Anda di halaman 1dari 21

Judul: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERNUANSA ISLAMI PADA


MATERI POKOK PECAHAN KELAS VII SEMESTER GASAL SMP
NEGERI .... TAHUN PELAJARAN 2011/2012 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang
dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam
proses pembelajaran hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu, agar dapat
dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran di kelas, maka
program pembelajaran tersebut harus dirancang oleh guru dengan memperhatikan berbagai
prinsip yang telah terbukti keunggulannya secara empirik.
Pembelajaran matematika di sekolah dapat efektif dan bermakna bagi siswa jika proses
pembelajarannya memperhatikan konteks siswa. Konteks nyata dari kehidupan siswa
meliputi latar belakang fisik, keluarga, keadaan sosial, politik, agama, budaya dan kenyataan
hidup lainnya.
Pembelajaran matematika khususnya pada materi pecahan seharusnya dilakukan dengan
melibatkan peserta didik belajar aktif agar pembelajaran berjalan dua arah. Pembelajaran
pada materi pecahan di sekolah sebaiknya juga dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai
keislaman agar suasana pembelajaran lebih religius. Contoh ptk matematika smp pdf Selain
itu pembelajaran materi pecahan dapat dilakukan untuk mengukur kemampuan komunikasi
matematika peserta didik karena operasi bilangan pecahan memiliki ciri yang berbeda dan
lebih rumit dari pada bilangan bulat. Hal ini menjadikan peserta didik mampu
mengungkapkan gagasannya dan mengidentifikasikan dari permasalahan sehari-hari dalam
bahasa matematika ataupun sebaliknya.
Kondisi yang ada, di SMP Negeri ...., pembelajaran matematika pada materi pecahan
dilakukan dengan metode ceramah, sehingga pembelajaran berjalan searah. Selain itu
pembelajaran yang sudah berjalan di SMP Negeri .... belum pernah dilakukan dengan nuansa
keislaman, padahal SMP Negeri .... merupakan salah satu sekolah yang memiliki basic
pondok pesantren karena sistem pendidikan dan sebagian peserta didiknya adalah berasal dari
lingkungan pesantren di daerah tersebut.
Menurut pengalaman beberapa guru matematika SMP Negeri ...., komunikasi matematika
yakni suatu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan sesuatu berupa konsep, rumus,
atau strategi penyelesaian suatu masalah yang dimiliki oleh peserta didik yang diketahuinya
melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, yang dimiliki
peserta didik kelas VII masih rendah. Banyak peserta didik yang masih kesulitan dalam
memahami konsep-konsep dan menyampaikan ide-ide yang dimiliki dalam pembelajaran
matematika khususnya pada materi pokok pecahan. Hal ini ditandai dengan banyaknya
peserta didik yang masih salah dalam melakukan operasi bilangan pecahan dan
menerjemahkan soal-soal cerita dari materi pokok tersebut, sehingga juga berpengaruh pada
minimnya hasil belajar peserta didik.
Untuk mengatasi hal tersebut, penulis mengambil langkah yaitu dengan memperbaharui
model pembelajaran. Model pembelajaran yang akan diuji cobakan adalah model
pembelajaran problem posing (pengajuan soal/masalah) bernuansa Islami.
Model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan
peserta didik untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara
mandiri. Bentuk lain dari problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi
yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga
lebih mudah untuk dipahami. Sehingga pada prinsinya problem posing bernuansa Islami
ditunjukkan dengan adanya pola pembelajaran yang menyisipi pengetahuan agama islam
serta pengajuan masalah dari peserta didik terkait pembelajaran matematika yang memiliki
nilai-nilai keislaman. Download ptk matematika smp terbaru  Hal ini dilakukan dalam rangka
untuk mengukur dan meningkatkan kemampuann komunikasi matematika peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan
Komunikasi Matematika melalui Model Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami
pada Materi Pokok Pecahan Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri .... Tahun Pelajaran
2011/2012”.

B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul diatas, maka penulis
menjelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul skripsi sebagai berikut:
1. Komunikasi Matematika
Komunikasi matematika merupakan kesanggupan/kecakapan seorang siswa untuk dapat
menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau
mendemonstrasikan apa yang ada dalam soal. Kemampuan komunikasi matematika yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika peserta didik yang
diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan non tes dengan cara
observasi.
Jadi meningkatkan komunikasi matematika peserta didik berarti meningkatnya kemampuan
peserta didik dalam menyatakan dan menafsirkan ide/gagasan matematik baik secara lisan
maupun tulisan.
2. Model Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami
Menurut Trianto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.
Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun
pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih
sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut.
Bernuansa Islami yang dimaksud disini adalah pola pengajaran yang dilakukan dengan
pemberian nilai-nilai keislaman pada setiap pembelajaran baik berupa materi maupun pada
contoh soal. Contoh ptk matematika smp pdf Selain itu nuansa Islami akan terlihat pada
metode pembelajaran yang dilaksanakan.
3. Pecahan
Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari
suatu daerah, bagian suatu benda, atau bagian dari suatu himpunan. Apabila membagi suatu
bilangan cacah dengan suatu bilangan asli, maka pembagian itu disebut suatu pecahan
Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan pada kelas VII semester 1.
Berikut ini adalah ruang lingkup materi pecahan yang terangkum dalam SK, KD dan
Indikator berikut: Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah Indikator
a. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan
b. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain
c. Mengurutkan pecahan 
d. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran
e. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal
f. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan
Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari meningkatkan komunikasi matematika
melalui model pembelajaran problem posing bernuansa Islami adalah suatu penelitian dengan
penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik pada materi pokok pecahan
kelas VII di SMP Negeri .... tahun pelajaran 2011/2012.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, antara lain:
1. Bagaimana implementasi model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada
materi pokok pecahan kelas VII semester gasal SMP Negeri .... tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada materi pokok pecahan
dapat meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri .... tahun
pelajaran 2011/2012?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Implementasi model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada materi pokok
pecahan kelas VII semester gasal SMP Negeri .... tahun pelajaran 2011/2012.
2. Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada materi pokok
pecahan dalam meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas VII semester gasal
SMP Negeri .... tahun pelajaran 2011/2012. Contoh ptk matematika smp pdf
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan materi pecahan dengan menggunakan
model pembelajaran problem posing bernuansa Islami.
b. Memberikan inspirasi dan motivasi untuk menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi dalam setiap proses pembelajaran.
2. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan kemampuan mengeluarkan ide dan kemampuan berkomunikasi peserta
didik dalam memecahkan suatu masalah.
b. Menumbuhkan hubungan antar pribadi di antara peserta didik yang berasal dari latar
belakang berbeda.
c. Melatih peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan ide dan mengajukan pertanyaan.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan
komunikasi matematika dan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran
matematika.
b. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik, dapat menjadi acuan bagi sekolah dalam
menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah.
c. Sekolah menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) akan memperoleh hasil
pengembangan ilmu. PTK matematika smp kelas 7 doc 
4. Bagi Peneliti
a. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan model pembelajaran problem posing
bernuansa Islami untuk mata pelajaran matematika di SMP Negeri .....
b. Sebagai bekal peneliti sebagai guru matematika yang profesional agar selalu siap
melaksanakan tugas di lapangan.

DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMP KELAS VII


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian pembelajaran
Menurut Amin Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan
peserta didik. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang
sengaja direncanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi
terjadinya proses belajar. Komponen yang harus ada demi terciptanya sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar adalah tujuan, materi/bahan ajar,
metode dan media, evaluasi, didik/peserta didik, dan adanya pendidik/guru.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar faktor yang
mempengaruhi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan
ekstern.
1) Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor intern
dikelompokkan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan
kesiapan.
c) Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Download PTK matematika smp
kelas 7 Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya
kelesuan dan kebosanan.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat.
a) Faktor keluarga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik.
Pengaruh itu terjadi terkait dengan keberadaan peserta didik dengan masyarakat.
c. Pembelajaran Matematika
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow ”Learning is acquisitation of habits, knowledge, and
attitude it involves new ways of doing things, and it operates in an individual’s attempts to
over come obstacles or to udjust to new situations”  artinya belajar adalah hasil yang dicapai
dari kebiasaan, pengetahuan, sikap. Ini mencakup cara baru dalam melakukan sesuatu dan
mengoperasikannya atau menguasahakannya didalam usaha seseorang untuk mengatasi
hambatan atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Pembelajaran matematika berdasarkan pada definisi pembelajaran yang dikemukakan
Suyitno adalah proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan
matematika kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik
tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari
matematika.
Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP adalah sebagai
berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah. Contoh ptk matematika smp doc
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Jadi pembelajaran matematika merupakan proses dan upaya guru dalam mengajarkan
matematika terhadap peserta didiknya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Hal ini
dilakukan dalam suatu lingkungan pendidikan dengan metode dan model pembelajaran yang
bisa memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan. Oleh karenanya
proses pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan secara aktif, inovatif, efektif dan
efisien, sehingga tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan mudah
d. Teori Pembelajaran Matematika
Teori yang mendukung tujuan pembelajaran matematika diatas adalah teori Ausubel, teori
Jean Piaget dan teori Vygotsky, yang mengkaji tentang karakteristik pelaksanaan
pembelajaran matematika, yaitu:
1) Teori Ausubel
Inti teori ini adalah mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna. Teori ini
mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan
pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Hal ini menunjukkan bahwa
belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. 
Mengemukakan belajar bermakna dalam mengajar matematika sangat penting karena dengan
kebermaknaan itu pembelajaran akan lebih menarik, lebih bermanfaat dan lebih menantang.
Contoh ptk matematika smp pdf Dengan demikian konsep dan prosedur matematika akan
lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik.
Relevansinya dalam penelitian ini terdapat pada pemberian materi pecahan yang sangat
berkaitan dengan materi sebelumnya.
Sebelum peserta didik diberi materi pecahan terlebih dahulu diberikan apersepsi terhadap
materi bilangan bulat. Selanjutnya pada pembelajaran operasi bilangan pecahan juga harus
diberikan secara bertahap sehingga komunikasi matematika peserta didik terbangun secara
terstruktur.
2) Teori Jean Piaget
Teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak
secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-
pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin
bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan sangat penting bagi terjadinya perubahan
perkembangan. Dan interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan
berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran lebih
logis. Relevansinya dalam penelitian ini muncul pada pelaksanaan proses pembelajaran yang
dilakukan dengan adanya komunikasi dan interaksi dalam belajar kelompok. Peserta didik
yang pandai bisa mengajari peserta didik yang kurang pandai sehingga kemampuan para
peserta didik bisa merata.
3) Teori Vygotsky
Model pembelajaran konstuktivistik dikembangkan pada teori Vygotsky yang berorientasi
pada pembelajaran mandiri dalam kelompok dengan membangun sendiri pengetahuan,
pengalaman dan daya kreatifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan yang beraneka ragam dengan memposisikan guru sebagai fasilitator. Dan teori
Vigotsky ini merupakan interaksi antara aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada
lingkungan sosial dalam belajar. Relevansi teori Vygostky dalam penelitian ini muncul pada
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan dengan diskusi kelompok. PTK matematika
smp kelas 7 doc Peserta didik mampu membangun pengetahuannya melalui interaksi dalam
belajar kelompok.

2. Model Pembelajaran Problem Posing


a. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Problem Posing
Model pembelajaran pengajuan soal (Problem Posing) dikembangkan oleh Lyn. D. English
tahun 1997. 9 Pada prinsipnya model pembelajaran problem posing adalah suatu model
pembelajaran yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar
soal (berlatih soal) secara mandiri.
Menurut Brown dan Walter dalam Kadir pada tahun 1989 untuk pertama kalinya istilah
problem posing diakui secara resmi oleh National Council of Teacher of Mathematics
(NCTM) sebagai bagian dari national program for re-direction of mathematics education
(reformasi pendidikan matematika). Selanjutnya istilah ini dipopulerkan dalam berbagai
media seperti buku teks, jurnal serta menjadi saran yang konstruktif dan mutakhir dalam
pembelajaran matematika.
Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun
pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih
sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut. Dalam pembelajaran matematika,
problem posing (pengajuan soal) menempati posisi yang strategis. Siswa harus menguasai
materi dan urutan penyelesaian soa secara mendetil. Hal tersebut akan dicapai jika siswa
memperkaya khazanah pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar secara
mandiri. 
Dari beberapa pengertian di atas, model pembelajaran problem posing merupakan suatu pola
atau langkah-langkah pembelajaran melalui pembentukan soal atau pengajuan soal melalui
kegiatan kognitif untuk melatih peserta didik berfikir matematika dengan cara membuat soal
tidak jauh beda dengan soal yang diberikan oleh guru ataupun dari situasi dan pengalaman
peserta didik itu sendiri.
Silver dan Cai menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri dapat diaplikasikan dalam 3
bentuk aktivitas kognitif matematika yakni sebagai berikut:
1) Pre Solution Posing, yaitu jika peserta didik membuat soal dari situasi yang diadakan, jadi
guru memberikan suatu pernyataan dan peserta didik diharapkan mampu membuat
pertanyaan berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh gurunya.
2) Within Solution Posing, yaitu jika peserta didik mampu merumuskan ulang pertanyaan
soal menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah
diselesaikan sebelumnya dan diharapkan peserta didik mampu membuat sub-sub pertanyaan
dari pertanyaan tunggal yang diberikan oleh guru. Contoh ptk matematika smp doc 
3) Post Solution Posing, yaitu jika peserta didik mampu memodifikasi tujuan atau kondisi
soal yang telah dijelaskan oleh guru untuk membuat soal-soal baru yang sejenis.
Dalam model pembelajaran problem posing, peserta didik dilatih untuk memperkuat dan
memperkaya konsep matematika secara mandiri. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan
kemampuan dan cara berpikir peserta didik SMP/MTs yang bersifat konkrit.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing) barnuansa Islami.
Model pembelajaran problem posing bernuansa Islami memiliki karakteristik yang lebih
khusus yaitu keterlibatan peserta didik secara intelektual dan emosional, sehingga peserta
didik terlatih belajar secara mandiri, aktif, dan kreatif. Disamping itu peserta didik juga
dilatih untuk menemukan dan menyajikan sesuatu yang baru yang terkait dengan nilai-nilai
keislaman yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui pembelajaran problem
posing. Hal itu akan menjadikan suasana belajar matematika terasa lebih religius.
c. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing) benuansa
Islami
Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik dengan mencantumkan dalil Al-
Quran yang berkaitan dengan materi.
2) Guru memberikan latihan soal secukupnya yang mengandung nilai-nilai keislaman.
3) Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang serta memiliki nilai
keislaman dan peserta didik yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
4) Pada kegiatan selanjutnya, secara acak guru menyuruh peserta didik untuk menyajikan
soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini guru dapat menentukan peserta didik secara
selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh peserta didik. Download ptk matematika
smp terbaru 
5) Guru memberikan tugas rumah secara individu

3. Komunikasi Matematika
Komunikasi pada dasarnya suatu konsep yang multimakna. Makna komunikasi pada
dasarnya dapat dibedakan bedasarkan; pertama, sebagai proses sosial, kedua, sebagai
peristiwa, ketiga, sebagai ilmu dan ke empat sebagai kiat atau keterampilan. Komunikasi
secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari
pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau perilaku baik
langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Di dalam berkomunikasi tersebut
harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat
dipahami oleh orang lain.
Komunikasi pada hakikatnya merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada
penerima. Hubungan komunikasi dan interaks antara si pengirim dan si penerima dibangun
berdasarkan penyusunan kode atau simbol bahasa oleh pengirim dan pembongkaran kode
atau simbo bahasa oleh penerima. Komunikasi matematika merupakan refleksi pemahaman
matematik dan merupakan bagian dari daya matematik. Siswa-siswa mempelajari matematika
seakan-akan mereka berbicara dan menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan.
Mereka dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan matematika, ketika mereka diminta untuk
memikirkan ide-ide mereka, atau berbicara dengan dan mendengarkan siswa lain, dalam
berbagi ide, strategi dan solusi.
Di dalam proses pembelajaran matematika di kelas, komunikasi gagasan matematika bisa
berlangsung antara guru dengan siswa, antara buku dengan siswa, dan antara siswa dengan
siswa. Setiap kali mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, harus menyajikan
gagasan tersebut dengan suatu cara tertentu. Contoh ptk matematika smp pdf  Ini merupakan
hal yang sangat penting, sebab bila tidak demikian, komunikasi tersebut tidak akan
berlangsung efektif. Gagasan tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan orang yang
diajak berkomunikasi dan harus mampu menyesuaikan dengan sistem representasi yang
digunakan. Tanpa itu, komunikasi hanya akan berlangsung dari satu arah dan tidak mencapai
sasaran.
Kemampuan komunikasi matematika siswa dapat dilihat dari kemampuan berikut :
a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.
b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan dengan benda
nyata, gambar, grafik dan aljabar.
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan
generalisasi.
g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah dipelajari.
Sedangkan indikator komunikasi matematika menurut National Council of Teacher of
Mathematics (NCTM, 1989 : 214) antara lain:
a. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan
mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual.
b. Kemampuan memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis baik
secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya.
c. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-
strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-
model situasi. 
Adapun aspek-aspek komunikasi matematika dalam pembelajaran harus dapat membantu
peserta didik mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek komunikasi yaitu
representing (representasi), listening (mendengar), reading (membaca), discussing (diskusi)
dan writing (menulis)
Jadi komunikasi matematika merupakan suatu kemampuan peserta didik dalam
menyampaikan gagasan atau ide terkait matematika dari suatu konsep tertentu menjadi
gagasan yang lebih mudah dan sederhana. Hal ini bisa terlihat bagaimana peserta didik
menghubungkan benda atau kejadian nyata dalam bahasa matematika. Selain itu juga bisa
terlihat dari kemampuan peserta didik dalam menerapkan atau menguraikan rumus tertentu
menjadi bagian yang lebih sederhana.
4. Materi Pokok yang Terkait dengan Penelitian (Pecahan)
a. Pengertian pecahan
Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan pada kelas VII semester gasal.
Materi pecahan yang dibahas disini adalah operasi hitung pada pecahan.
Pecahan adalah pernyataan yang dapat ditulis sebagai hasil bagi dua bilangan rasional P
disebut pembilang, dan Q disebut penyebut. Operasi pada pecahan yang akan dibahas di sini
meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta perluasan dari operasi
pecahan.
Contoh :  
b. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan lain.
1) Mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran’
Contoh : 
2) Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa
Contoh : 
3) Mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa
Contoh : 
c. Mengurutkan pecahan.
1) Pecahan senilai
Diperoleh dengan mengalikan atau membagi pembilang/penyebut dengan bilangan yang
sama
Contoh :
2) Pecahan sederhana
Diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan FPB dari pembilang dan
penyebut tersebut. PTK matematika smp kelas 7 doc
Contoh :
Sederhanakan  
Jawab : FPB dari 12 dan 30 adalah 6, maka 
3) Membandingkan pecahan Dilakukan dengan menyamakan penyebutnya
Contoh : Bandingkan Jawab : 
4) Mengurutkan pecahan
Untuk mengurutkan pecahan, samakan dahulu penyebutnya kemudian urutkan pembilangnya.
d. Operasi bilangan pecahan 1) Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
a) Bila penyebut sama:
 
b) Bila penyebut berbeda :
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan¬pecahan dengan penyebut berbeda,
nyatakan dalam pecahan¬pecahan yang berpenyebut sama dulu dengan cara mencari KPK-
nya (kelipatan persekutuan terkecil) 
Contoh :  
KPK dari 3 dan 5 adalah 15
2) Perkalian pecahan
a) Berpenyebut sama
Jika 
Pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan penyebut atau dikuadratkan, dengan
c≠0
Contoh 
b) Berpenyebut berbeda
Jika   dan   adalah sembarang pecahan, maka :
(pembilang dikalikan pembilang, penyebut dikalikan penyebut)
Contoh :  
3) Pembagian pecahan
a) Berpenyebut sama
Jika   dan   adalah sembarang pecahan dengan b ≠ 0, maka Contoh ptk matematika smp doc 
Contoh:
b) Berpenyebut berbeda
Pembagian pecahan berpenyebut tidak sama dapat dilakukan dengan menyamakan
penyebutnya terlebih dahulu atau dikalikan dengan invers (kebalikan) perkalian   adalah
invers (kebalikan) perkalian dari  , karena     x   = 1 dan sebaliknya.
Contoh :
4) Pemangkatan pecahan
Pada pemangkatan pecahan jika a, b, m dan n bilangan bulat positif dan b ≠ 0 berlaku:
e. Operasi bilangan pecahan desimal
1) Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal disusun sehingga koma terletak
pada satu jalur.
Contoh: Hitunglah : 927,7 + 85,64
Jawab : 927,7
. 85,64 +
1013,34
2) Perkalian dan pembagian pecahan desimal
a) Perkalian /pembagian pecahan desimal 10, 100, 1000, dilakukan dengan menggeser koma
kekanan atau ke kiri sebanyak nol
b) Banyaknya koma dari perkalian desimal dapat diperoleh dengan menjumlahkan banyak
tempat desimal dari pengali-pengalinya.
c) Untuk membagi bilangan dengan desimal usahakan pembaginya menjadi bilangan bulat.
3) Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bilangan pecahan
Untuk menyelesaikan bentuk soal cerita yang berkaitan dengan bilangan pecahan, dilakukan
beberapa langkah-langkah sebagai berikut:
a) Memahami cerita dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
b) Memilih konsep yang tepat dengan bentuk soal cerita yang telah dipahaminya.
c) Melakukan penyelesaian sesuai dengan contoh yang terdapat pada materi konsep operasi
bilangan pecahan. PTK matematika smp kelas 7 doc
Contoh :
Pak Ahmad memiliki harta kekayaan sebesar Rp. 50.000.000,-dalam setahun, sehingga beliau
wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 %. Berapakah rupiahkah zakat yang harus
dikeluarkan oleh pak Ahmad.
Diketahui : Banyaknya harta =Rp. 50.000.000, 
Prosentase zakat = 2,5 %. atau  
Ditanya : Besar zakat yang harus dikeluarkan?
Jawab
Jadi zakat yang dikeluarkan pak ahmad adalah Rp, 1.250.000,00
5. Aplikasi Materi Bilangan Pecahan dengan Model Pembelajaran Problem Posing bernuansa
Islami
Materi pokok bilangan pecahan yang diajarakan di kelas VII semester gasal merupakan
kelanjutan dari materi bilangan bulat, yang mana harus diajarkan secara berkesinambungan.
Selain itu pembelajaran materi bilangan pecahan harus diiringi dengan kemampuan
komunikasi matematika peserta didik dalam mengkaitkan permasalahan sehari-hari yang bisa
dituangkan dalam bahasa matematika ataupun sebaliknya, karena banyak sekali bilangan
pecahan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya bagian-bagian dalam
warisan yang diajarkan dalam agama Islam.
Oleh karenanya aplikasi materi bilangan pecahan dengan model pembelajaran problem
posing bernuansa Islami dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Guru mengawali penjelasan materi bilangan pecahan kepada peserta didik dengan
menggunakan dalil Al-Quran yang berkaitan dengan materi tersebut. Contoh ptk matematika
smp pdf
2. Guru menjelaskan konsep tentang bilangan pecahan dan operasinya serta memberikan
contoh secukupnya.
3. Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal tentang bilangan pecahan yang
memiliki nilai keislaman dan peserta didik yang bersangkutan harus mampu
menyelesaikannya.
4. Guru menyuruh peserta didik untuk menyajikan soal temuannya di
depan kelas. Dalam hal ini guru dapat menentukan peserta didik secara
selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh peserta didik.
5. Guru bersama peserta didik membahas soal yang presentasikan.
6. Guru memberikan tugas rumah secara individu.
B. Kerangka Berfikir
Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri.
Maka kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi.  Download ptk
matematika smp terbaru  Oleh karena itu, suasana belajar yang diciptakan guru seharusnya
melibatkan peserta didik secara aktif misalnya mengamati, meneliti, bertanya dan
mempertanyakan, menjelaskan dan memberi contoh.
Selain itu, pemilihan model dan metode yang tepat serta peran aktif peserta didik dalam
pembelajaran akan lebih membantu peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu,
guru perlu memperhatikan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga
dapat mewujudkan proses pembelajaran yang lebih efektif.
Pemilihan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami peneliti rasa sangat sesuai
jika digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika peserta didik pada
materi pokok pecahan. Hal ini karena pembelajaran materi bilangan pecahan harus diiringi
dengan kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam mengkaitkan permasalahan
sehari-hari yang bisa dituangkan dalam bahasa matematika ataupun sebaliknya, karena
banyak sekali bilangan pecahan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya
bagian-bagian dalam warisan yang diajarkan dalam agama Islam.
Selain hal diatas, pemilihan model ini dirasa sangat tepat karena melihat kelebihan-kelebihan
model pembelajaran tersebut dan faktor-faktor yang ada dalam sekolah yang akan dilakukan
penelitian yakni:
1. Setiap peserta didik menjadi siap semua, karena telah belajar di rumah terlebih dahulu.
2. Peserta didik tidak hanya menerima materi dari guru, tetapi peserta didik berusaha juga
menyampaikan ide-idenya sesuai dengan materi yang disampaikan yakni pecahan.
3. Dapat melakukan diskusi dan bekerjasama dengan kelompoknya secara sungguh-sungguh.
4. Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai.
5. Peserta didik akan lebih mengingat materi yang disampaikan karena mereka dituntut untuk
mengajukan permasalahan atau soal.
Melihat kelebihan model pembelajaran tersebut diharapkan akan membuat peserta didik
mengetahui lebih dalam materi pokok pecahan dan dapat mengembangkan pemikirannya
masing-masing sehingga pemahaman peserta didik dapat lebih meningkat dan tujuan
pembelajaran yang dikehendaki dapat tercapai dengan maksimal.
Pemilihan model pembelajaran ini dirasa juga sesuai dengan teori belajarnya Jean Piaget
yang berpendapat bahwa perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara
aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman
dan interaksi-interaksi mereka. Selain itu pemilihan model pembelajaran ini juga sesuai teori
belajar yang dikemukakan oleh Comb. Contoh ptk matematika smp pdf  Teori ini
mengemukakan apa bila ingin merubah perilaku seseorang maka harus membuka keyakinan
atau pandangannya. Secara umum ahli humanisme mengemukakan bahwa
belajar diperlukan dua hal yaitu pemerolehan informasi baru dan personalisasi informasi
tersebut pada individu.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah dan kajian pustaka diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut: “Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada materi pokok
pecahan dapat meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas VII semester gasal
SMP Negeri .... tahun pelajaran 2011/2012”.

PTK MATEMATIKA PECAHAN SMP KELS VII


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris
dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Kegiatan penelitian inni bertujuan untuk
melakukan suatu pendekatan terhadap proses pendidikan dan menganggapnya sebagai suatu
kesatuan pelatihan yang memandang seorang guru sebagai hakim terbaik terhadap
keseluruhan pengalaman pembelajaran. PTK matematika smp kelas 7 doc  Dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam
kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap
pengaruh dari perlakuan tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif, yaitu guru bersama peneliti
berkolaborasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini. Sumber data dalam penelitian
ini adalah guru dan peserta didik SMP Negeri ..... Sedangkan data yang diambil dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar) dan data kualitatif (lembar
observasi peserta didik dan observasi guru)

B. Materi Penelitian
Materi pada penelitian ini adalah materi pecahan kelas VII semester gasal. Berikut ini adalah
ruang lingkup materi pecahan yang terangkum dalam SK, KD dan Indikator berikut:
Standar kompetensi :   Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya
dalam pemecahan masalah 
Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
dalam pemecahan masalah
Indikator :
1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan
2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain
3. Mengurutkan pecahan
4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran
5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal
6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri .... Tahun Pelajaran 2011-2012.
2. Waktu penelitian
Untuk waktu penelitian adalah bulan Oktober dari tanggal 8 sampai tanggal 24 Oktober 2011.
Untuk lebih jelasnya ada pada jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
D. Pelaksana dan Kolabolator
Pelaksana dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru matematika kelas VII. Kolaborator
adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang
digarap bersama dengan peneliti. Contoh ptk matematika smp doc  Kolaborator dalam
penelitian ini sesama guru matematika SMP Negeri .... bersama peneliti.
E. Rancangan Penelitian
Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Kegiatan penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus. Dalam penelitian ini
direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu : perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut gambaran siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini: 
Adapun uraian kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini, peneliti mengadakan wawancara dengan kepala sekolah dan guru
matematika yang pernah mengajar di SMP Negeri .... khususnya materi pecahan. Sesuai hasil
wawancara, pelaksanaan pembelajaran pada materi pecahan di kelas tersebut tahun pelajaran
sebelumnya masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional (ceramah) yaitu
belum menggunakan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada materi
tersebut. Download ptk matematika smp terbaru 
Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada siklus I dan siklus
II dalam rangka mengukur kemampuan komunikasi matematika peserta didik.
2. Siklus I
a. Rencana tindakan
1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.
2) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan seperti;
a) membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok yang diambil,
b) membuat lembar observasi peserta didik,
c) membuat lembar observasi guru,
d) membuat kisi-kisi soal tes siklus I,
e) membuat soal-soal tes untuk siklus I dan membuat kunci jawaban,
3) Menyiapkan alat dokumentasi.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Guru memberi salam kepada peserta didik dilanjutkan dengan berdo’a.
2) Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik.
3) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dengan model
pembelajaran problem posing bernuansa Islami.
4) Guru memberikan motivasi belajar matematika dengan nilai-nilai keislamaan.
5) Guru menyampaikan materi pokok pecahan yang harus dipelajari peserta didik secara
mandiri.
6) Guru memberi contoh soal kepada peserta didik terkait materi yang disampaikan.
7) Guru meminta peserta didik mengajukan soal berikut dengan penyelesaiannya.
8) Guru mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik, selanjutnya mencatat sejumlah peserta
didik yang benar dalam mengajukan soal.
9) Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil peserta didik yang benar dalam
mengajukan soal) untuk memberikan pemasalahan atau soal dan menguraikan jawabanya di
depan kelas. Dan peneliti bertindak sebagai fasilitator, nara sumber dan pengarah. PTK
matematika smp kelas 7 doc 
10) Setelah selesai presentasi, dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali
materi sajian secara singkat, untuk melihat tingkat pemahaman peseta didik yang lain.
11) Guru memberikan tugas/PR secara individu kepada peserta didik.
12) Guru melakukan tes evaluasi siklus I
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu .
1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:
a) Mengamati komunikasi peserta didik, keberhasilan dan hambatan peserta didik dalam
melaksanakan tugas.
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keberhasilan.
2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:
a) Penampilan guru di depan kelas.
b) Mengamati guru saat menyajikan materi.
c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam
model pembelajaran problem posing bernuansa Islami.
3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:
a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami peningkatan rata-rata.
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses
pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk mengevaluasi hasil kerja peserta didik. Evaluasi
dilakukan untuk mengukur kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I. Data
yang diperoleh dari hasil pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran dianalisis
dan dikaji keberhasilan dan kekurangannya untuk perbaikan pada siklus II. Contoh ptk
matematika smp pdf
3. Siklus II
a. Rencana tindakan
Setelah merefleksi dari hasil pembelajaran pada siklus I, diperoleh beberapa kekurangan.
Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I maka ditindak lanjuti perencanaan
siklus II.
Kegiatan perencanaan tahap siklus II sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah dan observasi masalah berdasarkan refleksi pada siklus I.
2) Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok.
3) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, seperti;
a) membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok yang diambil,
b) membuat lembar observasi peserta didik,
c) membuat lembar observasi guru,
d) membuat kisi-kisi soal tes siklus II,
e) membuat soal-soal tes untuk siklus II dan membuat kunci jawaban.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Guru memberi salam kepada peserta didik dilanjutkan dengan berdo’a.
2) Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik. 
3) Guru memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran tugas yang harus dikerjakan
peserta didik secar singkat
4) Guru menyampaiakn ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan bilangan pecahan. (QS. An-
Nisa’: 12)
5) Guru menyampaikan materi pokok pecahan berupa operasi bilangan pecahan dan
penyelesaian soal cerita.
6) Guru memberi contoh soal kepada peserta didik terkait materi yang disampaikan.
7) Guru meminta peserta didik bekerja kelompok
8) Guru meminta masing-masing kelompok mengajukan soal berikut dengan
penyelesaiannya. Contoh ptk matematika smp pdf 
9) Guru mengoreksi hasil pekerjaan masing-masing kelompok selanjutnya mencatat sejumlah
kelompok yang benar dalam mengajukan soal.
10) Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil kelompok) untuk mengajukan
soal/pemasalahan dan menguraikan jawabanya di depan kelas. Dan peneliti bertindak sebagai
fasilitator, nara sumber dan pengarah.
11) Setelah selesai presentasi, dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali
materi sajian secara singkat, untuk melihat tingkat pemahaman peseta didik yang lain.
Guru melakukan tes evaluasi siklus II.
Guru memberikan tugas/PR secara individu kepada peserta didik.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu .
1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:
a) Mengamati komunikasi peserta didik, keberhasilan dan hambatan peserta didik dalam
melaksanakan tugas.
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keberhasilan.
2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:
a) Penampilan guru di depan kelas.
b) Mengamati guru saat menyajikan materi.
c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam
model pembelajaran problem posing bernuansa Islami.
3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:
a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami peningkatan rata-rata pada siklus
II.
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami selama proses
pembelajaran
d. Refleksi
Refleksi merupakan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanan kegiatan pembelajaran
dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada tahap siklus II yang
dilakukan peneliti bersama kolaborator, meliputi:
1) Menganalisis hasil pengamatan siklus II untuk membuat simpulan terhadap pelaksanaan
pengajaran di siklus II.
2) Mendiskusikan hasil analisis dalam pelaksanaan siklus II untuk mendapatkan suatu
kesimpulan. Pada siklus II ini melalui model pembelajaran problem posing bernuansa
diharapkan mampu meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas VII SMP
Negeri .... dari siklus I.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Menurut Suharsimi, observasi (mengamati) adalah menatap kejadian, gerak atau proses.
Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung efektif. Hal
ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang disesuaikan dengan indikator-
indikator dan rentang nilai yang digunakan untuk mengambil data komunikasi matematika
peserta didik.
2. Wawancara (Interview)
Menurut Dimyati, wawancara merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak, karena dalam
wawancara tersebut responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan. Download PTK matematika smp kelas 7  Wawancara ini dilakukan untuk
mengetahui proses pembelajaran serta kondisi peserta didik pada tahun sebelumnya.
3. Metode dokumentasi
Sebagaimana dikatakan Suharsimi dalam bukunya bahwa dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal/ variable yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mengetahui dan
mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan diteliti.
4. Metode tes
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan peserta didik yang mencakup pengetahuan dan
ketrampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar. Metode ini digunakan untuk mengukur
hasil belajar peserta didik dalam belajar dan pembelajaran matematika, tes dilaksanakan pada
setiap pembelajaran dan akhir siklus.
G. Teknik Analisis Data
Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan
peningkatan indikator keberhasilan setiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan
pembelajaran melalui model pembelaj aran problem posing bernuansa Islami
1. Data hasil observasi peserta didik
Adapun perhitungan persentase data hasil observasi kemampuan komunikasi matematika
peserta didik selama mengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut:
Persentase(%) = 
Keterangan:
n = skor yang diperoleh setiap peserta didik
N = jumlah seluruh skor
Kriteria penafsiran variabel penelitian ini sebagai berikut: 
75% – 100 % = baik sekali (A)
50% - 75% = baik (B)
25% - 75% = cukup (C)
0% - 25% = kurang (D)
2. Data mengenai hasil tes evaluasi
Data mengenai hasil tes evaluasi diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam
memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.
Contoh ptk matematika smp doc 
a. Menghitung rata-rata
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:
b. Menghitung ketuntasan belajar
a) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat ditentukan ketuntasan belajar
individu menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
b) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal
menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
H. Indikator Pencapaian
Dalam penelitian ini, peningkatan komunikasi matematika peserta didik secara optimal
ditandai dengan tercapainya ketuntasan belajar tiap individu. Contoh ptk matematika smp pdf
Dengan demikian yang menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian ini adalah:
1. Komunikasi matematika peserta didik di atas 70%
2. Nilai rata – rata kelas di atas 70
3. Ketuntasan belajar klasikal minimal 75 %.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATEMATIKA


SMP TERBARU
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineke Cipta,
2006, Cet. 13.
Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. 2009 Budiningsih, Asri,
Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1999, Cet.I.
Djamarah,Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. III.
E.Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 ,
Cet. III.
Iskandar, Kasir, Matematika Dasar, Jakarta: Erlangga. 1987
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT
Indeks, 2010, Cet. II.
Masykur, Moch. dan Abdul Halim Fathoni ,Mathematical Intelegent, cara cerdas melatih otak
dan menanggulangi kesulitan belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, Cet.II.
Mufidah, Hana, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan Memanfaatkan
Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (Skripsi) Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
2009.
Mustaqim. Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2009.
Naim, Ngainun, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Nugroho, Ervan Adi, Pengaruh Multimedia (CD Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Peserta
Didik) untuk Meningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Pokok Dimensi Tiga pada Peserta Didik Kelas X SMA 1 Boja Tahun Pelajaran
2008/2009 (Skripsi), Semarang: UNNES, 2009.
Nurratri, Widya, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI. MTs Filial Al Iman
Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Posing Tipe Within solution Posing Dalam Kelompok Kecil,
Semarang: UNNES, 2006.
Saminanto, Ayo Praktik PTK , Semarang: Rasail, 2010.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik),
Jogjakarta: Diva Press, 2010, Cet. I.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009, Cet. II.
Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme,
http://mimilers.blo gs pot.com/20 1 0/03/teori-belajar-konstruktivistik.html diakses pada 30
Oktober 2011, jam 10.00 WIB
Herdian, Model Pembelajaran Problem Posing. http://herdy07.wordpress.com /2009/04/1
9/model-pembelajaran-problem-posing/ diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB
Kartini, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi
Think, Talk, Write (TTW). http://kartiniokey.blogspot.com/2010/05/
meningkatkan-kemampuan-komunikasi. html. di akses 5 Septembe 2011.
jam 21.30 WIB
Muhfida, Pengertian Pendekatan Problem Posing. http://muhfida.com/ pengertian -
pendekatan -problem-posing/ diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB

Terimakasih atas kunjungan anda yang telah membaca postingan


saya DOWNLOAD PTK MATEMATIKA KELAS VII SMP LENGKAP

Postingan terkait:

 PTK MATEMATIKA SD - PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN


MATEMATIKA REALISTIK MENGGUNAKAN ALAT ERAGA MATERI SIFAT-
SIFAT BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD
 CONTOH PTK K13 MATEMATIKA KELAS VI SD
 PTK PAI SMP - UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
TERHADAP MATA PELAJARAN PAI PADA ASPEK AKHLAK DENGAN
MATERI SIFAT SIFAT TERPUJI MELALUI METODE WORD SQUARE KELAS
VII SMP
 PTK IPS SMP - EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA PADA
MATERI EKONOMI
 DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMP DENGAN METODE PAIKEM
 CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SMP TEKNIK DEMONSTRASI
 DOWNLOAD PTK SMP KELAS 7 MATERI JAJAR GENJANG
 PTK MATEMATIKA SMA - UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN MATRIKS DENGAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF KELOMPOK BELAJAR MODEL JIGSAW
SISWA KELAS XII SMA
 PTK MATEMATIKA SD - PEMANFAATAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG
PENGUKURAN PADA SISWA KELAS II SD
 PTK MATEMATIK SMK - UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LIMIT FUNGSI DI
KELAS XI SMK
Ditulis Bintoro Wahyu R — Rabu, 15 Maret 2017 — Add Comment — KELAS 7 SMP,
MATEMATIKA

Belum ada tanggapan untuk "DOWNLOAD PTK MATEMATIKA KELAS


VII SMP LENGKAP"

Komentar baru tidak diizinkan.

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

PESAN PTK

PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENU
 BAHASA ARAB
 BAHASA INDONESIA
 BAHASA INGGRIS
 BAHASA JAWA
 BAHASA JERMAN
 BK
 IPA
 IPS
 KELAS 1 SD
 KELAS 2 SD
 KELAS 3 SD
 KELAS 4 SD
 KELAS 5 SD
 KELAS 6 SD
 KELAS 7 SMP
 KELAS 8 SMP
 KELAS 9 SMP
 KELAS X
 KELAS XI
 KELAS XII
 KIMIA
 MATEMATIKA
 PAI
 PAK
 PENJASKES
 PKn
 PTK SD
 PTK SMA
 PTK SMP
 PTS
 SENI MUSIK
 TATA BUSANA
 TIK

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman


0 45
1 39
2 38
3 100
4 36
5 36
6 29
7 20
8 37
9 52
10 91
11 35
12 42
13 23
14 51
15 62
16 27
17 27
18 20
19 18
20 25
21 20
22 23
23 20
24 25
25 21
26 19
27 18
28 19
29 29
682,015

Anda mungkin juga menyukai