Anda di halaman 1dari 27

BAB II

PEMBAHASAN

1. SISTEM BILANGAN

A. Pengertian Sistem Bilangan

sistem bilangan adalah satu cara untuk mewakili besaran dari suatu item
fisik. Berfungsi sebagai penghubung seluruh perangkat komputer yang ada
baik dari segi perangkat kera, maupun perangkat lunak. “Sistem Bilangan
adalah suatu cara untuk mewakili data angka/numeric dalam sistem komputer,
baik integer maupun real.” (Sutanta, 2005:66).

B. Jenis-Jenis Bilangan
a. Sistem Bilangan Decimal.

Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan basis 10


angka mulai 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. Setelah angka 9, maka angka
berikutnya adalah 10, 11, 12, 13, 14 dan seterusnya. Bilangan desimal
disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh penulisan bilangan desimal :
14(10).

b. Sistem Bilangan Biner.

Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah
sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1.
Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz
pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem
bilangan berbasis digital.

c. Sistem Bilangan Octal.

Oktal atau sistem bilangan basis 8 adalah sebuah sistem bilangan


berbasis delapan. Simbol yang digunakan pada sistem ini adalah

3|Page UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


0,1,2,3,4,5,6,7. Konversi Sistem Bilangan Oktal berasal dari Sistem
bilangan biner yang dikelompokkan tiap tiga bit biner dari ujung paling
kanan (LSB atau Least Significant Bit).

d. Sistem Bilangan Heksadesimal


Heksadesimal atau sistem bilangan basis 16 adalah sebuah sistem
bilangan yang menggunakan 16 simbol. Berbeda dengan sistem bilangan
desimal, simbol yang digunakan dari sistem ini adalah angka 0 sampai 9,
ditambah dengan 6 simbol lainnya dengan menggunakan huruf A hingga
F. Sistem bilangan ini digunakan untuk menampilkan nilai alamat memori
dalam pemrograman komputer.
Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10adalah Sistem Bilangan yang
terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11), C(12),
D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2
unsur yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili
angka 11 dan seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15.

C. Mengkonversikan Bilangan
Konversi Bilangan Adalah suatu proses dimana satu system bilangan
dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain.

Berikut adalah cara mengkonversikan bilangan :

a. Konversi bilangan decimal ke biner.


Cara konversi bilangan desimal ke bilangan biner cukup mudah,
yaitu dengan membagi bilangan desimal ke basis bilangan biner yaitu 2,
hasilnya kemudian dibulatkan kebawah dan sisa hasil pembagiannya
disimpan atau dicatat. Lakukan pembulatan kebawah tersebut hingga
nilainya mencapai nol. Sisa pembagiannya tersebut kemudian diurutkan dari
yang paling akhir hingga yang paling awal. Sisa pembagian yang diurutkan
inilah merupakan hasil konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner.
Contoh :

4|Page UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


50/2 = 25 sisa bagi adalah 0
25/2 = 12 sisa bagi adalah 1
12/2 = 6 sisa bagi adalah 0
6/2  = 3 sisa bagi adalah 0
3/2 = 1 sisa bagi adalah 1
1/2 = 0 sisa bagi adalah 1

Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga
paling awal menjadi 1100102.

b. Konversi bilangan decimal ke octal

Untuk mengkonversikan bilangan desimal yang berbasis 10 ke


bilangan oktal yang berbasis 8, kita harus membagi bilangan desimal ke
basis bilangan oktal yaitu 8, hasilnya kemudian dibulatkan kebawah dan sisa
hasil pembagiannya dicatat dan disimpan. Lakukan pembagian dan
pembulatan tersebut hingga nilai akhirnya mencapai nol. Sisa pembagiannya
tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga yang paling
awal. Sisa pembagian yang diurutkan inilah merupakan hasil konversi
bilangan desimal menjadi bilangan oktal.

Contoh :

Konversikan bilangan desimal nilai 70 menjadi bilangan oktal :

70/8 = 8 sisa 6
8/8 = 1 sisa 0
1/8 = 0 sisa 1

Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga
paling awal menjadi 1068.

Jadi Hasil Konversi bilangan desimal 70 menjadi bilangan biner adalah


1068.

5|Page UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


c. Konversi bilangan decimal ke heksadesimal.

Cara konversi bilangan desimal ke bilangan heksadesimal sebenarnya


cukup mudah yaitu membagi bilangan desimal ke basis bilangan
heksadesimal yaitu 16. hasilnya kemudian dibulatkan kebawah dan sisa
hasil pembagiannya disimpan atau dicatat. Lakukan pembulatan kebawah
tersebut hingga nilainya mencapai nol. Sisa pembagiannya tersebut
kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga yang paling awal. Sisa
pembagian yang diurutkan inilah merupakan hasil konversi bilangan
desimal menjadi bilangan heksadesimal.

Contoh :

Konversikan bilangan desimal nilai 15010 menjadi bilangan heksadesimal :

150/16 = 9 sisa bagi adalah 6


9/16  = 0 sisa bagi adalah 9

Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga
paling awal menjadi 9616.
Jadi Hasil Konversi bilangan desimal 15010 menjadi bilangan heksadesimal
adalah 9616.

d. Konversi bilangan biner ke decimal.

Untuk Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Desimal, Kita hanya


perlu mengalikan Bilangan Biner yang ingin dikonversikan tersebut ke basis
bilangan biner itu sendiri yaitu 2 yang dipangkatkan 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan
seterusnya yang dimulai dari kanan. Silakan lihat contoh berikut ini :

Contoh :

1100102 = (1 x 25) + (1 x 24) + (0 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)


1100102 =  32 + 16 + 0 + 0 + 2 + 0
1100102 =  5010

6|Page UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


e. Konversi bilangan biner ke octal.

Untuk melakukan konversi biner ke oktal lakukan bagi setiap 3 digit


menjadi sebuah angka oktal dimulai dari paling kanan.

Contoh :
101102 = …….8 ?

1. Pertama-tama bagi menjadi kelompok yang terdiri dari 3 digit biner: 10


dan 110.
2. Kemudian konversi setiap kelompok dengan menggunakan perhitungan
konversi biner ke desimal.

3. Sehingga didapat 101102 = 268

f. Konversi Bilangan biner ke heksadesimal.

Konversi biner ke heksa desimal mirip dengan konversi biner ke oktal.


Hanya saja pembagian kelompok terdiri dari 4 digit biner. Selain itu untuk
nilai 10, 11, 12, .., 15 diganti dengan huruf A, B, C, …, F.

Contoh :
1110102 = …….16 ?

7|Page UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


1. Pertama-tama bagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4 digit biner:
11 dan 1010.
2. Kemudian konversi setiap kelompok dengan menggunakan
perhitungan konversi biner ke desimal.

3. Sehingga didapat 1110102= 3A16

8|Page UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


g. Konversi Bilangan octal ke decimal.

Untuk dapat mengkonversikan bilangan oktal ke bilangan desimal,


kita perlu mengalikan bilangan oktal tersebut ke basis bilangan oktal itu
sendiri yaitu 8 yang dipangkatkan 0, 1, 2, 3, 4 dan seterusnya yang dimulai
dari kanan. Berikut ini adalah contoh soal konversi bilangan oktal ke
bilangan desimal beserta penyelesaiannya.
Contoh :

2458 = (2 x 82) + (4 x 81) + (5 x 80)


2458 = (2 x 64) + (4 x 8) + (5 x 1)
2458 = 128 + 32 + 5
2458 = 16510

Jadi hasil konversi Bilangan Oktal 2458 ke Bilangan Desimal adalah 16510.

h. Konversi bilangan octal ke biner.


Cara untuk mengkonversikan bilangan oktal ke biner yaitu dengan
memecah satu persatu bilangan-bilangan oktal tersebut kemudian
dikonversikan ke bilangan biner 3 digit . Pengkonversian nya sama seperti
dari biner ke desimal , hanya saja harus ditulis dalam 3 digit biner . Contoh,
"3" apabila dikonversikan dari desimal ke biner hasilnya adalah "11" ,
namun pada oktal "3" apabila dikonversikan ke dalam bentuk biner menjadi
"011" . Perhatikan contoh konversi bilangan oktal ke biner berikut ini :

Contoh :

154(8) = .... (2)    154 oktal sama dengan berapa biner ?

Adapun cara pengerjaannya adalah seperti berikut ini :

9|Page UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


1.  Kita pisahkan 154 menjadi 1, 5 dan 4
2.  Kemudian kita konversi satu persatu ke biner 3 digit
3. 1  =  001          5  =  101             4  =  100
4. Maka di dapat bahwa :
154(8)=  001101100(2)    154 oktal sama dengan 001101100 biner

i. Konversi Bilangan octal ke heksadesimal.

Untuk perhitungan secara manual, konversi bilangan oktal ke desimal


dilakukan dengan mengkonversi bilangan oktal ke bilangan basis antara
terlebih dahulu. Ada dua cara yang sering digunakan untuk konversi oktal
ke hexadecimal. Cara pertama konversi dahulu bilangan oktal ke desimal,
lalu dari bilangan desimal tersebut dikonversi lagi ke heksadesimal. Cara
kedua adalah dengan menkonversi bilangan oktal ke bilangan biner, lalu
dari biner di konversi lagi menjadi bilangan heksadesimal. Cara kedua
merupakan cara yang paling sering digunakan.

Contoh :
3658 = …….16

1. Konversi bilangan oktal menjadi bilangan biner

3658 = 11 110 101 2

angka 3, 6, dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.


2. Kemudian bilangan biner tersebut dikelompokkan setiap 4 digit dimulai
dari yang paling kanan
3. Selanjutnya 4 digit biner transformasikan menjadi heksadesimal
11 110 101 2 = F516

10 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


j. Konversi Bilangan heksadesimal ke decimal .
Konversi bilangan Heksadesimal ke bilangan Desimal adalah proses
mengubah bentuk bilangan heksadesimal menjadi bentuk bilangan desimal
yang hasilnya masih tetap masih memiliki nilai yang sama. Untuk Konversi
bilangan Heksadesimal menjadi bilangan Desimal, kita perlu mengalikan
bilangan heksadesimal yang ingin kita konversikan dengan basis bilangan
heksadesimal itu sendiri yaitu 16 yang dipangkatkan dengan 0, 1, 2, 3, 4,
dan seterusnya yang dimulai dari kanan. Silakan lihat contoh soal berikut ini
:

Contoh :
5F116 = (5 x 162) + (15 x 161) + (1 x 160)
5F116 = (5 x 256) + (15 x 16) + (1 x 1)
5F116 = (1280) + (240) + (1)
5F116 = 152110

k. Konversi bilangan heksadesimal ke biner.

Untuk konversi heksa desimal ke oktal mirip dengan cara konversi oktal ke
desimal. Lakukan konversi heksadesimal ke biner terlebih dahulu lalu dari
binner di konversi lagi ke oktal.

Contoh :
F516 = …….8

11 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


1. Konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner

F516 = 1111 01012

angka F dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.


2. Kemudian bilangan biner tersebut dikelompokkan setiap 3 digit dimulai
dari yang paling kanan
3. Selanjutnya 3 digit biner transformasikan menjadi oktal
11 110 101 2 = 3658

l. Konversi bilangan heksadesimal ke octal.


Cara untuk mengkonversikan bilangan hexadesimal ke oktal yaitu
dengan mengkonversikan bilangan hexadesimal tersebut ke biner terlebih
dahulu kemudian bilangan biner tersebut dikonversikan ke bentuk oktal.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh konversi bilangan hexadesimal ke
oktal berikut ini :

Contoh konversi hexadesimal ke oktal :


9F4(16) = .... (8)    357 hexadesimal sama dengan berapa oktal ?

Adapun cara pengerjaannya adalah seperti berikut ini :

1. Kita pisahkan 9F4 menjadi  9, F dan 4 kemudian konversikan ke biner


2.     9  =  1001       F  = 15 = 1111        4  =  0100

12 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


3. Setelah dapat biner nya yaitu 100111110100, kemudian konversi biner
tsb ke hexadesimal
4. 100111110100 --------100 = 4     110 = 6     111 = 7    100 = 4
5. Maka di dapat bahwa 9F4 hexadesimal sama dengan 4764 oktal

13 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


2. ARITMATIKA
A. Pengertian Aritmatika.
Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani αριθμός = angka)
atau dulu disebut Ilmu Hitung merupakan cabang tertua (atau pendahulu)
matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata
"aritmatika" sering dianggap sebagai sinonim dari Teori Bilangan, tetapi
bidang ini adalah bidang Aritmatika tingkat Lanjut yang berbeda dengan
aritmatika Dasar
Aritmatika adalah ilmu hitung dasar yang merupakan bagian dari
matematika. Operasi dasar aritmatika adalah penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian, Walaupun operasi-operasi lain yang lebih canggih
(seperti persentase, akar kuadrat, pemangkatan, dan logaritma) kadang juga
dimasukkan ke dalam kategori ini. Perhitungan dalam aritmatika dilakukan
menurut suatu urutan operasi yang menentukan operasi aritmatika yang mana
lebih dulu dilakukan.
B. Operasi Aritmatika
a. Penjumlahan bilangan biner.
Dalam bilangan biner terdapat dua aturan dasar, antara lain:
0+0=0
1+0=1
0+1=1
1 + 1 = 1, simpan 1

Sebagai cara penjumlahan bilangan desimal yang kalian kenal


sehari-hari, penjumlahan bilangan biner juga harus selalu memperhatikan
carry (sisa) dari hasil penjumlahan pada tempat yang lebih rendah.

14 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


Dalam contoh diatas, telah dilakukan penjumlahan 8 bit tanpa carry,
sehingga hasil penjumlahnya masih berupa 8 bit data. Untuk contoh berikutnya
akan dilakukan penjumlahan 8 bityang menghasilkan carry.
Contoh II :

Hasil penjumlahan diatas menjadi 9 bit data, sehingga untuk 8 bit


data, hasil penjumlahannya bukan merupakan jumlah 8 bit data A dan B
tetapi bit yang e-8 (dihitung mulai dari 0) atau yang disebut carry juga
harus diperhatikan  sebagai hasil penjumlahan.

b. Pengurangan bilangan biner


Pada bilangan biner terdapat dua cara dalam pengurangan yakni dengan 1s
complement dan 2s complement, Perbedaan diantara keduanya antara lain:
I. 1s Complement
merupakan sebuah cara untuk membalikkan bilangan negatif
menjadi positif (sebab sebenarnya dalam bahasa komputer tidak kenal
operasi pengurangan). Sehingga operasi pengurangan ini akan menjadi
penjumlahan.

15 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


1s complement dari sebuah bilangan dilakukan dengan mengubah 0
menjadi 1 dan 1 menjadi 0. Sebagai contoh:

II. 2S Complement
2s complement kurang lebih mempunyai fungsi yang sama dengan 1s
complement yakin membuat sebuah bilangan negatif menjadi positif.
Tetapi cara 2s complement sedikit ada perbedaan yakni 1s
complement yang ditambah dengan 1. Sebagai contoh:

Sehingga 2s complement dari 10001 yaitu 01111 dan 1s complement-


nya yaitu 01110.

16 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


c. Perkalian bilangan biner.

Pada perkalian biner pada dasarnya sama dengan perkalian


desimal,bedanya hanya nilai yang dihasilkan hanya 0 dan 1. 

Bergeser 1 ke kanan setiap dikalikan 1 bit pengali

Setelah proses perkalian masing-masing bit pengali selesai, lakukan


penjumlahan masing-masing kolom bit hasil.

Contoh 1 :

Contoh 2 :

17 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


d. Pembagian bilangan biner.

Pembagian biner pada dasarnya sama dengan pembagian desimal, bedanya


nilai yang dihasilkan hanya 0 dan 1

Bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari sebelah kiri. Apabila nilainya
lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit tersebut. Jika setelah bergeser
1 bit nilainya masih dibawah bit pembagi, maka hasil bagi sama dengan 0.

Contoh 1 :

Contoh 2 :

18 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


e. Penjumlahan bilangan octal.

Berikut adalah tahapan untuk operasi penjumlahan oktal, antara lain:

 tambahkan masing-masing kolom secara desimal


 rubah dari hasil desimal ke dalam bilangan oktal
 tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil oktal
 jika hasil penjumlahan pada masing-masing kolom terdiri dari dua digit,
maka digit paling kiri adalah carry of untuk penjumlahan kolom
berikutnya.
 sisa akan muncul atau terjadi apabila jumlahnya sudah melebihi 7 pada
setiap tempat.

Contoh 1 :

Contoh 2 :

19 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


f. Pengurangan bilangan octal
Pada pengurangan bilangan octal lakukan pengurangan secara
berurutan mulai dari digit sebelah kanan. Jika bilangan yang dikurangi
lebih besar, maka hasilnya akan  ditempatkan sebagai hasil
pengurangan Octal, apabila jika bilangan yang dikurangi lebih kecil, maka
akan terjadi borrow (pinjam) 1 dari digit di sebelah kirinya. Pada
bilangan Decimal, angka satu yang dipinjam bernilai 10 sedangkan pada
bilangan Octal angka 1 ini bernilai 8.  Perhatikan contoh di bawah!

Contoh 1 :

Contoh 2 :

20 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


6745(8) - 3412(8) = ..........(8)
Langkah-langkah penyelesainan:
6745
3412
----- (-)
6-3=3
7-4=3
4-1=3
5-2=3
Jadi 6745(8) - 3412(8) = 3333(8)
g. Perkalian bilangan octal.

Pada perkalian bilangan octal sebenarnya sama saja dengan proses


perkalian pada bilangan decimal atau yang biasa kita lakukan. Hanya saja
angka dalam bilangan octal hanya terdiri dari angka 0 sampai 7 atau
berbasis delapan (delapan digit).

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.


1) Kalikan masing-masing kolom secara desimal.
2) Ubah dari hasil desimal ke oktal.
3) Tuliskan hasil daridigit paling kanan dan hasil oktal.
4) Jika hasil perkalian tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan simpanan untuk dijumlahkan pada hasil perkalian kolom
selanjutnya.
Contoh 1:

21 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


Contoh 2 :

Hitunglah hasil dari perkalian bilangan octal di bawah ini!


16 x 14 = .....
atau
16
14  x
....
Penyelesaian
Tahap 1
Kalikan angka 4 dengan 16 secara desimal, kemudian langsung dirubah
kedalam bentuk octal.
4 x 16 =.....
4 x 6 = 2410 --> karena 24 > 8, maka dirubah kedalam bentuk octal menjadi
24 : 8 = 3 sisa 0 maka hasilnya = 308 (angka 0 (nol) ditulis dan angka 3
disimpan untuk digabungkan ke perhitungan berikutnya)
4 x 1= 410 --> karena 4 < 8 maka hasilnya 410 = 48, tetap angka 4 dalam
octal. Sehingga hasilnya menjadi 4 + 3 = 7 (Angka 3 dari sisa perhitungan
sebelumnya)
Maka hasil dari 4 x 16 = 70
Tahap 2

22 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


Kalikan angka 1 dengan 16 secara desimal, kemudian langsung dirubah
kedalam bentuk octal.
1 x 16 = ....
1 x 6 = 6, dalam octal hasilnya = 6
1 x 1 = 1, dalam octal hasilnya = 1
Maka hasil dari 1 x 16 = 16
Tahap 3
Tuliskan seperti hasil dari perhitungan perkalian bersusun, seperti berikut
ini:

h. Pembagian bilangan octal.


Pada pembagian bilangan octal sebenarnya sama saja dengan
proses pembagian pada bilangan octal atau yang biasa kita lakukan. Hanya
saja angka dalam bilangan octal hanya terdiri dari angka 0 sampai 7,
berbasis delapan (delapan digit).
Contoh :

23 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


i. Penjumlahan bilangan heksadesimal.

Jumlahkan secara berurutan mulai dari digit paling kanan. Untuk dua
bilangan yang dijumlahkan, jika hasil penjumlahan lebih dari 15 akan
terjadi carry 1, kemudian hasil penjumlahan dikurangi 16 yang akan
disimpan sebagai hasil penjumlahan Hexadecimal. Perhatikan contoh di
bawah!

Contoh 1:

24 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


Contoh 2 :

j. Pengurangan bilangan heksadesimal.


Pada pengurangan apabila bilangan yang dikurangi lebih kecil
dibandingkan dengan bilangan pengurangnya maka akandilakukan
peminjaman (borrow) pada tempat yang lebih tinggi (dengan nilai 16).

Contoh 1 :

FBC
321
----- (-)

25 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


C - 1 = 12 -1 = 11, hasil pengurangan adalah B

B - 2 = 11 - 2 = 9, hasil pengurangan adalah 9

F - 3 = 15 - 3 = 12, hasil pengurangan adalah C

Hasil pengurangan Hexadecimal adalah yang berwarna merah, jadi


FBC(16) - 321(16) = C9B(16)

Contoh 2 :

k. Perkalian bilangan heksadesimal.

Berikut adalah tahapan untuk operasi perkalian heksadesimal, antara lain:

1. kalikan masing-masing kolom secara


2. rubah dari hasil desimal ke oktal
3. tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil bilangan oktal
4. jika hasil perkalian pada masing-masing kolom terdiri atas 2 digit, maka
digit paling kiri adalah carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian
kolom berikutnya.

Contoh 1 :

26 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


Contoh 2 :

l. Pembagian bilangan heksadesimal.


Dalam Pembagian Heksadesimal caranya hampir sama dengan
pembagian desimal hanya saja bilangan harus dibagikan secara
heksadesimal.
Untuk mempermudahkan pembagian, dibuat perkalian 1 sampai F dari
angka yang akan membagikan. Jika suatu pembagian memiliki sisa, maka
akan menjadi remainder(sisa) yang dilambangkan R.

Contoh :

27 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


3. Implementasi Sistem Digital.

Representasi Sistem Digital merupakan suatu sistem yang mempunyai


logika 1 dan logika 0. Logika 1 dianalogikan sebagai keadaan ON, sedangkan
logika 0 dianalogikan sebagai keadaan OFF. Semua alat yang menggunakan
layar LCD bisa dikatakan sebagai sistem digital, karena untuk mengaktifkan
LCD tersebut juga menggunakan logika 1 dan logika 0, sehingga bisa
menampilkan berbagai macam karakter. Berikut ini adalah conntoh-contoh dari
Representassi Sistem Digital dalam kehidupan sehari-hari beserta
penjelasannya :

28 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


 Clam Meter Digital (clam meter digital dapat digunakan untuk mengukur
arus dan tegangan listrik dimana penunjukkan nilainya secara digital
dengan nilai angka yang tertera pada LCD alat tersebut)
 Timer pada Rambu-rambu Lalu Lintas (timer pada rambu-rambu lalu
lintas menggunakan waktu yang disetting sesuai kebutuhan dan
ditunjjukkan dengan angka yang tertera pada seven segmen)
 Bel Listrik (pada bel listrik ketika saklar ditekan maka bel akan berbunyi
dan saat saklar dilepas maka bel akan mati)
 Kotak Kontak (kotak kontak akan mengalirkan arus ketika steker
ditancapkan dan arus akan terputus jika steker dilepas)
 Jam Digital (waktu yang ditunjukkan pada jam digital nilainya langsung tertera
pada seven segmen dan ditandai dengan angka yang berganti untuk menujjukkan
detik, menit, jam, tanggal, bulan, dan tahun)
 SMS pada Hand Phone (saat kita menulis/mengetik SMS pada hand phone,
huruf atau angka yang kita ketik akan langsung terlihat pada layar LCD
sesuai dengan yang kita  ketik pada key pad hand phone)
 Kontaktor Magnetik (saat kontaktor magnetik dialiri arus maka kontaktor
akan bekerja sebagai saklar dan jika kontaktor tidak dialiri arus maka
kontaktor tidak bisa berfungsi menjadi saklar)
 Relay Magnetik (relay dapat digunakan sebagai saklar yang bekerja
berdasarkan kemagnitan, dimana saat ada tegangan maka relay akan
menghubungkan arus dan jika tidak diberi tegangan maka relay tidak bisa
menghubungkan arus)
 Kran Air (saat kran dibuka maka air akan mengalir dan jika kran ditutup
maka air akan berhenti mengalir)
 Efek Gitar Listrik (efek gitar listrik digunakan untuk memberikan efek
suara pada gitar, dimana saat efek dipilih maka secara langsung type suara
pada gitar dapat diubah sesuiai dengan efek suara yang dipilih)

29 | P a g e UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

Anda mungkin juga menyukai