Anda di halaman 1dari 2

Radioterapi biasanya tidak jauh dari kanker, dimana adanya perbedaan antara sel normal dengan

sel kanker biasanya dengan sel normal yang tidak baik kondisinya dan terdapat kerusakan akan
mati. Sedangkan pada sel kanker apabila mengalami kerusakan tidak akan mati sehingga akan
terus berkembang dan menciptakan suatu jaringan yang akan merusak jaringan sehat dalam tubuh
kita. Sebenarnya didunia ini terdapat 3 tatalaksana utama untuk kanker yang sudah diakui seperti
pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Dalam radioterapi berfungsi untuk terapi primer sebagai
terapi kuratif primer, terapi ajuvan untuk pembedahan dan kemoterapi, dan terapi paliatif. Ketiga
unsur tatalaksana utama tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam menangani kanker.

Radiasi awalnya ditemukan oleh Marie Curie pada tahun 1911 dan radiasi sudah dimanfaatkan
manusia dibidang medis untuk dijadikan sebagai diagnostic dan terapi. Terdapat sekitar 2/3 kasus
kanker yang membutuhkan radioterapi dalam tatalaksananya. Adapun perkembangan radioterapi
sedemikian hebatnya apabila dibandingkan sejak pertama kali ditemukan. Sumber radioterapi
terdapat dua yaitu Mesin Cobalt-60 dan Linear Accelerator (LINAC). Pada Mesin Cobalt-60
merupakan bahan radioaktif cobalt alami yang memencarkan radiasi selama peluruhannya menjadi
nickel-60. Sedangan LINAC menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk
mengakselerasi electron menjadi energy tinggi melalui tabung vakum linear.

Mekanisme radiasi membunuh sel kanker diawali dengan pemutusan pada DNA dimana apabila
rusak maka seluruh sel akan rusak, kebanyakan sel yang mati biasanya terjadi Double-Stranded
Break sedangkan pada Single-Stranded Break hanya satu kemungkinan. Jadi kedua mekanisme ini
merupakan mekanisme langsung. Adapun prinsip radioterapi yaitu memberikan dosis sebesar-
besarnya pada tumor dengan memberikan dosis sekecil-kecilnya pada jaringan sehat (Therapeutic
Ratio), kemudian perkembangan radioterapi adalah pada teknik tentang bagaimana agar prinsip
tersebut dapat dilakukan semaksimal mungkin. Teknologi terbaru radioterapi memungkinkan untuk
mendapatkan distribusi dosis yang baik ke tumor dan melindungi jaringan sehat sehingga tumor
kontrol dan angka kesembuhan meningkat.

External Beam Radiotherapi (EBRT) merupakan metode radioterapi yang menggunakan pesawat
LINAC (Linear Accelerator atau Cobalt-60). Membutuhkan simulator/Ct. Simulator, dan alat bantu
penyinaran, dilakukan dengan perhitungan dosis terhadap tumor dan jaringan sehat sebelum
radiasi. Adapun jenis teknik yang dapat dilakukan pada EBRT seperti 2D Konvensional, 3D
Conformal Radiotherapy, IMRT, IGRT, SRS, SRT (Gamma Knife/X-Knife), Fungsional Radiotherapy
(Fusi PET Scan/MRI/MRS), dan Heavy Ion (Proton, Carbon).

Brakiterapi merupakan metode radioterapi yang memasukkan zat radioaktif melalui aplikator untuk
sementara waktu yang telah diperhitungkan , menggunakan perhitungan Inversquare Law,
pemasangan aplikator Interstitial dikamar operasi, dilanjutkan dengan planning dan penyinaran.
Efek samping akut yang terjadi akibat radioterapi tergantung pada area penyinaran seperti pada
kepala dan leher yaitu mulut kering, air liur yang mengental, sakit tenggorokan, sulit menelan, mual,
sariawan, kerusakan pada gigi. Pada tenggorokan, leher dan dada yaitu gangguan menelan, bum
sensation, batuk, serak/perubahan suara. Pada perut dan panggul yaitu mual, muntah, diare, cystitis
dan disfungsi seksual. Pada kulit yaitu dermatitis radiasi gr’I-IV. Mungkin saja seseorang tidak
mengalami efek samping sementara yang lain mengalami beberapa efek samping secara sekaligus,
sebagian besar efek samping bersifat semnetara dan mampu untuk dikendalikan dan yang
terpenting akan segera hilang setelah terapi selesai.

Anda mungkin juga menyukai