Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM INTERFERENCE CURRENT (IFC)

“KASUS LESI MENISKUS KNEE’’

Oleh:

Nama : Khumairah

Nim : PO713241181017

Kelas : D.III Fisioterapi/ TK.II

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


2019/2020
LAPORAN PRAKTIKUM INTERFERENTIAL CURRENT (IFC)

A. Patologi Kasus Kronik Lesi Meniskus Knee (VAS 5,4)


1. Definisi
Lesi meniskus adalah rupture satu atau lebih fibrokartilago pada lutut. Lesi meniscus
dapat terjadi akibat pada saat melakukan gerakan memutar secara berlebihan pada lutut
saat kaki dibengkokkan. S e d a n g k a n p a d a o r a n g d e w a s a y a n g l e b i h t u a , l e s i
m e n i s c u s d a p a t t e r j a d i a k i b a t ‘keausan’ lutut yang berkepanjangan. Lesi
meniscus dapat menyebabkan rasa sakit dan atau pembengkakan pada area sendi lutut.
Sendi lutut akan terasa nyeri saat digunakan, dan tidak terasa nyeri apabila tidak
digunakan.
Cedera Meniskus Cedera meniskus dapat terjadi baik trauma maupun non trauma.
Cedera meniskus oleh karena non trauma, biasanya terjadi pada orang usia dewasa
pertengahan dan usia tua. Hal ini disebabkan oleh suatu proses degeneratif seperti
osteoarthritis. Sedangkan cedera meniskus oleh karena trauma, umumnya terjadi pada
orang muda dan berhubungan dengan kegiatan olahraga (sepakbola, basket, ski, dan
baseball).
2. Etiologi
 Traumatology olahraga dengan traumatis langsung atau berulang
 Aktivitas sehari-hari, seperti berjalan dan memanjat tangga melibatkan gerakan
berputar yang mendadak, berhenti tiba-tiba dan bergantian, tiba-tiba berlutut, jongkok
dalam atau mengangkat suatu beban yang berat
 Pada orang dewasa yang lebih tua, dapat disebabkan oleh penuaan atau degeneratif.
Resiko cedera meningkat seiring usia karena tulang rawan mulai berdegenerasi,
kekuranganan suplai darah dan ketahanan.
 Meningkatnya berat badan
3. Patogenesis
Cedera terjadi bila femur berputar terhadap tibia atau tibia terhadap femur
dengan sendi lutut dalam keadaan sedikit fleksi untuk menyanggah berat badan.
Tibia biasanya dalam keadaan abduksi terhadap femur dan meniscus medialis
ditarik kedalam posisi abnormal antara condylus femoralis dan tibialis. Gerakan
mendadak diantara condylus mengakibatkan terdapatnya gaya menjepit yang hebat pada
meniscus, keadaan ini membelah meniscus dalam arah panjangnya.
Apabila bagian meniscus yang robek menjapit terjepit di antara permukaan
sendi, tidak mungkin dilakukan gerakan lagi dan dikatakan sendi tersebut
dalam keadaan terkunci. Cedera meniscus lateralis lebih jarang terjadi karena meniscus
lateralis tidak m e l e k a t p a d a l i g e m e n t u m c o l l a t e r a l e l a t e r a l e s e n d i l u t u t
k a r e n a i t u l e b i h b e b a s  bergerak dan M"popliteus memberikan sebagian dari
serabutnya kemeniscus lateralis. Serabut ini dapat menarik meniscus kedalam posisi
yang lebih menguntungkan pada saat melakukan gerakan mendadak sendi lutut.
4. Tanda dan Gejala
a. Sensasi popping (sendi terasa bergerak-gerak sendiri)
b. Pembengkakan atau kekakuan
c. Nyeri, terutama ketika memutar lutut, berjalan jauh atau berlari
d. Sulit meluruskan lutut secara sepenuhnya, sulit digerakkan atau tidak dapat dilipat
e. Lutut terasa seolah terkunci/block saat menggerakkan lutut atau akan terkunci pada
posisi tertekuk 15 & 30 derajat dan tidak bisa kembali meluruskannya
f. Area gerak lutut menjadi terbatas
g. Terdapat bunyi atau letupan pada lutut sewaktu digerakkan

B. Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapan Alat : (mencakup persiapan operasional alat)


a) Hubungkan power cord (steker) unit ke adaptor lalu hubungkan power ke adaptor unit
b) Tekan tombol ON yang ada di belakang unit
c) Menjalankan unit dengan menekantombol ON/OFF yang ada di panel depan unit
(tekan tombol selama 3 detik sampai unit aktif)
d) Selanjutnya, tekan tombol manual yang ada di panel depan unit
e) Selanjutnya, pad dibasahi terlebih dahulu, dan diletakan pada permukaan pad yang
akan di kontakan dengan kulit pasien.

2. Persiapan Pasien :
a) Posisikan pasien dalam posisi terlentang dan usahakan dalam keadaan senyaman dan
serileks mungkin
b) Periksa area yang akan di terapi dalam hal ini: kulit harus bersih dan bebas dari lemak,
lotion
c) Letakkan PAD pada area knee bagian lateral dan medial
d) Periksa sensasi kulit, Lepaskan semua metal diarea terapi
3. Teknik Pelaksanaan :

Kasus : Kronik Lesi Meniskus


Knee 1. Posisi pad elektrode : Pad dipasang dengan posisi
Nilai VAS : 5,4 bipolar paralel pada area nyeri disekitar knee.

2. Metode pemasangan pad elektrode : Pad dipasang


diarea sekitar nyeri dengan posisi bipolar paralel
yaitu satu pad berada pada bagian lateral knee joint
dan pad lainnya di bagian medial knee joint.

3. Pemilihan dosis :
a. Bentuk IFC : 2 pole interference

b. Frekuensi arus : 7000 Hz

c. AMF : 40 Hz

d. Frekuensi Spektrum : 10 Hz

e. Program Spektrum : 1/1

f. Intensitas arus : 14,0 mA

g. Waktu : 15 menit

C. Evaluasi
Setelah diberikan IFC dengan cara penempatan pad bipolar paralel pada area knee bagian
lateral dan medial, gejala yang ditimbulkan telah berkurang dan nilai VAS nya pun juga berkurang
sedikit demi sedikit.

Anda mungkin juga menyukai