PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal penting yang harus diperhatikan untuk pediatri adalah dosis yang optimal,
regimen dosis tidak dapat disederhanakan hanya berdasarkanberat badan atau
luas permukaan tubuh pasien pediatri yang diperolehdari ekstrapolasi data
pasien dewasa. Bioavalaibilitas, farmakokinetik,farmakodinamik, efikasi dan
informasi tentang efek samping dapatberbeda secara bermakna antara pasien
pediatri dan pasien dewasakarena adanya perbedaan usia, fungsi organ dan
status penyakit.
B. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai pelayanan
kefarmasian khususnya peresepan obat pada anak dan bayi.
2. Memberi pengetahuan kepada mahasiswa tentang permasalahan yang
biasa terjadi pada pemberian obat untuk anak dan bayi.
3. Memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai apa saja obat yang
biasa diresepkan pada pasien anak dan bayi.
1
C. Manfaat
1. Mengetahui proses pelayanan kefarmasian khususnya mengenai
peresepan obat pada anak dan bayi.
2. Mengetahui apa saja permasalahan yang biasa terjadi pada pemberian
obat untuk pasien anak dan bayi.
3. Mengetahui apa saja obat yang biasa diresepkan pada pasien anak dan
bayi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Anak-Anak
Pada anak-anak, penyakit yang sering menjadi serius atau parah datang
dalam waktu yang sangat cepat. Beberapa penyakit umum yang sering menimpa
anak-anak diantaranya:
1. Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu
diukur dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih
dari 39°C) dapat dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan
otak.
2. Diare
Diare pada anak dapat ditandai dengan frekwensi buang air besar lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya terbesar bagi
anak-anak dengan diare adalah dehidrasi, atau kehilangan terlalu banyak
cairan dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai muntah.
3
3. Flu
Virus ini menginfeksi telinga, hidung, tenggorokan dan sinus. Anak yang
menderita flu akan mengalami sakit tenggorokan, pilek, batuk, suhu
tinggi, sakit kepala, dan nyeri pada persendian.
4. Ruam
Ruam pada kulit bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor meliputi kulit
kering, lecet, infeksi, atau alergi. Kulit bayi jauh lebih sensitif bila
dibanding kulit orang dewasa, sehingga lebih rentan ternadap penyebab
ruam.
5. ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang meliputi saluran pernapasan
bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit infeksi akut
yang menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai
dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan di dalam paru-paru
(saluran bagian bawah)
4
4. Farmakokinetik dan Farmakodinamik
1. Farmakokinetik
Farmakokinetik dapat didefinisikan sebagai setiap proses yang
dilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme,
dan ekskresi. Dalam arti sempit, farmakokinetik khususnya mempelajari
perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dan metabolitnya dalam
darah dan jarigan sebagai fungsi dari waktu. Dalam fase farmakokinetik
termasuk bagian proses invasi dan proses eliminasi (evasi). Yang
dimaksud dengan invasi ialah proses-proses yang berlangsung pada
pengambilan suatu bahan obat ke dalam organisme (absorpsi, distribusi),
sedangkan eliminasi merupakan proses-proses yang menyebabkan
penurunan konsentrasi obat dalam organisme (metabolisme, ekskresi).
2. Farmakodinamik
Pada anak-anak.Secara umum jalur eliminasi obat (hepar dan
ginjal) sangat minim pada bayi yang baru lahir, dan juga pada bayi yang
premature. Hal ini disebabkan karena faktor fisiologis dari bayi yang tidak
biasa, dimana dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan dari terapi.
Jalur kliren obat sangat dipengaruhi oleh perubahan fisiologi (bayi,
premature, dan saat pubertas). Pada perkembangan bayi di tahun
pertama, kliren metabolit obat sangat minim. Pada saat pubertas kliren
akan mengalami penurunan lebih cepat pada perempuan daripada pada
laki-laki. Perbedaan farmakodinamik ditemukan antara anak-anak dan
orang dewasa hal ini dapat mempengaruhi outcome terapi yang tidak
diinginkan, dan juga adverse effect. Namun tidak selamanya penggunaan
obat pada anak-anak dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Contohnya, sekalipun pada penggunaan asam valproic pada anak-anak
dapat menimbulkan hepatotoksik lebih tinggi dibanding pada orang
dewasa, namun pada penggunaan isoniasid dan asetaminofen, efek
hepatotoksisitasnya lebih rendah.
5
5. Rumus Menentukan Dosis Anak-Anak
Dosis Anak =
Berdasarkan Umur
a. Young's rule
Dosis Anak =
b. Cowling's rule
Dosis Anak =
c. Friend's rule
Dosis Anak =
d. Fried's rule (untuk bayi)
Dosis Anak =
e. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (Body Surface Area)
Rumus menghitung BSA
Mosteller BSA =
Dosis Anak =
6
Berdasarkan bentuknya sediaan obat dibedakan menjadi sediaan solid,semi solid
dan liquid.Kriteria bentuk sediaan obat secara umum :
a. Aman
b. Stabil dalam penyimpanan menunjukkan kualitas fisik yang baik selama
penyimpanan sesuai dengan batasan kadaluarsanya
c. Dapat bercampur dengan zat aktif, mampu membawa dan melepaskan
zat aktif pada lokasi aksi/tempat pelepasan
d. Mampu melindungi zat aktif dari kemungkinan degradasi
e. Efektif, efisien, ekonomis
f. Dikemas dalam kemasan yang sesuai
7
membengkak, gatal, dan memerah. Lalu ada obat-obatan dan bahan
kimia tertentu, seperti detergen yang bisa menyebabkan alergi pada bayi
juga. Jika menderita alergi akibat salah satu faktor di atas, bayi biasanya
akan menunjukkan beberapa gejala berikut.
f. Susah bernapas.
8
memberi makanan yang berpotensi menyebabkan alergi kepada bayi,
terutama kacang-kacangan. Pendapat dokter patut dijadikan acuan jika
Anda memang ragu akan pemberian makanan yang bisa menyebabkan
alergi.
Sementara itu, untuk menghindarkan bayi dari alergi bulu, tungau bisa
dilakukan dengan menjaga kebersihan tempat tidur, ruangan, dan
mainannya. Demikian juga dengan alergi yang disebabkan oleh jamur
dan kecoak.
Memandikan hewan piaraan atau membatasi kontak antara bayi dan
hewan piaraan yang menyebabkan alergi dan membatasi ruang gerak
hewan wajib dilakukan agar alergi pada bayi bisa diantisipasi. Jika
serbuk sari tumbuhan yang menjadi penyebabnya, maka mengurangi
bepergian ke tempat terbuka dapat menjadi cara yang efektif dalam
menghindarkan alergi pada bayi.
Jika cara-cara di atas tidak bisa membuat alergi menjauh dari bayi
Anda, maka mengobati alergi pada bayi dengan obat antihistamin dan
steroid bisa menjadi pilihan. Tentunya pemberian obat tersebut wajib
mendapat pengawasan dari dokter anak.
7. Ruam
1. Pengertian Ruam
Ruam atau bintik merah pada kulit bayi adalah hal yang biasa terjadi.
Ini berarti kulit sensitif bayi sedang beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kebanyakan ruam dan bintik merah tersebut tidak berbahaya dan dapat
sembuh dengan sendirinya. Kulit bayi bisa sensitif terhadap benda asing.
Berikut adalah beberapa bintik merah atau ruam pada kulit bayi yang
biasa terjadi, namun disarankan untuk jangan mendiagnosis sendiri bintik
merah yang ada di kulit bayi Anda. Selalu konsultasikan kepada dokter
anak guna mendapatkan diagnosis yang tepat.
a. Eksim
Tipe eksim yang paling sering terjadi pada bayi dan anak (namun bisa
berlanjut hingga dewasa) adalah eksim atopik (atopic dermatitis). Eksim
menyebabkan kulit bayi menjadi gatal, kering, merah, dan pecah-pecah.
Eksim biasanya disebabkan oleh kulit sensitif atau alergi. Pada umumnya,
eksim muncul pada lipatan kulit, seperti di belakang lutut, lipatan siku,
9
lipatan leher, dan daerah di sekitar mata dan telinga. Untuk mengatasi
eksim, hindarkan bayi Anda dari suhu ekstrem dan segala sesuatu yang
dapat mengganggu kondisi kulit. Mandikan bayi Anda sebanyak dua atau
tiga hari sekali dan keringkan kulitnya dengan ditepuk-tepuk secara
lembut. Oleskan salep atau krim yang dianjurkan oleh dokter dan jangan
gunakan pewangi atau pelembut pakaian ketika mencuci. Selalu
upayakan untuk menemui dokter apabila eksim tidak kunjung membaik.
b. Penyakit tangan, kaki, dan mulut
Ditandai dengan demam, kehilangan nafsu makan, sakit tenggorokan,
nyeri di mulut, dan ruam yang tidak terasa gatal. Penyakit ini
menimbulkan ruam atau bintik merah di tangan dan kaki, serta sariawan
di mulut. Penyakit ini juga dapat muncul di area bokong bayi. Penyakit ini
dapat menular melalui batuk, bersin, atau popok bekas, namun dapat
sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari. Jika merasa khawatir,
hubungi dokter anak Anda dan jangan lupa untuk rajin mencuci tangan.
c. Biduran
Biduran atau urtikaria adalah kemerahan atau ruam gatal pada kulit
yang muncul sebagai reaksi alergi terhadap makanan tertentu atau
sengatan jelatang, lebah, dan lain-lain. Ruam tidak menular ini biasanya
menghilang setelah beberapa hari. Biduran juga bisa menjadi tanda
reaksi alergi serius yaitu anafilaksis, apabila disertai oleh sesak napas
atau wajah bengkak. Anafilaksis memerlukan penanganan darurat. Jika
biduran tidak sembuh dalam beberapa hari, segera periksakan bayi Anda
ke dokter.
d. Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Impetigo
dimulai dengan kemunculan ruam dan lepuh yang pecah, meninggalkan
kerak tebal berwarna kuning kecokelatan dan menciptakan luka atau lecet
yang berwarna merah. Impetigo cenderung muncul di sekitar hidung dan
mulut dengan disertai rasa gatal. Jika tidak diobati, penyakit menular ini
dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu, namun jika diobati akan sembuh
dalam 7-10 hari. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung atau
jika berbagi penggunaan barang dengan penderita. Impetigo dapat diatasi
dengan krim, salep, atau pil antibiotik.
e. Milia
10
Banyak bayi terlahir dengan kondisi milia, yaitu bintik-bintik putih yang
muncul di hidung, dagu, kelopak mata, atau pipi. Milia disebabkan oleh
pori-pori yang tersumbat oleh keratin, yaitu semacam protein yang
diproduksi oleh kulit. Biasanya milia akan hilang dengan sendirinya dalam
beberapa minggu. Untuk menangani milia, basuh wajah bayi Anda sehari
sekali dengan air dan sabun bayi secara lembut.
f. Ruam Popok
Ruam popok biasa terjadi ketika kulit bayi terlalu lama terkena urine
atau feses. Ruam popok dapat diatasi dengan rutin mengganti popok bayi
dan mengoleskan krim atau salep untuk ruam popok sebelum memakai
popok. Namun jika muncul bintik merah terang atau kulit menjadi
bengkak, melepuh, kering atau pecah-pecah, segera periksakan anak ke
dokter. Gejala ini menunjukkan adanya infeksi jamur.
g. Biang Keringat
Bintik merah pada kulit bayi ini biasa muncul ketika cuaca terasa
panas dan lembap, serta bayi berpakaian terlalu tebal. Biang keringat
dapat menyebabkan pembengkakan ringan, gatal-gatal, dan cenderung
muncul di kepala, leher, bahu, lengan, atau kaki bayi. Untuk
mengatasinya, pindahkan bayi ke ruangan yang lebih sejuk atau
mandikan dengan air dingin. Selain itu, pakaikan baju yang tipis dan tidak
berlapis-lapis. Pastikan baju bayi dicuci dengan cara aman.
h. Kurap
Kurap adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur. Kulit tampak
merah, berbentuk pola cincin, meradang, dan kemungkinan terasa gatal.
Ruam ini biasa muncul di kepala, kaki, atau pangkal paha. Kurap
bukanlah kondisi serius dan kebanyakan kasus yang ringan dapat diobati
dengan krim antijamur. Kurap ditularkan melalui kontak langsung dari kulit
ke kulit atau menggunakan benda yang digunakan penderita juga.
i. Slapped Cheek Syndrome
Ini adalah infeksi virus yang menyebabkan demam serta ruam merah
terang pada kedua pipi, menyerupai bekas seakan-akan ditampar. Ruam
merah bisa terasa gatal dan berisiko menyebar ke anggota badan
lainnya. Slapped cheek syndrome tidak butuh diobati karena akan
sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
j. Meningitis
11
Ruam pada kulit bayi umumnya tidak berbahaya. Namun ada satu
bintik merah pada kulit bayi yang harus diwaspadai, yaitu meningitis.
Meningitis adalah infeksi pada lapisan saraf tulang belakang yang
disebabkan oleh bakteri atau virus. Tanda-tanda awal meningitis pada
bayi meliputi reaksi bayi yang tidak responsif atau kaku, rewel, tidak ingin
digendong, muntah, kulit pucat, tidak mau makan, demam, enggan
bangun tidur, muncul ruam merah atau keunguan yang tidak memudar
bila ditekan dengan gelas kaca, atau terdapat pembengkakan di ubun-
ubun. Segera periksakan bayi Anda ke dokter atau rumah sakit karena
kondisi ini tergolong serius.
Beberapa ruam atau bintik merah pada kulit bayi memang bukan
penyakit berbahaya dan tidak membutuhkan penanganan serius, namun
sangat disarankan bila Anda memeriksakan perubahan yang terjadi pada
kulit bayi ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang
tepat.
12
BAB III
TELAAH RESEP
A. Resep
Resep 1
Resep 2
13
Resep 3
14
B. Salinan Resep
Salinan Resep 1
Salinan resep
Nomor :
S 3 d d cth 1/2
det
R/ Salbutamol 0,65
Mucopect 2/5
M F Pulv dtd XV
S 3 dd Pulv 1
15
det
P.C.C
Salinan Resep 2
Salinan resep
Nomor :
16
S 3 d d cth 1/2
det
S 3 d d 0,7 cc
R/ Cetirizin ¼
S 1 dd P 1
det
R/ Ambroxol 1/5
S 3 dd P 1
det
P.C.C
17
Salinan Resep 3
Salinan resep
Nomor :
S 3 d d 1 tab
det
S3ddC1
det
R/ Ambroxol 30 mg No.XV
S 3 dd 1 tab
det
18
Palembang, 23 Oktober 2018
P.C.C
19
C. Perhitungan Bahan
1. Resep 1
a. Rhinofed Syr
b. Racikan
Salbutamol 2mg
Mucopect tab
2. Resep 2
a. Thiamphenicol syr
b. Paracetamol drops
c. Cetirizin 10 mg
20
Cetirizin = ¼ tab x 4 = 1 Tab
d. Ambroxol 30 mg
3. Resep 3
a. Amoxicillin 500 mg
b. OBH
c. Ambroxol 30 mg
D. Perhitungan Dosis
1. Resep 1
a. Rhinofed
Dosis Pakai : DM
Pseudoefedrine 1x = -
1 Kali = 2,5 ml /60 mg x 360 mg 1h=-
= 15 mg
1 Hari = 3 x 15 mg = 45 mg
Terfenadine 1x=-
1 Kali = 2,5 ml /60 mg x 480 mg 1h = -
= 20 mg
21
1 Hari = 3 x 20 mg = 60 mg
b. Racikan
Salbutamol
Dosis Pakai
Mucopect/ Ambroxol
Dosis Pakai
1 Kali = 2/5 x 30 mg = 12 mg
1 Hari = 3 x 12 mg = 36 mg
2. Resep 2
a. Thiamphenicol
b. Paracetamol
Dosis Pakai
c. Cetirizin
22
Dosis Pakai
d. Ambroxol
Dosis Pakai
1 Kali = 1/5 x 30 mg = 6 mg
1 Hari = 3 x 6 mg = 18 mg
3. Resep 3
a. Amoxicillin
Dosis Pakai
1 Kali = 500 mg
1 Hari = 3 x 500 mg = 1500 mg
b. OBH
Dosis Pakai
Ammonii cloridum
1 kali = 15/100 x 2.000 mg = 300 mg
1 hari = 3 x 300 mg = 900 mg
Dosis Maksimum
Ammonium Cloridum
1 Kali = -
1 Hari = 5 / 17 x 10.000 = 2.941 mg
Persentase Dosis
c. Ambroxol
Dosis Pakai
1 Kali = 30 mg =
1 Hari = 3 x 30 mg = 90 mg
23
2. TTK akan memeriksa ada atau tidaknya obat dalam persediaan. Bila
obatyang dibutuhkan tersedia, kemudian dilakukan pemberian harga dan
memberitahukan- nya kepada pasien. Setelah pasien setuju segera
dilakukan pembayaran atas obat pada bagian kasir. Alamat dan nomor
telepon pasien dicatat. Bila obat hanya diambil sebagian maka petugas
membuat salinan resep untuk pengambilan sisanya. Bagi pasien yang
memerlukan kuitansi maka dapat pula dibuatkan kuitansi.
3. Resep diberi nomor urut resep, selanjutnya nomor resep tersebut
diserahkan ke pasien untuk mengambil obat pada bagian penyerahan
obat.
4. Resep asli diserahkan ke bagian peracikan atau penyiapan obat. TTK
pada bagian peracikan atau penyiapan obat lalu meracik atau
menyiapkan obat sesuai dengan resep.
5. Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan dikemas.
6. Sebelum obat diberikan dilakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor
resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya. Juga
dilakukan pemeriksaan salinan resep sesuai resep aslinya serta
kebenaran kuitansi.
7. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep lalu
pasiendiberi informasi tentang cara pemakaian obat dan informasi lain
yang diperlukan pasien.
8. Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal
resepdan disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.
9. Pada setiap tahapannya, petugas apotek wajib membubuhkan paraf atas
apa saja yang dikerjakan pada resep tersebut, jika terjadi sesuatu dapat
dipertanggung jawabkan atas pekerjaan yang dilakukan.
F. Aturan Pakai
1. Rhinofed =Tiga kali sehari setengah sendok teh
2. Salbutamol = Tiga kali sehari satu bungkus
Mucopect/Ambroxol
3. Thiamphenicol = Tiga kali sehari setengah sendok teh
4. Paracetamol = Tiga kali sehari 0,7 cc
5. Cetirizin = Satu kali sehari satu bungkus
6. Ambroxol = Tiga kali sehari satu bungkus
7. Amoxicillin = Tiga kali sehari satu tablet
8. OBH = Tiga kali sehari satu sendok makan
9. Ambroxol = Tiga kali sehari satu tablet
G. Deskripsi obat
1. Rhinofed
24
Kandungan :
Indikasi :
Kontraindikasi
Dosis :
Efek Samping :
Mulut kering
Gangguan pencernaan seperti mual, sakit perut, muntah, hilangnya nafsu
makan
Gangguan kecemasan
Gangguan tidur atau insomnia
Gangguan irama jantung dan jantung berdebar-debar
Sakit kepala
Keringat dingin
Depresi dan gangguan mood
Tremor atau gemetar
25
Gangguan fungsi hati
Interaksi Obat :
2. Salbutamol
26
KI : Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki
riwayat hipersensitif pada salbutamol atau obat agonis
adrenoreseptor beta-2 lainnya dan resiko abortus selama
trimester 1 dan 2.
27
Perhatian : Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama
penggunaan obat ini adalah sebagai berikut :
28
air susu ibu. Pada studi hewan obat ini telah diketahui
memiliki potensi tumorigenicity sehingga sebaiknya
dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat
pilihan yang lebih aman atau diberikan dengan jarak yang
cukup antara menyusui dan penggunaan obat.
3. Mucopect
Kandungan :
Indikasi :
2. Asma bronkial
3. Bronkiektasis
4. PPOK
5. Tracheobronchitis
29
6. Emfisema
7. Bronkitis Pneumokoniosis
Kontraindikasi :
2. Harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan tukak lambung atau
penyakit maag. Bisa memperparah penyakit tersebut.
Dosis :
Petunjuk Penggunaan:
30
2. Ingat selalu untuk mengikuti petunjuk dokter atau petunjuk penggunaan yang
ada pada kemasan.
3. Antara jadwal minum satu dengan jadwal berikutnya, berilah jarak jam yang
sama, misalkan dua kali sehari berarti diminum setiap 12 jam, jika tiga kali
sehari, maka berarti diminum setiap 8 jam. Untuk memudahkan hal ini, maka
usahakan menggunakan obat ini pada jam yang sama setiap hari.
Efek Samping :
1. Reaksi ringan pada saluran pencernaan, seperti sakit ulu hati, gejala maag,
mual, dan muntah.
2. Apabila terjadi reaksi alergi, biasanya ditandai dengan ruam kulit. Pada
kasus yang sangat jarang, bisa terjadi reaksi anafilaksis akut tipe berat,
namun hubungannya dengan penggunaan ambroxol belum diketahui secara
pasti.
4.Thiamphenicol
31
Golongan Antibiotik
Kategori Obat resep
Manfaat Mengobati infeksi bakteri
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori N: Belum dikategorikan.Walau belum
dikategorikan, thiamphenicol disarankan untuk tidak
dikonsumsi oleh wanita hamil dan menyusui. Pada
Kategori kehamilan kehamilan, obat ini dapat menembus ke dalam plasenta.
dan menyusui Bagi wanita yang sedang menyusui sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum
mengonsumsi thiamphenicol karena obat ini bisa diserap ke
dalam ASI.
Bentuk obat Kapsul dan sirop kering
Peringatan:
Thiamphenicol sebaiknya tidak diberikan kepada bayi baru lahir atau usia
2 minggu pertama dan bayi prematur karena dapat menyebabkan gray
baby syndrome. Konsultasikan lebih dahulu kepada dokter mengenai
pemberian obat ini kepada bayi.
Hindari mengonsumsi thiamphenicol jika memiliki alergi terhadap obat ini.
Beri tahu dokter apabila sedang menjalani pengobatan dengan obat-
obatan lain, termasuk suplemen dan produk herba.
Harap berhati-hati jika pernah atau sedang menderita gangguan hati,
gangguan fungsi ginjal, dan defisiensi G6PD.
Harap berhati-hati untuk pemakaian obat dalam jangka panjang karena
dapat menyebabkan timbulnya infeksi jamur dan bakteri.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi
thiamphenicol, segera hubungi dokter.
Dosis Thiamphenicol
32
1.5 g per hari, dibagi
menjadi beberapa
jadwal konsumsi
sesuai anjuran dokter.
Dewasa
Dosis maksimum
Infeksi bakteri
adalah 3 g per hari
Usahakan untuk mengonsumsi antibiotik pada jam yang sama setiap harinya
untuk memaksimalkan efek obat. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara
satu dosis dengan dosis berikutnya.
Jika thiamphenicol dalam bentuk sirop kering, campurkan serbuk sirup dengan
sejumlah air yang ditentukan. Kocok larutan sebelum dikonsumsi dan gunakan
sendok takar agar ukuran pemberian obat tepat, jangan gunakan sendok makan
biasa.
33
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi thiamphenicol, disarankan segera
meminumnya begitu teringat, jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat.
Jangan menggandakan dosis thiamphenicol pada jadwal berikutnya untuk
mengganti dosis yang terlewat.
Interaksi Obat
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan
thiamphenicol bersama dengan obat-obatan lainnya:
34
Gray baby syndrome pada bayi.
5. Parasetamol
Komposisi : Paracetamol
Farmakologi :
Paracetamol syrup yang dikenal juga dengan nama acetaminophen syrup adalah
obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun
panas/demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun Paracetamol
syrup memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID,
karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan.
Indikasi :
Digunakan secara luas untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan
lainnya. Pada nyeri yang lebih berat seperti nyeri pasca operasi obat ini biasanya
dikombinasikan dengan NSAID atau analgetic opioid.
Paracetamol syrup bisa dipilih untuk meredakan nyeri pada arthritis ringan,
35
dengan efek yang sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang lebih
ringan.
Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di
pasaran.
Efek Samping :
Paracetamol syrup bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika
penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini
meningkat pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.
Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada
penggunaan dosis yang lebih tinggi, Paracetamol syrup diketahui meningkatkan
resiko terjadinya perdarahan lambung.
Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka
panjang, obat ini dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal., termasuk gagal
ginjal akut.
Interaksi Obat :
36
Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini
sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.
Dosis :
Kemasan :
Paracetamol syrup 120 mg/5 ml syrup, 160 mg/5ml syrup, dan 250 mg/5 ml syrup
6. Cetirizine
37
pada kepala dan leher dalam bentuk lesi seperti tumor.
Dosis : Dosis anak usia 6-23 bulan : 1 x sehari 2.5 mg, bisa
ditingkatkan sampai maksimal 2 x sehari 2.5 mg untuk usia ≥
12 bulan. Dosis anak usia 2-5 tahun : 5 mg/hari. Bisa
diberikan dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis.
Dosis anak usia ≥ 10 tahun : 10 mg/hari. Bisa diberikan
dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis. Dosis
dewasa : 1 x sehari 10 mg atau 2 x sehari 5 mg. Dosis untuk
orang lanjut usia/pasien dengan penurunan fungsi hati atau
ginjal : dosis awal, 1 x sehari 5 mg.
38
diwaspadai. Sebaiknya anda tidak mengemudi atau menyalakan
mesin selama menggunakan obat ini. Penggunaan alkohol akan
meningkatkan efek sedasi obat ini.
2. Pemakaian antihistamin harus dihentikan sekitar 48 jam sebelum
menjalani tes alergi kulit, karena dapat mengganggu hasil tes.
3. Jika obat anti histamin dibutuhkan selama menyusui, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan dosis
terendahnya.
4. Penggunaan antihistamin untuk pasien epilepsi dan pasien dengan
risiko kejang, pasien dengan penurunan fungsi hati dan ginjal, usia
tua, wanita hamil dan ibu menyusui harus dilakukan dengan hati-
hati.
7. Ambroxol
Komposisi : Ambroxol 30 mg
Indikasi : Terapi pada penyakit saluran nafas akut dan kronik yang
disertai dengan sekresi bronkus yang abnormal, terutama
pada bronkitis kronik eksaserbasi, ashmatik bronkitis, dan
bronchial asma.
39
Waktu paruh eliminasi parent compound 8,8 jam.
8. Amoxicillin
Tentang Amoxicillin
Golongan Penisilin
Kategori Obat resep
40
Mengatasi infeksi akibat bakteri, terutama pada gigi,
saluran kemih, telinga, hidung, tenggorokan, saluran
Manfaat
pernapasan, saluran pencernaan, dan kelamin (misalnya
gonore).
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Bentuk Kapsul, tablet, sirup, sirup kering, suntik
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak
Kategori kehamilan memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Peringatan:
Berhati-hatilah jika Anda alergi terhadap obat, seperti penisilin atau bahan
tertentu.
Jika Anda akan menjalani vaksinasi apa pun, pastikan memberi tahu
dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi amoxicillin karena obat ini
dapat menghambat kerja vaksin, terutama vaksin tifoid.
Beri tahu dokter jika mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen atau
herba.
Dosis Amoxicillin
Berikut ini adalah dosis penggunaan amoxicillin yang telah disesuaikan dengan
sejumlah kondisi:
Kondisi Dosis
Abses gigi Dewasa: 3 gram, diulang sesudah 8
41
jam
Dewasa : 3 gram diulang setelah 10-12
Infeksi saluran kemih
jam
Infeksi saluran pernapasan parah atau
Dewasa: 3 gram
berulang
Infeksi H. pylori Dewasa: 750 atau 1000 mg
Infeksi gonore Dewasa: 3 gram
Aktinomikosis, infeksi saluran empedu, Dewasa: 250-500 mg setiap 8 jam atau
bronkitis, endokarditis, gastroenteritis, 500-875 mg setiap 12 jamAnak: di
infeksi mulut, otitis media, pneumonia, bawah 40 kg: 40-90 mg/kg berat badan
gangguan limpa, demam tifoid dan setiap hari, dibagi dalam 2-3 dosis.
paratifoid, infeksi saluran kemih Masimal: 3 gram/hari
Faringitis dan tonsilitis Dewasa: 775 mg untuk 10 hari
Pasien hemodialisis (cuci darah) 250-500 mg setiap 24 jam
Bacalah petunjuk pada bungkus obat dan ikuti anjuran dokter dalam
mengonsumsi amoxicillin. Jangan mengubah dosis amoxicillin kecuali disarankan
oleh dokter.
Pastikan Anda menghabiskan dosis dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan
oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya kembali infeksi. Jika
infeksi masih belum sembuh setelah mengonsumsi semua dosis yang
diresepkan, kembali temui dokter.
Jika tidak sengaja melewatkan dosis amoxicillin, segera minum jika jadwal dosis
berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, jangan menggandakan dosis.
Interaksi Obat
42
Allopurinol, meningkatkan risiko alergi terhadap amoxicillin.
Mengalami diare
Sakit kepala
Ruam
9. OBH
Sediaan:
Sirup Botol 100 ml, 200 ml
Komposisi:
Tiap 5 ml (1 sendok teh) mengandung:
- Succus Liquiritae 166,66 mg
- Ammonium Chlorida 100 mg
- Ammonium Anisi Spir 100 mg
43
Cara Kerja Obat:
Sebagai ekspektoran (pengencer dahak) pada gangguan batuk.
Indikasi:
Batuk berdahak
Kontraindikasi:
Penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Dosis:
- Dewasa : 1 sendok makan (15 ml) 1 – 4 x sehari
- Anak : 1 sendok teh (5 ml) 1 – 4 x sehari
H. Etiket
1. Rhinofed Syr
44
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama
45
5. Parasetamol
7.Ambroxol
46
Tiga kali sehari satu Tab / Capsul /Bungkus Pagi
Sendok makan (15ml) Siang
Sendok teh (5ml) Sore
Malam
Sebelum Makan Sesudah Makan
Bersama Makanan Suapan Pertama
8.Amoxicillin
9.OBH
47
10. Ambroxol
I. Perhitungan Harga
Resep 1
1. Rhinofed Syr @1 Fls = Rp 35.500
Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp36.000
Resep 2
1. Thiamfilex @1 fls = Rp 5.500
Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp 6.000
48
3. Cetirizin @1 Tab = Rp 19.996
Tuslah = Rp 500
Harga jual apotik = Rp 20.496
Resep 3
49
BAB IV
SKENARIO
Pada suatu siang hari di sebuah apotek farmasi simulasi dengan keadaan yang
tidak terlalu ramai, datanglah seorang ibu muda yang berusia 26 tahun dengan
membawa resep ditangannya, ibu itu pun masuk ke apotek untuk menebus obat
dalam resep tersebut.
50
TTK 1 menyerahkan resep ke TTK 2. Dan TTK 2 menanyakan ketersediaan obat
di resep kepada TTK 3.
TTK 1 : Nuran, tolong periksa obat yang ada di resep ya, cepat ya.
TTK 3 : tunggu ya bentar.
TTK 3 : Prisil
TTk 1 : Iya Nuran
TTK 3 : Obat Rhinofed syrup dan Salbutamol tab nya ada tapi terus
Mucopect tab kita adanya yang generic ambroxol, saya Tanya
apoteker kita dulu ya
TTK1 : Oke
TTK 3 : Prisil
TTK 1 : Iya, gimana
TTK 3 : Coba tawarkan kepada pasien Mucopect tab adanya yang
generic. Tawarkan ibu syrup simplex juga ya. Harganya obat yang
diresep total Rp.38.850 Jika ibunya mau siplusnya harganya
Rp.16.500 . Total Rp.55.350
TTK 1 : Baiklah
51
lebih murah harganya
Ibu : Aman tapi untuk anak saya?
TTK 1 : Iya ibu, obat ini sama kandungannya dengan obat yang ada di
resep dokter.
Ibu : kalau gitu nggak apa-apa diganti obatnya.
TTK 1 : Oh iya bu kami ada syrup rasa untuk campuran puyer supaya
tidak terasa pahit. Ibu mau?
Ibu : Iya deh boleh-boleh mbak. Berapa totalnya?
TTK 1 : Dan total harganya semuanya Rp.55.350. Bagaimana ibu?
Ibu : oh yaudah saya tebus semua obatnya.
TTK 1 : maaf ibu, boleh minta no handphone dan alamatnya ibu.
Ibu : untuk apa ya mbak?
TTK 1 : untuk keperluan administrasi apotek ibu.
Ibu : 082121218898 alamat sekip bendung.
TTK1 : baik ibu kalau begitu ini no antriannya, silahkan tunggu lagi selagi
kami menyiapkan obat nya.
Ibu : iya mbak.
TTK 1 memberikan resep kepada kepada TTK 3 untuk menyiapkan obat dan
membuat copy resep. TTK 3 menyerahkan catatan kepada TTK 4 untuk
menyiapkan obat dan etiketnya.
TTK 4 sudah siap dengan obatnya lalu menyerahkan kepada TTK 3. TTK 3
menyerahkan obat dan copy resep kepada TTK 1
52
TTK 1 : Iya
TTK 1 : No antrian……….
Ibu : iya, saya.
TTK 1 : Boleh minta no antriannya ibu.
53
Ibu : iya mbak. Tadi berapa ya?
TTK 1 : semuanya jadi Rp 55.350 ibu. Ini obatnya didalamnya ada copy
resep . Ibu mau kwitansi bu?.
Ibu :Boleh mbak, ini mbak uangnya. Terimakasih ya mbak.
TTK 1 : Sama-sama ibu, semoga lekas sembuh.
SKENARIO 2
Pada suatu siang hari di sebuah apotek farmasi simulasi dengan keadaan yang
tidak terlalu ramai, datanglah seorang ibu-ibu yang berusia kira-kira
dipertengahan 35 tahun dengan membawa resep ditangannya, ibu itu pun
masuk ke apotek untuk menebus obat dalam resep tersebut.
54
disana
Ibu : iya mbak
TTK 2 : Nuran, tolong periksa obat yang ada di resep ya, sekalian hitung
harganya cepat ya.
TTK 3 : oke, tunggu sebentar ya
TTK 3 :”Cetrizin tab, ambroksol tab ada tapi kalau Paractamol drops dan
Tiamfenikol syrupnya nya yang generiknya lagi kosong sore ini
baru dikirim, tapi kita ada yang nama dagang Sanmol drops dan
Tiamfileks syrup. Coba tawarkan ke pasien mau nggak obatnya.
TTK 2 : Oke
TTK 2 memberitahukan kepada TTK 1 bahwa obatnya tidak tersedia tetapi ada
sediaan nama dagang lain yang kandungannya sama dan menuliskan harga
obatnya. TTK 1 pun memanggil kembali pasiennya.
55
saya?
TTK 2 : Iya ibu jangan khawatir obatnya aman bu.
Ibu : Berapa total harganya mbak?
TTK 2 :Total harganya semua obatnya Rp.89.500. Bagaimana ibu mau
ditebus semua obatnya?
Ibu :oh yaudah saya tebus semua obatnya mbak.
TTK 2 : maaf ibu, boleh minta no handphone dan alamatnya bu.
Ibu : untuk apa ya mbak?
TTK 2 : untuk keperluan administrasi di apotek bu.
Ibu : 082121218898 alamat sekip bendung.
TTK 2 :Baiklah, kalo begitu saya tulis dulu nomor antriannya ya bu. Ini no
antriannya, silahkan tunggu disana. Kami akan menyiapkan
obatnya.
Ibu : Iya mbak.
TTK 3 : “Melda, tolong kamu siapkan obat ini beserta etiketnya. Saya akan
buatkan copy resep nya.” (menyerahkan catatan)
56
TTK 5 : “Nuran, ini obatnya sudah diberi etiket.”
TTK 3 mengecek kembali obat dan etiketnya, lalu memberikannya kepada TTK 1
obat yang telah diberi etiket dan juga salinan resep.
TTK 2 : ini obat sama salinan resepnya.
Di area depan
TTK 2 : Resep dengan no antrian ...... atas nama Khoirun Nisha
Ibu : iya mbak, sudah siap obatnya?
TTK 2 : Iya Bu, boleh minta no antriannya ibu.
Ibu : iya ini mbak.
TTk 2 : ini ibu obatnya ada Thiamfilex syrup, sanmol drops, cetrizin
puyer, ambroksol puyer ya ibu. Aturan pakainya sudah ada dietiket
ya bu, tapi saya akan menjelaskan lagi.
Ibu : Iya mbak.
TTK 2 :”Ini obat Thiamfilex dry syrup sebelum diminum larutkan dengan air
matang sampai batas yang ada dibotol ini ya bu, setelah itu jangan lupa
dikocok hingga larut ya, diminumnya tiga kali sehari setiap 8 jam setengah
sendok teh, untuk sendok takarnya ini sudah kita berikan ya bu. Di sendok
ini sudah ada takaran mlnya bu (sambil menunjukan sendok takar). Obat
ini merupakan antibiotik jadi harus diminum sampai habis walaupun anak
ibu sudah sembuh, setiap mau di minum jangan lupa dikocok dahulu ya
bu. Yang kedua ini obat sanmol drops digunakan tiga kali sehari tiap 8 jam
0,7 cc dengan cara diteteskan menggunakan pipet yang sudah ada
takaran mlnya yang melekat pada tutup botolnya. Obat ini digunakan
untuk meredakan demam anak ibu. Kalo anak ibu sudah gak demam lagi
obat ini bisa dihentikan pemakaiannya, jangan lupa dikocok juga ya bu
sebelum digunakan. Sampai sini apakah ibu mengerti?”
TTK 2 :baiklah kalau ibu mengerti kita lanjutkan dengan obat ketiga, ini
Cetirizin puyer, obat ini diminum satu kali sehari pada pagi hari
satu bungkus. Caranya serbuk dituang ke sendok, kemudian
57
tambahkan air secukupnya sampai larut. Obat ini digunakan untuk
obat alergi yang menyebabkan anak ibu batuk. Yang terakhir ini
obat ambroksol puyer, obat ini diminum tiga kali sehari tiap 8 jam
satu bungkus, untuk cara pemakaiannya sama dengan cetirizin
puyer tadi bu. Obat ini digunakan untuk meredakan batuk anak
ibu. Gimana bu, udah paham semuanya?
Ibu :”Iya mbak, tapi gimana kalo saya lupa mana obat yang harus
diminum satu kali,tiga kali?”
TTK 2 :”Ibu bisa lihat dietiketnya bu, dietiket ini sudah ditulis keterangan
pemakaian masing-masing obat. Ohh iya untuk obat puyer ini kan
rasanya agak pahit ya bu, kami punya syrup berasa untuk
dicampurkan dengan puyer pada saat akan diminum jadi rasanya
tidak terlalu pahit lagi. Apakah ibu mau?”
Ibu :”Ohh iya mbak, boleh juga tuh mbak karena kan anak saya masih
kecil jadi gak suka minum obat karena rasanya pahit. Saya mau
satu mbak.”
TTK 2 :”Baiklah jadi srirupnya 1 ya bu. Oh iya bu, untuk setiap obat
expired datenya sudah ada dimasing-masing etiket ya bu. Ibu bisa
lihat disini (menunjuk etiket)”
Ibu : “Oh iya mbak.”
TTK 2 :”Oh iya bu, obat alergi ini bisa menyebabkan kantuk , jadi kalau
anak merasa kantuk atau bahkan sampai tidur setelah
mengkonsumsi obat ini ibu jangan khawatir karena ini efek dari
obatnya.”
Ibu :”Oh hiya mbak tapi gak bahaya kan?”
TTK 2 :”Tidak bahaya bu , ini umum terjadi.”
TTK 2 :Untuk penyimpanan obat Thiamfilex ini disimpan suhu dingin ya
bu, ibu bisa simpan dikulkas, nah kalau untuk obat cetirizin
puyer,ambroksol puyer, sanmol drop dan syrup iniibu bisa simpan
di suhu ruangan suhu kamar,terhindar dari sinar matahari
langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Ibu :Iya mbak, nanti saya simpan seperti yang mbak bilang ini.
TTK 2 :Kalau bisa anaknya jangan minum es dulu ya bu, istirahat yang
58
cukup, banyak minum air hangat bu.
SKENARIO 3
Di siang hari, ada seorang Ibu muda yang ingin menebus resep anaknya di
Apotik Farmasi Simulasi.
TTK 1 : “Selamat Siang Bu, Selamat datang di Apotik Farmasi Simulasi. Ada
yang bisa saya bantu?”
Ibu Pasien: “Iya siang Mbak, saya mau nebus resep ini.” (sambil menyerahkan
resep)
TTK 1 : “Baik Bu, sebelumnya saya akan cek terlebih dahulu ya. Nama Pasien
nya Rudy, umurnya 12 tahun ya Bu? benar .”
Ibu Pasien: “ Ini resep buat Anak saya mbak, anak saya lagi sakit batuk
berdahak, batuknya berlebihan sekali sehingga membuatnya susah tidur. Dokter
tadi juga mengatakan bahwa anak saya sakit batuk berdahak mbak.”
TTK 1 : “Oh gitu ya Bu. Baiklah disini Ibu mendapatkan resep Amoxicillin, OBH,
dan Ambroksol, kami cek dulu ya obatnya sekalian harga nya juga.Ibu bisa
tunggu dulu disana.”
59
TTK 1 : “Baik Bu.”
Setelah itu TTK 1 menyuruh TTK 3 untuk mengecek harga dan mengecek
persediaan obat yang akan ditebus.
TTK 1 : “Nuran, tolong hitung harga dan sekalian di cek ketersediaan obat nya
yah dan hitung harganya juga.” (sambil menyerahkan resep)
TTK 3 : “.........., obat Amoxicillin dan Ambroksol ada, tapi kita tidak ada OBH,
adanya Brand OBH combi. Harganya sudah saya tuliskan, tolong tanyakan ke
pasien mau atau tidak.”
TTK 1 : “Maaf Bu, obat Amoxicillin dan Ambroksol ada, tapi kita tidak ada OBH,
adanya Brand OBH combi . isinya sama saja kok Bu.”
TTK 1 : “Aman Bu karena isi obatnya sama saja seperti yang diresepkan dokter.”
TTK 1 : “Untuk obat Amoxicillin, OBH Combi, dan Obat Ambroxol Jadi totalnya
Rp.17.000”
60
TTK 1 : “Baiklah Bu, berarti semuanya ya, boleh minta alamat dan nomor HPnya
Bu?”
TTK 1 : “Sebentar ya Bu saya tulis nomor antreannya dulu. Ini nomor antreannya
, Silakan duduk dan tunggu sebentar ya Bu.”
TTK 3 : “Melda, tolong kamu siapkan obat ini beserta etiketnya. Saya akan
buatkan copy resep nya.” (menyerahkan catatan)
61
(Memanggil pasien)
TTK 1 : “Bu ini obatnya ada obat Amoxicillin, OBH Combi, dan Obat Ambroxol.
Nah Bu, obat Amoxicillin ini obat Antibiotik untuk mengatasi infeksi akibat bakteri,
terutama pada hidung dan tenggorokan, lalu obat OBH Combi Sebagai obat
batuk. dan Obat Ambroxol untuk mengencerkan dahak, Efek sampingnya bisa
menyebabkan mual dan muntah”
TTK 1 :” Untuk aturan pakainya, Obat Amoxicillin ini diminum tiap 8 jam sekali
satu tablet, karena ini obat antibiotic jadi anak Ibu harus dihabiskan walaupun
anak Ibu sudah sembuh. Expirednya…… Obat OBH Combi juga diminum tiap 8
jam sekali satu sendok makan ya bu kocok dahulu sebelum digunakan,
Expirednya……. dan obat Ambroxol diminum tiap 8 jam sekali satu tablet,
Expirednya………. Berikan Obatnya kepada anak ibu Amoxicillin dan Ambroxol
bisa sebelum dan setelah makan bu, yang OBH setelah makan ya bu
TTK 1 : “Oh iya Bu, Seluruh obat ini disimpannya di suhu ruangan dan jauhkan
dari jangkauan anak-anak ya Bu. Dan juga apabila sirup OBH Combinya
disimpan dengan benar bisa bertahan samapai 1 bulan setelah kemasan dibuka”
TTK 1 : “ Iya Bu, sebaiknya anak Ibu banyak mengkonsumsi air putih ya Bu”
62
Ibu Pasien: “Iya Mbak, berapa mbak harganya tadi?”
TTK 1 : “ Rp 17.000”
TTK 1 : “ini obatnya, copy resep, dan kwitansinya ya Bu, ada yang bisa saya
bantu lagi ?”
63
BAB V
PEMBAHASAN
1. Seorang ibu muda yang menebus resep anaknya yang mengalami batuk
berdahak dan pilek. Saat TTK 1 memeriksa resep, didalam resep tersebut tidak
disebutkan berapa BB pasien sehingga TTK 1 mengkonfirmasi ke ibu pasien.
Didalam kasus 1 ada pergantian obat dari merk dagang Mucopect ke generik
ambroxol dan TTK 3 mengkonfirmasi ke dokter. Pada resep racikan tablet ,
praktikan harus tepat dalam membelah tablet karena diambil 4 ½ tablet.
Selebihnya praktikan atau TTK sudah baik dalam menjelaskan cara pemakaian,
penyimpanan maupun indikasi dan efek samping dari obat tersebut.
2. Seorang ibu yang menebus resep untuk anaknya yang mengalami demam
dan hidung tersumbat. Saat TTK 1 memeriksa resep, didalam resep tersebut
tidak disebutkan berapa umur pasien sehingga TTK 1 mengkonfirmasi ke ibu
pasien. Umur anaknya adalah 6 tahun. Di kasus 2 ini ada 2 serbuk dan satu
sirup. Pada saat praktikum, praktikan tidak menghitung dosis lazim untuk anak.
Di revisi ini praktikan sudah menghitung dosis nya. Selebihnya praktikan atau
TTK sudah cukup baik dalam menjelaskan cara pemakaian, penyimpanan
maupun indikasi dan efek samping dari obat tersebut.
3. Seorang ibu dan anaknya yang berumur 12 tahun datang menebus resep
untuk anaknya yang mengalami batuk berdahak dan menyebabkan susah tidur.
Kelengkapan resep pada saat diperiksa TTK 1 itu lengkap. Tidak ada pergantian
obat di kasus ini dan TTK pun sudah baik dalam menjelaskan cara pemakaian,
penyimpanan maupun indikasi dan efek samping dari obat tersebut.
64
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini praktikan telah melaksanakan praktikum dengan cukup
baik tetapi masih banyak yang harus diperbaiki karena masih ada kesalahan
yang dilakukan oleh praktikan, seperti pada pelayanan kepada pasien belum
cukup baik karena masih kurang menjelaskan secara rinci mengenai obat
tersebut seperti aturan pakainya lalu tidak menghitung dosis lazim untuk
antibiotik dimana itu wajib untuk kasus anak - anak.
B. SARAN
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan lebih baik dari praktikum kali ini. Dan
untuk praktikan diharapkan untuk lebih teliti lagi dalam pelayanan obat.
65
DAFTAR PUSTAKA
Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Volume 49, 2014, Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia, Jakarta.
Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Volume 52, 2017, Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia, Jakarta.
66