Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATERI PERBURUHAN

IMBAUAN ​WORK FROM HOME ​SEBAGAI SUATU WUJUD


PERLINDUNGAN BURUH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Hukum Administrasi Negara Sektoral - B

Kelompok 7

Ayu Hentami Febriandini (1806219513)

Ersee Libert Yehezkiel (1806220162)

Ellen Nadya Salbaina (1806139254)

Eva Nurhafiah Salsabilah (1806219160)

Talitha Marie Imomirara (1806220553)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Definisi Hukum Perburuhan menurut Prof. Aloysius Uwiyono adalah “hukum


tertulis/tidak tertulis yang mengatur Hak dan Kewajiban antara buruh yang bekerja dibawah
pimpinan pengusaha, yang menerima hasil pekerjaan dari buruh, dengan Pengusaha yang
mempekerjakan buruh, yang berhak atas upah dari pengusaha, dan pemerintah yang mengatur
hak/kewajiban antara buruh dan pengusaha. Hukum Perburuhan bertitik tolak dari adanya
suatu hubungan (hukum) yang timbul antara pemberi kerja dan penerima kerja sebagai akibat
yang timbul karena adanya suatu perjanjian kerja di antara mereka. Objek perjanjian dalam
perjanjian kerja adalah pekerjaan/hasil kerja dari penerima kerja. Dengan kata lain, objek
perjanjian sesungguhnya adalah pekerja/buruh itu sendiri. Oleh karena itu, tidak dapat
dianggap sebagai suatu objek ‘kebendaan’, karena didalamnya terdapat faktor ‘manusia’ yang
harus diperhatikan harkat martabat serta kesehatan dan keselamatannya, dalam kegiatan yang
bersangkutan dengan perjanjian kerja yang dibuat bersama pemberi kerja yaitu pengusaha.

Dalam prakteknya sangat terlihat bahwa pekerja/buruh sebagai salah satu pihak dalam
perjanjian (kerja) tidak memiliki kedudukan yang setara dengan pengusaha sebagai pihak
lainnya. Hubungan antara pekerja/buruh dengan pengusaha sejak lama dikenal sebagai suatu
hubungan kerja yang bersifat subordinatif/diperatas (​dieverhounding​). Pekerja/buruh secara
ekonomi, sosiologis maupun psikologis lebih lemah kedudukannya dibandingkan dengan
pengusaha. Kondisi ini menyebabkan ketentuan-ketentuan yang awalnya ada untuk mengatur
hubungan kerja yang bersifat perdata, mulai bergeser ke dalam ranah hukum publik. Tujuan
utama dari pergeseran itu adalah untuk memberikan perlindungan bagi pekerja/buruh atas
ketidaksetaraan kedudukan mereka selaku pihak dalam perjanjian.1

Dalam hal pemberian perlindungan terhadap pekerja/buruh inilah dampak campur


tangan dari negara lewat pemerintah semakin besar, seiring dengan banyaknya dampak
negatif dari kegiatan usaha/industri maupun perkembangan kekuasaan negara di sisi lainnya.
Di Indonesia salah satu campur tangan negara direalisasikan melalui hukum administrasi
negara. Berkenaan dengan hukum perburuhan, Hukum Administrasi Negara Merupakan salah

1
Aloysius Uwiyono, et. al, ​Asas-Asas Hukum Perburuhan​, (Jakarta: Rajawali Press, 2018).
Satu ‘mekanisme’ negara untuk menyeimbangkan ketimpangan kedudukan para pihak dalam
hubungan kerja khususnya pekerja/buruh, melalui pemberian perlindungan ekonomi, sosial
dan teknis. Negara menetapkan standar-standar minimum di bidang hukum perburuhan
sepanjang menyangkut hak pekerja/buruh dan standar maksimum sepanjang menyangkut hak
pengusaha. Penetapan ini selain memberikan perlindungan kepada buruh juga untuk
memastikan agar terciptanya keseimbangan kedudukan ‘relatif’, persamaan di hadapan
hukum antara pihak yang saling mengikatkan diri dalam hubungan bersifat atasan bawahan
tersebut.2

Beberapa waktu terakhir, beberapa negara dilanda pandemi COVID-19 atau yang
sering kita sebut Virus Corona. Virus corona adalah virus yang berhubungan dengan infeksi
pernapasan merupakan virus yang menyerang dan berkembangbiak di sel epitel saluran
pernapasan.3 Indonesia menjadi salah satu negara positif COVID-19 sebagaimana yang
diumumkan langsung Presiden Joko Widodo di istana kepresidenan, Jakarta, senin (2/3/2020)
perihal dua (2) warga negara indonesia yang tertular virus tersebut karena melakukan kontak
dengan seorang yang berkewarganegaraan jepang yang datang ke Indonesia.4 Setelah 1 Bulan
lebih, jumlah kasus orang yang dinyatakan positif COVID-19 semakin meningkat dan belum
mengalami penurunan yang signifikan.5 Maka dari itu banyak sekolah, pusat perbelanjaan
dan juga Kantor-kantor yang mempekerjakan pekerja/buruh, agar menerapkan kegiatan ​work
from home demi mengurangi penularan virus tersebut. Dalam hal ini, pemerintah harus
memperhatikan kesetaraan kedudukan agar pekerja/buruh tidak kehilangan hak-haknya
walaupun mereka tidak bekerja seperti hari-hari biasanya.

2
Harsanto Nursadi, ​ed​. ​Hukum Administrasi Negara Sektoral​, (Depok: Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, ​s.d.​).
3
Serafica Gischa, “Apa itu Covid-19,SARS, dan MERS,”
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/27/080000169/apa-itu-covid-19-sars-dan-mers-?page=all​, diakses
2 April 2020.
4
Ihsanuddin, “Fakta Lengkap Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia,”
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/03/06314981/fakta-lengkap-kasus-pertama-virus-corona-di-indonesia
?page=all​, diakses 2 April 2020.
5
Kawal Covid19, “ Kawal informasi seputar COVID-19 secara tepat dan akurat,”
https://kawalcovid19.id/​, diakses 2 april 2020.
BAB II

ANALISIS

Berita

Pemprov: 220 Perusahaan di Jakarta Berlakukan Work from Home

Arief Ikhsanudin - detikNews

Rabu, 18 Mar 2020 18:45 WIB

Jakarta - ​Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta telah mendapat laporan
220 perusahaan melaksanakan bekerja di rumah atau ​work from home (WFH). Tindakan itu
sesuai dengan imbauan dari Pemprov DKI Jakarta kepada perusahaan-perusahaan.

"Hingga hari ini (18/3/2020) sudah ada 21.589 orang dari 220 perusahaan yang melapor ke
Disnaker. Itu (data) yang sudah WFH," ucap Kepala Disnakertrans dan Energi, Andri
Yansah, dalam keterangannya, Rabu (18/3).

Andri memang telah mengeluarkan Surat Edaran yang diterbitkan Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta Nomor 14/SE/2020 tentang Imbauan Bekerja
di Rumah. Perusahaan yang sudah menerapkan kebijakan WFH bisa melapor ke
http://bit.ly/laporanpelaksanaanwfh​ agar terdata.

"(220) yang sudah lapor. Kemungkinan besok akan bertambah," kata Andri.

Dalam surat edaran tersebut, terdapat tiga kategori langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
Perusahaan bisa memilih salah satunya.

"Pertama, perusahaan untuk sementara waktu dapat menghentikan seluruh kegiatan usahanya.
Kedua, perusahaan untuk sementara waktu dapat mengurangi sebagian kegiatan usahanya
(sebagian karyawan waktu dan fasilitas operasional)," ujar Andri.

"Ketiga, perusahaan yang tidak dapat menghentikan kegiatan usahanya karena bidang
usahanya berhubungan dengan pelayanan kesehatan, kebutuhan bahan bahan pokok, dan
BBM," sambungnya.
Sumber:
https://news.detik.com/berita/d-4944579/pemprov-220-perusahaan-di-jakarta-berlakukan-wor
k-from-home

Analisis

Definisi hukum perburuhan oleh Aloysius Uwiyono dapat diidentifikasikan sebagai


definisi yang paling terkini, karena adanya pergeseran substansi hukum perburuhan yang
semula erat dengan sifat hukum privat menjadi erat pula dengan sifat hukum publik.
Diketahui bahwa buruh/pekerja dalam perjanjian kerja, kenyataannya tidak memiliki
kesetaraan dengan pengusaha/pemberi kerja, maka tujuan dari pergeseran tersebut adalah
untuk memberikan perlindungan bagi pekerja/buruh atas ketidaksetaraan kedudukan mereka.
Selain itu, objek perjanjian kerja yang dilakukan buruh/pekerja dengan pengusaha adalah
pekerja/buruh itu sendiri. Konferensi Organisasi Perburuhan Internasional ke-26 tahun 1944
menyatakan bahwa tenaga kerja/buruh bukan merupakan barang dagangan, melainkan
manusia yang harus tetap diperhatikan harkat dan martabat, kesehatan dan keselamatannya.
Oleh karena itu, campur tangan negara dalam memberikan perlindungan pekerja/buruh sangat
diperlukan. Campur tangan negara direalisasikan melalui ranah publik, khususnya melalui
administrasi negara. Hukum administrasi negara merupakan hukum yang berkaitan dengan
pemerintah yang meliputi fungsi, aktivitas, otoritas, dan susunan pemerintahan suatu negara.
Berkenaan dengan hukum perburuhan, hukum administrasi negara merupakan salah satu
mekanisme untuk menyeimbangkan ketimpangan kedudukan para pihak dalam hubungan
kerja, melalui pemberian perlindungan ekonomis, teknis dan sosial. Negara menetapkan
standar minimum untuk hak pekerja/buruh dan standar maksimum untuk hak pengusaha.
Tujuannya adalah untuk memastikan terciptanya keseimbangan kedudukan ‘relatif’ -
persamaan dihadapan hukum - antar pihak yang mengikatkan diri dalam hubungan kerja.
Dalam hukum perburuhan dikenal dengan kaidah otonom dan kaidah heteronom. Perjanjian
kerja yang merupakan contoh dari kaidah otonom, ditempatkan lebih rendah dibandingkan
dengan berbagai peraturan yang ditetapkan oleh negara yang merupakan kaidah heteronom,
meskipun negara bukan pihak dalam hubungan kerja. Dengan demikian, negara telah
berperan dan menjalankan fungsi, tugas, hak dan kewajiban dalam konteks penyeimbang.6

Negara melalui administrasi negara menjalankan peran dan fungsi berdasar pada
hukum. Dalam operasionalnya, fungsi tersebut diejawantahkan melalui jabatan-jabatan.
Melalui jabatan, dibebankan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum. Kewenangan
administrasi negara perlu diperoleh dan dimiliki secara tepat agar tindakan
administrasi/produk yang dihasilkan tidak batal demi hukum atau dibatalkan. Dalam hukum
perburuhan, wewenang tersebut dijalankan untuk memenuhi amanat UUD NRI 1945,
khususnya dalam Pasal 27 Ayat (2), Pasal 28 D Ayat (2), Pasal 28 E ayat (3) dan Pasal 28 I
ayat (2) yang menjadi dasar fundamental bagi peran administrasi negara untuk menjamin
pemenuhan dan membela hak-hak perburuhan warga negara.7

Produk hukum dibawah UUD NRI 1945 digunakan sebagai dasar hukum maupun
acuan para pihak dalam pelaksanaan kegiatan perburuhan. Produk hukum tersebut ada yang
bersifat abstrak umum dan ada pula yang bersifat konkret individual. UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan merupakan undang-undang payung untuk bidang perburuhan yang
bersifat abstrak umum. Sementara itu, produk hukum yang bersifat individual konkret
misalnya berbentuk keputusan peradilan hubungan industrial atas perselisihan hubungan
industrial buruh/pekerja dengan pengusaha. Selain menghasilkan produk hukum, negara
(dalam hal ini pemerintah), juga melakukan pembinaan dan pengawasan. Pembinaan
dilakukan dengan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan
pekerja/buruh, pengusaha, pengurus, atau anggota kelembagaan ketenagakerjaan tentang
peraturan perundang-undangan. Sementara itu, pengawasan dilakukan dengan kegiatan
mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan tersebut meliputi terwujudnya pengawasan
berlakunya ketentuan, pengumpulan bahan keterangan mengenai hubungan kerja dan atau
keadaan perburuhan, guna menyusun peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan serta
tugas lain yang diberikan undang-undang.8

6
​ Harsanto Nursadi, ​ed.​ ​Hukum Administrasi Negara Sektoral​, (Depok: Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, ​s.d.​, 2019), hlm. 193-197.
7
​ ​Ibid, h​ lm. 197-199.
8
​Ibid, h​ lm. 201-204.
Singkatnya, pemerintah memiliki fungsi menyusun kebijakan, memberikan pelayanan
dan mengawasi pelaksanaan kebijakan (berdasar Pasal 102 Ayat (1) UU Ketenagakerjaan).
Tindakan pengawasan harus sejalan dengan pemberian pelayanan yang dapat mendukung
pelaksanaan kebijakan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pengawasan diperlukan
untuk menyusun suatu kebijakan, karena melalui pengawasan pemerintah mengetahui secara
nyata apa yang terjadi dalam masyarakat. Kondisi tertentu dalam masyarakat mengharuskan
pemerintah untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada masyarakat, dalam hal ini
buruh/pekerja dan pengusaha, agar tetap terpenuhinya hak-hak mereka. Suatu kondisi tertentu
di masyarakat yang dirasa memerlukan kebijakan pemerintah tidak serta-merta dibentuk
begitu saja, melainkan harus menimbang dampak ekonomi dan sosial jika kebijakan tersebut
dilaksanakan. Contoh pengimplementasian peran pemerintah ini dapat dilihat dari situasi
pandemi COVID-19 yang tengah melanda Indonesia. Sejak Indonesia dinyatakan positif
darurat virus corona, pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam rangka
melindungi para buruh/pekerja dan pengusaha.

Dari berita yang berjudul “Pemprov: 220 Perusahaan di Jakarta Berlakukan Work
from Home”​ ini kita bisa melihat bahwa pemerintah khususnya pemerintah daerah Provinsi
DKI Jakarta telah menjalankan kewenangannya untuk mengawasi dan mengatur hak dan
kewajiban buruh dan pengusaha sesuai dengan situasi dan kondisi yang Indonesia alami saat
ini. Pemerintah DKI Jakarta membuat kebijakan dengan mengeluarkan Instruksi Gubernur
DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Resiko
Penularan Infeksi ​Coronavirus Disease (COVID-19) yang ditindaklanjuti dengan Surat
Edaran Nomor 14/SE/2020 tentang Imbauan Bekerja di Rumah yang diterbitkan oleh Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta. Surat Edaran tersebut
ditujukan untuk perusahaan-perusahaan dan para pekerja/buruh yang ada di Provinsi DKI
Jakarta.

Di dalam berita tersebut, ada tiga kategori langkah pencegahan yang bisa dilakukan
oleh Perusahaan, dan bisa dipilih langkah yang paling tepat sesuai kondisi perusahanya.
Ketiga langkah tersebut yaitu: Pertama, perusahaan untuk sementara waktu dapat
menghentikan seluruh kegiatan usahanya. Kedua, perusahaan untuk sementara waktu dapat
mengurangi sebagian kegiatan usahanya (sebagian karyawan waktu dan fasilitas operasional).
Ketiga, perusahaan yang tidak dapat menghentikan kegiatan usahanya karena bidang
usahanya berhubungan dengan pelayanan kesehatan, kebutuhan bahan bahan pokok, dan
BBM. Kemudian, Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan resiko
Penularan Infeksi ​Coronavirus​ Disease (COVID-19) dengan melakukan pekerjaan di rumah.

Dengan adanya instruksi gubernur serta surat edaran yang berisi imbauan untuk WFH
(​Work from Home)​, hal tersebut menunjukkan bahwasannya Pemerintah serius dalam
menghadapi persoalan yang saat ini sedang terjadi. Kemudian, dengan adanya kanal
pendataan ​http://bit.ly/laporanpelaksanaanwfh​, Pemerintah dapat melakukan kontrol
terhadap perusahaan-perusahaan dalam melaksanakan imbauan tersebut. Dalam situasi ini,
memang peran pemerintah untuk menjalankan kewenangannya sangat diperlukan agar
hak-hak para pekerja/buruh bisa tetap terlindungi. ​Salah satu dari 220 perusahaan yang
mengikuti imbauan tersebut adalah PT Gunatronikatama Cipta yang mengumumkan
perubahan-perubahan kepada pekerjanya melalui ​newsletter ​yang ada di situsnya.9 Hal
tersebut menunjukkan bahwa telah tercipta suatu keharmonisan antara Pemerintah,
Pengusaha, dan Pekerja karena ketiga pihak tersebut telah melakukan tugas dan fungsinya
masing-masing dengan baik. Maka dengan demikian, perlindungan buruh melalui
kebijakan-kebijakan pemerintah dapat dicapai.

9
​PT Gunatronikatama Cipta, “Himbauan Bekerja di Rumah (Work from Home) Sesuai Surat Edaran
Disnaker”, ​http://www.ptgasi.co.id/himbauan-bekerja-di-rumah-work-from-home-sesuai-surat-edaran-disnaker/​,
diakses 1 April 2020.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Hukum perburuhan adalah hukum tertulis/tidak tertulis yang mengatur Hak dan
Kewajiban antara buruh yang bekerja dibawah pimpinan pengusaha, yang menerima hasil
pekerjaan dari buruh, dengan Pengusaha yang mempekerjakan buruh, yang berhak atas upah
dari pengusaha, dan pemerintah yang mengatur hak/kewajiban antara buruh dan pengusaha.
Dengan situasi dan kondisi Indonesia saat ini yang sedang mengalami bencana penyebaran
wabah virus Corona, peranan pemerintah sebagai pihak ketiga antara buruh dan pengusaha
sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah memberikan imbauan kepada
masayarakat Indonesia terutama para pekerja/buruh, untuk melaksanakan pekerjaan di rumah
atau yang disebut dengan ​Work from Home (WFH). Hal ini sudah direalisasikan oleh
pemerintah daerah Provinsi DKI dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 14/SE/2020
tentang Imbauan Bekerja di Rumah yang diterbitkan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi,
dan Energi Provinsi DKI Jakarta. ​Dengan adanya instruksi gubernur serta surat edaran yang
berisi imbauan untuk WFH (​Work from Home)​, hal tersebut menunjukkan bahwasannya
Pemerintah serius dalam menghadapi persoalan yang saat ini sedang terjadi. Kemudian,
dengan adanya kanal pendataan ​http://bit.ly/laporanpelaksanaanwfh,​ Pemerintah dapat
melakukan kontrol terhadap perusahaan-perusahaan dalam melaksanakan imbauan tersebut.
Dalam situasi ini, memang peran pemerintah untuk menjalankan kewenangannya sangat
diperlukan agar hak-hak para pekerja/buruh bisa tetap terlindungi. ​Hal tersebut menunjukkan
bahwa telah tercipta suatu keharmonisan antara Pemerintah, Pengusaha, dan Pekerja karena
ketiga pihak tersebut telah melakukan tugas dan fungsinya masing-masing dengan baik.
Maka dengan demikian, perlindungan buruh melalui kebijakan-kebijakan pemerintah dapat
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang dan Peraturan

Indonesia. ​Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Indonesia. ​Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020 tentang Peningkatan
Kewaspadaan terhadap Resiko Penularan Infeksi Coronavirus Disease
(COVID-19).​

Indonesia. ​Surat Edaran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Nomor 14/SE/202​.

Buku

Nursadi, Harsanto. ​Ed​. ​Hukum Administrasi Negara Sektoral​. (Depok: Penerbit Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, ​s.d.)​ .

Uwiyono, Aloysius. ​Et. al. Asas-Asas Hukum Perburuhan.​ (Jakarta: Rajawali Press, 2018).

Internet

Gischa, Seraficha. “Apa itu Covid-19, SARS, dan MERS.”


https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/27/080000169/apa-itu-covid-19-sars
-dan-mers-?page=all​. Diakses 2 April 2020.

Ihsanuddin, “​Fakta Lengkap Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia”​ .


https://nasional.kompas.com/read/2020/03/03/06314981/fakta-lengkap-kasus-pert
ama-virus-corona-di-indonesia?page=all​. Diakses 2 April 2020.

Ikhsanuddin, Arief. “​Pemprov: 220 Perusahaan di Jakarta Berlakukan Work from Home”​ .
https://news.detik.com/berita/d-4944579/pemprov-220-perusahaan-di-jakarta-berl
akukan-work-from-home​. Diakses 30 Maret 2020.

Kawal Covid19, “​Kawal informasi seputar COVID-19 secara tepat dan akurat”​ .
https://kawalcovid19.id/​. Diakses 2 April 2020.
PT Gunatronikatama Cipta. “​Himbauan Bekerja di Rumah (Work from Home) Sesuai Surat
Edaran Disnaker”​ .
http://www.ptgasi.co.id/himbauan-bekerja-di-rumah-work-from-home-sesuai-sura
t-edaran-disnaker/​. Diakses 1 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai