Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa bayi dan anak merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan


yang sangat pesat. Anak bukan dewasa kecil sehingga penggunaan obat untuk
anak merupakan hal khusus yang terkait dengan perbedaan laju perkembangan
organ, sistem enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dan
ekskresi obat. Hal ini ditunjang dengan belum banyaknya penelitian tentang
penggunaan obat pada bayi dan anak. Data farmakokinetik, farmakodinamik,
efikasi dan keamanan obat untuk bayi dan anak-anak masih sangat jarang.
Kurangnya informasi mengenai hal ini menyebabkan timbulnya kejadian reaksi
obat yang tidak dikehendaki seperti grey baby syndrome (sebagai akibat
pemberian kloramfenikol dengan dosis berlebih), phocomelia (sebagai akibat
pemberian thalidomida) dan kernicterus (sebagai akibat pemberian sulfonamida).

Hal penting yang harus diperhatikan untuk pediatri adalah dosis yang optimal,
regimen dosis tidak dapat disederhanakan hanya berdasarkanberat badan atau
luas permukaan tubuh pasien pediatri yang diperolehdari ekstrapolasi data
pasien dewasa. Bioavalaibilitas, farmakokinetik,farmakodinamik, efikasi dan
informasi tentang efek samping dapatberbeda secara bermakna antara pasien
pediatri dan pasien dewasakarena adanya perbedaan usia, fungsi organ dan
status penyakit.

B. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai pelayanan
kefarmasian khususnya peresepan obat pada anak dan bayi.
2. Memberi pengetahuan kepada mahasiswa tentang permasalahan yang
biasa terjadi pada pemberian obat untuk anak dan bayi.
3. Memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai apa saja obat yang
biasa diresepkan pada pasien anak dan bayi.

1
C. Manfaat
1. Mengetahui proses pelayanan kefarmasian khususnya mengenai
peresepan obat pada anak dan bayi.
2. Mengetahui apa saja permasalahan yang biasa terjadi pada pemberian
obat untuk pasien anak dan bayi.
3. Mengetahui apa saja obat yang biasa diresepkan pada pasien anak dan
bayi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Anak-Anak

Secara Nasional definisi anak menurut perundang-undangan,


diantaranyamenjelaskan anak adalah seorang yang belum mencapai usia 21
tahun atau belum menikah. Ada yang mengatakan anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 tahun, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dan
bahkan masih dalam kandungan, sedangkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997
tentang Pengadilan Anak, anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal
telah mencapai usia 8 tahun tetapi belum mencapai usia 18 tahun dan belum
perna menikah.

Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang


terjadi disetiap tahap masa kanak-kanak dan masa remaja. Penyakit bagi mereka
seringkali mendadak, dan penurunan dapat berlangsung dengan cepat. Hal ini
harus menjadi perhatian khusus orang tua apabila anak sudah mengalami
penurunan kondisi tubuh.

2. Penyakit yang Sering Terjadi Pada Anak-Anak

Pada anak-anak, penyakit yang sering menjadi serius atau parah datang
dalam waktu yang sangat cepat. Beberapa penyakit umum yang sering menimpa
anak-anak diantaranya:

1. Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu
diukur dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih
dari 39°C) dapat dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan
otak.
2. Diare
Diare pada anak dapat ditandai dengan frekwensi buang air besar lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya terbesar bagi
anak-anak dengan diare adalah dehidrasi, atau kehilangan terlalu banyak
cairan dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai muntah.

3
3. Flu
Virus ini menginfeksi telinga, hidung, tenggorokan dan sinus. Anak yang
menderita flu akan mengalami sakit tenggorokan, pilek, batuk, suhu
tinggi, sakit kepala, dan nyeri pada persendian.
4. Ruam
Ruam pada kulit bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor meliputi kulit
kering, lecet, infeksi, atau alergi. Kulit bayi jauh lebih sensitif bila
dibanding kulit orang dewasa, sehingga lebih rentan ternadap penyebab
ruam.
5. ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang meliputi saluran pernapasan
bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit infeksi akut
yang menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai
dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan di dalam paru-paru
(saluran bagian bawah)

3. Penggunaan Obat pada Anak-Anak

Penggunaan obat pada anak harus dipertimbangkan secara khusus


karena adanya perbedaan laju perkembangan/pematangan organ yang juga
mencakup fungsi organ tubuh dan sistem dalam tubuh. Faktor farmakokinetika
seperti absorpsi, distribusi, metabolisme danekskresi obat.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat pada anak-anak:

1. Farmakokinetika obat pada anak


2. Dosis Pemberian obat
3. Penyuluhan dan kepatuhan
4. Efek samping pada anak
5. Farmakokinetika obat pada anak
6. Laju absorpsi dan jumlah yang terabsorpsi
7. Waktu pengosongan lambung menyamai orang dewasa, pada bayi diatas
6 bulan
8. Absorpsi perkutan pada neonatus dan bayi jauh lebih besar
dibandingkandengan orang dewasa

4
4. Farmakokinetik dan Farmakodinamik

1. Farmakokinetik
Farmakokinetik dapat didefinisikan sebagai setiap proses yang
dilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme,
dan ekskresi. Dalam arti sempit, farmakokinetik khususnya mempelajari
perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dan metabolitnya dalam
darah dan jarigan sebagai fungsi dari waktu. Dalam fase farmakokinetik
termasuk bagian proses invasi dan proses eliminasi (evasi). Yang
dimaksud dengan invasi ialah proses-proses yang berlangsung pada
pengambilan suatu bahan obat ke dalam organisme (absorpsi, distribusi),
sedangkan eliminasi merupakan proses-proses yang menyebabkan
penurunan konsentrasi obat dalam organisme (metabolisme, ekskresi).

2. Farmakodinamik
Pada anak-anak.Secara umum jalur eliminasi obat (hepar dan
ginjal) sangat minim pada bayi yang baru lahir, dan juga pada bayi yang
premature. Hal ini disebabkan karena faktor fisiologis dari bayi yang tidak
biasa, dimana dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan dari terapi.
Jalur kliren obat sangat dipengaruhi oleh perubahan fisiologi (bayi,
premature, dan saat pubertas). Pada perkembangan bayi di tahun
pertama, kliren metabolit obat sangat minim. Pada saat pubertas kliren
akan mengalami penurunan lebih cepat pada perempuan daripada pada
laki-laki. Perbedaan farmakodinamik ditemukan antara anak-anak dan
orang dewasa hal ini dapat mempengaruhi outcome terapi yang tidak
diinginkan, dan juga adverse effect. Namun tidak selamanya penggunaan
obat pada anak-anak dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Contohnya, sekalipun pada penggunaan asam valproic pada anak-anak
dapat menimbulkan hepatotoksik lebih tinggi dibanding pada orang
dewasa, namun pada penggunaan isoniasid dan asetaminofen, efek
hepatotoksisitasnya lebih rendah.

5
5. Rumus Menentukan Dosis Anak-Anak

Berbagai rumus penentuan dosis obat untuk anak dapat digunakan


apabila pabrikan obat tidak merinci secara jelas mengenai dosis untuk digunakan
pada pasien anak. Sebaliknya apabila pabrikan obat merinci dengan jelas
mengenai dosis untuk anak, maka ikutilah petunjuk tersebut. Sebagai peringatan,
tidak semua obat untuk dewasa dapat diberikan pada anak.

 Berdasarkan Berat Badan


Clark's rule

Dosis Anak =

berat badan bukan dalam kg, tapi lb dimana 1kg = 2,2lb

 Berdasarkan Umur
a. Young's rule

Dosis Anak =
b. Cowling's rule

Dosis Anak =
c. Friend's rule

Dosis Anak =
d. Fried's rule (untuk bayi)

Dosis Anak =
e. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (Body Surface Area)
 Rumus menghitung BSA

Mosteller BSA =

 Dosis Anak =

 Bentuk Sediaan Obat

6
Berdasarkan bentuknya sediaan obat dibedakan menjadi sediaan solid,semi solid
dan liquid.Kriteria bentuk sediaan obat secara umum :

a. Aman
b. Stabil dalam penyimpanan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama
penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya
c. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan
zat aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan
d. Mampu melindungi zat aktif dari kemungkinan degradasi
e. Efektif, efisien, ekonomis
f. Dikemas dalam kemasan yang sesuai

6. Alergi pada Anak


1. Pengertian Alergi
Alergi sejatinya adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap
zat asing yang dihirup, disuntikkan, tertelan, atau bahkan tersentuh.
Alergi pada bayi adalah salah satu masalah kesehatan yang sering
dialami bayi. Meski umum diderita oleh bayi, namun menentukan apa
penyebab alergi pada bayi tidak semudah membalikkan telapak tangan.

2. Faktor Penyebab Alergi


Faktor genetik sering memainkan peran penting dalam terjadinya alergi
pada bayi, namun faktor lain tidak kalah penting. Faktor lain yang sering
menjadi penyebab terjadinya alergi pada bayi adalah makanan dan
lingkungan. Alergi karena lingkungan sendiri lebih jarang ditemui
dibandingkan alergi yang disebabkan oleh makanan.
Beberapa makanan yang paling sering menyebabkan alergi antara lain
kacang, susu, telur, kerang, dan ikan. Sementara itu, alergi yang
disebabkan oleh lingkungan, biasa terjadi saat anak menginjak usia 18
bulan. Pada usia itu, balita bisa menunjukkan alergi terhadap benda-
benda yang ada di dalam maupun di luar ruangan. Beberapa hal yang
menjadi penyebab alergi pada bayi adalah serbuk sari, debu tungau, bulu
hewan, jamur, dan kecoak.
Ada juga beberapa penyebab alergi lain yang bisa menimpa bayi.
Misalnya saja gigitan serangga yang bisa menyebabkan kulit

7
membengkak, gatal, dan memerah. Lalu ada obat-obatan dan bahan
kimia tertentu, seperti detergen yang bisa menyebabkan alergi pada bayi
juga. Jika menderita alergi akibat salah satu faktor di atas, bayi biasanya
akan menunjukkan beberapa gejala berikut.

a. Bengkak pada wajah, bibir, dan lidah.

b. Muntah-muntah atau diare.

c. Gatal-gatal atau kulit terdapat bilur-bilur menyerupai bekas luka.

d. Batuk-batuk atau bersin-bersin.

e. Kulit memerah atau ruam.

f. Susah bernapas.

g. Hilang kesadaran atau pingsan.

3. Cara Mengatasi Alergi


Pada dasarnya alergi pada bayi tidak terjadi begitu saja, melainkan
membutuhkan waktu. Makin sering bayi bersentuhan dengan alergen
atau penyebab alergi, maka makin cepat dia akan menderita alergi. Hal
ini terjadi karena tubuh memiliki ambang batas toleransi, yaitu batas
tertinggi tubuh untuk menerima paparan, jika paparan dialami secara
berlebihan akan memicu reaksi dari sistem pertahanan tubuh dan
terjadilah alergi
Maka jangan heran jika bayi Anda awalnya tidak alergi terhadap
serbuk sari atau bulu kucing, namun beberapa waktu kemudian akan
mengalami reaksi alergi setelah terpapar beberapa kali. Ada jeda waktu
tertentu yang dibutuhkan oleh alergen untuk membuat kekebalan tubuh
bereaksi terhadapnya.
Cara terbaik mengatasi alergi adalah dengan mengetahui
penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya, kita akan mudah
menghindarkan bayi untuk bersentuhan dengan alergen sehingga alergi
tidak sering kambuh.
Jika makanan yang mungkin menjadi penyebabnya, maka tundalah

8
memberi makanan yang berpotensi menyebabkan alergi kepada bayi,
terutama kacang-kacangan. Pendapat dokter patut dijadikan acuan jika
Anda memang ragu akan pemberian makanan yang bisa menyebabkan
alergi.
Sementara itu, untuk menghindarkan bayi dari alergi bulu, tungau bisa
dilakukan dengan menjaga kebersihan tempat tidur, ruangan, dan
mainannya. Demikian juga dengan alergi yang disebabkan oleh jamur
dan kecoak.
Memandikan hewan piaraan atau membatasi kontak antara bayi dan
hewan piaraan yang menyebabkan alergi dan membatasi ruang gerak
hewan wajib dilakukan agar alergi pada bayi bisa diantisipasi. Jika
serbuk sari tumbuhan yang menjadi penyebabnya, maka mengurangi
bepergian ke tempat terbuka dapat menjadi cara yang efektif dalam
menghindarkan alergi pada bayi.
Jika cara-cara di atas tidak bisa membuat alergi menjauh dari bayi
Anda, maka mengobati alergi pada bayi dengan obat antihistamin dan
steroid bisa menjadi pilihan. Tentunya pemberian obat tersebut wajib
mendapat pengawasan dari dokter anak.

7. Ruam
1. Pengertian Ruam
Ruam atau bintik merah pada kulit bayi adalah hal yang biasa terjadi.
Ini berarti kulit sensitif bayi sedang beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kebanyakan ruam dan bintik merah tersebut tidak berbahaya dan dapat
sembuh dengan sendirinya. Kulit bayi bisa sensitif terhadap benda asing.
Berikut adalah beberapa bintik merah atau ruam pada kulit bayi yang
biasa terjadi, namun disarankan untuk jangan mendiagnosis sendiri bintik
merah yang ada di kulit bayi Anda. Selalu konsultasikan kepada dokter
anak guna mendapatkan diagnosis yang tepat.
a. Eksim
Tipe eksim yang paling sering terjadi pada bayi dan anak (namun bisa
berlanjut hingga dewasa) adalah eksim atopik (atopic dermatitis). Eksim
menyebabkan kulit bayi menjadi gatal, kering, merah, dan pecah-pecah.
Eksim biasanya disebabkan oleh kulit sensitif atau alergi. Pada umumnya,
eksim muncul pada lipatan kulit, seperti di belakang lutut, lipatan siku,

9
lipatan leher, dan daerah di sekitar mata dan telinga. Untuk mengatasi
eksim, hindarkan bayi Anda dari suhu ekstrem dan segala sesuatu yang
dapat mengganggu kondisi kulit. Mandikan bayi Anda sebanyak dua atau
tiga hari sekali dan keringkan kulitnya dengan ditepuk-tepuk secara
lembut. Oleskan salep atau krim yang dianjurkan oleh dokter dan jangan
gunakan pewangi atau pelembut pakaian ketika mencuci. Selalu
upayakan untuk menemui dokter apabila eksim tidak kunjung membaik.
b. Penyakit tangan, kaki, dan mulut
Ditandai dengan demam, kehilangan nafsu makan, sakit tenggorokan,
nyeri di mulut, dan ruam yang tidak terasa gatal. Penyakit ini
menimbulkan ruam atau bintik merah di tangan dan kaki, serta sariawan
di mulut. Penyakit ini juga dapat muncul di area bokong bayi. Penyakit ini
dapat menular melalui batuk, bersin, atau popok bekas, namun dapat
sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari. Jika merasa khawatir,
hubungi dokter anak Anda dan jangan lupa untuk rajin mencuci tangan.
c. Biduran
Biduran atau urtikaria adalah kemerahan atau ruam gatal pada kulit
yang muncul sebagai reaksi alergi terhadap makanan tertentu atau
sengatan jelatang, lebah, dan lain-lain. Ruam tidak menular ini biasanya
menghilang setelah beberapa hari. Biduran juga bisa menjadi tanda
reaksi alergi serius yaitu anafilaksis, apabila disertai oleh sesak napas
atau wajah bengkak. Anafilaksis memerlukan penanganan darurat. Jika
biduran tidak sembuh dalam beberapa hari, segera periksakan bayi Anda
ke dokter.
d. Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Impetigo
dimulai dengan kemunculan ruam dan lepuh yang pecah, meninggalkan
kerak tebal berwarna kuning kecokelatan dan menciptakan luka atau lecet
yang berwarna merah. Impetigo cenderung muncul di sekitar hidung dan
mulut dengan disertai rasa gatal. Jika tidak diobati, penyakit menular ini
dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu, namun jika diobati akan sembuh
dalam 7-10 hari. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung atau
jika berbagi penggunaan barang dengan penderita. Impetigo dapat diatasi
dengan krim, salep, atau pil antibiotik.
e. Milia

10
Banyak bayi terlahir dengan kondisi milia, yaitu bintik-bintik putih yang
muncul di hidung, dagu, kelopak mata, atau pipi. Milia disebabkan oleh
pori-pori yang tersumbat oleh keratin, yaitu semacam protein yang
diproduksi oleh kulit. Biasanya milia akan hilang dengan sendirinya dalam
beberapa minggu. Untuk menangani milia, basuh wajah bayi Anda sehari
sekali dengan air dan sabun bayi secara lembut.
f. Ruam Popok
Ruam popok biasa terjadi ketika kulit bayi terlalu lama terkena urine
atau feses. Ruam popok dapat diatasi dengan rutin mengganti popok bayi
dan mengoleskan krim atau salep untuk ruam popok sebelum memakai
popok. Namun jika muncul bintik merah terang atau kulit menjadi
bengkak, melepuh, kering atau pecah-pecah, segera periksakan anak ke
dokter. Gejala ini menunjukkan adanya infeksi jamur.
g. Biang Keringat
Bintik merah pada kulit bayi ini biasa muncul ketika cuaca terasa
panas dan lembap, serta bayi berpakaian terlalu tebal. Biang keringat
dapat menyebabkan pembengkakan ringan, gatal-gatal, dan cenderung
muncul di kepala, leher, bahu, lengan, atau kaki bayi. Untuk
mengatasinya, pindahkan bayi ke ruangan yang lebih sejuk atau
mandikan dengan air dingin. Selain itu, pakaikan baju yang tipis dan tidak
berlapis-lapis. Pastikan baju bayi dicuci dengan cara aman.
h. Kurap
Kurap adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur. Kulit tampak
merah, berbentuk pola cincin, meradang, dan kemungkinan terasa gatal.
Ruam ini biasa muncul di kepala, kaki, atau pangkal paha. Kurap
bukanlah kondisi serius dan kebanyakan kasus yang ringan dapat diobati
dengan krim antijamur. Kurap ditularkan melalui kontak langsung dari kulit
ke kulit atau menggunakan benda yang digunakan penderita juga.
i. Slapped Cheek Syndrome
Ini adalah infeksi virus yang menyebabkan demam serta ruam merah
terang pada kedua pipi, menyerupai bekas seakan-akan ditampar. Ruam
merah bisa terasa gatal dan berisiko menyebar ke anggota badan
lainnya. Slapped cheek syndrome tidak butuh diobati karena akan
sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
j. Meningitis

11
Ruam pada kulit bayi umumnya tidak berbahaya. Namun ada satu
bintik merah pada kulit bayi yang harus diwaspadai, yaitu meningitis.
Meningitis adalah infeksi pada lapisan saraf tulang belakang yang
disebabkan oleh bakteri atau virus. Tanda-tanda awal meningitis pada
bayi meliputi reaksi bayi yang tidak responsif atau kaku, rewel, tidak ingin
digendong, muntah, kulit pucat, tidak mau makan, demam, enggan
bangun tidur, muncul ruam merah atau keunguan yang tidak memudar
bila ditekan dengan gelas kaca, atau terdapat pembengkakan di ubun-
ubun. Segera periksakan bayi Anda ke dokter atau rumah sakit karena
kondisi ini tergolong serius.
Beberapa ruam atau bintik merah pada kulit bayi memang bukan
penyakit berbahaya dan tidak membutuhkan penanganan serius, namun
sangat disarankan bila Anda memeriksakan perubahan yang terjadi pada
kulit bayi ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang
tepat.

12
BAB III

TELAAH RESEP

A. Resep

Resep 1

Resep 2

13
Resep 3

14
B. Salinan Resep

Salinan Resep 1

Apotek Simulasi Farma

Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang

Jl. Ismail Marzuki No. 5341/171 Palembang

Telp (0711) 352671

Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

Salinan resep

Nomor :

Dari Dokter : dr. Karmon H, SpD

Tetulis tanggal : 30 Oktober 2018

Pro : M.Habiburahman (6 Tahun)

R/ Rhinofed syr No.1

S 3 d d cth 1/2

det

R/ Salbutamol 0,65

Mucopect 2/5

M F Pulv dtd XV

S 3 dd Pulv 1

15
det

Palembang, 23 Oktober 2018

P.C.C

Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

Salinan Resep 2

Apotek Simulasi Farma

Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang

Jl. Ismail Marzuki No. 5341/171 Palembang

Telp (0711) 352671

Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

Salinan resep

Nomor :

Dari Dokter : dr. Karmon H, SpD

Tetulis tanggal : 30 Oktober 2018

Pro : Tn. Kardmo (65 th)

R/ Thiamphenicol syr No. 1

16
S 3 d d cth 1/2

det

R/ Parasetamol drops No.1

S 3 d d 0,7 cc

det Sanmol drop

R/ Cetirizin ¼

Pulvis dtd No. IV

S 1 dd P 1

det

R/ Ambroxol 1/5

Pulvis dtd No. XV

S 3 dd P 1

det

Palembang, 23 Oktober 2018

P.C.C

Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

17
Salinan Resep 3

Apotek Simulasi Farma

Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang

Jl. Ismail Marzuki No. 5341/171 Palembang

Telp (0711) 352671

Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

Salinan resep

Nomor :

Dari Dokter : dr. Karmon H, SpD

Tetulis tanggal : 30 Oktober 2018

Pro : Tn. Kardmo (65 th)

R/ Amoxicillin 500 mg No.XV

S 3 d d 1 tab

det

R/ OBH Syr No.1

S3ddC1

det

R/ Ambroxol 30 mg No.XV

S 3 dd 1 tab

det

18
Palembang, 23 Oktober 2018

P.C.C

Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

19
C. Perhitungan Bahan

1. Resep 1

a. Rhinofed Syr

Diambil Rhinofed syrup Fls 1

= Pseudoefedrin 15 mg/2,5 ml x 60 ml = 360 mg

= Terfenadin 20 mg/2,5ml x 60 ml = 480 mg

b. Racikan

 Salbutamol 2mg

Salbutamol = 0,65 x 15 = 9,75 mg

Salbutamol @ 2 mg/ tab = 9,75 mg / 2 mg = 4,875 = 4,5

Diambil Salbutamol 4 1/2 tablet

 Mucopect tab

Ambroxol HCL = 2/5 tab x 15 = 6 Tab

Diambil Ambroxol 6 Tab

2. Resep 2

a. Thiamphenicol syr

= Thiamphenicol 250 mg/2,5 ml x 60 ml = 6.000 mg

Diambil Thiamfilex Suspensi 1 Fls

b. Paracetamol drops

Diambil Sanmol Drops 1

c. Cetirizin 10 mg

20
Cetirizin = ¼ tab x 4 = 1 Tab

Diambil Cetirizin 1 tab

d. Ambroxol 30 mg

Ambroxol = 1/5 tab x 15 = 3 Tab

Diambil Ambroxol 3 Tab

3. Resep 3
a. Amoxicillin 500 mg

Amoxicillin = 1 tab x 15 = 15 Tab

Diambil Amoxicillin 15 Tab

b. OBH

Diambil OBH Combi 1 Fls

c. Ambroxol 30 mg

Ambroxol = 1 Tab x 15 = 15 Tab

Diambil Ambroxol 15 Tab

D. Perhitungan Dosis

1. Resep 1

a. Rhinofed

Dosis Pakai : DM

 Pseudoefedrine 1x = -
1 Kali = 2,5 ml /60 mg x 360 mg 1h=-
= 15 mg
1 Hari = 3 x 15 mg = 45 mg

 Terfenadine 1x=-
1 Kali = 2,5 ml /60 mg x 480 mg 1h = -
= 20 mg

21
1 Hari = 3 x 20 mg = 60 mg

b. Racikan

 Salbutamol

Dosis Pakai

1 Kali = 1 x 0,65 mg = 0,65 mg


1 Hari = 3 x 0,65 mg = 1,95 mg

 Mucopect/ Ambroxol

Dosis Pakai

1 Kali = 2/5 x 30 mg = 12 mg
1 Hari = 3 x 12 mg = 36 mg

2. Resep 2

a. Thiamphenicol

Berat badan anak 20 kg

DP (dosis Pemakaian) Dosis Lazim DL Anak


1 Kali = 2,5 ml /60ml x 6.000 mg 30 – 100 20 x 30 = 600 mg
= 200 mg mg 20 x 100 = 2.000 mg

1 Hari = 3 x 200 mg Jadi 600 – 2.000 mg


= 600 mg

b. Paracetamol

Dosis Pakai

1 Kali = 0,7 cc x 60 mg/0,6 cc = 70 mg


1 Hari = 3 x 70 mg = 210 mg

c. Cetirizin

22
Dosis Pakai

1 Kali = 1/4 x10 mg = 2,5 mg


1 Hari = 1 x 2,5 mg = 2,5 mg

d. Ambroxol

Dosis Pakai

1 Kali = 1/5 x 30 mg = 6 mg
1 Hari = 3 x 6 mg = 18 mg

3. Resep 3

a. Amoxicillin

Dosis Pakai

1 Kali = 500 mg
1 Hari = 3 x 500 mg = 1500 mg

b. OBH

Dosis Pakai

 Ammonii cloridum
1 kali = 15/100 x 2.000 mg = 300 mg
1 hari = 3 x 300 mg = 900 mg

Dosis Maksimum

Ammonium Cloridum
1 Kali = -
1 Hari = 5 / 17 x 10.000 = 2.941 mg

Persentase Dosis

1 Hari = 900 / 2.941 = 30,6 %

c. Ambroxol

Dosis Pakai

1 Kali = 30 mg =
1 Hari = 3 x 30 mg = 90 mg

E. Cara Pengerjaan Resep

1. TTK menerima resep dari pasien, lalu memeriksa kelengkapan dan


keabsahan resep tersebut.

23
2. TTK akan memeriksa ada atau tidaknya obat dalam persediaan. Bila
obatyang dibutuhkan tersedia, kemudian dilakukan pemberian harga dan
memberitahukan- nya kepada pasien. Setelah pasien setuju segera
dilakukan pembayaran atas obat pada bagian kasir. Alamat dan nomor
telepon pasien dicatat. Bila obat hanya diambil sebagian maka petugas
membuat salinan resep untuk pengambilan sisanya. Bagi pasien yang
memerlukan kuitansi maka dapat pula dibuatkan kuitansi.
3. Resep diberi nomor urut resep, selanjutnya nomor resep tersebut
diserahkan ke pasien untuk mengambil obat pada bagian penyerahan
obat.
4. Resep asli diserahkan ke bagian peracikan atau penyiapan obat. TTK
pada bagian peracikan atau penyiapan obat lalu meracik atau
menyiapkan obat sesuai dengan resep.
5. Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan dikemas.
6. Sebelum obat diberikan dilakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor
resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya. Juga
dilakukan pemeriksaan salinan resep sesuai resep aslinya serta
kebenaran kuitansi.
7. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep lalu
pasiendiberi informasi tentang cara pemakaian obat dan informasi lain
yang diperlukan pasien.
8. Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal
resepdan disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.
9. Pada setiap tahapannya, petugas apotek wajib membubuhkan paraf atas
apa saja yang dikerjakan pada resep tersebut, jika terjadi sesuatu dapat
dipertanggung jawabkan atas pekerjaan yang dilakukan.

F. Aturan Pakai
1. Rhinofed =Tiga kali sehari setengah sendok teh
2. Salbutamol = Tiga kali sehari satu bungkus
Mucopect/Ambroxol
3. Thiamphenicol = Tiga kali sehari setengah sendok teh
4. Paracetamol = Tiga kali sehari 0,7 cc
5. Cetirizin = Satu kali sehari satu bungkus
6. Ambroxol = Tiga kali sehari satu bungkus
7. Amoxicillin = Tiga kali sehari satu tablet
8. OBH = Tiga kali sehari satu sendok makan
9. Ambroxol = Tiga kali sehari satu tablet

G. Deskripsi obat

1. Rhinofed

24
Kandungan :

Pseudoefedrin HCl 15 mg, Terfenadine 20 mg tiap 5 ml suspensi. Pseudoefedrin


HCl 30 mg, Terfenadine 40 mg tiap tablet.

Indikasi :

Rinitis alergika. Rinitis vosomotor.

Kontraindikasi

 Pasien dengan hipersensitivitas terhadap Terfenadin dan Pseudoefedrin.


 Pasien dengan gangguan fungsi hati.
 Penderita penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, dan aritmia.
 Pasien yang sedang menggunakan obat MAO (Monoamin Oksidase)
Inhibitor.
 Pasien yang sedang menggunakan obat turunan azol seperti ketokenazol
dan obat lainnya.
 Wanita yang sedang dalam program hamil, wanita hamil, dan ibu
menyusui.

Dosis :

 Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun: 1 tabtel diberikan sebanyak 3


kali per hari.
 Anak usia di bawah 12 tahun: 1 sendok tekar diberikan sebanyak 3 kali
per hari.

Efek Samping :

 Mulut kering
 Gangguan pencernaan seperti mual, sakit perut, muntah, hilangnya nafsu
makan
 Gangguan kecemasan
 Gangguan tidur atau insomnia
 Gangguan irama jantung dan jantung berdebar-debar

Efek samping yang pernah namun jarang terjadi:

 Sakit kepala
 Keringat dingin
 Depresi dan gangguan mood
 Tremor atau gemetar

25
 Gangguan fungsi hati

Peringatan dan Perhatian :

 Penggunaan obat Rhinofed melebihi dosis 360 mg per hari bisa


menimbulkan berbagai reaksi tubuh, salah satunya adalah gangguan
irama jantung takikardia. Jadi, gunakanlah obat ini sesuai dengan dosis
yang disarankan atau sesuai dengan petunjuk dokter.
 Penggunaan obat ini pada pasien dengan kondisi tekanan darah tinggi,
penyakit hipertiroid, dan glaukoma sudut tertutup, harap dilakukan
dengan hati-hati atau harus di bawah pengawasan dokter.
 Penggunaan obat ini pada wanita hamil atau ibu menyusui tidak
disarankan kecuali berdasarkan oleh pertimbangan medis dari dokter.

Interaksi Obat :

 Penggunaan bersama dengan Antasida akan memicu kecepatan


penyarapan obat Pseudoefedrin.
 Penggunaan bersama dengan obat MOA inhibotor akan menyababkan
krisi hipertensi.
 Penggunaan bersama Kaolin bisa menyebabkan terjadinya penurunan
penyerapan pseudoefedrin.
 Penggunaan bersama dengan ketokonazol bisa menurunkan
metabolisme dari Terfenadin.

2. Salbutamol

Mengandung : Salbutamol 2mg

Golongan : Saluran napas, obat batuk, Antiasma

Indikasi : Bronkodilator dalam obstruksi jalan napas reversibel


karena asma atau PPOK, pencegahan induksi
bronkospasme.

26
KI : Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki
riwayat hipersensitif pada salbutamol atau obat agonis
adrenoreseptor beta-2 lainnya dan resiko abortus selama
trimester 1 dan 2.

Dosis :Oral: Dewasa : 4 mg 3-4 x sehari, dosis tunggal, maksimal


8 mg. Anak usia < 2 tahun : 200 mcg / kg BB, 4 x sehari;
usia 2- 6 tahun : 1-2 mg 3-4 x sehari, 6-12 tahun 2 mg.
Lansia dan pasien yang sensitif : dosis awal 2 mg.

Farmakologi :Mekanisme : relaksasi otot polos bronkial oleh beta 2


reseptor dengan sedikit efek pada detak jantung.Distribusi
Onset : efek puncak : nebulasi/inhalasi oral : 0,5 - 2 jam,
pemberian oral : 2 - 3 jam.Durasi : nebulasi / inhalasi oral : 3-4
jam; oral : 4-6 jam.Metabolisme : Hati : menjadi sulfat
aktif.Paruh eliminasi : inhalasi : 3,8 jam; oral : 3,7 - 5
jam.Ekskresi : urin (30%).

ES : 1. Efek samping yang umum adalah palpitasi, nyeri dada,


denyut jantung cepat, tremor terutama pada tangan, kram
otot, sakit kepala dan gugup.

2. Efek samping lain yang sering terjadi diantaranya :


vasodilatasi perifer, takikardi, aritmia, ganguan tidur dan
gangguan tingkah laku.
3. Efek samping yang lebih berat tetapi kejadiannya jarang
misalnya bronkospasme paradoksikal, urtikaria, angiodema,
dan hipotensi.
4. Seperti agonis adrenoseptor beta-2 lainnya, salbutamol
juga bisa menyebabkan hipokalemia terutama jika diberikan
pada dosis tinggi.
5. Penggunaan dosis tinggi telah dilaporkan memperburuk
diabetes mellitus dan ketoasidosis.
6. Pada pemberian secara intramuskular, sering
menyebabkan nyeri di lokasi suntikan.

27
Perhatian : Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama
penggunaan obat ini adalah sebagai berikut :

1. Hentikan pemakaian dengan segera jika anda mengalami


reaksi alergi, seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam,
arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya, karena bisa
berakibat yang lebih fatal.

2. Obat ini bisa menyebabkan bronkospasme paradoks yang


bisa mengancam nyawa. Jika bronkospasme terjadi segera
hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter.

3. Pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang dapat


menyebabkan hipokalemia, terutama pada pasien dengan
gagal ginjal dan orang-orang yang sedang menggunakan obat
diuretik tertentu atau obat turunan xanthine.

4. Seperti semua amina simpatomimetik, obat ini harus


digunakan secara hati-hati pada pasien dengan gangguan
kardiovaskular terutama insufisiensi koroner, aritmia jantung,
dan hipertensi.

5. Pasien dengan hipertiroidisme juga harus hati-hati


menggunakan obat ini.

6. Jika digunakan dalam dosis tinggi selama kehamilan, obat


ini harus diberikan secara inhalasi, karena penggunaan
secara parenteral dapat mempengaruhi miometrium dan
mungkin menyebabkan masalah jantung.

7. Seperti obat-obat agonis adrenoseptor beta-2 obat ini


harus digunakan dengan hati-hati pada penderita diabetes
melitus karena beresiko terjadinya ketoasidosis terutama pada
pemakaian secara intravena. Pemantauan kadar glukosa
darah perlu dilakukan.

8. Belum diketahui apakah salbutamol diekskresikan dalam

28
air susu ibu. Pada studi hewan obat ini telah diketahui
memiliki potensi tumorigenicity sehingga sebaiknya
dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat
pilihan yang lebih aman atau diberikan dengan jarak yang
cukup antara menyusui dan penggunaan obat.

9. Keamanan dan efektivitas pada pasien usia 4 tahun atau


kurang belum diketahui.

3. Mucopect

Kandungan :

Mengandung Ambroxol HCl 30 mg/tab;75 mg/retard kapsul; 30 mg/5 ml sirup; 15


mg/5 ml sirup anak; 7.5 mg/ml drop.

Indikasi :

1. Bronkitis Akut dan Kronis

2. Asma bronkial

3. Bronkiektasis

4. PPOK

5. Tracheobronchitis

29
6. Emfisema

7. Bronkitis Pneumokoniosis

8. Radang Paru Kronis

Dikombinasikan dengan antibiotik pada bronkitis eksaserbasi akut yang


disebabkan oleh infeksi bakteri.

Kontraindikasi :

1. Mucopect tidak boleh digunakan pada pasien yang diketahui hipersensitif


terhadap ambroxol ataupun komponen obat lainnya.

2. Harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan tukak lambung atau
penyakit maag. Bisa memperparah penyakit tersebut.

Dosis :

1. Dewasa: digunakan Mucopect tablet 30 mg sebanyak dua atau tiga kali


sehari. Atau sirup 30 mg/5 ml satu sendok takar dua atau tiga kali sehari

2. Anak-anak sampai 2 tahun: digunakan Mucopect Sirup 15 mg/5 ml setengah


sendok takar sebanyak 2 kali sehari. Atau digunakan mucopect drop 0,5 ml
dua kali sehari.

3. Anak-anak 2-5 tahun: digunakan Mucopect Sirup 15 mg/5 ml setengah


sendok takar sebanyak 3 kali sehari.

4. Anak-anak lebih dari 5 tahun: digunakan Mucopect Sirup 15 mg/5 ml satu


sendok takar sebanyak 2-3 kali sehari.

Petunjuk Penggunaan:

1. Gunakanlah obat ini setelah mengonsumsi makanan atau cemilan dan


dianjurkan untuk banyak minum air putih.

30
2. Ingat selalu untuk mengikuti petunjuk dokter atau petunjuk penggunaan yang
ada pada kemasan.

3. Antara jadwal minum satu dengan jadwal berikutnya, berilah jarak jam yang
sama, misalkan dua kali sehari berarti diminum setiap 12 jam, jika tiga kali
sehari, maka berarti diminum setiap 8 jam. Untuk memudahkan hal ini, maka
usahakan menggunakan obat ini pada jam yang sama setiap hari.

4. Jika kelupaan, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya


apabila jadwal minum berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih.
Jangan sampai menggandakan dosis pada jadwal minum berikutnya sebagai
gantinya.

Efek Samping :

1. Reaksi ringan pada saluran pencernaan, seperti sakit ulu hati, gejala maag,
mual, dan muntah.

2. Apabila terjadi reaksi alergi, biasanya ditandai dengan ruam kulit. Pada
kasus yang sangat jarang, bisa terjadi reaksi anafilaksis akut tipe berat,
namun hubungannya dengan penggunaan ambroxol belum diketahui secara
pasti.

4.Thiamphenicol

31
Golongan Antibiotik
Kategori Obat resep
Manfaat Mengobati infeksi bakteri
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori N: Belum dikategorikan.Walau belum
dikategorikan, thiamphenicol disarankan untuk tidak
dikonsumsi oleh wanita hamil dan menyusui. Pada
Kategori kehamilan kehamilan, obat ini dapat menembus ke dalam plasenta.
dan menyusui Bagi wanita yang sedang menyusui sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum
mengonsumsi thiamphenicol karena obat ini bisa diserap ke
dalam ASI.
Bentuk obat Kapsul dan sirop kering

Peringatan:

 Thiamphenicol sebaiknya tidak diberikan kepada bayi baru lahir atau usia
2 minggu pertama dan bayi prematur karena dapat menyebabkan gray
baby syndrome. Konsultasikan lebih dahulu kepada dokter mengenai
pemberian obat ini kepada bayi.
 Hindari mengonsumsi thiamphenicol jika memiliki alergi terhadap obat ini.
 Beri tahu dokter apabila sedang menjalani pengobatan dengan obat-
obatan lain, termasuk suplemen dan produk herba.
 Harap berhati-hati jika pernah atau sedang menderita gangguan hati,
gangguan fungsi ginjal, dan defisiensi G6PD.
 Harap berhati-hati untuk pemakaian obat dalam jangka panjang karena
dapat menyebabkan timbulnya infeksi jamur dan bakteri.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi
thiamphenicol, segera hubungi dokter.

Dosis Thiamphenicol

Dosis thiamphenicol ditentukan berdasarkan jenis dan tingkat keparahan infeksi.


Berikut ini merupakan dosis thiamphenicol:

Bentuk Obat Kondisi Usia Dosis

32
1.5 g per hari, dibagi
menjadi beberapa
jadwal konsumsi
sesuai anjuran dokter.
Dewasa
Dosis maksimum
Infeksi bakteri
adalah 3 g per hari

Obat minum jika terjadi infeksi

(kapsul atau yang serius.


30-100 mg/kgBB per
sirop) Anak-anak
hari.
2,5 g per hari, selama
1-2 hari atau 2,5 g
pada hari pertama,
Gonore Dewasa
kemudian 2 g per hari,
selama 4 hari
berikutnya.

Mengonsumsi Thiamphenicol dengan Benar

Gunakanlah thiamphenicol sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk


membaca keterangan pada kemasan.

Seperti obat antibiotik lainnya, pastikan untuk mengonsumsi thiamphenicol


sesuai dosis per hari yang dianjurkan oleh dokter.

Usahakan untuk mengonsumsi antibiotik pada jam yang sama setiap harinya
untuk memaksimalkan efek obat. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara
satu dosis dengan dosis berikutnya.

Jangan berhenti mengonsumsi thiamphenicol, kecuali atas saran dokter karena


infeksi dapat muncul kembali.

Jika thiamphenicol dalam bentuk sirop kering, campurkan serbuk sirup dengan
sejumlah air yang ditentukan. Kocok larutan sebelum dikonsumsi dan gunakan
sendok takar agar ukuran pemberian obat tepat, jangan gunakan sendok makan
biasa.

33
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi thiamphenicol, disarankan segera
meminumnya begitu teringat, jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat.
Jangan menggandakan dosis thiamphenicol pada jadwal berikutnya untuk
mengganti dosis yang terlewat.

Pasien yang mengonsumsi thiamphenicol dalam jangka panjang karena kondisi


tertentu dianjurkan untuk menjalani tes darah secara berkala. Tindakan ini
dilakukan dokter untuk memantau kondisi kesehatan pasien dan keefektifan
antibiotik.

Simpanlah thiamphenicol pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup,


sehingga tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung, dan jauhkan
dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Obat

Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan
thiamphenicol bersama dengan obat-obatan lainnya:

 Mengakibatkan kemampuan kedua obat berkurang, jika digunakan


bersama dengan chloramphenicol.
 Hati-hati saat menggunakan thiamphenicol bersama dengan obat-obatan
yang dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati, seperti phenytoin dan
phenobarbital.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Thiamphenicol

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi


thiamphenicol adalah:

 Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, radang pada


lidah, dan sariawan.
 Kelainan darah, seperti anemia aplastik dan penurunan jumlah trombosit
(trombositopenia).
 Sakit kepala.
 Depresi.
 Peradangan saraf mata.

34
 Gray baby syndrome pada bayi.

5. Parasetamol

Komposisi : Paracetamol

Farmakologi :
Paracetamol syrup yang dikenal juga dengan nama acetaminophen syrup adalah
obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun
panas/demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun Paracetamol
syrup memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID,
karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan.

Indikasi :

Paracetamol syrup digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia.


Namun obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi
dan membutuhkan terapi obat penurun panas. Rekomendasi WHO : penggunaan
obat penurun panas, bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101,3 °F).

Digunakan secara luas untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan
lainnya. Pada nyeri yang lebih berat seperti nyeri pasca operasi obat ini biasanya
dikombinasikan dengan NSAID atau analgetic opioid.

Kombinasi Paracetamol dengan kafein adalah obat lini pertama pada


pengobatan migrain.

Paracetamol syrup bisa dipilih untuk meredakan nyeri pada arthritis ringan,

35
dengan efek yang sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang lebih
ringan.

Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di
pasaran.

Kontraindikasi :Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat


hipersensitif

Peringatan dan Perhatian :


Pemakaian obat ini harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti
ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda
lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit
asma.

Efek Samping :
Paracetamol syrup bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika
penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini
meningkat pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.

Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada
penggunaan dosis yang lebih tinggi, Paracetamol syrup diketahui meningkatkan
resiko terjadinya perdarahan lambung.

Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka
panjang, obat ini dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal., termasuk gagal
ginjal akut.

Interaksi Obat :

Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic paracetamol.

Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.

Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.

36
Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini
sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.

Dosis :

Anak umur 6-12 tahun 4-6x sehari 2-4 sendok teh

Anak umur 1-5 tahun 4-6x sehari 1-2 sendok teh

Anak-anak umur 0-1 tahun : 4 – 6 x sehari ½ – 1 sendok takar.

Kemasan :
Paracetamol syrup 120 mg/5 ml syrup, 160 mg/5ml syrup, dan 250 mg/5 ml syrup

6. Cetirizine

Komposisi : Cetirizine 10mg

Indikasi : 1. Obat ini digunakan untuk mengobati rhinitis alergi (hay


fever), efektif untuk mengurangi gejala baik pada mata
maupun hidung seperti : bersin, hidung meler, rasa gatal
atau terbakar pada mata.

Obat pilihan untuk mengobati urtikaria akut maupun kronis.


Cetirizine diketahui lebih efisien daripada antihistamin
generasi kedua lainnya. Obat ini juga lebih dipilih daripada
diphenhydramine karena cetirizine mempunyai efek samping
yang lebih kecil terhadap sistem saraf pusat.
2. Seperti loratadine, Obat ini bisa digunakan untuk
mengurangi gejala-gejala pada penyakit Kimura (kimura’s
disease). Kimura’s disease adalah suatu penyakit yang
mempengaruhi kelenjar getah bening dan jaringan lunak

37
pada kepala dan leher dalam bentuk lesi seperti tumor.

KI : Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki


riwayat hipersensitif pada Cetirizine.

Dosis : Dosis anak usia 6-23 bulan : 1 x sehari 2.5 mg, bisa
ditingkatkan sampai maksimal 2 x sehari 2.5 mg untuk usia ≥
12 bulan. Dosis anak usia 2-5 tahun : 5 mg/hari. Bisa
diberikan dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis.
Dosis anak usia ≥ 10 tahun : 10 mg/hari. Bisa diberikan
dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis. Dosis
dewasa : 1 x sehari 10 mg atau 2 x sehari 5 mg. Dosis untuk
orang lanjut usia/pasien dengan penurunan fungsi hati atau
ginjal : dosis awal, 1 x sehari 5 mg.

Farmakologi : Cetirizine adalah obat yang termasuk golongan


antihistamin generasi kedua, yang merupakan antagonis
kuat dan sangat selektif terhadap histamin perifer H1-
reseptor pada sel-sel efektor di saluran pencernaan,
pembuluh darah dan saluran pernafasan. Histamin secara
alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan
berbagai reaksi alergi. Histamin dapat menghasilkan gejala
bersin, gatal, mata berair, dan hidung meler. Cetirizine
bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin
sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi. Seperti
antihistamin generasi kedua lainnya, cetirizine melintasi
penghalang darah-otak dalam jumlah yang sangat sedikit.
Oleh karena itu efeknya pada sistem saraf pusat
dibandingkan dengan obat generasi pertama lebih kecil.

ES : Efek samping misalnya mengantuk, insomnia, kelelahan,


pusing, sakit kepala, faringitis, sakit perut, batuk, diare,
epistaksis, bronkospasme, mual, muntah, dan mulut kering.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Meskipun efek sedasinya relatif jarang, namun tetap harus

38
diwaspadai. Sebaiknya anda tidak mengemudi atau menyalakan
mesin selama menggunakan obat ini. Penggunaan alkohol akan
meningkatkan efek sedasi obat ini.
2. Pemakaian antihistamin harus dihentikan sekitar 48 jam sebelum
menjalani tes alergi kulit, karena dapat mengganggu hasil tes.
3. Jika obat anti histamin dibutuhkan selama menyusui, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan dosis
terendahnya.
4. Penggunaan antihistamin untuk pasien epilepsi dan pasien dengan
risiko kejang, pasien dengan penurunan fungsi hati dan ginjal, usia
tua, wanita hamil dan ibu menyusui harus dilakukan dengan hati-
hati.

7. Ambroxol
Komposisi : Ambroxol 30 mg

Indikasi : Terapi pada penyakit saluran nafas akut dan kronik yang
disertai dengan sekresi bronkus yang abnormal, terutama
pada bronkitis kronik eksaserbasi, ashmatik bronkitis, dan
bronchial asma.

KI : 1. Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki


riwayat alergi / hipersensitivitas.

2. pasien yang menderita ulkus pada lambung penggunaan


obat ini harus dilakukan secara hati-hati.

Dosis : Tablet: Dewasa dan anak usia ≥ 12 tahun, 1 tablet 30 mg 2-


3 x sehari. Anak usia 6-12 tahun : ½ tablet 2-3 x sehari.
Farmakologi : Absorpsi : cepat absorpsi setelah pemberian per oral,
bioavailabilitas oral kira-kira 70-80%. Distribusi : waktu paruh
distribusi 1-3 jam. Metabolisme : metabolit :
dibromoanthranilic acid (aktivitas tidak spesifik). Ekskresi :
melalui ginjal : klirens ginjal kira-kira 53 ml/menit, 5-6%
diekskresikan melalui urin dalam bentuk tidak berubah.

39
Waktu paruh eliminasi parent compound 8,8 jam.

ES : 1. Efek samping yang relatif ringan yaitu gangguan pada


saluran pencernaan misalnya mual, muntah, dan nyeri pada
ulu hati.

2. Efek samping yang lebih serius tetapi kejadiannya jarang


misalnya reaksi alergi seperti kulit kemerahan, bengkak
pada wajah, dispnea, sesak nafas dan kadang-kadang
demam.

3. Reaksi intoleran setelah pemberian obat ini pernah


dilaporkan terjadi. Namun kejadian ini jarang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Keamanan pemakaian obat ini untuk ibu menyusui belum


diketahui dengan jelas. Oleh karena itu, pemberian
ambroxol untuk ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan
dengan dokter.

2. Obat ini sebaiknya digunakan setelah makan atau


bersama makanan. Karena obat ini diketahui bisa
merusak sawar mukosa lambung.

8. Amoxicillin

Tentang Amoxicillin

Golongan Penisilin
Kategori  Obat resep

40
 Mengatasi infeksi akibat bakteri, terutama pada gigi,
saluran  kemih, telinga, hidung, tenggorokan, saluran
Manfaat
pernapasan,  saluran pencernaan, dan kelamin (misalnya
gonore).
Digunakan oleh  Dewasa dan anak-anak
Bentuk  Kapsul, tablet, sirup, sirup kering, suntik
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak
Kategori kehamilan memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Peringatan:

 Berhati-hatilah jika Anda alergi terhadap obat, seperti penisilin atau bahan
tertentu.

 Jika Anda akan menjalani vaksinasi apa pun, pastikan memberi tahu
dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi amoxicillin karena obat ini
dapat menghambat kerja vaksin, terutama vaksin tifoid.

 Jika Anda sedang mengonsumsi pil kontrasepsi dan mengalami muntah-


muntah akibat amoxicillin, gunakan alat pengaman tambahan seperti
kondom.

 Kosultasikan pada dokter jika menderita gangguan ginjal atau dicurigai


menderita demam kelenjar (glandular fever).

 Beri tahu dokter jika mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen atau
herba.

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Amoxicillin

Berikut ini adalah dosis penggunaan amoxicillin yang telah disesuaikan dengan
sejumlah kondisi:

Kondisi Dosis
Abses gigi Dewasa:  3 gram, diulang sesudah 8

41
jam
Dewasa : 3 gram  diulang setelah 10-12
Infeksi saluran kemih
jam
Infeksi saluran pernapasan parah atau
Dewasa: 3 gram
berulang
Infeksi H. pylori Dewasa: 750 atau 1000 mg
Infeksi gonore Dewasa: 3 gram
Aktinomikosis, infeksi saluran empedu, Dewasa: 250-500 mg setiap 8 jam atau
bronkitis, endokarditis, gastroenteritis, 500-875 mg setiap 12 jamAnak: di
infeksi mulut, otitis media, pneumonia, bawah 40 kg: 40-90 mg/kg berat badan
gangguan limpa, demam tifoid dan setiap hari, dibagi dalam 2-3 dosis.
paratifoid, infeksi saluran kemih Masimal: 3 gram/hari
Faringitis dan tonsilitis Dewasa: 775 mg untuk 10 hari
Pasien hemodialisis (cuci darah) 250-500 mg setiap 24 jam

Menggunakan Amoxicillin dengan Benar

Bacalah petunjuk pada bungkus obat dan ikuti anjuran dokter dalam
mengonsumsi amoxicillin. Jangan mengubah dosis amoxicillin kecuali disarankan
oleh dokter.

Amoxicillin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

Pastikan Anda menghabiskan dosis dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan
oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya kembali infeksi. Jika
infeksi masih belum sembuh setelah mengonsumsi semua dosis yang
diresepkan, kembali temui dokter.

Jika tidak sengaja melewatkan dosis amoxicillin, segera minum jika jadwal dosis
berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, jangan menggandakan dosis.

Pada beberapa pasien anak-anak, konsumsi obat ini dapat mengakibatkan


perubahan warna gigi menjadi kuning, coklat, atau abu-abu. Berkonsultasilah
dengan dokter gigi untuk mencegah dan mengatasi perubahan warna gigi.

Interaksi Obat

 Antikoagulan (pengencer darah). Amoxicillin dapat meningkatkan efek


obat pengencer darah, sehingga berpotensi menyebabkan perdarahan.

42
 Allopurinol, meningkatkan risiko alergi terhadap amoxicillin.

 Probenecid, meningkatkan kadar amoxicillin dalam darah.

 Antibiotik chloramphenicol, macrolides,sulfonamide, dan


tetracycline, karena dapat mempengaruhi efek amoxicillin dalam
membunuh bakteri.

 Pil KB (kontrasepsi oral). Amoxicillin akan menurunkan efektivitas pil


KB.

Efek Samping dan Bahaya Amoxicillin

 Mual dan muntah

 Mengalami diare

 Sakit kepala

 Ruam

9. OBH
Sediaan:
Sirup Botol 100 ml, 200 ml

Komposisi:
Tiap 5 ml (1 sendok teh) mengandung:
-     Succus Liquiritae            166,66 mg
-     Ammonium Chlorida 100 mg
-     Ammonium Anisi Spir 100 mg

43
Cara Kerja Obat:
Sebagai ekspektoran (pengencer dahak) pada gangguan batuk.
 
Indikasi:
Batuk berdahak

Kontraindikasi:
Penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

Dosis:
-     Dewasa : 1 sendok makan (15 ml) 1 – 4  x sehari
-     Anak : 1 sendok teh (5 ml) 1 – 4 x sehari

H. Etiket
1. Rhinofed Syr

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama : Habiburahman Tanggal: 30 Oktober 2018

Tiga kali sehari  setengahTab / Capsul /Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore

44
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : Rhinofed Syr/ Fls 1


Tanggal Kadaluarsa : Juli 2019

2. Salbutamol dan Ambroxol Puyer

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama : Habiburahman Tanggal: 30 Oktober 2018

Tiga kali sehari  satu Tab / Capsul /Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : Puyer Salbutamol dan ambroxol / 15 bungkus


Tanggal Kadaluarsa : September 2019

4.Thiamfilex Suspensi Kering

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama :Khoirun Nisya Tanggal: 30 Oktober 2018

Tiga kali sehari  setengah Tab / Capsul /Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
1 Jam Sebelum Makan 2 Jam Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : Thiamfilex Suspensi Fls 1


Tanggal Kadaluarsa : Juli 2019

45
5. Parasetamol

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama : Khoirun Nisya Tanggal: 30 Oktober 2018

Tiga Kali sehari  0,7 cc Tab / Capsul /Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : Sanmol Drops/ 1


Tanggal Kadaluarsa : April 2019
6.Cetirizine

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama :Khoirun Nisya Tanggal: 30 Oktober 2018

Satu kali sehari  satu Tab / Capsul /Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : Cetirizine/ 4 Bungkus


Tanggal Kadaluarsa : Juli 2020

7.Ambroxol

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama :Khoirun Nisya Tanggal: 30 Oktober 2018

46
Tiga kali sehari  satu Tab / Capsul /Bungkus Pagi
Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : Ambroxol / 15 Bungkus


Tanggal Kadaluarsa : Maret 2020

8.Amoxicillin

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama : Rudy (12thn) Tanggal: 30 Oktober 2018

Tiga kali sehari  satu Tab / Capsul /Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : Amoxicillin / 15 Tab


Tanggal Kadaluarsa : Agustus 2020

9.OBH

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama : Rudy (12thn) Tanggal: 30 Oktober 2018

Tiga kali sehari  satu Tab / Capsul /Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : OBH Combi/ Fls 1


Tanggal Kadaluarsa : Maret 2020

47
10. Ambroxol

APOTIK SIMULASI FARMA


Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang
Jl. Ismail Marzuki No.5341/171 Telp (0711) 352071 Palembang
Apoteker : Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
SIPA No. 503/IPA/0276/KPPT/2014

No.R/ Nama : Rudy(12thn) Tanggal: 30 Oktober 2018

Tiga kali sehari  satu Tab / Capsul /Bungkus Pagi


Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama

Nama / Jumlah Obat : Ambroxol/ 15 Tab


Tanggal Kadaluarsa : Maret 2020

I. Perhitungan Harga
Resep 1
1. Rhinofed Syr @1 Fls = Rp 35.500
Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp36.000

2. Salbutamol Tab @4 ½ Tab = Rp 450


Ambroxol Tab @6 Tab = Rp 900
Tuslah = Rp 1500
Harga jual apotik = Rp2.850

Total Harga = Rp 38.850

Resep 2
1. Thiamfilex @1 fls = Rp 5.500
Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp 6.000

2. Sanmol Drops @1 = Rp 300


Tuslah = Rp 400
Harga jual apotik = Rp 700

48
3. Cetirizin @1 Tab = Rp 19.996
Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp 20.496

4. Ambroxol @3 Tab = Rp 450


Tuslah = Rp 1500
Harga jual apotik = Rp 1.950

Total Harga = Rp 29.146

Resep 3

1. Amoxycillin @15 Tab = Rp 5.250


Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp 5.750

2. OBH Combi @1 Fls = Rp 8.000


Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp 8.500

3. Ambroxol @15 Tab = Rp 2.250


Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp 2.750

Total Harga = Rp. 17.000

49
BAB IV
SKENARIO

Melda Saputri PO.71.39.0.16.021


Msy. Maretha Dwi P PO.71.39.0.16.023
Nur Anisa Fitriani PO.71.39.0.16.025
Priscila Natalia M PO.71.39.0.16.027
Rahma Arum Sari PO.71.39.0.16.029

Pada suatu siang hari di sebuah apotek farmasi simulasi dengan keadaan yang
tidak terlalu ramai, datanglah seorang ibu muda yang berusia 26 tahun dengan
membawa resep ditangannya, ibu itu pun masuk ke apotek untuk menebus obat
dalam resep tersebut.

TTK 1 : Selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu?


Ibu : Siang mbak, ini saya mau nebus resep anak saya, bisa nggak?
(sambil menyerahkan resep)
TTK 1 :Bisa ibu, saya cek dulu ya resepnya. Resep atas M.
Habiburahman?
Ibu : iya mbak benar.
TTK 1 : Maaf bu umur anak ibu berapa?
Ibu : 6 tahun mbak.
TTK 1 : Keluhan anak ibu apa ya?
Ibu : Ini mbak, anak saya itu dari 2 hari yang lalu sakit batuk berdahak
dan pilek, awalnya saya kira sakit batuk pilek biasa tapi sampai
kemarin malah tambah parah. Jadi saya bawa kedokter, teruskata
dokter anak saya alergi dingin sehingga pilek dan batuk berdahak,
TTK 1 : Oh iya bu terkadang memang adakalanya anak alergi
dengandingin Tunggu sebentar ya bu saya cek obatnya.Obatnya
Rhinofed syr, Salbutamol tab dan Mucopect tab. Ibu silahkan
duduk dulu.
Ibu : Cepet ya mbak, lagi buru-buru soalnya
TTK 1 :Iya ibu sebentar ya.

50
TTK 1 menyerahkan resep ke TTK 2. Dan TTK 2 menanyakan ketersediaan obat
di resep kepada TTK 3.

TTK 1 : Nuran, tolong periksa obat yang ada di resep ya, cepat ya.
TTK 3 : tunggu ya bentar.

Beberapa saat kemudian,

TTK 3 : Prisil
TTk 1 : Iya Nuran
TTK 3 : Obat Rhinofed syrup dan Salbutamol tab nya ada tapi terus
Mucopect tab kita adanya yang generic ambroxol, saya Tanya
apoteker kita dulu ya
TTK1 : Oke

TTk 3 bertanya kepada apoteker. Setelah betanya lalu memanggil TTK 1

TTK 3 : Prisil
TTK 1 : Iya, gimana
TTK 3 : Coba tawarkan kepada pasien Mucopect tab adanya yang
generic. Tawarkan ibu syrup simplex juga ya. Harganya obat yang
diresep total Rp.38.850 Jika ibunya mau siplusnya harganya
Rp.16.500 . Total Rp.55.350
TTK 1 : Baiklah

TTK 1 memberitahu kepada ibu pasien perihal obat dan harganya.

TTK 1 : Resep atas nama M. Habiburahman


Ibu : Iya, saya.
TTK 1 : ini ibu, obat yang diresep kan ada Rhinofed syrup, Salbutamol
tab dan Mucopect tab. Untuk Rhinofed syr dan Salbutamol tab
nya ada ibu. Sedangkan kalau Mucopect tabnya kita lagi kosong
ibu,tapi Mucopectnya kita ada yang generik , Ibu mau?
Ibu : Boleh apa mbak obatnya diganti , generik itu gimana mbak?
TTK 1 : Boleh bu, Generik itu obat yang dijual dengan nama aslinya dan

51
lebih murah harganya
Ibu : Aman tapi untuk anak saya?
TTK 1 : Iya ibu, obat ini sama kandungannya dengan obat yang ada di
resep dokter.
Ibu : kalau gitu nggak apa-apa diganti obatnya.
TTK 1 : Oh iya bu kami ada syrup rasa untuk campuran puyer supaya
tidak terasa pahit. Ibu mau?
Ibu : Iya deh boleh-boleh mbak. Berapa totalnya?
TTK 1 : Dan total harganya semuanya Rp.55.350. Bagaimana ibu?
Ibu : oh yaudah saya tebus semua obatnya.
TTK 1 : maaf ibu, boleh minta no handphone dan alamatnya ibu.
Ibu : untuk apa ya mbak?
TTK 1 : untuk keperluan administrasi apotek ibu.
Ibu : 082121218898 alamat sekip bendung.
TTK1 : baik ibu kalau begitu ini no antriannya, silahkan tunggu lagi selagi
kami menyiapkan obat nya.
Ibu : iya mbak.

TTK 1 memberikan resep kepada kepada TTK 3 untuk menyiapkan obat dan
membuat copy resep. TTK 3 menyerahkan catatan kepada TTK 4 untuk
menyiapkan obat dan etiketnya.

TTK 1 : Nuran ini resepnya tolong siapkan ya


TTK 3 : Baiklah. (Lalu memanggil TTK 4) Melda
TTK 4 : Iya
TTK 3 : Ini tolong siapkan obatnya ya
TTK 4 : Iya baiklah

TTK 4 sudah siap dengan obatnya lalu menyerahkan kepada TTK 3. TTK 3
menyerahkan obat dan copy resep kepada TTK 1

TTK 4 : Ini sudah siap


TTK 3 : Iya, makasih. (Memanggil TTK 1)
TTK 1 : Iya, gimana
TTK 3 : Ini obat dan copy resepnya sudah siap

52
TTK 1 : Iya

TTK 1 menyerahkan obat kepada Ibu pasien.

TTK 1 : No antrian……….
Ibu : iya, saya.
TTK 1 : Boleh minta no antriannya ibu.

Ibu : Iya ini mbak.


TTk 1 : ini ibu obatnya ada Rhinofed tab , puyer salbutamol dan
ambroxol ya bu. Maaf sebelumya ibu sudah pernah menggunakan
obat ini? Atau Apakah sudah dijelaskan oleh dokter aturan
pakainya?
Ibu : belum mbak
TTK 1 : Kalau gitu saya jelasi dulu ya ibu. Ini kan ada Rhinofed syr untuk
meredakan pilek karena alergi digunakan Tiap 8 jam ½ sendok teh
ya bu. Gunakan setelah makan ya bu, Sebelum digunakan kocok
dahulu bu.
TTK 1 : Dan iniada puyer salbutamol dan ambroxol untuk meredakan
batuk berdahak dan melegakan saluran pernafasan , ibu campur
dengan syrup lalu ibu beri ke anak ibu tiap 8 jam 1 bungkus ya bu.
Minum setelah makan ya bu. Sampai sini paham bu?
Ibu : Iya yang syrup tiap 8 jam ½ sendok, yang puyer Tiap 8 jam 1
bungkus
TTK 1 : iya ibu. Kadaluarsanya tanggal September 2019
Ibu : oh iya mbak, saya ngerti.
TTK1 : Ibu kalau anaknya merasa agak nggak enak di perut, nggak
apa2 itu bu. Nggak usah khawatir
Ibu : Oh gitu ya. Iya mbak.
TTK 1 : oh iya ibu obat ini disimpan di tempat yang kering ya ibu, tapi
jangan disimpan ditempat yang terkena langsung sinar matahari.
Ibu : oh iya mbak.
TTK1 : ibu juga selagi anak ibu mengkonsumsi obat ini, anak ibu
sebaiknya dijaga agar jauh dari suasana dingin. Perbanyaki anak
ibu makan buah dan sayur ya supaya cepat pulih anaknya

53
Ibu : iya mbak. Tadi berapa ya?
TTK 1 : semuanya jadi Rp 55.350 ibu. Ini obatnya didalamnya ada copy
resep . Ibu mau kwitansi bu?.
Ibu :Boleh mbak, ini mbak uangnya. Terimakasih ya mbak.
TTK 1 : Sama-sama ibu, semoga lekas sembuh.

SKENARIO 2

Pada suatu siang hari di sebuah apotek farmasi simulasi dengan keadaan yang
tidak terlalu ramai, datanglah seorang ibu-ibu yang berusia kira-kira
dipertengahan 35 tahun dengan membawa resep ditangannya, ibu itu pun
masuk ke apotek untuk menebus obat dalam resep tersebut.

TTK : Selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu?


Ibu : Siang mbak, ini saya mau nebus resep buat anak saya, bisa
nggak?(sambil menyerahkan resep)
TTK :Bisa ibu, saya cek dulu ya resepnya. Resep atas nama Khoirun
Nisha dari dr. Bambang Susato di RS Klnik Palembang ya bu?
Ibu : iya mbak benar.
TTK :Maaf bu, berapa umur anak ibu?
Ibu :Umur anak saya 6 tahun mbak.
TTK : Maaf sebelumnya ibu, anak ibu diperiksa ke dokter atas keluhan
apa ya?
Ibu : Ini mbak, anak saya kan demam dari kemarin saya sudah
kompres masih tetap demam dan suhu badannya itu lebih dari
37ºC jadi saya bawak ke dokter. Selain demam anak saya juga
mengalami hidung tersumbat gitu loh mbak.
TTK : Oh iya bu. Kalau begitu tunggu sebentar saya cek dulu obatnya.
Di resep obatnya tertulis Tiamfenikol syrup, parasetamol drops,
cetrizin, ambroksol ya ibu. Ibu silahkan duduk dulu di sebelah
sana.
Ibu : kalau bisa cepet ya mbak, lagi buru-buru.
TTK :Iya ibu sebentar ya. Dicek dulu obatnya. Ibu tunggu sebentar

54
disana
Ibu : iya mbak

TTK 1 menyerahkan resep ke TTK 2. Dan TTK 2 menanyakan ketersediaan obat


di resep kepada TTK 3.

TTK 2 : Nuran, tolong periksa obat yang ada di resep ya, sekalian hitung
harganya cepat ya.
TTK 3 : oke, tunggu sebentar ya

Beberapa saat kemudian,

TTK 3 :”Cetrizin tab, ambroksol tab ada tapi kalau Paractamol drops dan
Tiamfenikol syrupnya nya yang generiknya lagi kosong sore ini
baru dikirim, tapi kita ada yang nama dagang Sanmol drops dan
Tiamfileks syrup. Coba tawarkan ke pasien mau nggak obatnya.
TTK 2 : Oke

TTK 2 memberitahukan kepada TTK 1 bahwa obatnya tidak tersedia tetapi ada
sediaan nama dagang lain yang kandungannya sama dan menuliskan harga
obatnya. TTK 1 pun memanggil kembali pasiennya.

TTK 2 : Resep atas nama Khoirun Nisya


Ibu : Iya, saya.
TTK 2 : ini ibu, obat yang diresep kan ada Tiamfenicol syrup, cetrizin,
ambroksol dan parasetamol drops. Obat cetrizin tab, ambroksol
tab ada tapi kalau Paractamol dropsnya dan Tiamfenikol syrup
yang generiknya lagi kosong bu, tapi kita ada yang nama
dagangnya untuk parasetamol dropsnya kita punya Sanmol drops
dan untuk Tiamfenikol syrup kita punya Thiamfilex syrup.
Ibu : Boleh apa mbak obatnya diganti nanti berbahaya pula ke anak
saya?
TTK 2 :”Nggak berbahaya ibu, ini obat kandungannya sama dengan obat
yang diresepkan hanya saja harganya berbeda dan sedikit mahal.
Ibu : Harga gak masalah mbak , yang penting amankan untuk anak

55
saya?
TTK 2 : Iya ibu jangan khawatir obatnya aman bu.
Ibu : Berapa total harganya mbak?
TTK 2 :Total harganya semua obatnya Rp.89.500. Bagaimana ibu mau
ditebus semua obatnya?
Ibu :oh yaudah saya tebus semua obatnya mbak.
TTK 2 : maaf ibu, boleh minta no handphone dan alamatnya bu.
Ibu : untuk apa ya mbak?
TTK 2 : untuk keperluan administrasi di apotek bu.
Ibu : 082121218898 alamat sekip bendung.
TTK 2 :Baiklah, kalo begitu saya tulis dulu nomor antriannya ya bu. Ini no
antriannya, silahkan tunggu disana. Kami akan menyiapkan
obatnya.
Ibu : Iya mbak.

TTK 2 memberikan resep kepada TTK 3 dan TTK 3 memberikan surat


perintah kepada TTK 4 untuk menyiapkan obat, menghitung dosis,dan
menuliskan etiket. Selagi menunggu TTK 4 , TTK 3 menyiapkan salinan resep.
TTK 2 :Nuran, tolong siapkan obatnya, buat copy resep dan buat
etiketnya ya.
TTK 3 :Oke tunggu ya.

(TTK 3 meminta TTK 4 mengambil obat dan menuliskan etiket)

TTK 3 : “Melda, tolong kamu siapkan obat ini beserta etiketnya. Saya akan
buatkan copy resep nya.” (menyerahkan catatan)

TTK 4 : “Mareta,tolong buatkan etiketnya ya.”

(TTK 4 menyerahkan obat kepada TTK 5)

TTK 5 : “Iya baiklah.”

(TTK 4 menyerahkan obat kepada TTK 5)

TTK 5 : “Iya baiklah.”

56
TTK 5 : “Nuran, ini obatnya sudah diberi etiket.”

TTK 3 : “Okay terima kasih.”

TTK 3 mengecek kembali obat dan etiketnya, lalu memberikannya kepada TTK 1
obat yang telah diberi etiket dan juga salinan resep.
TTK 2 : ini obat sama salinan resepnya.
Di area depan
TTK 2 : Resep dengan no antrian ...... atas nama Khoirun Nisha
Ibu : iya mbak, sudah siap obatnya?
TTK 2 : Iya Bu, boleh minta no antriannya ibu.
Ibu : iya ini mbak.
TTk 2 : ini ibu obatnya ada Thiamfilex syrup, sanmol drops, cetrizin
puyer, ambroksol puyer ya ibu. Aturan pakainya sudah ada dietiket
ya bu, tapi saya akan menjelaskan lagi.
Ibu : Iya mbak.
TTK 2 :”Ini obat Thiamfilex dry syrup sebelum diminum larutkan dengan air
matang sampai batas yang ada dibotol ini ya bu, setelah itu jangan lupa
dikocok hingga larut ya, diminumnya tiga kali sehari setiap 8 jam setengah
sendok teh, untuk sendok takarnya ini sudah kita berikan ya bu. Di sendok
ini sudah ada takaran mlnya bu (sambil menunjukan sendok takar). Obat
ini merupakan antibiotik jadi harus diminum sampai habis walaupun anak
ibu sudah sembuh, setiap mau di minum jangan lupa dikocok dahulu ya
bu. Yang kedua ini obat sanmol drops digunakan tiga kali sehari tiap 8 jam
0,7 cc dengan cara diteteskan menggunakan pipet yang sudah ada
takaran mlnya yang melekat pada tutup botolnya. Obat ini digunakan
untuk meredakan demam anak ibu. Kalo anak ibu sudah gak demam lagi
obat ini bisa dihentikan pemakaiannya, jangan lupa dikocok juga ya bu
sebelum digunakan. Sampai sini apakah ibu mengerti?”

Ibu :Haduh, ribet ya mbak. Tapi saya ngerti kok mbak.

TTK 2 :baiklah kalau ibu mengerti kita lanjutkan dengan obat ketiga, ini
Cetirizin puyer, obat ini diminum satu kali sehari pada pagi hari
satu bungkus. Caranya serbuk dituang ke sendok, kemudian

57
tambahkan air secukupnya sampai larut. Obat ini digunakan untuk
obat alergi yang menyebabkan anak ibu batuk. Yang terakhir ini
obat ambroksol puyer, obat ini diminum tiga kali sehari tiap 8 jam
satu bungkus, untuk cara pemakaiannya sama dengan cetirizin
puyer tadi bu. Obat ini digunakan untuk meredakan batuk anak
ibu. Gimana bu, udah paham semuanya?
Ibu :”Iya mbak, tapi gimana kalo saya lupa mana obat yang harus
diminum satu kali,tiga kali?”
TTK 2 :”Ibu bisa lihat dietiketnya bu, dietiket ini sudah ditulis keterangan
pemakaian masing-masing obat. Ohh iya untuk obat puyer ini kan
rasanya agak pahit ya bu, kami punya syrup berasa untuk
dicampurkan dengan puyer pada saat akan diminum jadi rasanya
tidak terlalu pahit lagi. Apakah ibu mau?”
Ibu :”Ohh iya mbak, boleh juga tuh mbak karena kan anak saya masih
kecil jadi gak suka minum obat karena rasanya pahit. Saya mau
satu mbak.”
TTK 2 :”Baiklah jadi srirupnya 1 ya bu. Oh iya bu, untuk setiap obat
expired datenya sudah ada dimasing-masing etiket ya bu. Ibu bisa
lihat disini (menunjuk etiket)”
Ibu : “Oh iya mbak.”
TTK 2 :”Oh iya bu, obat alergi ini bisa menyebabkan kantuk , jadi kalau
anak merasa kantuk atau bahkan sampai tidur setelah
mengkonsumsi obat ini ibu jangan khawatir karena ini efek dari
obatnya.”
Ibu :”Oh hiya mbak tapi gak bahaya kan?”
TTK 2 :”Tidak bahaya bu , ini umum terjadi.”
TTK 2 :Untuk penyimpanan obat Thiamfilex ini disimpan suhu dingin ya
bu, ibu bisa simpan dikulkas, nah kalau untuk obat cetirizin
puyer,ambroksol puyer, sanmol drop dan syrup iniibu bisa simpan
di suhu ruangan suhu kamar,terhindar dari sinar matahari
langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Ibu :Iya mbak, nanti saya simpan seperti yang mbak bilang ini.

TTK 2 :Kalau bisa anaknya jangan minum es dulu ya bu, istirahat yang

58
cukup, banyak minum air hangat bu.

Ibu :Iya mbak, trimakasih informasinya. Oh iya jadi berapa harganya?

TTK 2 :Harganya 45.700 bu, mau di buatin kwitansi bu?

Ibu :Gak usahlah mbak, saya buru-buru. Ini uangnya mbak

TTK 2 :Ini obatnya bu, semoga anaknya lekas sembuh ya bu

Ibu :iya mbak,terimakasih

SKENARIO 3

Di siang hari, ada seorang Ibu muda yang ingin menebus resep anaknya di
Apotik Farmasi Simulasi.

TTK 1 : “Selamat Siang Bu, Selamat datang di Apotik Farmasi Simulasi. Ada
yang bisa saya bantu?”

Ibu Pasien: “Iya siang Mbak, saya mau nebus resep ini.” (sambil menyerahkan
resep)

TTK 1 : “Baik Bu, sebelumnya saya akan cek terlebih dahulu ya. Nama Pasien
nya Rudy, umurnya 12 tahun ya Bu? benar .”

Ibu Pasien: “Iya Mbak benar.”

TTK 1 : “Maaf Bu sebelumnya, ini resepnya untuk siapa Bu?”

Ibu Pasien: “ Ini resep buat Anak saya mbak, anak saya lagi sakit batuk
berdahak, batuknya berlebihan sekali sehingga membuatnya susah tidur. Dokter
tadi juga mengatakan bahwa anak saya sakit batuk berdahak mbak.”

TTK 1 : “Oh gitu ya Bu. Baiklah disini Ibu mendapatkan resep Amoxicillin, OBH,
dan Ambroksol, kami cek dulu ya obatnya sekalian harga nya juga.Ibu bisa
tunggu dulu disana.”

Ibu Pasien: “Oke Mbak. Jangan lama-lama ya.”

59
TTK 1 : “Baik Bu.”

Setelah itu TTK 1 menyuruh TTK 3 untuk mengecek harga dan mengecek
persediaan obat yang akan ditebus.

TTK 1 : “Nuran, tolong hitung harga dan sekalian di cek ketersediaan obat nya
yah dan hitung harganya juga.” (sambil menyerahkan resep)

TTK 3 : “Oke baiklah aku cek dulu ya, tunggu sebentar.”

Beberapa saat kemudian.

TTK 3 : “.........., obat Amoxicillin dan Ambroksol ada, tapi kita tidak ada OBH,
adanya Brand OBH combi. Harganya sudah saya tuliskan, tolong tanyakan ke
pasien mau atau tidak.”

TTK 1 : “Okay Nuran, makasih”

TTK 1 mengkonfirmasi ketersediaan obat dan total harga obat kepada


pasien.

TTK 1 : “Pasien atas nama Rudy?.”

Ibu Pasien: “Iya gimana mbak. Ada gak obatnya?”

TTK 1 : “Maaf Bu, obat Amoxicillin dan Ambroksol ada, tapi kita tidak ada OBH,
adanya Brand OBH combi . isinya sama saja kok Bu.”

Ibu Pasien: “Aman ngga, Mbak? Nanti obatnya beda lagi.”

TTK 1 : “Aman Bu karena isi obatnya sama saja seperti yang diresepkan dokter.”

Ibu Pasien: “Emang berapa Mbak harganya?”

TTK 1 : “Untuk obat Amoxicillin, OBH Combi, dan Obat Ambroxol Jadi totalnya
Rp.17.000”

Ibu Pasien: “Yaudah Mbak saya mau tebus semua.”

60
TTK 1 : “Baiklah Bu, berarti semuanya ya, boleh minta alamat dan nomor HPnya
Bu?”

Ibu Pasien: “Alamat saya Jln. Sekip Bendungan, nomor HP 081234567890.”

TTK 1 : “Sebentar ya Bu saya tulis nomor antreannya dulu. Ini nomor antreannya
, Silakan duduk dan tunggu sebentar ya Bu.”

Ibu Pasien: “Iya jangan lama-lama Mbak.”

TTK 1 menyerahkan resep ke TTK 3 untuk diserahkan kepada TTK 4

TTK 1 : “ Nuran, tolong siapkan obatnya, sekalian buat etiketnya.”

TTK 3 : “Oke tunggu ya.”

(TTK 3 meminta TTK 4 mengambil obat dan menuliskan etiket)

TTK 3 : “Melda, tolong kamu siapkan obat ini beserta etiketnya. Saya akan
buatkan copy resep nya.” (menyerahkan catatan)

TTK 4 : “Maret, tolong buatkan etiketnya ya.”

(TTK 4 menyerahkan obat kepada TTK 5)

TTK 5 : “Iya baiklah.”

TTK 5 : “Nuran, ini obatnya sudah diberi etiket.”

TTK 3 : “Okay terima kasih.”

(TTK 3 mengecek kembali obat dan etiketnya lalu memberikannya ke TTK 1)

TTK 3 : “.Prisil ini resep nomor ......sudah siap.”

TTK 1 : “Baiklah, terima kasih ya.”

61
(Memanggil pasien)

TTK 1 : “Pasien atas nama Rudy. Dengan nomor antrian........”

Pasien 1 : “Iya Mbak, gimana?”

TTK 1 : “Maaf Bu, boleh saya minta nomor antreannya?”

Pasien : “Oh iya Mbak. Ini nomor antriannya”

TTK 1 : “Bu ini obatnya ada obat Amoxicillin, OBH Combi, dan Obat Ambroxol.
Nah Bu, obat Amoxicillin ini obat Antibiotik untuk mengatasi infeksi akibat bakteri,
terutama pada hidung dan tenggorokan, lalu obat OBH Combi Sebagai obat
batuk. dan Obat Ambroxol untuk mengencerkan dahak, Efek sampingnya bisa
menyebabkan mual dan muntah”

Ibu Pasien : “ohh iyaya mbak”

TTK 1 :” Untuk aturan pakainya, Obat Amoxicillin ini diminum tiap 8 jam sekali
satu tablet, karena ini obat antibiotic jadi anak Ibu harus dihabiskan walaupun
anak Ibu sudah sembuh. Expirednya…… Obat OBH Combi juga diminum tiap 8
jam sekali satu sendok makan ya bu kocok dahulu sebelum digunakan,
Expirednya……. dan obat Ambroxol diminum tiap 8 jam sekali satu tablet,
Expirednya………. Berikan Obatnya kepada anak ibu Amoxicillin dan Ambroxol
bisa sebelum dan setelah makan bu, yang OBH setelah makan ya bu

Ibu Pasien : Kenapa mbak antibiotik harus dihabiskan mbak ?”

TTK 1 : “Iya bu soalnya bisa meyebabkan resisten terhadap bakteri.Resisten itu


Bu maksudnya suatu keadaan ketika bakteri tidak dapat dibunuh lagi oleh obat,
jadi obat tidak akan bisa menyebuhkan penyakitnya”

Ibu Pasien: “Oh iya iyaa Mbak.”

TTK 1 : “Oh iya Bu, Seluruh obat ini disimpannya di suhu ruangan dan jauhkan
dari jangkauan anak-anak ya Bu. Dan juga apabila sirup OBH Combinya
disimpan dengan benar bisa bertahan samapai 1 bulan setelah kemasan dibuka”

Ibu Pasien : “ Oke mbak, baiklah.”

TTK 1 : “ Iya Bu, sebaiknya anak Ibu banyak mengkonsumsi air putih ya Bu”

62
Ibu Pasien: “Iya Mbak, berapa mbak harganya tadi?”

TTK 1 : “ Rp 17.000”

Ibu Pasien : “Ini Mbak uangnya.”

TTK 1 : “Baiklah Bu, Apakah Ibu mau kwitansi?”

Ibu Pasien : “Boleh Mbak.”

TTK 1 : “ini obatnya, copy resep, dan kwitansinya ya Bu, ada yang bisa saya
bantu lagi ?”

Ibu Pasien : “Tidak Mbak, terima kasih.”

TTK 1 : “Sama-sama Bu, semoga lekas sembuh.”

63
BAB V

PEMBAHASAN

Praktikan telah menyelesaikan praktikum Apotek Simulasi dengan pokok


bahasan Penggunaan obat pada anak - anak (Pediatric). Praktikum ini dilakukan
pada hari, selasa tanggal 30 Oktober 2018 bertempat di Apotek Simulasi Farma
Jurusan Farmasi Poltekkes Palembang. Pada praktikum kali ini terdapat 3 kasus
yang telah diselesaikan yaitu :

1. Seorang ibu muda yang menebus resep anaknya yang mengalami batuk
berdahak dan pilek. Saat TTK 1 memeriksa resep, didalam resep tersebut tidak
disebutkan berapa BB pasien sehingga TTK 1 mengkonfirmasi ke ibu pasien.
Didalam kasus 1 ada pergantian obat dari merk dagang Mucopect ke generik
ambroxol dan TTK 3 mengkonfirmasi ke dokter. Pada resep racikan tablet ,
praktikan harus tepat dalam membelah tablet karena diambil 4 ½ tablet.
Selebihnya praktikan atau TTK sudah baik dalam menjelaskan cara pemakaian,
penyimpanan maupun indikasi dan efek samping dari obat tersebut.
2. Seorang ibu yang menebus resep untuk anaknya yang mengalami demam
dan hidung tersumbat. Saat TTK 1 memeriksa resep, didalam resep tersebut
tidak disebutkan berapa umur pasien sehingga TTK 1 mengkonfirmasi ke ibu
pasien. Umur anaknya adalah 6 tahun. Di kasus 2 ini ada 2 serbuk dan satu
sirup. Pada saat praktikum, praktikan tidak menghitung dosis lazim untuk anak.
Di revisi ini praktikan sudah menghitung dosis nya. Selebihnya praktikan atau
TTK sudah cukup baik dalam menjelaskan cara pemakaian, penyimpanan
maupun indikasi dan efek samping dari obat tersebut.
3. Seorang ibu dan anaknya yang berumur 12 tahun datang menebus resep
untuk anaknya yang mengalami batuk berdahak dan menyebabkan susah tidur.
Kelengkapan resep pada saat diperiksa TTK 1 itu lengkap. Tidak ada pergantian
obat di kasus ini dan TTK pun sudah baik dalam menjelaskan cara pemakaian,
penyimpanan maupun indikasi dan efek samping dari obat tersebut.

64
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini praktikan telah melaksanakan praktikum dengan cukup
baik tetapi masih banyak yang harus diperbaiki karena masih ada kesalahan
yang dilakukan oleh praktikan, seperti pada pelayanan kepada pasien belum
cukup baik karena masih kurang menjelaskan secara rinci mengenai obat
tersebut seperti aturan pakainya lalu tidak menghitung dosis lazim untuk
antibiotik dimana itu wajib untuk kasus anak - anak.

B. SARAN

Untuk praktikum selanjutnya diharapkan lebih baik dari praktikum kali ini. Dan
untuk praktikan diharapkan untuk lebih teliti lagi dalam pelayanan obat.

65
DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Mutaroh,dkk,. 2010.Ensiklopedi Kesehatan untuk Umum,.Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media

Depkes RI. 2009.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan,Jakarta, Departemen Kesehatan R

Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Volume 49, 2014, Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia, Jakarta.

Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Volume 52, 2017, Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia, Jakarta.

https://mediskus.com/rhinofed (diakses tanggal 29 oktober 2018)

66

Anda mungkin juga menyukai