, juga
bagi Dosen Tetap dan/atau Dosen Tidak Tetap, Supervisor, Staf Adminitrasi
FH dalam tahapan membimbing, menguji sampai kepada memberikan
persetujuan untuk dilakukan penjilidan (hard cover).

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud

Maksud pembuatan SOP ini adalah untuk memberikan gambaran yang


jelas dalam setiap tahapan PTA, baik kepada dosen tetap, dosen tidak
tetap, supervisor, sekretariat administrasi dan mahasiswa Fakultas
Hukum UPH. Setiap pihak yang terlibat dalam tahapan kegiatan
matakuliah PTA, memiliki tugas dan kewenangan yang telah tertuang
dalam SOP ini. Selain daripada itu, maksud dari SOP ini adalah memenuhi
asas transparansi dan akuntabilitas bagi setiap pihak yang terlibat
didalamnya dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.

2
2. Tujuan

Tujuan SOP PTA Mahasiswa Program Studi Hukum Universitas Pelita


Harapan ini adalah memberikan penyeragaman kegiatan, baik dalam
tahap kegiatan Sebelum Penulisan; Kegiatan Saat Penulisan sampai Ujian
Sidang Tugas Akhir; dan Kegiatan Setelah Penulisan.

C. Dasar Hukum
1. Keputusan Senat Universitas Pelita Harapan Nomor: 003/SK-
Senat/UPH/IV/2013 tanggal 2 April 2013 tentang Peraturan Pokok
Pendidikan Program Sarjana Universitas Pelita Harapan;
2. Keputusan Rektor Universitas Pelita Harapan Nomor: 071/SKR-
UPH/IV/2012 tanggal 10 April 2012 tentang Kompilasi dan
Penyempurnaan Pedoman Tata Tertib dan Pelaksanaan Tugas Akhir,
Sidang Tugas Akhir, dan Pedoman Umum Penulisan Tugas Akhir
Program Sarjana di Lingkungan Universitas Pelita Harapan.

D. Cakupan dan Pengertian


1. Cakupan

SOP PTA ini diperuntukkan bagi:


1.1 Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan yang
mengambil mata kuliah PTA, baik dalam bentuk Skripsi atau Laporan
Magang;
1.2 Dosen Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan yang
mendapatkan penugasan dari Dekan Fakultas Hukum dalam bentuk
Surat Keputusan (SK) Dekan untuk melakukan Pembimbingan dan
Ko-Pembimbing dalam bentuk PTA Skripsi dan/atau Supervisor dan
Ko-Supervisor dalam bentuk PTA Laporan Magang;
1.3 Staf Administrasi Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan dalam
melakukan verifikasi dokumen prasyarat PTA Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Pelita Harapan dalam tahapan kegiatan Sebelum
Penulisan, Saat Penulisan sampai Ujian Sidang Akhir dan Setelah
Penulisan.
1.4 Panitia Ujian Sidang Tugas Akhir yang mendapatkan penugasan dari
Rektor Universitas Pelita Harapan untuk melaksanakan ujian sidang
tugas akhir mahasiswa dalam bentuk skripsi dan laporan magang.

2. Pengertian

Cakupan beberapa pengertian dalam SOP PTA, terdiri dari batasan-


batasan sebagai berikut:

3
1. Skripsi (hukum) adalah karya ilmiah berdasarkan hasil penelitian
kepustakaan dan/atau lapangan yang disusun mahasiswa untuk
menunjukkan kemampuan berpikir mahasiswa dengan
menggunakan pengetahuan, teknologi dan seni yang telah mereka
pelajari sebagai tugas akhir dalam studi formalnya di Perguruan
Tinggi.
2. Magang adalah laporan mahasiswa non skripsi dengan membuat
aktivitas kerja pada suatu institusi pemerintah, baik Kementrian atau
Lembaga, perusahaan swasta, kantor notaris, kantor hukum atau
Non-Governmant Organization (LSM) dalam jangka waktu tertentu
sebagai tugas akhir dalam studi formalnya di Perguruan Tinggi.
3. Mahasiswa Fakultas Hukum adalah mahasiswa sebagaimana diatur
dalam Keputusan Rektor Universitas Pelita Harapan.
4. Ketua Jurusan atau Pejabat Setara Program Studi Hukum adalah
Pejabat Struktural dalam lingkungan Fakultas Hukum Universitas
Pelita Harapan sebagaimana diatur dalam Keputusan Rektor
Universitas Pelita Harapan.
5. Ketua Konsentrasi Program Studi Hukum adalah Pejabat
Struktural dalam lingkungan Fakultas Hukum Universitas Pelita
Harapan sebagaimana diatur dalam Keputusan Rektor Universitas
Pelita Harapan.
6. Dosen Pembimbing adalah dosen Fakultas Hukum Universitas
Pelita Harapan yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dekan
atas usulan dan rekomendasi Ketua Program Studi atau pejabat
setara untuk membimbing pelaksanaan proses PTA berupa Skripsi
dan Laporan Magang.
7. Dosen Ko-Pembimbing adalah dosen atau seorang profesional yang
ditetapkan oleh Dekan berdasarkan usulan dan rekomendasi Ketua
Jurusan atau pejabat setara untuk membantu Dosen Pembimbing.
8. Supervisor adalah seorang professional yang menjadi atasan
langsung mahasiswa yang memilih bentuk PTA berupa laporan
magang pada sebuah institusi pemerintah, baik Kementrian atau
Lembaga atau perusahaan swasta, kantor notaris, kantor hukum atau
Non-Governmant Organization (LSM), dimana mahasiswa melakukan
kegiatan magang.
9. Staf Adminitrasi adalah unsur penunjang kegiatan keadministrasian
akademik pada Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan.
10. Ujian Sidang Tugas Akhir adalah Ujian yang diselenggarakan oleh
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan dengan Surat Keputusan
Rektor untuk mempertanggungjawabkan dan mempertahankan PTA
baik berbentuk Skripsi dan Laporan Magang dihadapan Panitia
Penguji Sidang Tugas Akhir yang berjumlah 3 (tiga) penguji serta 1
(satu) sekretaris sidang.
11. Ketua Ujian Sidang Tugas Akhir adalah Dosen memiliki kualifikasi
tertentu, serendah-rendahnya jenjang akademik Lektor, dengan
miniminal pendidikan Strata 2.
4
12. Kelengkapan Administrasi Tugas Akhir adalah meliputi transkrip
nilai terakhir, formulir pengajuan tugas akhir, Form Kelangkapan
Surat Keterangan Pendamping Ijazah.
13. Azas transparansi dan akuntabilitas adalah asas yang menentukan
bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pembimbingan
PTA Mahasiswa FH UPH harus terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada Institusi dan masyarakat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

E. Standar Khusus PTA


Keberhasilan PTA Mahasiswa FH UPH harus memperhatikan Standar
Khusus Penulisan TA, secara efektif dan efisien. Untuk itu, setiap unsur yang
terlibat dalam SOP ini harus memahami prinsip-prinsip kegiatan tentang:
1. Kegiatan Sebelum PTA
1.1 Mahasiswa
Mahasiswa yang akan mengambil matakuliah Tugas Akhir, wajib
memuhi persyaratan sebagai berikut:
1.1.1 Telah menyelesaikan minimal 130 sks;
1.1.2 Telah lulus mata kuliah Metode Penelitian Hukum minimal
nilai C;
1.1.3 Memiliki IPK > 2.00;
1.1.4 Telah menyerahkan Proposal Skripsi kepada Ketua
Konsentrasi yang diangkat dengan SK Rektor;
1.1.5 Mahasiswa mengajukan surat pengantar magang kepada Ketua
Program Studi atau pejabat setara, setelah mengidentifikasi
perusahaan/instansi tempat Magang dengan mendapatkan
company profile dan telah mendapat persetujuan informal dari
pimpinan atau pihak yang berwenang untuk itu;
1.1.6 Mahasiswa juga diwajibkan untuk mendapatkan curriculum
vitae (CV) calon supervisor setidak-tidaknya 5 (lima) tahun
terakhir dari perusahaan/instansi tempat magang tersebut;
1.1.7 Setelah mendapat persetujuan (point 1.1.5) Ketua Program
Studi atau pejabat setara menerbitkan surat persetujuan
magang;
1.1.8 Telah terdaftar di dalam sistem akademik UPH;

1.2 Ketua Program Studi atau Pejabat Setara Program Studi Hukum
1.2.1 Mengarahkan mahasiswa dalam tugas akhir dalam bentuk
laporan magang;
1.2.2 Menentukan dosen pembimbing dan/atau ko-pembimbing
(supervisor) sesuai topik yang menjadi objek PTA;

1.3 Ketua Konsentrasi Program Studi Hukum


Tugas dan kewenangan Ketua Konsentrasi dalam tahap Kegiatan
Sebelum PTA ini adalah sebagai berikut:
5
1.3.1 Mengarahkan dalam menentukan topik, bentuk, serta ruang
lingkup pembahasan PTA dalam bentuk skripsi;
1.3.2 Mengevaluasi proposal PTA dalam bentuk Skripsi sesuai
dengan Konsentrasi;
1.3.3 Mengecek kembali kelayakan akademik dalam mengembil
mata kulia PTA;
1.3.4 Menentukan dosen pembimbing dan/atau ko-pembimbing
sesuai topik yang menjadi objek PTA dalam bentuk skripsi;

1.4 Staf Administrasi


Tugas dan Kewenangan Staf Administrasi dalam tahap Kegiatan
Sebelum PTA ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Memeriksa kelengkapan administrasi pengajuan proposal TA
untuk diajukan kepada Ketua Konsentrasi dan/atau Ketua
Program Studi atau Pejabat Setara;
1.4.2 Menyusun atau membuat daftar sesuai proposal yang
diajukan dan memeriksa kelengkapan Administrasi, dan
kemudian mendistribusikan kepada Ketua Konsentrasi sesuai
bidangnya;

2. Kegiatan Saat Penulisan dan Sidang Tugas Akhir


2.1 Mahasiswa
Mahasiswa yang sudah dinyatakan memenuhi syarat administrasi
dan akademik dapat melanjutkan tahapan kegiatan selanjutnya, yaitu
tahapan kegiatan PTA, dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
2.1.1 Mahasiswa yang menyusun TA dalam bentuk skripsi atau
laporan magang memperhatikan hal sebagai berikut: Skripsi
atau laporan magang mempunyai bobot 6 sks dengan waktu
penyelesaian 1 (satu) semester;
2.1.2 Apabila mahasiswa yang bersangkutan tidak dapat
menyelesaikan PTA dalam bentuk skripsi atau laporan
magang dalam semester yang ditempuhnya, maka diwajibkan
untuk memperpanjang PTA di semester berikutnya;
2.1.3 Mahasiswa wajib melakukan konsultasi dengan Dosen
Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing minimal 10
(sepuluh) kali pertemuan sesuai jadwal bimbingan yang telah
disepakati dan dituangkan dalam Lembar Monitoring
Bimbingan TA (lihat: LAMPIRAN 1);
2.1.4 Mahasiswa dalam melakukan penyusunan PTA, dalam bentuk
skripsi wajib memperhatikan Pedoman Tata Cara Penulisan
Laporan Akhir Skripsi (lihat: LAMPIRAN 3);
2.1.5 Mahasiswa dalam melakukan penyusunan PTA, dalam bentuk
laporan magang wajib memperhatikan Pedoman Tata Cara
Penulisan Laporan Akhir Magang (lihat: LAMPIRAN 4);

6
2.1.6 Setelah menyelesaikan penyusunan PTA dan dinyatakan layak
serta mendapatkan persetujuan oleh Dosen Pembimbing
dan/atau Dosen Ko-Pembimbing dalam Lembar Monitoring
Bimbingan TA (LAMPIRAN 1), mahasiswa berhak untuk
mengikuti Ujian Sidang Tugas Akhir;
2.1.7 Mahasiswa calon peserta Ujian Sidang Tugas Akhir harus
terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Pelita Harapan dan terdaftar sebagai peserta Ujian Sidang
Tugas Akhir pada semester tersebut;
2.1.8 Mahasiswa calon peserta Ujian Sidang Tugas Akhir
mendaftarkan diri ke Sekretariat Fakultas Hukum UPH
dengan menyerahkan PTA dalam bentuk skripsi atau laporan
magang yang sudah disahkan/ditandatangani oleh Dosen
Pembimbing dan Dosen Ko-Pembimbing sebanyak 5 (lima)
eksemplar dalam bentuk soft cover serta dokumen-dokumen
pendukung yang disyaratkan oleh Fakultas Hukum;
2.1.9 Mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Sidang Tugas Akhir
harus mengenakan jas dan dasi almamater serta
menggunakan pakaian dan sepatu formal (tertutup);
2.1.10 Mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Sidang Tugas Akhir
harus menyiapkan presentasi PTA dalam bentuk powerpoint
(PPT) atau sejenisnya dan dipersiapkan sebelum Ujian Sidang
Tugas Akhir dibuka oleh Ketua Sidang Tugas Akhir;
2.1.11 Mahasiswa yang mengikuti Ujian Sidang Tugas Akhir dan
dinyatakan tidak lulus, wajib untuk mengulang mata kuliah
Tugas Akhir pada semester berikutnya dengan atau tanpa
adanya perubahan topik;
2.1.12 Mahasiswa yang mengikuti Ujian Sidang Tugas Akhir dan
dinyatakan tidak lulus berhak memilih perubahahan bentuk
penulisan tugas akhir.

2.2 Ketua Konsentrasi Program Studi Hukum


Tugas dan kewenangan Ketua Konsentrasi Program Studi Hukum FH
UPH dalam tahap Kegiatan Penulisan ini adalah sebagai berikut:
2.2.1 Menentukan Dosen Pembimbing dengan memperhatikan
persyaratan minimal sebagai dosen pembimbing sebagai
berikut:
2.2.1.1 Serendah-rendahnya berpendidikan S-2 (Strata
Dua)/ bergelar Magister Hukum atau yang setara dan
berjenjang akademik Asisten Ahli atau yang sederajat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan telah memiliki pengalaman
membimbing tugas akhir mahasiswa sedikitnya 2
(dua) semester; atau

7
2.2.1.2 Berpendidikan S-3 (Strata Tiga)/bergelar Doktor
Hukum atau yang setara dan berjenjang akademik
dan/atau tanpa jenjang akademik;
2.2.2 Menentukan Dosen Ko-Pembimbing dengan memperhatikan
persyaratan minimal sebagai Dosen Ko-Pembimbing sebagai
berikut:
2.2.2.1 Serendah-rendahnya berpendidikan S-2 (Strata
Dua)/bergelar Magister Hukum atau yang setara
dengan jenjang akademik dan/atau tanpa jenjang
akademik;
2.2.2.2 Berjenjang satu tingkat lebih rendah dari
pembimbing utama.
2.2.3 Menetapkan kembali dosen pembimbing dan/atau ko-
pembimbing bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus
(mengulang).
2.2.4 Mengusulkan kepada Ketua Program Studi daftar Dosen
Pembimbing dan Dosen Ko-Pembimbing untuk diajukan dalam
Surat Keputusan Dekan.

2.3 Ketua Program Studi atau Pejabat Setara Program Studi Hukum
2.3.1 Membuat draft Surat Keputusan (SK) Dekan tentang Dosen
Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing untuk PTA
dalam bentuk Skripsi dan Dosen Pembimbing dan/atau
Supervisor untuk PTA dalam bentuk Laporan Magang untuk
diajukan kepada Dekan;
2.3.2 Pelaksana Ujian Sidang Tugas Akhir adalah Ketua Jurusan FH
UPH atau pejabat setara yang dibantu panitia yang dibentuk
oleh Dekan atau Ketua Jurusan;
2.3.3 Membentuk Panitia Penguji Sidang Tugas Akhir, yang terdiri
dari:
2.3.3.1 3 (tiga) orang Dosen Penguji yaitu seorang Ketua
Sidang dan 2 (dua) orang penguji lainnya, dengan
ketentuan:
a. Apabila terdapat 2 (dua) orang Dosen
Pembimbing maka akan ditambah dengan 1
(satu) orang Ketua Sidang (minimal berjenjang
Lektor);
b. Apabila terdapat 1 (satu) orang Dosen
Pembimbing maka akan ditambah 2 orang Dosen
Penguji, salah satunya sebagai Ketua Sidang
(minimal berpendidikan S-2 (Strata
Dua)/bergelar Magister Hukum atau yang setara
dan berjenjang Lektor).
2.3.3.2 1 (satu) orang sekretaris sidang yang membantu
pelaksanaan sidang.
8
2.3.4 Mempertimbangkan persyaratan untuk dapat menjadi Penguji
Sidang Tugas Akhir, sebagai berikut:
2.3.4.1 Penguji diusulkan oleh Dekan Fakultas Hukum dan
diangkat oleh Rektor melalui Surat Keputusan
Rektor.
2.3.4.2 Penguji serendah-rendahnya berpendidikan Magister
Hukum, dan berjenjang akademik Asisten Ahli;
2.3.4.3 Dalam hal Supervisor magang sebagai Penguji,
serendah-rendahnya berpendidikan sarjana Hukum
dan/atau berpengalaman profesional minimal 3
(tiga) tahun di bidangnya;
2.3.4.4 Dalam hal Penguji sebagai Ketua Sidang, serendah-
rendahnya bergelar Magister Hukum atau setara, dan
serendah-rendahnya berjenjang akademik Lektor.
2.3.4.5 Penguji dapat juga bergelar Doktor Hukum dengan
atau tanpa jenjang akademik.

2.4 Dosen Pembimbing


2.4.1 Dosen Pembimbing bertanggung jawab terhadap substansi dan
materi penulisan tugas akhir dari mahasiswa;
2.4.2 Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing membuat
kesepakatan atau dapat mengeluarkan jadwal pembimbingan
dengan mahasiswa;
2.4.3 Selama pembimbingan PTA, tidak dilarang untuk menghubungi
Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing dan/atau
Supervisor menggunakan alat komunikasi sepanjang
memperhatikan batas-batas kesopanan dan kepatutan;
2.4.4 Selama pembimbingan PTA, dilarang melaksanakan bimbingan
TA diluar kampus UPH;
2.4.5 Setiap bimbingan TA, Dosen Pembimbing wajib membubuhkan
tanda bimbingan pada Lembar Monitoring Bimbingan TA (lihat
LAMPIRAN 1), sebagai bukti adanya kegiatan pembimbingan;
2.4.6 Dosen Pembimbing dan Dosen Ko-Pembimbing dapat
membuat kesepakatan perihal teknis pembimbingan,
sepanjang terpenuhi minimal sebanyak 10 (sepuluh) kali
kegiatan pembimbingan TA;
2.4.7 Pembimbing laporan magang bekerjasama dengan Supervisor
laporan magang bertugas mengawasi dan membimbing
penulisan laporan magang;
2.4.8 Dosen Pembimbing wajib mengarahkan kembali mahasiswa
yang dinyatakan tidak lulus dalam Ujian Sidang Tugas Akhir
selama mahasiswa tersebut tidak melakukan perubahan
bentuk penulisan tugas akhir.

2.5 Dosen Ko-Pembimbing

9
2.5.1 Dosen Ko-Pembimbing bertanggung jawab secara langsung
terhadap teknis penulisan dan/atau substansi dan materi tugas
akhir dari mahasiswa;
2.5.2 Dosen Ko-Pembimbing melaksanakan arahan pelaksanaan
kegiatan pembimbing dari Dosen Pembimbing;
2.5.3 Setiap bimbingan PTA, dosen Ko-Pembimbing wajib
membubuhkan tanda bimbingan pada Lembar Monitoring
Bimbingan TA (lihat LAMPIRAN 1), sebagai bukti adanya
kegiatan pembimbingan.

2.6 Supervisor
2.6.1 Supervisor magang bekerjasama dengan pembimbing laporan
magang untuk mengawasi dan membimbing penulisan laporan
magang;
2.6.2 Pembimbing magang wajib melakukan pengawasan secara
substansi dan materi terhadap mahasiswa yang melakukan
penulisan laporan magang selama pelaksaan magang sesuai
instansi lokasi magang;
2.6.3 Setiap kegiatan supervisi, supervisor wajib membubuhkan
tanda bimbingan pada Lembar Monitoring Bimbingan TA (lihat
LAMPIRAN 1), sebagai bukti adanya kegiatan magang.

2.7 Staf Administrasi


2.7.1 Staf Adminitrasi wajib menerima dan memeriksa berkas
kelengkapan administrasi sehubungan dengan laporan skripsi
atau laporan magang dari mahasiwa yang telah mendapat
persetujuan dari Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-
Pembimbing serta persetujuan Supervisor untuk laporan
magang;
2.7.2 Staf Adminitrasi berkoordinasi dengan Ketua Program Studi
atau pejabat setara dalam menentukan jadwal Ujian Sidang
Tugas Akhir;
2.7.3 Staf Adminitrasi wajib membagikan berkas laporan skripsi
atau laporan magang dari mahasiswa kepada setiap Penguji
Sidang Tugas Akhir;
2.7.4 Staf Administrasi wajib memeriksa kelengkapan Ujian Sidang
Tugas Akhir, setidak-tidaknya dan tidak terbatas pada Meja
Penguji untuk 3 (tiga) orang; Palu Sidang, Komputer atau
sejenisnya, Infocus atau alat lain yang sejenis, dokumen (Form)
penilaian Ujian Sidang Tugas Akhir;
2.7.5 Staf Adminitrasi dan/atau Sekretaris Sidang wajib mencatat
segala masukan, kritik dan saran dari setiap Penguji yang
disampaikan pada saat ujian sidang tugas akhir dalam bentuk
Berita Acara Sidang Tugas Akhir;

10
2.7.6 Staf Administrasi dan/atau Sekretaris Sidang wajib membuat
rekap penilaian dari setiap Penguji yang dituangkan dalam
bentuk Form Penilaian Ujian Sidang Tugas Akhir dan
disampaikan kepada Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir.

2.8 Ketua Ujian Sidang Tugas Akhir


2.8.1 Pelaksanaan ujian sidang tugas akhir setidak-tidaknya
dihadiri oleh Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-
Pembimbing, Penguji, Supervisor dan/atau Co-Supervisor,
Ketua Ujian Sidang Akhir dan Sekretaria Sidang;
2.8.2 Ketua ujian sidang tugas akhir sebelum membuka ujian
sidang akhir PTA mahasiswa, dapat menanyakan kepada
Dosen Pembimbing dan/atau Ko-Pembimbing dan/atau
Supervisor tentang kesiapan dan penguasaan materi dari
mahasiswa peserta ujian sidang tugas akhir;
2.8.3 Ketua ujian sidang akhir meminta kepada sekretaris sidang
untuk mempersilahkan mahasiswa peserta ujian sidang tugas
akhir untuk masuk kedalam ruang sidang ujian sidang tugas
akhir;
2.8.4 Ketua ujian sidang tugas akhir sebelum membuka ujian
sidang tugas akhir PTA mahasiswa wajib menanyakan
kepada Mahasiswa Peserta Ujian Sidang Tugas Akhir, perihal
kesehatan, nama, NIM, Judul PTA dan semester pada saat
pelaksaaan ujian sidang tugas akhir;
2.8.5 Ketua ujian sidang akhir membuka ujian sidang akhir dengan
kesepakatan Panitia ujian sidang tugas akhir apakah ujian
dalam bentuk terbuka atau tertutup untuk umum, setelah itu
palu sidang diketok sebanyak 1 (satu) kali;
2.8.6 Ketua ujian sidang tugas akhir memberikan informasi kepada
mahasiswa peserta ujian sidang tugas akhir, bahwa Ujian
Sidang Tugas Akhir ini terdiri dari 2 (dua) tahapan, yaitu
Tahapan Presentasi dan Tahapan Tanya Jawab;
2.8.7 Ketua ujian sidang tugas akhir memberikan kesempatan
kepada mahasiswa peserta ujian tugas akhir untuk
mempresentasikan PTA selama-lamanya 15 (lima belas)
menit pertama;
2.8.8 Memberikan kesempatakan kepada Panitia ujian sidang tugas
akhir secara berurutan dimulai dari Dosen Penguji selama-
lamanya 15 (lima belas) menit dilanjutkan oleh Dosen
Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing dan/atau
Supervisor selama-lamanya 15 (lima belas) menit dan
kemudian dilanjutkan oleh Ketua Ujian Sidang Tugas Akhir
selama-lamanya 15 (lima belas) menit untuk tahapan tanya
jawab;
2.8.9 Ketua ujian sidang tugas akhir mempersilahkan mahasiswa
peserta ujian akhir untuk keluar ruangan ujian sidang tugas
11
akhir setelah tahapan tanya jawab selesai yang dimaksudkan
untuk mendapatkan penilaian dari panitia sidang tugas akhir;
2.8.10 Ketua sidang tugas akhir meminta Sekretaris Sidang untuk
mempersilahkan mahasiswa peserta ujian sidang tugas akhir
masuk kembali kedalam ruang sidang tugas akhir, setelah
Panitia sidang tugas akhir memberikan penilaian dalam Form
Lembar Penilaian Sidang Tugas Akhir yang telah
dipersiapkan;
2.8.11 Ketua sidang tugas akhir membacakan hasil sidang tugas
akhir mahasiswa dalam bentuk lulus, tidak lulus atau
perbaikan sidang;
2.8.12 Dalam hal hasil ujian tugas akhir dalam bentuk perbaikan
sidang, maka harus dilaksanakan selambat-lambatnya 14
(empat belas hari kalender), dan/atau memperhatikan batas
hari Sidang Yudisium Fakultas Hukum Universitas Pelita
Harapan;
2.8.13 Dalam hal hasil sidang tugas akhir mahasiswa dalam bentuk
perbaikan sebagaimana tersebut diatas, maka Ketua Sidang
menyatakan menunda hasil tugas akhir (pending) dan
mengetok palu sidang sebanyak 1 (satu) kali.

3. Kegiatan Setelah PTA


3.1 Mahasiswa
3.1.1 Mahasiswa wajib menyelesaikan perbaikan yang disampaikan
dalam ujian sidang tugas akhir dengan waktu paling lama 2
(dua) minggu semenjak ujian sidang tugas akhir dilaksanakan;
3.1.2 Mahasiswa wajib menyelesaikan perbaikan yang disampaikan
dalam ujian sidang tugas akhir, setidak-tidaknya dalam bentuk
table, (sebagaimana dalam Lampiran V);
3.1.3 Mahasiswa wajib mendapatkan paraf dan/atau tanda tangan
dari Penguji dan/atau Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir sebelum
mendapatkan persetujuan akhir dari Dosen Pembimbing
dan/atau Dosen Ko-Pembimbing untuk PTA dalam bentuk
skripsi;
3.1.4 Mahasiswa wajib mendapatkan paraf dan/atau tanda tangan
dari Penguji dan/atau Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir sebelum
mendapatkan persetujuan akhir dari Supervisor untuk PTA
dalam bentuk laporan magang.

3.2 Dosen Pembimbing, Dosen Ko-Pembimbing dan Supervisor


3.2.1 Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing dan/atau
supervisor wajib memeriksa kembali perbaikan PTA sesuai
dengan formulir perbaikan;

12
3.2.2 Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing dan/atau
Supervisor wajib membubuhkan paraf dan/atau tanda tangan
pada lembar formulir perbaikan;
3.2.3 Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing dan/atau
Supervisor wajib menandatangani lembar persetujuan dosen
pembimbing tugas akhir dan lembar persetujuan tim penguji
tugas akhir.

3.3 Staf Administrasi


3.3.1 Staf Adminitrasi wajib menerima dan memeriksa kelengkapan
laporan skripsi atau laporan magang yang telah disetujui oleh
dosen pembimbing tugas akhir dan persetujuan tim penguji
tugas akhir;
3.3.2 Staf Adminitrasi wajib memeriksa surat pernyataan keaslian
karya tugas akhir yang ditempel materai 6000 dan
ditandatangani oleh mahasiswa;
3.3.3 Staf Administrasi wajib memeriksa kesesuaian lembar kulit
(cover) dengan ketentuan dalam SOP Tugas Akhir.
3.3.4 Staf Administrasi wajib memeriksa kesesuaian isi softcopy CD
sesuai dengan ketentuan dalam SOP Tugas Akhir.

Secara sederhana apa yang dijabarkan dalam Sub E. Standar Khusus


Penulisan Tugas Akhir dapat diuraikan dalam bentuk table sebagai berikut:

SOP PENULISAN Nomor SOP


TUGAS AKHIR TanggalPemberlakuan
FAKULTAS HUKUM Tanggal Revisi
UNIVERSITAS Disusun oleh
PELITA HARAPAN Disahkan oleh
Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana
1. Keputusan Senat Universitas Pelita 1. Kepala Jurusan atau
Harapan Nomor: 003/SK- pejabat setara FH UPH
Senat/UPH/IV/2013 tanggal 2 April 2. Ketua Konsentrasi Program
2013 tentang Peraturan Pokok Studi Hukum FH UPH
Pendidikan Program Sarjana Universitas 3. Dosen Pembimbing
Pelita Harapan; 4. Dosen Ko-Pembimbing
2. Keputusan Rektor Universitas Pelita 5. Supervisi
Harapan Nomor: 071/SKR- 6. Panitia Ujian Sidang Tugas
UPH/IV/2012 tanggal 10 April 2012 Akhir
tentang Kompilasi dan Penyempurnaan 7. Staf Administrasi
Pedoman Tata Tertib dan Pelaksanaan 8. Mahasiswa FH UPH
Tugas Akhir, Sidang Tugas Akhir, dan
Pedoman Umum Penulisan Tugas Akhir

13
Program Sarjana di Lingkungan
Universitas Pelita Harapan.

Standar Khusus Penulisan Tugas Akhir


Sebelum PTA Mahasiswa Telah menyelesaikan minimal 130 sks
FH UPH Telah lulus mata kuliah Metode Penelitian
Hukum minimal nilai C
Memiliki IPK > 2.00
Telah menyerahkan Proposal Skripsi kepada
Ketua Konsentrasi yang diangkat dengan SK
Rektor
Mahasiswa mengajukan surat pengantar
magang kepada Ketua Program Studi atau
pejabat setara, setelah mengidentifikasi
perusahaan/instansi tempat Magang dengan
mendapatkan company profile dan telah
mendapat persetujuan informal dari pimpinan
atau pihak yang berwenang untuk itu
Mahasiswa juga diwajibkan untuk mendapatkan
curriculum vitae (CV) calon supervisor setidak-
tidaknya 5 (lima) tahun terakhir dari
perusahaan/instansi tempat magang tersebut;
Setelah mendapat persetujuan, Ketua Program
Studi atau pejabat setara menerbitkan surat
persetujuan magang
Telah terdaftar di dalam system akademik UPH
Ketua Mengarahkan mahasiswa dalam tugas akhir
Program dalam bentuk laporan magang
Studi atau Menentukan dosen pembimbing dan/atau ko-
Pejabat pembimbing (supervisor) sesuai topik yang
Setara menjadi objek penulisan TA
Program
Studi Hukum
Ketua Mengarahkan dalam menentukan topik, bentuk,
Konsentrasi serta ruang lingkup pembahasan PTA dalam
Program bentuk skripsi
Studi Hukum Mengevaluasi proposal PTA dalam bentuk
Skripsi sesuai dengan Konsentrasi
Mengecek kembali kelayakan akademik dalam
mengembil mata kulia PTA
Menentukan dosen pembimbing dan/atau ko-
pembimbing sesuai topik yang menjadi objek
PTA dalam bentuk skripsi
Staf Memeriksa kelengkapan administrasi
Administrasi pengajuan proposal TA untuk diajukan kepada
Ketua Konsentrasi dan/atau Ketua Program
Studi atau Pejabat Setara
Menyusun atau membuat daftar sesuai proposal

14
yang diajukan dan memeriksa kelengkapan
Administrasi, dan kemudian mendistribusikan
kepada Ketua Konsentrasi sesuai bidangnya
Saat PTA Mahasiswa Mahasiswa yang menyusun TA dalam bentuk
sampai Ujian FH UPH skripsi atau laporan magang memperhatikan
Sidang Tugas hal sebagai berikut: Skripsi atau laporan
Akhir magang mempunyai bobot 6 sks dengan waktu
penyelesaian 1 (satu) semester
Apabila mahasiswa yang bersangkutan tidak
dapat menyelesaikan PTA dalam bentuk skripsi
atau laporan magang dalam semester yang
ditempuhnya, maka diwajibkan untuk
memperpanjang PTA di semester berikutnya
Mahasiswa wajib melakukan konsultasi dengan
Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-
Pembimbing minimal 10 (sepuluh) kali
pertemuan sesuai jadwal bimbingan yang telah
disepakati dan dituangkan dalam Lembar
Monitoring Bimbingan TA
Mahasiswa dalam melakukan penyusunan PTA,
dalam bentuk skripsi wajib memperhatikan
Pedoman Tata Cara Penulisan Skripsi
Mahasiswa dalam melakukan penyusunan PTA,
dalam bentuk laporan magang wajib
memperhatikan Pedoman Tata Cara Penulisan
Magang
Setelah menyelesaikan penyusunan PTA dan
dinyatakan layak serta mendapatkan
persetujuan oleh Dosen Pembimbing dan/atau
Dosen Ko-Pembimbing dalam Lembar
Monitoring Bimbingan TA (LAMPIRAN 1),
mahasiswa berhak untuk mengikuti Ujian
Sidang Tugas Akhir
Mahasiswa calon peserta Ujian Sidang Tugas
Akhir harus terdaftar sebagai mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan dan
terdaftar sebagai peserta Ujian Sidang Tugas
Akhir (TA) pada semester tersebut
Mahasiswa calon peserta Ujian Sidang Tugas
Akhir mendaftarkan diri ke Sekretariat Fakultas
Hukum UPH dengan menyerahkan PTA dalam
bentuk skripsi atau laporan magang yang sudah
disahkan/ditandatangani oleh Dosen
Pembimbing /Dosen Ko-Pembimbing sebanyak
5 (lima) eksemplar dalam bentuk soft cover
serta dokumen-dokumen pendukung yang
disyaratkan oleh Fakultas Hukum
Mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Sidang
Tugas Akhir harus mengenakan jas dan dasi

15
almamater serta menggunakan pakaian dan
sepatu formal (tertutup)
Mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Sidang
Tugas Akhir harus menyiapkan presentasi PTA
dalam bentuk powerpoint (PPT) atau sejenisnya
dan dipersiapkan sebelum Ujian Sidang Tugas
Akhir dibuka oleh Ketua Sidang Tugas Akhir
Mahasiswa yang mengikuti Ujian Sidang Tugas
Akhir dan dinyatakan tidak lulus, wajib untuk
mengulang mata kuliah Tugas Akhir pada
semester berikutnya dengan atau tanpa adanya
perubahan topik
Mahasiswa yang mengikuti Ujian Sidang Tugas
Akhir dan dinyatakan tidak lulus berhak
memilih perubahahan bentuk penulisan tugas
akhir
Ketua Menentukan Dosen Pembimbing dengan
Konsentrasi memperhatikan persyaratan minimal sebagai
Program dosen pembimbing sebagai berikut:
Studi Hukum 1. Serendah-rendahnya berpendidikan S-2
(Strata Dua)/ bergelar Magister Hukum atau
yang setara dan berjenjang akademik Asisten
Ahli atau yang sederajat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan telah memiliki pengalaman
membimbing tugas akhir mahasiswa
sedikitnya 2 (dua) semester; atau
2. Berpendidikan S-3 (Strata Tiga)/bergelar
Doktor Hukum atau yang setara dan
berjenjang akademik dan/atau tanpa jenjang
akademik
Menentukan Dosen Ko-Pembimbing dengan
memperhatikan persyaratan minimal sebagai
Dosen Ko-Pembimbing sebagai berikut:
1. Serendah-rendahnya berpendidikan S-2
(Strata Dua)/bergelar Magister Hukum atau
yang setara dengan jenjang akademik
dan/atau tanpa jenjang akademik
2. Berjenjang satu tingkat lebih rendah dari
pembimbing utama.
Menetapkan kembali dosen pembimbing
dan/atau ko-pembimbing bagi mahasiswa yang
dinyatakan tidak lulus (mengulang)
Mengusulkan kepada Ketua Program Studi
daftar Dosen Pembimbing dan Dosen Ko-
Pembimbing untuk diajukan dalam Surat
Keputusan Dekan.

16
Ketua Membuat draft Surat Keputusan (SK) Dekan
Program tentang Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-
Studi atau Pembimbing untuk PTA dalam bentuk Skripsi
Pejabat dan Dosen Pembimbing dan/atau Supervisor
Setara untuk PTA dalam bentuk Laporan Magang
Program untuk diajukan kepada Dekan
Studi Hukum
Pelaksana Ujian Sidang Tugas Akhir adalah
Ketua Jurusan FH UPH atau pejabat setara yang
dibantu panitia yang dibentuk oleh Dekan atau
Ketua Jurusan
Membentuk Panitia Penguji Sidang Tugas Akhir,
yang terdiri dari:
1. 3 (tiga) orang Dosen Penguji yaitu seorang
Ketua Sidang dan 2 (dua) orang penguji
lainnya, dengan ketentuan:
a. Apabila terdapat 2 (dua) orang Dosen
Pembimbing maka akan ditambah dengan
1 (satu) orang Ketua Sidang (minimal
berjenjang Lektor);
b. Apabila terdapat 1 (satu) orang Dosen
Pembimbing maka akan ditambah 2 orang
Dosen Penguji, salah satunya sebagai
Ketua Sidang (minimal berpendidikan S-2
(Strata Dua)/bergelar Magister Hukum
atau yang setara dan berjenjang Lektor).
2. 1 (satu) orang sekretaris sidang yang
membantu pelaksanaan sidang
Mempertimbangkan persyaratan untuk dapat
menjadi Penguji Sidang Tugas Akhir, sebagai
berikut:
1. Penguji diusulkan oleh Dekan Fakultas
Hukum dan diangkat oleh Rektor melalui
Surat Keputusan Rektor
2. Penguji serendah-rendahnya berpendidikan
Magister Hukum, dan berjenjang akademik
Asisten Ahli
3. Dalam hal Supervisor magang sebagai
Penguji, serendah-rendahnya berpendidikan
sarjana Hukum dan/atau berpengalaman
profesional minimal 3 (tiga) tahun di
bidangnya
4. Dalam hal Penguji sebagai Ketua Sidang,
serendah-rendahnya bergelar Magister
Hukum atau setara, dan serendah-rendahnya
berjenjang akademik Lektor
5. Penguji dapat juga bergelar Doktor Hukum
dengan atau tanpa jenjang akademik
Dosen Dosen Pembimbing bertanggung jawab

17
Pembimbing terhadap substansi dan materi penulisan tugas
akhir dari mahasiswa
Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing
membuat kesepakatan atau dapat
mengeluarkan jadwal pembimbingan dengan
mahasiswa
Selama pembimbingan PTA, tidak dilarang
untuk menghubungi Dosen Pembimbing
dan/atau Dosen Ko-Pembimbing dan/atau
Supervisor menggunakan alat komunikasi
sepanjang memperhatikan batas-batas
kesopanan dan kepatutan
Selama pembimbingan PTA, dilarang
melaksanakan bimbingan TA diluar kampus
UPH
Setiap bimbingan TA, Dosen Pembimbing wajib
membubuhkan tanda bimbingan pada Lembar
Monitoring Bimbingan TA, sebagai bukti adanya
kegiatan pembimbingan
Dosen Pembimbing dan Dosen Ko-Pembimbing
dapat membuat kesepakatan perihal teknis
pembimbingan, sepanjang terpenuhi minimal
sebanyak 10 (sepuluh) kali kegiatan
pembimbingan TA
Pembimbing laporan magang bekerjasama
dengan Supervisor laporan magang bertugas
mengawasi dan membimbing penulisan laporan
magang
Dosen Pembimbing wajib mengarahkan kembali
mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus dalam
Ujian Sidang Tugas Akhir selama mahasiswa
tersebut tidak melakukan perubahan bentuk
penulisan tugas akhir
Dosen Ko- Dosen Ko-Pembimbing bertanggung jawab
Pembimbing secara langsung terhadap teknis penulisan
dan/atau substansi dan materi tugas akhir dari
mahasiswa
Dosen Ko-Pembimbing melaksanakan arahan
pelaksanaan kegiatan pembimbing dari Dosen
Pembimbing
Setiap bimbingan PTA, dosen Ko-Pembimbing
wajib membubuhkan tanda bimbingan pada
Lembar Monitoring Bimbingan TA, sebagai
bukti adanya kegiatan pembimbingan
Supervisor Supervisor magang bekerjasama dengan
pembimbing laporan magang untuk mengawasi
dan membimbing penulisan laporan magang
Pembimbing magang wajib melakukan
pengawasan secara substansi dan materi

18
terhadap mahasiswa yang melakukan penulisan
laporan magang selama pelaksaan magang
sesuai instansi lokasi magang
Setiap kegiatan supervisi, supervisor wajib
membubuhkan tanda bimbingan pada Lembar
Monitoring Bimbingan TA, sebagai bukti adanya
kegiatan magang
Staf Staf Adminitrasi wajib menerima dan
Administrasi memeriksa berkas kelengkapan administrasi
sehubungan dengan laporan skripsi atau
laporan magang dari mahasiwa yang telah
mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing
dan/atau Dosen Ko-Pembimbing serta
persetujuan Supervisor untuk laporan magang;
Staf Adminitrasi berkoordinasi dengan Ketua
Program Studi atau pejabat setara dalam
menentukan jadwal Ujian Sidang Tugas Akhir
Staf Adminitrasi wajib membagikan berkas
laporan skripsi atau laporan magang dari
mahasiswa kepada setiap Penguji Sidang Tugas
Akhir
Staf Administrasi wajib memeriksa kelengkapan
Ujian Sidang Tugas Akhir, setidak-tidaknya dan
tidak terbatas pada Meja Penguji untuk 3 (tiga)
orang; Palu Sidang, Komputer atau sejenisnya,
Infocus atau alat lain yang sejenis, dokumen
(Form) penilaian Ujian Sidang Tugas Akhir
Staf Adminitrasi dan/atau Sekretaris Sidang
wajib mencatat segala masukan, kritik dan
saran dari setiap Penguji yang disampaikan
pada saat ujian sidang tugas akhir dalam bentuk
Berita Acara Sidang Tugas Akhir
Staf Administrasi dan/atau Sekretaris Sidang
wajib membuat rekap penilaian dari setiap
Penguji yang dituangkan dalam bentuk Form
Penilaian Ujian Sidang Tugas Akhir dan
disampaikan kepada Ketua Sidang Ujian Tugas
Akhir
Ketua Ujian Pelaksanaan ujian sidang tugas akhir setidak-
Sidang Tugas tidaknya dihadiri oleh Dosen Pembimbing
Akhir dan/atau Dosen Ko-Pembimbing, Penguji,
Supervisor dan/atau Co-Supervisor, Ketua Ujian
Sidang Akhir dan Sekretaria Sidang
Ketua ujian sidang tugas akhir sebelum
membuka ujian sidang akhir PTA mahasiswa,
dapat menanyakan kepada Dosen Pembimbing
dan/atau Ko-Pembimbing dan/atau Supervisor
tentang kesiapan dan penguasaan materi dari
mahasiswa peserta ujian sidang tugas akhir

19
Ketua ujian sidang akhir meminta kepada
sekretrais sidang untuk mempersilahkan
mahasiswa peserta ujian sidang tugas akhir
untuk masuk kedalam ruang sidang ujian sidang
tugas akhir
Ketua ujian sidang tugas akhir sebelum
membuka ujian sidang tugas akhir PTA
mahasiswa wajib menanyakan kepada
Mahasiswa Peserta Ujian Sidang Tugas Akhir,
perihal kesehatan, nama, NIM, Judul PTA dan
semester pada saat pelaksaaan ujian sidang
tugas akhir
Ketua ujian sidang akhir membuka ujian sidang
akhir dengan kesepakatan Panitia ujian sidang
tugas akhir apakah ujian dalam bentuk terbuka
atau tertutup untuk umum, setelah itu palu
sidang diketok sebanyak 1 (satu) kali
Ketua ujian sidang tugas akhir memberikan
informasi kepada mahasiswa peserta ujian
sidang tugas akhir, bahwa Ujian Sidang Tugas
Akhir ini terdiri dari 2 (dua) tahapan, yaitu
Tahapan Presentasi dan Tahapan Tanya Jawab
Ketua ujian sidang tugas akhir memberikan
kesempatan kepada mahasiswa peserta ujian
tugas akhir untuk mempresentasikan PTA
selama-lamanya 15 (lima belas) menit pertama
Memberikan kesempatakan kepada Panitia
ujian sidang tugas akhir secara berurutan
dimulai dari Dosen Penguji selama-lamanya 15
(lima belas) menit dilanjutkan oleh Dosen
Pembimbing dan/atau Dosen Ko-Pembimbing
dan/atau Supervisor selama-lamanya 15 (lima
belas) menit dan kemudian dilanjutkan oleh
Ketua Ujian Sidang Tugas Akhir selama-lamanya
15 (lima belas) menit untuk tahapan tanya
jawab
Ketua ujian sidang tugas akhir mempersilahkan
mahasiswa peserta ujian akhir untuk keluar
ruangan ujian sidang tugas akhir setelah
tahapan tanya jawab selesai yang dimaksudkan
untuk mendapatkan penilaian dari panitia
sidang tugas akhir
Ketua sidang tugas akhir meminta Sekretaris
Sidang untuk mempersilahkan mahasiswa
peserta ujian sidang tugas akhir masuk kembali
kedalam ruang sidang tugas akhir, setelah
Panitia sidang tugas akhir memberikan
penilaian dalam Form Lembar Penilaian Sidang
Tugas Akhir yang telah dipersiapkan

20
Ketua sidang tugas akhir membacakan hasil
sidang tugas akhir mahasiswa dalam bentuk
lulus, tidak lulus atau perbaikan sidang
Dalam hal hasil ujian tugas akhir dalam bentuk
perbaikan sidang, maka harus dilaksanakan
selambat-lambatnya 14 (empat belas hari
kalender), dan/atau memperhatikan batas hari
Sidang Yudisium Fakultas Hukum Universitas
Pelita Harapan
Dalam hal hasil sidang tugas akhir mahasiswa
dalam bentuk perbaikan sebagaimana tersebut
diatas, maka Ketua Sidang menyatakan
menunda hasil tugas akhir (pending) dan
mengetok palu sidang sebanyak 1 (satu) kali
Setelah Mahasiswa Mahasiswa wajib menyelesaikan perbaikan
Penulisan FH UPH yang disampaikan dalam ujian sidang tugas
akhir dengan waktu paling lama 2 (dua) minggu
semenjak ujian sidang tugas akhir dilaksanakan
Mahasiswa wajib menyelesaikan perbaikan
yang disampaikan dalam ujian sidang tugas
akhir, setidak-tidaknya dalam bentuk table
Mahasiswa wajib mendapatkan paraf dan/atau
tanda tangan dari Penguji dan/atau Ketua
Sidang Ujian Tugas Akhir sebelum mendapatkan
persetujuan akhir dari Dosen Pembimbing
dan/atau Dosen Ko-Pembimbing untuk PTA
dalam bentuk skripsi
Mahasiswa wajib mendapatkan paraf dan/atau
tanda tangan dari Penguji dan/atau Ketua
Sidang Ujian Tugas Akhir sebelum mendapatkan
persetujuan akhir dari Supervisor untuk PTA
dalam bentuk laporan magang
Dosen Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-
Pembimbing, Pembimbing dan/atau Supervisor wajib
Dosen Ko- memeriksa hasil perbaikan penulisan tugas
Pembimbing akhir sesuai dengan formulir perbaikan
dan
Supervisor
Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-
Pembimbing dan/atau Supervisor wajib
membubuhkan paraf dan/atau tanda tangan
pada lembar formulir perbaikan
Dosen Pembimbing dan/atau Dosen Ko-
Pembimbing dan/atau Supervisor wajib
menandatangani lembar persetujuan dosen
pembimbing tugas akhir dan lembar
persetujuan tim penguji tugas akhir
Staf Staf Adminitrasi wajib menerima dan
Adminitrasi memeriksa kelengkapan laporan skripsi atau

21
laporan magang yang telah disetujui oleh dosen
pembimbing tugas akhir dan persetujuan tim
penguji tugas akhir
Staf Adminitrasi wajib memeriksa surat
pernyataan keaslian karya tugas akhir yang
ditempel materai 6000 dan ditandatangani oleh
mahasiswa
Staf Administrasi wajib memeriksa kesesuaian
lembar kulit (cover) dengan ketentuan dalam
SOP Tugas Akhir
Staf Administrasi wajib memeriksa kesesuaian
isi softcopy CD sesuai dengan ketentuan dalam
SOP Tugas Akhir

F. PENUTUP

Standar operasional dan prosedur penulisan tugas akhir Fakultas


Hukum Universitas Pelita Harapan ini dibuat untuk dijadikan acuan bagi
pelaksanaan mata kuliah Tugas Akhir, baik oleh Mahasiswa, Ketua Jurusan FH
UPH, Dosen Pembimbing, Dosen ko-pembimbing, Supervisor dan Staf
Administrasi FH UPH dalam tahapan kegiatan TA sehingga dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat, terpadu, efektif, efisien, transparan dan
bertanggung jawab.

G. Lampiran
1. Lembar Monitoring Bimbingan TA.
2. Pedoman Penulisan Proposal PTA Skripsi.
3. Pedoman Tata Cara Penulisan Laporan Tugas Akhir Skripsi dan Laporan
Magang.
4. Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa UPH
5. Tabel Perbaikan Ujian Sidang Tugas Akhir.

22
LAMPIRAN 1
LEMBAR MONITORING BIMBINGAN TA

23
LAMPIRAN 2
PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PTA SKRIPSI

1. Pendahuluan
Proposal merupakan karya tulis yang harus dipersiapkan mahasiswa
sebagai syarat untuk memprogram skripsi dan merupakan bagian dari
perencanaan penyusunan skripsi. Proposal ini dikembangkan dari suatu
masalah yang akan diuji untuk mengetahui pemahaman mahasiswa akan
latar belakang permasalahan, penggunaan landasan teori dan kerangka
konseptual yang terukur dan teruji. Proposal dimaksudkan agar
mahasiswa dapat mempersiapkan pelaksanaan penelitian secara
sistematis, metodologis dan logis, sehingga tugas penelitian dilaksanakan
dengan benar dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan. Pedoman ini dibuat agar diperoleh keseragaman, baik dalam
penyusunan maupun penulisan Proposal, dan berisi suatu pedoman, yang
memuat petunjuk umum penyusunan Proposal, tata cara penulisan, serta
contoh format yang diperlukan.

2. Ketentuan Proposal
a. Pengertian
Proposal merupakan cetak biru perencanaan skripsi yang
mengungkapkan pokok dan metodologi, serta alur pikiran yang
digunakan untuk menyusun skripsi. Proposal merupakan tahap awal
untuk penyusunan skripsi dalam rangka penyelesaian studi strata satu
(S1) untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H).

b. Tujuan
Tujuan penyusunan proposal adalah melatih kemampuan mahasiswa
dalam mengemukakan permasalahan dan pokok-pokok pikiran yang
digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah dalam usaha
memecahkan masalah tersebut.

3. Format Proposal
Naskah proposal terdiri atas bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
Naskah proposal ditulis dengan huruf Times New Roman, ukuran 12, dan
spasi 2,0 di kertas HVS A4 (210x297 mm), dan jenis kertas minimal 80
gram.
1. Bagian Awal
Bagian awal mencakup sampul depan (cover), lembar judul, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
a. Sampul depan
Sampul depan memuat judul proposal, lambang Universitas Pelita
Harapan, nama mahasiswa, nama fakultas tempat penyusunan

24
proposal, serta tahun pemyusunan proposal, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Judul proposal harus memenuhi kriteria singkat, jelas, dan
menunjukkan masalah yang diteliti, serta tidak membuka
peluang penafsiran yang beragam. Di atas judul ditulis kata
PROPOSAL;
2) Lambang Universitas Pelita Harapan dengan diameter 6 cm;
3) Nama mahasiswa harus ditulis lengkap (dengan nomor
mahasiswa);
4) Nama fakultas mencakup nama program studi, Fakultas,
Universitas, yang disusun urut ke bawah;
5) Tahun yang dimaksud adalah tahun pelaksanaan penyusunan
Proposal;
6) Sampul depan Proposal harus terbuat dari kertas bufallo,
berwarna merah tua, dengan ukuran sama dengan naskah
Proposal (kertas ukuran A-4);
7) Semua huruf pada sampul depan ditulis dengan huruf besar,
Times New Roman, ukuran 14, dan dicetak tebal.
b. Lembar judul
Lembar judul sama seperti sampul depan, namun menggunakan
kertas HVS ukuran A-4, warna putih.
c. Kata pengantar
Kata pengantar memuat uraian singkat mengenai maksud
penyusunan proposal, dan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang berjasa pada keberhasilan penyusunan Proposal. Kata
pengantar tidak memuat hal-hal yang ilmiah. Di pojok kanan
bawah paragraf kata pengantar ini ditulis kata Karawaci (bulan,
tahun) dan nama penyusun.
d. Daftar isi
Daftar isi memberi informasi secara menyeluruh mengenai isi
Proposal, mulai dari lembar judul hingga lampiran. Daftar isi
dilengkapi dengan nomor halaman untuk menemukan hal-hal yang
diinformasikan.
e. Daftar tabel
Daftar tabel memuat urutan tabel yang terdapat dalam naskah
Proposal. Urutan tabel dibuat dengan angka Arab dalam kaitan
dengan urutan bab, sub-bab dalam bagian utama. Setelah nomor
tabel kemudian ditulis judul tabel, dan halaman tabel dalam
naskah proposal.

25
f. Daftar gambar
Daftar gambar memuat urutan gambar (grafik, diagram, peta, dan
lain-lain yang termasuk kategori gambar) yang terdapat dalam
naskah Proposal. Cara penulisan daftar gambar sama seperti daftar
tabel.
g. Daftar lampiran
Daftar lampiran memuat urutan lampiran yang terdapat dalam
naskah Proposal. Setelah nomor urut lampiran kemudian ditulis
lampiran. Daftar Lampiran tidak mencantumkan nomor halaman.

2. Bagian Utama
Bagian utama memuat, antara lain:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III: METODE PENELITIAN

Pendahuluan
Pendahuluan memuat: latar belakang permasalahan, rumusan masalah,
tujuan, dan manfaat penelitian serta sistimatika penulisan.
1) Latar belakang permasalahan memuat alasan-alasan penting dan
perlunya meneliti masalah, berisi sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) halaman. Pada latar belakang permasalahan
mencerminkan adanya das sein (hal-hal atau fenomena, peristiwa
yang hidup dalam masyarakat) dan das sollen (hukum positif yang
dicita-citakan, apa yang dikehendaki), sehingga terlihat
pertentangan diantaranya. Namun, tidak mutlak harus ada,
tergantung pada topik yang diteliti. Rujukan atau sumber das sein
sangat diperhatikan, diutamakan dari jurnal yang dipublikasikan
atau hasil penelitian yang tidak dipublikasikan atau berita cetak.
2) Rumusan masalah memuat pernyataan singkat tentang masalah
yang diteliti, batasan masalah yang diteliti, yang dapat disusun
dalam kalimat pertanyaan. Rumusan masalah setidaknya terdiri
dari 2 (dua) hal.
3) Tujuan penelitian memuat sasaran yang akan diperoleh dalam
topik penelitian. Tujuan penelitian ini didasarkan pada 3 (tiga) hal,
yaitu: memecahkan persoalan hukum, melakukan penemuan
hukum dan melakukan pengembangan ilmu hukum ke depan.
4) Manfaat penelitian memuat manfaat yang akan diperoleh dari
penelitian, baik untuk pengembangan ilmu, teknologi, metodologi,
atau pembangunan nasional.
5) Sistimatika penulisan berisi tentang uraian isi atau substansi
penulisan skripsi dari Bab I sampai Bab V.

26
Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini, terbagi dalam 2 (dua) hal, yaitu: Tinjauan
Teori dan Tinjauan Konseptual yang digunakan sebagai dasar teori dan
konsep pemecahan masalah penelitian. Tingkat kedalaman dan
keluasan aspek-aspek yang diteliti, tergantung pada ketajaman analisis
permasalahan. Selain teori, hasil-hasil penelitian lain yang relevan,
dapat juga disajikan dengan menyebutkan sumber referensinya.
Tinjauan Teori menjelaskan variable-variable dalam penelitian yang
bersifat umum, sedangkan Tinjauan Konseptual menjelaskan variable
yang bersifat khusus. Tinjauan konseptual inilah yang akan digunakan
sebagai “pisau bedah” untuk menguji teori yang sudah dikemukakan
dalam tinjauan teori. Sebagai contoh, dalam judul Skripsi:
“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB BIDAN
DALAM MELAKUKAN PERSALINAN DENGAN PENYULIT DITINJAU
DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA
KESEHATAN”
Dalam judul tersebut diatas, dapat diuraikan Tinjauan Teori dan
Tinjauan Konseptual sebagai berikut:
- Variable 1 (tinjauan teori): berbicara tentang teori-teori
perlindungan hukum, khususnya perlindungan hukum terhadap
tenaga kesehatan dalam praktik medis.
- Variable 2 (tinjauan teori): berbicara tentang bidan dan tanggung
jawab bidan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan
- Variable 3 (tinjauan konseptual): berbicara tentang persalinan
dengan penyulit. Persalinan dengan penyulit menjadi Tinjauan
Konseptual karena teori yang sifatnya spesifik (khusus) ini
nantinya akan menjadi teori penguji eksistensi variable 1 dan
variable 2 tersebut diatas, apakah ada relevansinya atau tidak.

Metode penelitian (lihat Lampiran 4)


Metode penelitian memuat antara lain: Jenis penelitian, Jenis data, Cara
perolehan data, Jenis pendekatan dan Analisa data.
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu Normatif Yuridis,
Yuridis Sosiologis dan Sosiologis Empiris.
b. Jenis data
c. Cara perolehan data
d. Jenis pendekatan
e. Analisa data

3. Bagian Akhir
Bagian akhir memuat jadwal pelaksanaan penelitian, daftar pustaka,
dan lampiran.

27
a. Jadwal pelaksanaan penelitian memuat perkiraan lamanya
persiapan dan
pelaksanaan penelitian dalam penyusunan skripsi.
b. Daftar pustaka disusun secara vertikal menurut urutan abjad dan
secara
horizontal seperti pada contoh (lampiran 4).
c. Lampiran-lampiran diberi nomor dengan angka Arab, tanpa nomor
halaman.

28
LAMPIRAN 3
PEDOMAN TATA CARA PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR
SKRIPSI DAN LAPORAN MAGANG

1. Tata Cara Penulisan Laporan Tugas Akhir Skripsi dan Laporan Magang
a. Laporan Tugas Akhir Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat
sendiri, bukan merupakan terjemahan atau aduran dari suatu karya
tertentu, dan harus mengikuti tata cara penulisan karya ilmiah.
b. Laporan Magang merupakan karya ilmiah yang dibuat sendiri, bukan
merupakan terjemahan atau saduran dari suatu karya tertentu, dan
harus mengikuti tata cara penulisan karya ilmiah.
c. Sampul Laporan Tugas Akhir Skripsi dan Laporan Magang, berisi
informasi:
1) Judul Laporan TUGAS AKHIR SKRIPSI atau LAPORAN MAGANG
2) Nama dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
3) Logo UPH sesuai ketentuan berikut:

4) Konsentrasi dan Program Studi: HUKUM


5) Tahun Penulisan
6) Pada punggung buku laporan TA dicantumkan nama, NIM, judul, dan
tahun.
d. Urutan Daftar Isi Laporan TA Skripsi atau Laporan Magang, adalah:
1) Lembar judul TA Skripsi atau Laporan Magang
2) Lembar Pernyataan Keaslian Karya Tugas Akhir
3) Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing Tugas Akhir
4) Lembar Persetujuan Tim Penguji Tugas Akhir
5) Abstrak
6) Kata Pengantar
7) Daftar Isi
8) Daftar Gambar (jika ada)
9) Daftar Tabel (jika ada)
10) Daftar Istilah (jika ada)
3. Format dan Ukuran Laporan TA Skripsi atau Laporan Magang
Laporan TA Skripsi atau Laporan Magang diketik dua spasi dan
menggunakan bentuk huruf ketik Times New Roman 12 poin, dengan kertas
ukuran A4 (210 x 297 mm) dan minimal berkualitas HVS 80 gram, dengan
format dan ukuran sebagai berikut:
a. Lebar tepi sisi atas dan sisi kiri dalah 4 cm;
b. Lebar tepi sisi bawah dan sisi kanan adalah 3 cm;

29
c. Jumlah halaman minimum 60 lembar, tidak termasuk lampiran dan
daftar pustaka;
d. Standar minimal penulisan Laporan Tugas Akhir Skripsi mengikuti
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa UPH.
4. Penjilidan
a. Penjilidan sebagai persiapan Sidang Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir Skripsi dan Laporan Magang yang diajukan
pada Sidang Tugas Akhir dijilid rapi dengan sampul lunak (soft
kover) dan diperbanyak 5 (lima) eksemplar dengan kelengkapan
berikut:
1) Dapat dicetak dalam bentuk bolak-balik (both side) untuk Bab I
sampai dengan Bab V;
2) Lembar Abstrak Skripsi;
3) Lembar Pernyataan Keaslian Karya Tugas Akhir (tidak plagiat)
diatas materai 6000;
4) Lembar Pengesahan Tugas Akhir ditandatangani oleh Dosen
Pembimbing, dan Dosen ko- Pembimbing (jika ada).
b. Penjilidan sebagai setelah Sidang Tugas Akhir.
Laporan Tugas Akhir Skripsi dan Laporan Magang yang diajukan
setelah Sidang Tugas Akhir dijilid rapi dengan kelengkapan berikut:
1) Dapat dicetak dalam bentuk bolak-balik (both side) untuk Bab I
sampai dengan Bab V;
2) Lembar Abstrak Skripsi;
3) Lembar Pernyataan Keaslian Karya Tugas Akhir (tidak plagiat)
diatas materai 6000;
4) Lembar Pengesahan Tugas Akhir ditandatangani oleh Dosen
Pembimbing, Dosen ko-Pembimbing (jika ada);
5) Lembar Pengesahan Tugas Akhir ditandatangani oleh Tim
Penguji;
6) Laporan TA Skripsi yang dijilid sampul keras (hard kover)
warna biru tua sebanyak 1 (satu) eksemplar untuk
Perpustakaan UPH;
7) Laporan skripsi dalam bentuk CD sejumlah 2 (dua) keping
untuk : Perpustakaan UPH dan Fakultas Hukum.

30
LAMPIRAN 4
PEDOMAN PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR
MAHASISWA UPH

I. Ketentuan Penulisan Laporan Tugas Akhir


Laporan Tugas Akhir Skripsi atau Laporan Magang terdiri dari 3 tahap,
yaitu : tahap awal, tahap pertengahan, dan tahap akhir.
A. Tahap Awal Laporan
Tahap awal terdiri dari :
1. Halaman Kulit
a. warna halaman kulit adalah biru tua
b. semua huruf pada halaman kulit ditulis dengan Times New
Roman, 12 poin, dicetak dengan tinta emas.
c. Pada punggung halaman kulit dicantumkan: judul, nama
penulis, dan NPM yang ditulis dengan Times New Roman, 10
poin.
2. Halaman Judul
Informasi yang diberikan pada Halaman Judul sama dengan
Halaman Kulit, perbedaannya yaitu Halaman Kulit diketik dalam
Hard Cover, sedangkan halaman Judul diketik pada kertas HVS.
3. Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tugas Akhir
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tugas Akhir berfungsi untuk
menjamin keabsahan Karya Tugas Akhir oleh institusi penulis yang
bersangkutan.
4. Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Tugas Akhir bertujuan
untuk memastikan kesiapan karya Tugas Akhir untuk diuji oleh
institusi penulis yang bersangkutan.
5. Halaman Persetujuan Tim Penguji Tugas Akhir
Halaman Persetujuan Tim Penguji Tugas Akhir berfungsi untuk
menjamin diterimanya karya Tugas Akhir oleh institusi penulis
yang bersangkutan.
6. Abstrak
Abstrak merupakan intisari penulisan yang memuat latar belakang,
permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil penelitian, dan
kesimpulan yang diperoleh. Abstrak bertujuan agar pembaca
dengan cepat dan mudah mengerti isi tulisan dan memutuskan
apakah perlu membaca lebih lanjut atau tidak. Abstrak memuat
minimum 200 kata, menggunakan Bahasa Inggris, dengan disertasi
jumlah sumber/referensi yang digunakan dan tahunnya, diketik
dengan Times New Roman, 12 poin, spasi tunggal.

31
7. Kata Pengantar
Kata Pengantar memuat pengantar singkat atas tulisan yang dibuat
dan ucapan terimakasih atau penghargaan kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam pembuatan serta penulisan
karya Tugas Akhir. Ucapan terima kasih mengikuti urutan sebagai
berikut : Dekan Fakultas, Direktur fakultas, Ketua Jurusan, Dosen
Pembimbing Utama, Dosen Co-Pembimbing, Penasehat Akademik,
dll. Penulisan nama dan gelar hendaknya akurat.
8. Daftar Isi
Daftar Isi memuat daftar tiap bagian penulisan yang disertai nomor
halamannya.
9. Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar lainnya (jika diperlukan)
Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar lainnya bertujuan memuat
gambar, tabel, dan lainnya yang digunakan dalam penulisan Karya
Tugas Akhir.

B. Tahap Isi Laporan


Tahap Isi Laporan dalam Tugas Akhir berbentuk Skripsi dan Laporan
Magang terdiri dari 5 Bab yang terinci sbb:

Tugas Akhir Skripsi Laporan Magang


BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II LANDASAN TEORI
BAB III METODE PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM
INSTANSI TEMPAT
MAGANG
BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN
DAN ANALISIS
BAB V KESIMPULAN DAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
SARAN

1. Uraian Isi Laporan Tugas Akhir Skripsi


BAB I PENDAHULUAN , terdiri dari:
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian, terdiri dari:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Sistematika Penulisan, yang memuat tentang uraian singkat
dari BAB I sampai dengan BAB V
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Sub judul

32
2.1.2 Sub judul
2.2 Tinjauan Konseptual
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Jenis Data
3.3 Cara Perolehan Data
3.4 Pendekatan
3.5 Analisis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Analisis
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

2. Uraian Isi Laporan Magang


BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari:
1.1 Latar Belakang Pemilihan Topik
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Magang
1.4 Manfaat Magang, terdiri dari:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Waktu dan Lokasi Magang
1.6 Sistematika Penulisan, yang memuat tentang uraian singkat
dari BAB I sampai dengan BAB V
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sub judul
2.1.1 sub-sub judul
2.2 Sub judul
2.2.1 sub-sub judul
BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI TEMPAT MAGANG
3.1 Sub judul
3.2 Sub judul
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Sub judul
4.1.1 sub-sub judul
4.2 Sub judul
4.2.1 dd
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

33
C. Tahap Akhir Laporan
Tahap akhir laporan memuat Daftar Pustaka (wajib ada) dan Lampiran
(jika ada).
1. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka merupakan daftar bacaan atau referensi yang
menjadi sumber dan dasar penulisan karya Tugas Akhir yang dapat
berupa buku, artikel jurnal atau majalah, hasil penelitian, peraturan
peundang-undangan, website/internet, wawancara dan sebagainya.
Standar format penulisan Daftar Pustaka mengacu pada standar
format penulisan Turabian yang disesuaikan dengan ketentuan dari
Fakultas Hukum-UPH.
2. Lampiran
Lampiran merupakan data atau pelengkap atau hasil olahan yang
menunjang penulisan Tugas Akhir, namun tidak diletakkan pada isi
Laporan karena akan mengganggu kesinambungan pembacaan.
Lampiran sebaiknya dikelompokkan menurut jenisnya masing-
masing. Pada umumnya lampiran terdiri dari :
a. Kuesioner (jika menggunakan metode survei untuk
mengumpulkan data).
b. Hasil output pengolahan data.
c. Gambar, tabel, desain, flowhart, dll.
d. Surat keterangan dari perusahaan tempat kegiatan magang
yang dilakukan.
e. Dokumen-dokumen yang dapat mendukung laporan magang.

II. Teknik Penulisan Laporan Tugas Akhir


Ketentuan teknik penulisan disusun dengan tujuan agar mahasiswa dan
dosen pembimbing terbantu dalam menghasilkan karya Tugas Akhir yang
rapi dan seragam.
A. Spesifikasi kertas :
Jenis : HVS
Warna : putih polos
Berat : minimal 80 gram
Ukuran : A4 (210 x 297 mm)
B. Pengetikan
1. Dalam pembuatan Laporan Karya Tugas Akhir, pencetakan hasil
pengetikan diketik pada satu sisi kertas (bukan bolak balik) untuk:
a. Lembar judul Tugas Akhir Skripsi atau Laporan Magang;
b. Lembar Pernyataan Keaslian Karya Tugas Akhir;
c. Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing Tugas Akhir;
d. Lembar Persetujuan Tim Penguji Tugas Akhir;
e. Abstrak;
f. Kata Pengantar;
g. Daftar Isi;

34
h. Daftar Gambar (jika ada);
i. Daftar Tabel (jika ada);
j. Daftar Istilah (jika ada).
2. Isi/materi Laporan Tugas Akhir, Daftar Pustaka, Lampiran (jika
ada), pencetakan hasil pengetikan diketik pada dua sisi kertas
(bolak balik).
3. Posisi penempatan teks pada tepi kertas :
a. Batas kiri : 4 cm (termasuk 1 cm untuk penjilidan).
b. Batas kanan : 3 cm
c. Batas atas : 4 cm
d. Batas bawah : 3 cm
4. Jenis huruf yang digunakan : Times New Roman, 12 poin dan
diketik rapi rata kiri kanan (justify).
5. Pengetikan dilakukan dengan spasi: 2, kecuali untuk penulisan
abstrak dilakukan hanya dengan 1 spasi, dan untuk penulisan
Daftar Pustaka.
C. Penomoran halaman
1. Peletakan nomor halaman di sebelah kanan bawah.
2. Ada 3 jenis nomor halaman yang digunakan :
a. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst......), digunakan pada Tahap
Awal Laporan yaitu pada : Halaman Judul, Halaman Pernyataan
Keaslian Karya Tugas Akhir, Halaman Persetujuan Dosen
Pembimbing Tugas Akhir, Halaman Persetujuan Tim Penguji
Tugas Akhir, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar,
Daftar Tabel, Daftar lainnya.
b. Angka Arab (1,2,3,4, dst......) digunakan pada Tahap Isi Laporan
yaitu materi penulisan di dalam BAB I sampai dengan BAB V.
c. Kombinasi huruf dan angka digunakan pada bagian Lampiran.
Contoh: A-1 (jenis Lampiran A, halaman 1)
D. Penomoran isi/substansi tulisan
Penomoran dilarang menggunakan bullets point (seperti: −, ■, dll)
Ada 2 macam penomoran isi/substansi:
1. Penomoran sub judul (lihat contoh pada Daftar Isi, Lampiran I)
2. Penomoran di luar sub judul
Contoh:
Macam-macam sistem hukum:
1. ………………………………………………
2. ………………………………………………
a…………………………………………….
b…………………………………………….
1)…………………………………...
2)…………………………………...
a)……………………………
35
b)……………………………
(1) …………………….
(2) …………………….
(a) ………….
(b) …………

E. Isi Laporan
1. Isi Laporan merupakan bagian pokok yang memuat
uraian/penjabaran/analisis yang dilakukan oleh penulis.
2. Tiap bab dimulai pada halaman baru.
3. Judul bab diawali dengan kata BAB dan diikuti dengan angka
romawi besar, dicetak tebal (bold) dan ditulis Capital.
Contoh:

BAB I → font14
PENDAHULUAN → font 14
4. Judul Sub Bab dicetak tebal (bold) dan ditulis Capital pada awal
Kata.
Contoh:
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
5. Judul sub sub bab tidak perlu dicetak tebal (bold) dan ditulis
Caliptal pada awal kalimat, kecuali untuk kata yang menyebut
Negara, Jabatan, Pejabat, dan lain-lain.
Contoh:
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Pengertian tentang hukum waris
6. Kata sambung, misalnya: dan; atau; karena; tetapi, dan lain-lain,
tidak boleh diawal kalimat atau awal paragraf.
7. Semua istilah asing harus diketik miring (italic).
8. Untuk suatu kata atau kalimat yang oleh penulis akan diberikan
suatu penekanan, dapat diberikan footnote, dengan ditulis pada
footnotenya PEN (artinya penulis) degan cetak tebal (bold).
Contoh pada suatu kalimat:
Indonesia adalah negara hukum……. Tidak lain tidak bukan hukum
dijadikan sebagai panglima.10

10 PEN. Maksud penulis hukum sebagai panglima adalah…….

9. Angka yang menunjukkan jumlah.


Contoh : Terdapat 3 (tiga) golongan penduduk pada masa Indische
Staatsregeling.
10. Gambar dan tabel

36
a. Gambar dan tabel harus diberikan judul
b. Gambar dan tabel ditempatkan diantara bagian teks yang paling
banyak membahasnya.
c. Gambar dan tabel terletak di tengah halaman.
d. Gambar dan tabel sedapat mungkin berada dalam satu halaman
(tidak terpotong).
e. Judul gambar diletakkan di bawah gambar dan ditulis dengan
Times New Roman, 10 poin, spasi tunggal.
f. Judul tabel diletakkan di atas Tabel dan ditulis dengan Times
New Roman, 10 poin, spasi tunggal.
g. Gambar dan Tabel harus diberikan nomor dengan ketentuan,
misal : Gambar 2.1 artinya gambar tersebut terletak di BAB II
dan merupakan gambar pertama. (lihat lampiran L).
h. Bila Gambar dan Tabel terlalu lebar, ada beberapa ketentuan
sebagai berikut:
1). Ditempatkan dalam posisi memanjang, sisi atas
Gambar/Tabel adalah sisi yang dijilid;
2). Menggunakan kertas A3 dan dilipat agar tidak melebihi
format;
3). Ukuran diperkecil sesuai format Tugas Akhir.

F. Kutipan
Menurut sifatnya, kutipan dibedakan menjadi kutipan asli/langsung
dan kutipan saduran/tidak langsung. Kutipan asli/langsung yaitu
kutipan dari buku acuan yang dituliskan sesuai dengan kalimat dari
buku aslinya, sedangkan kutipan saduran/tidak langsung yaitu kutipan
dari buku acuan yang disadur oleh penulis dengan kalimatnya sendiri
sebagai ringkasan kalimat dari buku aslinya.
1. Jika kutipan kurang dari tiga baris, maka diketik dengan spasi 2
(dua).
2. Jika kutipan terdiri dari 3 (tiga) baris atau lebih, maka diketik
dengan spasi tunggal.
3. Cara penulisan kutipan dari pendapat orang harus menjorok ke
dalam, contoh:
Menurut Subekti, perikatan adalah :
Perhubungan hukum antara dua orang atau dupa pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu
hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban
untuk memenuhi tuntutan itu.1
4. Cara penulisan kutipan dari peraturan perundang-undangan
diketik dengan spasi tunggal baik yang terdiri kurang atau lebih
dari 3 (tiga) baris.
Contoh: Menurut Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana

37
Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas
kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang
telah ada, sebelum perbuatan dilakukan.
5. Setiap kutipan harus merujuk pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, misal dari buku, jurnal ilmiah, dll dan
harus dibuat catatan kakinya/footnote, kecuali kutipan dari
peraturan perundang-undangan tidak perlu dibuat footnote.

G. Catatan kaki/footnote
Standar format penulisan footnote mengacu pada standar format
penulisan Turabian yang disesuaikan dengan ketentuan dari Fakultas
Hukum-UPH. Penulisan footnote menggunakan huruf Times New
Roman, 10 poin, diletakkan pada bagian paling bawah halaman dimana
kutipan berada. Misal, jika kutipan berada di halaman 5, footnote harus
diketik di halaman 5. Untuk kutipan hanya mengenal kutipan ber-ISBN
dan non-ISBN (Index Standar Book Number). Jika kutipan ber-ISBN
maka, judul kutipan diketik miring (italic), dan jika kutipan non-ISBN
judul kutikan tidak miring (italic) – kecuali judul dalam bahasa Inggris,
namun diketik tanda petik (”…..”).
Contoh :
Buku:
1 R. Subekti. Hukum Perjanjian, Cetakan ke XII, (Jakarta: PT. Intermasa, 1990), hal. 1
2
Sudargo Gautama, Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia, (Bandung: Bina
Cipta, 1987), hal. 5
Jurnal:
3
Agus Budianto, “A Comparative Study of Franch, British, Dutch, and Russian External
Supervisory Agencies of Investigators and Prosecutors within Integrated Criminal Justice
System”, Padjajaran Journal of Law, Vol 5, Number 3 December 2018, hal. 528
4
Udin Silalahi, “Single Economic Entity: Kajian Hukum Persaingan Usaha di Indonesia”,
Jurisdictie Jurnal Hukum dan Syariah, Vol 9, Nomor 1 Juni 2018, hal. 3
Hasil Penelitian:
5
Dinda Ivana Uli Nuha, “Penegakan Hukum Terhadap Penyalahgunaan Jenis Narkotika
Yang Tidak Terdaftar Dalam Lampiran Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika”. Skripsi, Tangerang: Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, 2010, hal. 55
Kamus:
6
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, 6 edition. St.Paul Minn: West
Publishing CO, 1990, page 250
Website:
7 M. Sofyan Lubis, “Kekerasan dalam Rumah Tangga”, <http://www.kantorhukum-
lhs.com/details_artikel_hukum.php?id=14>, diakses 28 Maret 2018
8 “Perlindungan Anak Bukan Urusan Domestic”,

<http://megapolitan.kompas.com/read/2011/04/07/13351082/Perlindungan.Anak
.bukan.Urusan.Domestik>, diakses 7 April 2018

38
III. Metode Penelitian
Metode Penelitian diuraikan pada BAB III. Penelitian hukum untuk
Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Hukum adalah ”Penelitian Hukum
Normatif”, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data sekunder. Penelitian Hukum Normatif sudah
memenuhi kriteria ilmiah karena dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Penelitian Hukum Normatif dapat juga mengumpulkan data
primer, tetapi peruntukkan data primer tersebut hanyalah untuk
memperkuat data sekunder.
Di samping itu, sesuai dengan perkembangan ilmu hukum dan metode
penelitian, dikenal juga Penelitian Hukum Sosiologis di mana data yang
diutamakan adalah data primer. Karena itu pada ”Metode Penelitian”
ini harus jelas disebutkan penelitian yang dilakukannya apakah
Penelitian Hukum Normatif atau Penelitian Hukum Sosiologis.
Dalam metode penelitian ini, setidaknya terdapat 5 (lima) sub bab
Metodologi Penelitian, yaitu: Jenis Penelitian, Jenis Data yang
dikumpulkan, Teknik (metode) pengumpulan data yang digunakan, Jenis
Pendekatan dan Analisis data yang digunakan. Komponen-komponen
tersebut dapat diuraikan satu persatu menjadi sub bagian, atau menjadi
beberapa sub bagian saja.
A. Jenis Penelitian
Macam penelitian yang dilakukan untuk penulisan skripsi pada
Fakultas Hukum UPH adalah ”penelitian dasar” atau ”basic research”,
yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan teori-teori
atau prinsip-prinsip dasar suatu disiplin ilmu pengetahuan, dalam
hal ini ilmu hukum (Hukum Bisnis, Hukum Internasional, Kemahiran
Praktek Hukum).
Bila hasil penelitian mahasiswa bermanfaat sebagai masukan pada
pengambilan keputusan dan perubahan peraturan perundang-
undangan, hal tersebut baik, tetapi bukan tujuan. Selain penelitian
dasar, dikenal juga macam penelitian lain yaitu penelitia terapan
(applied research) dan penelitian tindakan (action research). Oleh
karenanya, jenia penelitian yang dilakukan untuk penulisan skripsi
adalah ”penelitian deskriptif analitis”. Penelitian seperti ini
bertujuan memberikan suatu uraian deskriptif sebagai hasil analisis
mengenai suatu masalah yang diteliti.
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan
ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran
tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu,
maka juga diadakan pemeriksaan mendalam terhadap fakta hukum
tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas
permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.
Dalam penelitian hukum, setidaknya terdiri dari 3 (tiga) jenis
penelitian, yaitu:
1. Penelitian Hukum Normatif
39
Metode penelitian hukum jenis ini juga biasa disebut sebagai
penelitian hukum doktriner atau penelitian perpustakaan.
Dinamakan penelitian hukum doktriner dikarenakan penelitian
ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga
penelitian ini sangat erat hubungannya pada pada perpustakaan
karena akan membutuhkan data-data yang bersifat sekunder
pada perpustakaan.
Dalam penelitian hukum normatif hukum yang tertulis dikaji dari
berbagai aspek seperti aspek teori, filosofi, perbandingan,
struktur/ komposisi, konsistensi, penjelasan umum dan
penjelasan pada tiap pasal, formalitas dan kekuatan mengikat
suatu undang-undang serta bahasa yang digunakan adalah
bahasa hukum. Sehingga dapat kita simpulkan pada penelitian
hukum normatif mempunyai cakupan yang luas dan berobjek
pada doktrin, asas, prinsip hukum.
2. Penelitian Hukum Normatif-Empiris
Metode penelitian hukum normatif empiris ini pada dasarnya
merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif
dengan adanya penambahan berbagai unsur empiris. Metode
penelitian normatif-empiris mengenai implementasi ketentuan
hukum normatif (undang-undang) dalam aksinya pada setiap
peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Dalam penelitian jenis ini terdapat tiga kategori yakni:
a. Non-Judicial Case Study
Merupakan pendekatan studi kasus hukum yang tanpa
konflik sehingga tidak ada campur tangan dengan
pengadilan.
b. Judicial Case Study
Pendekatan judicial case study ini merupakan pendekatan
studi kasus hukum karena konflik sehingga akan melibatkan
campur tangan dengan pengadilan untuk memberikan
keputusan penyelesaian (yurisprudensi)
c. Live Case Study
Pendekatan live case study merupakan pendekatan pada
suatu peristiwa hukum yang prosesnya masih berlangsung
atau belum berakhir.
Penelitian Hukum Normatif-Empiris mengutamakan Data
Sekunder, baik Bahan Hukum Primer, Bahan Hukum Sekunder
dan Bahan Hukum Tersier. Data Sekunder tersebut kemudian
dikuatkan atau didukung dengan Data Primer, berupa interview
dengan narasumber terkait-sesuai dengan topik penelitian.
Teknik penentuan populasinya dengan menggunakan Non-
Random Purposive Sampling, yaitu salah satu teknik sampling
non-random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan
sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai

40
dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Berdasarkan penjelasan purposive
sampling tersebut, ada dua hal yang sangat penting dalam
menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu non random
sampling dan menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian
oleh peneliti itu sendiri.
3. Penelitian Hukum Sosiologis
Dikarenakan dalam penelitian ini meneliti orang dalam hubungan
hidup di masyarakat maka metode penelitian hukum empiris
dapat dikatakan sebagai penelitian hukum sosiologis. Metode
penelitian hukum sosiologis adalah suatu metode penelitian
hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata
dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa penelitian hukum yang
diambil dari fakta-fakta yang ada di dalam suatu masyarakat,
badan hukum atau badan pemerintah. Data yang digunakan
dalam jenis penelitian ini adalah Data Primer, dan dapat
dikuatkan atau didukung dengan Data Sekunder.
B. Jenis Data yang dibutuhkan
Dalam Penelitian, terdapat 2 (dua) jenis data, yaitu; Data Primer dan
Data Selkunder. Data adalah informasi yang telah dikumpulkan dalam
suatu kegiatan penelitian dengan berbagai metode. Dalam penelitian
Normatif, data yang digunakan adalah Data Sekunder. Data sekunder
dalam penelitian hukum dapat klasifikasikan atas 3 (tiga) tingkatan,
yaitu:
1. Bahan Hukum Primer, terdiri dari peraturan perundang-undangan
berdasarkan hierarkinya (sesuai Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011) sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
(UUD 1945);
b. Undang-Undang (UU) / Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) beserta Naskah Akademis (NA);
c. Peraturan Pemerintah (PP);
d. Peraturan Presiden (Perpres);
e. Peraturan Daerah (Perda);
f. Peraturan lain setingkat menteri yang dibuat secara sah;
g. Putusan Pengadilan.
Dalam penulisan skripsi pada Fakultas Hukum UPH harus jelas
disebutkan peraturan perundang-undangan sebagai data
sekunder yang dikumpulkan/digunakan.
2. Bahan Hukum Sekunder, seperti:
- Buku (ilmiah), hasil tulisan para pakar.
- Disertasi, Tesis, Skripsi.

41
- Jurnal Internasional, Jurnal Nasional Terakreditasi atau non
terakreditasi
- Kertas Kerja pada konferensi, seminar ilmiah, simposium
ilmiah yang penting, dll.
Bahan-bahan hukum sekunder yang digunakan juga harus
disebutkan dengan jelas satu persatu.
3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum untuk mendukung
kedua bahan hukum tersebut di atas seperti: abstrak; penerbitan
resmi pemerintah; notulen resmi; majalah ilmiah; dokumen;
kamus; website, dll.
Sedangkan untuk penelitian Normatif-Empiris dan Sosiologis, jenis
Data Sekunder tersebut didukung atau dikuatkan dengan Data Primer,
yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber
aslinya, melalui teknik wawancara langsung atau melalui sebuah
diskusi terarah.
C. Teknik/Metode Pengumpulan Data
Teknik (metode) yang digunakan untuk mengumpulkan atau
memperoleh data sekunder pada jenis penelitian Hukum Normatif dan
jenis Penelitian Normatif Empiris adalah ”Studi Kepustakaan”, karena
itu Peneltian Hukum Normatif sering juga disebut sebagai Peneltian
Hukum Kepustakaan.
Catatan: Harus diperhatikan bahwa seseorang peneliti yang
melakukan penelitian pergi ke luar atau jauh dari basis
penelitiannya, misalnya ke Bandung atau Surabaya bahkan
ke luar negeri sekalipun, tetapi bila data yang dikumpulkan
adalah data sekunder maka teknik pengumpulan datanya
adalah studi kepustakaan (library research), bukan
penelitian lapangan (field research).
Sedangkan untuk jenis penelitian Normatif Empiris dan jenis
Penelitian Sosiologis, teknik (metode) pengumpulan data adalah
dengan mengumpulkan atau memperoleh data primer dari
Narasumber, dapat menggunakan teknik wawancara tertutup ataupun
terbuka, dengan menggunakan teknik Non-Random Purposive
Sampling, dapat juga menggunakan teknik Sampling Focus Group
Discussion.
D. Pendekatan Analisis
Pendekatan analisis data adalah kegiatan untuk menganalisis setiap
data yang dikumpulkan sehingga dapat disusun atau dirumuskan
jawaban pada pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam
permasalahan penelitian. Dengan demikian, analisis data adalah
penataan, peringkasan, dan penafsiran data untuk memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah
penelitian. Seperti diketahui, penelitian hukum adalah penelitian
terhadap dengan menggunakan pendekatan asas-asas hukum,

42
sistematik hukum, sinkronisasi hukum (vertikal dan horizontal),
perbandingan hukum, dan sejarah hukum.
1. Pendekatan terhadap asas-asas hukum
Pendekatan ini dilakukan terhadap bahan-bahan hukum primer
misalnya suatu undang-undang yang berlaku apakah pasal-pasal
dalam undang-undang tersebut memenuhi, sesuai atau
bertentangan dengan asas-asas hukum yang dianut. Contoh dalam
Hukum Administrasi Negara seperti asas non retroaktif, asas non
diskriminatif, dan sebagainya, dalam Hukum Pidana seperti: asas
nebis in idem, asas presumption of innocence, dan sebagainya, dalam
Hukum Tata Negara seperti: asas negara hukum, asas bebas rahasia
dalam pemilu, asas negara kesatuan, dan sebagainya.
2. Pendekatan terhadap sistematika hukum
Pendekatakan ini dilakukan terhadap bahan-bahan hukum yang
dikumpulkan, misalnya yang mengatur hak, kewajiban,
kewenangan dan tugas warga negara, pemerintah, lembaga
legislatif, lembaga yudikatif, organisasi kemasyarakatan dan
sebagainya. Misalnya dalam Hukum Pidana, apakah penekanan,
intimidasi dan penyiksaan termasuk perusakan milik kelompok
kecil dalam masyarakat oleh organisasi tertentu yang disaksikan
aparat negara tetapi tidak berbuat apa-apa merupakan pelanggaran
HAM berat atau belum. Dalam Hukum Perdata misalnya, apakah
hak-hak anak yang lahir di luar nikah (resmi) sudah cukup dijamin
oleh peraturan perundang-undangan yang ada.
3. Pendekatan terhadap sinkronisasi hukum (horizontal dan
vertikal)
Pendekatan terhadap sinkronisasi hukum secara horizontal
dilakukan dengan menganalisis bahan-bahan hukum primer yang
telah dikumpulkan apakah ada peraturan yang sederajat seperti
satu undang-undang dengan undang-undang yang lain mengatur
materi yang sama tetapi tidak sinkron atau bertentangan satu sama
lain. Pendekatan terhadap sinkronisasi vertikal adalah analisis
terhadap satu pasal atau beberapa pasal dari suatu peraturan
perundang-undangan bertentangan atau tidak dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya.
4. Pendekatan terhadap perbandingan hukum
Pendekatan terhadap perbandingan hukum adalah analisis
terhadap ketentuan-ketentuan hukum tertentu dari negara lain
dengan hukum di Indonesia misalnya yang mengatur materi yang
sama, yang bisa dilakukan sebagai masukan pada perubahan
hukum di Indonesia. Tetapi bila yang dikaji adalah penerapan
hukum dari negara tersebut, untuk dibandingkan dengan
penerapannya di Indonesia, hal tersebut sudah termasuk penelitian
hukum sosiologis.

43
5. Pendekatan terhadap kasus hukum (case study)
Pendekatan terhadap kasus hukum adalah menganalisis bahan-
bahan hukum dengan berdasarkan kasus yang sudah ada
dimasyarakat. Kasus dapat berupa putusan yang sudah inkracht
(berkekuatan hukum tetap) ataupun yang belum. Kasus ini adalah
fenomena hukum yang tercatat oleh lembaga yang berwenang
untuk itu. Penelitian yang menggunakan pendekatan kasus putusan
pengadilan yang sudah inkracht diutamakan melakukan analisa
terhadap pertimbangan majelis hakimnya (rasio decidendi).

E. Analisis
Dalam menganalisis hasil penelitian, jenis penelitian hukum yang kita
gunakan sangat menentukan sifat analisisnya. Jika sasaran dalam
penelitian menguji kualitas substansinya norma hukum, maka
analisisnya bersifat kualitatif artinya rumusan pembenaran didasarkan
pada kualitas dari pendapat-pendapat para ahli hukum, doktrin, teori,
maupun dari rumusan norma hukum itu sendiri. Bahan hukum yang
diperoleh dalam penelitian ini, aturan perundang-undangan, dan
artikel yang dimaksud, penulis uraikan dan hubungkan sedemikian
rupa, sehingga disajikan dalam kajian yang lebih sistematis guna
menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Cara pengolahan
bahan hukum dilakukan secara metode deduktif yakni menarik
kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap
suatu permasalahan yang konkret dihadapi dan metode induktif adalah
metode berpikir dengan mengambil kesimpulan dari data yang bersifat
khusus. Sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Sutrisno, yaitu:
“….Berfikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-
peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-
peristiwa yang khusus, kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi
yang mempunyai sifat umum”. (Sutrisno, 1986: 42).

IV. Materi, Waktu, Syarat Kelulusan, Bobot Penilaian Sidang Tugas


Akhir dan Predikat Kelulusan
1. Materi Penilaian Sidang Tugas Akhir Skripsi dan Laporan Magang
Materi Penilaian Persentase Bobot
Penilaian
Penulisan Materi 50
Presentasi materi pada saat sidang 10
Penguasaan materi dan pengetahuan 40
pendukung

2. Waktu Sidang Tugas Akhir


Presentasi : 15 menit
Tanya Jawab:
Penguji I (Pembimbing) 15 menit

44
Penguji II 15 menit
Penguji III 15 menit +
Total 60 menit
3. Ketentuan Kelulusan Sidang Tugas Akhir Skripsi dan Laporan
Magang
Peserta dinyatakan lulus Sidang Tugas Akhir Skripsi dan Laporan
Magang, apabila nilai rata-rata dari total materi penilaian yang terdiri
dari penulisan materi, presentasi materi pada saat sidang,
penguasaan materi dan pengetahuan pendukung mencapai ≥ 60.

4. Nilai
Nilai lulus
90,00 – 100......................A
85,00 – 89,99...................A-
80,00 – 84,99...................B+
75,00 – 79,99...................B
70,00 – 74,99...................B-
65,00 – 69,99...................C+
60,00 – 64,99...................C
Nilai Tidak Lulus
55,00 – 59,99 ....................C-
40,00 – 54,99.....................D
00,00 – 39,99.....................E

5. Predikat Kelulusan dinyatakan sebagai berikut:


IPK Predikat
2,00 – 2,75 Cukup/Fair
2,76 – 3,00 Memuaskan/Satisfactory
3,01 – 3,50 Sangat Memuaskan/Very Good
3,51 – 3,75 Dengan Pujian/Cum Laude
3,76 – 3,90 Dengan Pujian Tinggi/Magna Cum Laude
3,91 – 4,00 Dengan Pujian Tertinggi/summa cum laude

V. Ketentuan tentang Syarat Kelulusan sebagai Sarjana Hukum di


Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
A. Kelulusan mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Strata 1 (S-1)
Fakultas Hukum – UPH sebagai Sarjana Hukum diputuskan dalam
Sidang Yudisium yang dipimpin oleh Wakil Rektor I (Bidang
Akademik) dan dihadiri oleh Pimpinan Fakultas Hukum beserta
Pimpinan Biro Administrasi dan Akademik Universitas Pelita Harapan.
B. Sebagai syarat kelulusan sebagai Sarjana Hukum, maka mahasiswa
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Persyaratan akademik :

45
a. Mahasiswa sudah lulus semua mata kuliah yang diwajibkan oleh
Program Studi sesuai kurikulum yang berlaku.
b. Jumlah sks yang telah diperoleh minimal 144 sks dan maksimal
160 sks.
c. Nilai mata kuliah yang harus memperoleh minimal C :
disesuaikan dengan Kurikulum yang berlaku bagi setiap
mahasiswa.
d. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum 2,00
e. Tidak ada nilai D dan E untuk semua mata kuliah yang diambil

2. Persyaratan administrasi
Mendaftarkan diri ke Sekretariat Fakultas Hukum UPH dengan
menunjukkan dokumen asli maupun fotokopi dari:
a. Transkrip Nilai terakhir yang dikeluarkan oleh Biro
Administrasi Akademik .
b. Kartu Studi Mahasiswa.
c. Surat Keterangan Bebas Tunggakan Keuangan dari Biro
Administrasi Keuangan.
d. Surat Keterangan Bebas Pinjaman Buku dari Perpustakaan UPH.
e. Surat Keterangan dari laboratorium-laboratorium UPH yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai
pinjaman alat-alat perangkat keras, perangkat lunak, maupun
buku-buku tertentu.

46
LAMPIRAN 6
TABEL PERBAIKAN UJIAN SIDANG TUGAS AKHIR

No Nama Penguji Pertanyaan/Kritik/Saran Perbaikan Hal pada


Skripsi/Lap
Magang

47

Anda mungkin juga menyukai