Anda di halaman 1dari 3

MATERI PERTEMUAN 7 BILANGAN DIGITAL

Setelah mempelajari konsep teknologi digital dan perkembangan media


penyimpanan data, untuk materi pertemuan berikut kamu akan mempelajari
mengenai transmisi data yang meliputi pengetahuan dasar mengenai
bilangan yang biasa digunakan pada sistem digital yaitu Bilangan desimal,
biner, oktal dan heksadesimal. Kemudian kamu akan mempelajari mengenai
sinyal yaitu sinyal analog dan sinyal digital terakhir kamu akan mempelajari
media transmisi data.
A. Bilangan Desimal, Biner, Oktal, dan Heksadesimal
Banyak sistem bilangan yang dapat dipakai dalam melaksanakan
perhitungan. Namun ada beberapa sistem bilangan yang telah jarang
dipakai bahkan sudah tidak dipakai sama sekali lagi dan ada pula sistem
bilangan yang hanya dipakai pada hal-hal tertentu saja. Sistem bilangan
limaan (quinary), dipergunakan oleh orang Eskimo dan orang Indian di
Amerika Utara zaman dahulu.
Karena semua perangkat elektronika digital merupakan sistem digital yang
bersifat saklar (switch), sistem bilangan yang paling sesuai untuk perangkat
ini adalah sistem bilangan biner (binary). Kemudahan dalam mengkonversi
bilangan biner ke bilangan oktal atau heksadesimal (dan sebaliknya)
membuat bilangan oktal dan heksadesimal juga banyak dipakai dalam
dunia digital, terutama pada proses pengkodean. ada empat basis
bilangan yang sering digunakan yaitu:

1. Bilangan Desimal
Sistem bilangan desimal merupakan bilangan yang biasa digunakan
oleh manusia dalam berhitung. Sistem bilangan ini terdiri dari 10 angka
(atau lambang), yaitu D = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Sistem bilangan
desimal disebut juga sebagai sistem bilangan basis 10, karena memiliki
anggota angka (lambang) sebanyak 10 buah. Ciri suatu bilangan
desimal adalah adanya tambahan subskrip des atau 10 di akhir
bilangannya. Namun, bilangan tanpa subskrip apapun juga dapat
dikatakan sebagai bilangan desimal.
Contoh:
421des = 42110 = 421

2. Bilangan biner
Sistem bilangan biner merupakan sistem bilangan basis dua. Pada
sistem bilangan ini hanya dikenal dua lambang, yaitu B = 0, 1. Digit
bilangan biner dinamakan binary digit (bit). Empat bit bilangan biner
dinamakan nibble. Delapan bit dinamakan byte. Sejumlah bit yang
terdiri dari karakter berupa huruf, angka, atau lambang khusus
dinamakan word.
Ciri suatu bilangan biner adalah adanya tambahan subskrip bin atau 2
di akhir bilangannya.
Contoh:
10101011bin = 101010112
3. Bilangan Oktal
Sistem bilangan oktal merupakan sistem bilangan basis delapan. Pada
sistem bilangan ini terdapat delapan lambang, yaitu O = 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7. Karena oktal dan heksa merupakan pangkat dari dua, maka kedua
sistem bilangan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Bilangan
oktal berkaitan dengan prinsip biner. Ciri sistem bilangan oktal adalah
adanya tambahan subskrip okt atau 8 di akhir bilangannya.
Contoh:
1161okt = 11618

4. Bilangan Heksadesimal
Sesuai namanya, sistem bilangan heksadesimal ini merupakan sistem
bilangan basis enam-belas. Penerapan format heksadesimal banyak
digunakan pada penyajian lokasi memori, penyajian isi memori, kode
instruksi, dan kode yang merepresentasikan alfanumerik dan karakter
non-numerik. Pada sistem bilangan ini terdapat enam-belas lambang,
yaitu H = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A=10, B=11, C=12, D=13, E=14, F=15.
Ciri bilangan heksadesimal adalah adanya tambahan subskrip heks atau
16 di akhir bilangannya.
Contoh:
12CF416

B. KONVERSI BILANGAN
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan konversi bilangan adalah proses
mengubah bentuk bilangan yang satu ke bentuk bilangan lainnya yang
masih memiliki nilai yang sama. Konversi bilangan desimal ke bilangan
biner berarti mengubah bentuk bilangan desimal menjadi bentuk
bilangan biner yang hasilnya tetap masih memiliki nilai yang sama.
1. Konversi bilangan desimal ke biner
Cara konversi bilangan desimal ke bilangan biner cukup mudah, yaitu
dengan membagi bilangan desimal ke basis bilangan biner yaitu 2,
hasilnya kemudian dibulatkan kebawah dan sisa hasil pembagiannya
disimpan atau dicatat. Lakukan pembulatan kebawah tersebut hingga
nilainya mencapai nol. Sisa pembagiannya tersebut kemudian diurutkan
dari yang paling akhir hingga yang paling awal. Sisa pembagian yang
diurutkan inilah merupakan hasil konversi bilangan desimal menjadi
bilangan biner.
Contoh:
Konversikan bilangan desimal nilai 50 menjadi bilangan biner :
50/2 = 25 sisa bagi adalah 0
25/2 = 12 sisa bagi adalah 1
12/2 = 6 sisa bagi adalah 0
6/2 = 3 sisa bagi adalah 0
3/2 = 1 sisa bagi adalah 1
1/2 = 0 sisa bagi adalah 1
Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir
hingga paling awal menjadi 1100102.
Jadi Hasil Konversi bilangan desimal 50 menjadi bilangan biner
adalah 1100102 atau 5010 = 1100102
2. Konversi bilangan desimal ke oktal
Untuk mengkonversikan bilangan desimal yang berbasis 10 ke bilangan
oktal yang berbasis 8, kita harus membagi bilangan desimal ke basis
bilangan oktal yaitu 8, hasilnya kemudian dibulatkan kebawah dan sisa
hasil pembagiannya dicatat dan disimpan. Lakukan pembagian dan
pembulatan tersebut hingga nilai akhirnya mencapai nol. Sisa
pembagiannya tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir
hingga yang paling awal. Sisa pembagian yang diurutkan inilah
merupakan hasil konversi bilangan desimal menjadi bilangan oktal.
Konversikan bilangan desimal nilai 70 menjadi bilangan oktal :
70/8 = 8 sisa 6
8/8 = 1 sisa 0
1/8 = 0 sisa 1
Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir
hingga paling awal menjadi 1068.
Jadi Hasil Konversi bilangan desimal 70 menjadi bilangan oktal
adalah 1068.

3. Konversi bilangan desimal ke hexadesimal


Yang dimaksud dengan Konversi Bilangan Desimal ke bilangan
Heksadesimal adalah proses mengubah bentuk bilangan desimal
menjadi bentuk bilangan heksadesimal yang masih memiliki nilai yang
sama. Cara konversi bilangan desimal ke bilangan heksadesimal
sebenarnya cukup mudah yaitu membagi bilangan desimal ke basis
bilangan heksadesimal yaitu 16. hasilnya kemudian dibulatkan kebawah
dan sisa hasil pembagiannya disimpan atau dicatat. Lakukan
pembulatan kebawah tersebut hingga nilainya mencapai nol. Sisa
pembagiannya tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir
hingga yang paling awal. Sisa pembagian yang diurutkan inilah
merupakan hasil konversi bilangan desimal menjadi bilangan
heksadesimal.
Konversikan bilangan desimal 152110 menjadi bilangan heksadesimal :
1521/16 = 95 sisa bagi adalah 1
95/16 = 5 sisa bagi adalah 15 atau dalam heksadesimal adalah F
5/16 = 0 sisa bagi adalah 5
Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir
hingga paling awal menjadi 5F116.
Jadi hasil konversi bilangan desimal 152110 menjadi bilangan
heksadesimal adalah 5F116.

Anda mungkin juga menyukai