Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 1 :

1. ARIFAH NUR MAHMUDAH (1920901075)


2. INAS ATIKAH DWI SHETRA (1920901096)
3. MAWAR RIAS SUSANTO (1930901105)

BROKEN HOME

Kami mengambil tema ini karena berdasarkan kisah nyata yang sering kita
temui, sebagai anak remaja yang frustasi atau depresi karena beragam masalah
yang muncul dengan berbagai alasan, faktor utamanya adalah orang tua.
Sebagaimana kita ketahui bahwa keluarga adalah harta terindah yang kita miliki
bahkan melebihi harta sekalipun, itu mungkin anggapan untuk orang-orang yang
memiliki keluarga harmonis, namun tidak dengan anak broken home, mungkin
kebersamaan keluarga itu terbilang mustahil dan jika ada itu sangat berharga
bahkan tak terlupakan seumur hidup.

Kebersamaan keluarga membuat korban anak broken home mempunyai


rasa iri yang berlebihan karena kurang rasa kasih sayang kedua orang tuanya.
Seperti yang telah diketahui bahwa fungsi keluarga adalah memberi pengayoman
sehingga menjamin rasa aman, maka dalam masa kritisnya remaja sungguh-
sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut bukan malah sebaliknya. Bahkan
sebagian masyarakat menganggap bahwa anak dari keluarga broken home pasti
nakal, tidak mempunyai masa depan yang cerah, bahkan dianggap tidak berguna,
sebenarnya broken home. Stigma-stigma seperti ini harus dipatahkan, karena
broken home bukan berarti broken child. Stigma ini juga akan berpengaruh pada
psikis anak-anak korban broken home. Mereka akan menyendiri dan sulit
bersosialisasi.

Disaat semua orang asik bercanda gurau dengan orang tuanya anak broken
home malah diberi pilihan untuk kehidupan kedepanya. Anak korban broken
home yang masih polos harus menghadapi rasa bingung karena diberi pilihan dari
kedua orang tuanya, yaitu ingin tinggal bersama ibunya atau ayahnya. Mereka
bingung bahkan bersedih karena dalam hati kecilnya ia sayang keduanya dan tak
bisa memilih. Yang mana akibat itu menimbulkan banyak faktor yang
menyebabkan psikis anak menjadi buruk seperti terlibat kenakalan, anak menjadi
dewasa dari seumurannya dan anak menjadi susah untuk bersosalisasi di
masyarakat karena kurangnya rasa percaya diri. Bahkan ada yang sampai bunuh
diri karena tidak menerima perpisahan kedua orang tuanya. Seharusnya
masyarakat dapat merangkulnya bukan malah mengucilkannya .

Anda mungkin juga menyukai