Anda di halaman 1dari 4

ANTIBIOTIK

Oleh

drh. Husnul Khatimah

Antibiotik berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata “anti” berarti melawan dan
kata “bios” berarti hidup. Jadi antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun
sintetik yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia didalam
organisme khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Jadi antibiotik digunakan untuk
melawan bakteri supaya tidak menyebabkan infeksi pada hewan maupun manusia.

Cara kerja antibiotik dalam memerangi bakteri dibedakan mejadi:

1. Antibiotik bakterio statik


Akan memerangi bakteri dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri (tidak
langsung membunuh) dengan mengganggu sintesis protein bakteri yang kemudian
bakteri akan dibunuh didalam tubuh oleh sistem kekebalan tubuh.contoh yg sering
digunakan adalah spectinomycin, tetracyclin, sulfonamid dan macrolide,
chloramphenicol, eritromicin, tilosin, nitrofuran.
2. Antibiotik baktericida
Akan membunuh bakteri secara langsung dengan merusak dinding sel luiar,
membransel bagian dalam, dan merusak susunan kimia bakteri. Contoh yang sering
digunakan adalah penicilin, polymixcin, quinolone, neomicin, streptomisin,
bacitrasin.

Selain cara kerja diatas, antibiotik juga dibedakan berdasarkann target sasaran
khususnya, yaitu:
a. Antibiotik spektrum luas : membunuh bakteri patogen, bakteri gram (+) dan gram
(-) bahkan mycoplasma
b. Antibiotik spektrum sempit: bila antibiotik tersebut digunkan untuk bakteri gram
(-) atau Gram (+) saja seperti colistin yang hanya mampu membunuh bakteri gram
(-).
Pengelompokan antibiotik

Mekanisme kerja Golongan antibiotik


Menggangu pembentukan dinding sel Penicilin (Ampicilin, Amoxicilin)
Mengganggu pemebntuk membran sel  Aminoglikosida (streptomycin)
 Peptida (colistin)
Mengganggu sintesis protein  Tetracycline
 Makrolida
 Aminoglikosida
 Diaminopirimidin (thrimetophrim)
Mengganggu pembentukan DNA (transkripsi fluoroquinolone
dan replikasi)
Bekerja menghambat metabolisme bakteri sulfanomide
Jenis-jenis antibiotik yang sering digunakan pada unggas:

Jenis antibiotik Mekanisme kerja Spektrum


PENISILIN: Bakteriostatik Luas
 Ampicilin
 Amoxicilin
 Oksasilin

AMINOGLIKOSIDA Baktericida Sempit


 Streptomicin  Target gram (-)
 Gentamicin  Target gram (-) enterobacter

 Kanamicin  Target gram (-)


 Neomicin  Target gram (-)

MAKROLIDA Bakteriostatik Sempit


 Eritromicin  Target gram (+) Mycoplasma
 Target gram (+)
 Spiramicin
 Target gram (+)
 Linkomicin
FLUOROQUINOLONES Baktercida Luas
 Enrefloxacin
 Ciprofloxacin
 Norfloxacin
TETRASIKLIN Bakteriostatik Luas dan Mycoplasma
 Doksisiklin
 Oksitetrasiklin
 Klortetrasiklin
SULFANOMID dan Bakteriostatik Luas
THRIMETROPHIM

Hal-hal yang harus diperhatikan saat pemberian antibiotik


Saat diaplikasikan di lapangan, hal-hal yang harus diperhatikan terkait dengan pemberian
antibiotik ialah:

 Antibiotik yang termasuk dalam golongan aminoglikosida (Koleridin) dan golongan


sulfonamide (Trimezyn-S, Collimezyn) tidak boleh digunakan pada kondisi
gangguan ginjal seperti pada kasus Gumboro dan IB, dimana terjadi kebengkakan
pada ginjal sehingga akan memperberat kerja ginjal.

 Antibiotik golongan sulfonamide jangan digunakan bersamaan dengan vitamin B atau


asam amino. Oleh karena itu, bila ingin memberikan multivitamin yang memiliki
kandungan vitamin B atau asam amino, sebaiknya setelah pengobatan antibiotik
sulfonamide selesai dilakukan.

 Antibiotik golongan fluoroquinolon (Neo Meditril, Doctril) dan tetracycline


(Doxyvet), jika diberikan per oral sebaiknya jangan dicampur dengan Ca2+ (kalsium),
Mg2+ (magnesium), dan Al3+(aluminium) karena dapat menurunkan penyerapan obat
di saluran cerna. Contoh produk Medion yang memiliki kandungan Ca2+, Mg2+, Al3+
ialah Vita Stress, Neobro dan Aminovit.

Resistensi antibiotik

Resistensi antibiotik adalah sebuah kondisi meningkatnya ketahanan bakteri terhadap daya
kerja antibiotik tertentu. Akibatnya, bakteri menjadi tidak sensitif dan dibutuhkan dosis
antibiotikyang lebih besar untuk membasmi bakteri tersebut. Resistensi antibiotik pertama
terjadi akibat pemberian dosis yang tidak sesuai, pemilihan antibiotik yang tidak tepat dan
pengobatan yang tidak tuntas. Penyebab kedua, karena antibiotik dari golongan yang sama
digunakan secara terus-menerus. Dan penyebab ketiga berasal dari bakteri itu sendiri,
misalnya akibat bakteri mengalami mutasi genetik, enzim maupun perubahan reseptor pada
tubuh bakteri tersebut. Solusi yang tepat untuk mengatasi resistensi ini ialah dengan
mengombinasikan obat secara sinergis, serta yang terpenting yaitu melakukan rolling
antibiotik. Yang dimaksud dengan rolling antibiotik adalah menggunakan atau memberikan
antibiotik dari golongan berbeda setiap interval 3-4 kali periode pengobatan. 

Anda mungkin juga menyukai