Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan 2016 ISBN 978-979-3812-46-5

ANALISIS PENGARUH BOD, TSS DAN MINYAK LEMAK TERHADAP COD


DENGAN PENDEKATAN REGRESI LINEAR BERGANDA PT. X DI TANGERANG

Dian Ika Maulani1, Edy Widodo2


1
Universitas Islam Indonesia, 12611059@students.uii.ac.id
2
Universitas Islam Indonesia, edywidodo@uii.ac.id

Abstrak
Dalam dunia industri, limbah adalah salah satu aspek yang sangat perlu diperhatikan karena,
jumlahnya lebih besar daripada limbah skala domestik. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang
serius. Untuk menindak lanjuti hal tersebut pemerintah daerah mengeluarkan Perda kota Tangerang No.
2 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh BOD, TSS dan Minyak Lemak terhadap COD. Penelitian ini dilaksanakan pada 18 Januari
sampai dengan 12 Februari 2016, di PT. X yang merupakan industri pengolahan makanan di Cikupa,
Tangerang. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data sekunder yaitu data limbah cair oleh Badan
Lingkungan Hidup (BLH). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Pada data
limbah cair yang diuji adalah COD sebagai variabel dependen dan variabel BOD, TSS dan Minyak
Lemak sebagai independent. Setelah dilakukan uji asumsi klasik dan asumsi-asumsi tersebut memenuhi
kriteria BLUE, maka didapatkan model COD = 2,898 BOD + 0,343 TSS dengan nilai Adjusted R square
sebesar 83,1%.

Kata Kunci : COD, BOD, TSS, Minyak Lemak, BLUE, Asumsi klasik, Regresi linear Berganda

A. Pendahuluan Pusat Sarana Pengendalian Dampak


Perkembangan industri yang pesat Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup
dewasa ini tidak lain karena penerapan menetapkan bahwa variabel pencemaran air
kemajuan teknologi oleh manusia untuk pada limbah cair adalah COD (Chemical
mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen
namun di sisi lain dapat menimbulkan dampak Demand), TSS (Total Suspendded Solid) dan
yang justru merugikan kelangsungan hidup Minyak Lemak. Secara umum, COD adalah
manusia. Dalam dunia industri, limbah adalah kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh
salah satu aspek yang sangat perlu diperhatikan mikroba untuk menghancurkan bahan organik,
dimana secara definisi limbah adalah buangan sedangkan BOD adalah kebutuhan oksigen
yang dihasilkan dari suatu kegiatan produksi yang diperlukan untuk menguraikan senyawa
baik industri maupun domestik atau rumah organik yang ada dalam air. Sedangkan pada
tangga. Tentu saja, karena sifatnya industri, Minyak Lemak dan TSS juga menjadi penting
maka jumlahnya lebih besar dari limbah skala dimana Minyak Lemak sifatnya mengapung di
domestik atau rumah tangga. air dan membentuk lapisan yang sangat tipis di
air mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk
Dalam pengelolaan lingkungan hidup ke dalam air. TSS mempunyai efek yang kurang
yang menjadi fokus adalah pengolahan limbah, baik terhadap kualitas air karena menyebabkan
salah satunya adalah limbah cair. Limbah cair kekeruhan dan mengurangi cahaya yang dapat
industri merupakan penyebab utama terjadinya masuk ke dalam air. Oleh karenanya, manfaat
pencemaran air. Setiap industri yang air dapat berkurang, dan organisme yang butuh
menghasilkan limbah cair wajib melakukan cahaya akan mati. Sehingga, variabel COD,
pengolahan air limbah agar memenuhi baku BOD, TSS dan Minyak Lemak sangat erat
mutu yang ditetapkan pemerintah sehingga kaitannya dengan kualitas air.
dapat langsung dibuang tanpa mencemari
lingkungan. Limbah yang dibuang tanpa diolah PT. X sebagai salah satu pabrik makanan
terlebih dahulu akan menghasilkan limbah yang ringan yang terdapat di Cikupa, Tangerang
berbahaya bagi lingkungan (Zulkifli, 2014). berupaya untuk mengolah limbah yang
dihasilkannya dengan melakukan pengolahan

244
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan 2016 ISBN 978-979-3812-46-5

terhadap limbah cair yang dikeluarkan kedalam Desember 2015. Variabel yang digunakan
suatu Instalasi Pembuangan Air Limbah dalam penelitian ini adalah COD (Chemical
(IPAL). Dari upaya tersebut diharapkan dapat Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen
mengurangi beban pencemaran terhadap Demand), TSS (Total Suspendded Solid) dan
lingkungan sehingga memenuhi baku mutu Minyak Lemak. Adapun variabel dependent
lingkungan yang ditetapkan mengacu pada dalam penelitian ini adalah COD, sedangkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 variabel independent dalam penelitian ini
Tahun 2014 dan Keputusan Menteri adalah BOD , TSS , dan Minyak Lemak. Teknik
Lingkungan Hidup No. 13 atau Menteri analisis yang digunakan dalam penelitian ini
Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 1995. adalah analisis regresi linear berganda dengan
asumsi-asumsi klasik.
Dari pemaparan diatas tujuan penelitian
ini yaitu pertama, untuk mengetahui setiap
C. Hasil dan Pembahasan
variabel COD, BOD, TSS dan Minyak Lemak
Analisis Deskriptif
telah memenuhi baku mutu. Kedua, untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
Berikut adalah pembahasan untuk analisis
kandungan BOD, TSS dan Minyak Lemak
deskriptif Limbah Cair yaitu, COD, BOD, TSS
terhadap COD.
dan Minyak Lemak.
Dengan dilakukannya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat , yaitu COD

pertama, dengan diketahui variabel-variabel 160


yang mempengaruhi COD sebagai sebagai 140
Kandungan (mg/L)

120
variabel bebas sehingga dapat diketahui 100
variabel lain yaitu BOD, TSS dan Minyak 80
Lemak sebagai faktor yang mempengaruhi 60
40
terhadap menigkatnya kandungan COD. 20
Kedua, dengan diketahuinya pengaruh BOD, 0
07-01-15
07-02-15
07-03-15
07-04-15
07-05-15
07-06-15
07-07-15
07-08-15
07-09-15
07-10-15
07-11-15
07-12-15
TSS dan Minyak Lemak terhadap COD maka
diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
dalam menentukan kebijakan yang efisien
untuk menentukan kadar COD yang sesuai Axis Title
dengan baku mutu.
Baku Mutu COD COD rata-rata
Analisis regresi linear berganda
digunakan pada kasus variabel independet
mempunyai 2 atau lebih variabel dan untuk Gambar 1. Grafik COD dengan Baku Mutu
membuat persamaan regresi linear berganda yang Ditetapkan Pada IPAL di PT. X di
diperlukan uji asumsi klasik, dimana asumsi Tangerang
klasik ini diperlukan untuk mendapatkan model Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa
peramalan yang baik. kandungan COD pada IPAL yang ada di PT. X
Cikupa, Tangerang berada dalam range baku
B. Metodologi Penelitian mutu maksimum yang ditetapkan adalah 150
Jenis penelitian ini adalah penelitian mg/L, dengan rata-rata kandungan COD yang
kategori aplikasi. Penelitian ini dilakukan dihasilkan adalah sebesar 59,2157 mg/L.
di PT. X Cikupa, Tangerang. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang didapat dari hasil
uji limbah oleh Sucofindo dan Pusarpedal
KLH (Pusat Sarana Pengendalian Dampak
Lingkungan Kementerian Lingkungan
Hidup) Pustpitek pada Instalasi
Pembuangan Air Limbah (IPAL) selama
bulan Januari sampaii dengan bulan

245
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan 2016 ISBN 978-979-3812-46-5

BOD Minyak Lemak

80 60

Kandungan (mg/L)
70 50
Kandungan (mg/L)

60 40
30
50
20
40 10
30 0

07-09-15
07-01-15
07-02-15
07-03-15
07-04-15
07-05-15
07-06-15
07-07-15
07-08-15

07-10-15
07-11-15
07-12-15
20
10
0

07-08-15
07-01-15
07-02-15
07-03-15
07-04-15
07-05-15
07-06-15
07-07-15

07-09-15
07-10-15
07-11-15
07-12-15
Axis Title

Baku Mutu
Axis Title
Minyak Lemak
Baku Mutu BOD BOD rata-rata Minyak Lemak rata-rata

Gambar 2. Grafik BOD dengan Baku Mutu Gambar 4. Grafik Minyak Lemak dengan
yang Ditetapkan Pada IPAL Januari-Desember Baku Mutu yang Ditetapkan Pada IPAL
2015 Januari-Desember 2015
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa
kandungan BOD pada IPAL yang ada di PT. X kandungan Minyak Lemak pada IPAL yang ada
Cikupa, Tangerang berada dalam range baku di PT. X Cikupa, Tangerang berada dalam
mutu maksimum yang ditetapkan adalah 75 range baku mutu maksimum yang ditetapkan
mg/L, dengan rata-rata kandungan COD yang adalah 50 mg/L, dengan rata-rata kandungan
dihasilkan adalah sebesar 13,3921 mg/L. Minyak Lemak yang dihasilkan adalah sebesar
8,2157 mg/L.
TSS
Analisis Regresi Linear Berganda
120 Analisis ini dimaksudkan untuk
Kandungan (mg/L)

100 mengetahui pengaruh kandungan BOD, TSS


80 dan Minyak Lemak terhadap kandungan COD
60 maka, penelitian ini menggunakan analisis
40 regresi linear berganda dengan menggunakan
20 asumsi-asumsi klasik.
0 Sebelum membuat persamaan pada
07-01-15
07-02-15
07-03-15
07-04-15
07-05-15
07-06-15
07-07-15
07-08-15
07-09-15
07-10-15
07-11-15
07-12-15

regresi linear berganda. Hal yang sangat perlu


diujikan adalah uji korelasi untuk mengetahui
apakah adda hubungan dari setiap variabel.
Axis Title
Tabel 1. Uji Korelasi untuk variabel limbah
Baku Mutu TSS TSS rata-rata cair
Minyak
COD BOD TSS
Gambar 3. Grafik TSS dengan Baku Mutu Lemak
yang Ditetapkan Pada IPAL Januari-Desember COD 1 0,838 0,151 0,536
2015 BOD 0,838 1 0,302 0,27
TSS 0,151 0,302 1 0,84
Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa Minyak Lemak 0,536 0,27 0,84 1
kandungan TSS pada IPAL yang ada di PT. X
Cikupa, Tangerang berada dalam range baku Dengan tingkat signifikansi 5% variabel COD,
mutu maksimum yang ditetapkan adalah 100 BOD, TSS, dan Minyak Lemak pada sampel
mg/L, dengan rata-rata kandungan TSS yang yang ada gagal tolak H0. Dengan Hipotesis:
dihasilkan adalah sebesar 46,27451 mg/L. H0: Tidak ada hubungan antar dua variabel
H1: Ada hubungan antar dua variabel

246
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan 2016 ISBN 978-979-3812-46-5

Berdasarkan tabel diatas, perhitungan Tabel 2. Uji Individual


korelasi dapat diinterpretasikan sebagai
Variabel Sig Keputusan Keterangan
berikut:
BOD 0 tolak H0 Signifikan
a. Korelasi antara BOD dengan COD TSS 0,007 tolak H0 Signifikan
memiliki nilai 0,838 atau 83,8% yang
dapat dikategorikan memiliki hubungan
yang sangat kuat. Dengan hipotesis untuk variabel BOD:
H0: Variabel BOD tidak mempengaruhi COD
b. Korelasi antara TSS dengan COD
memiliki nilai 0,151 atau 15,1% yang H1: Variabel BOD mempengaruhi COD
Dengan hipotesis untuk TSS:
dapat dikategorikan memiliki hubungan
H0: Variabel TSS tidak mempengaruhi COD
yang lemah.
H1: Variabel BOD mempengaruhi COD
c. Korelasi antara Minyak Lemak dengan
Sehingga, variabel yang sesungguhnya
COD memiliki nilai 0,536 atau 53,6%
yang dapat dikategorikan memiliki mempengaruhi COD adalah variabel BOD,
TSS.
hubungan yang kuat.
Pada model regresi linear berganda
d. Korelasi antara BOD dengan TSS
model dapat dikatakan baik ketika model
memiliki nilai 0,302 atau 30,2% yang
tersebut memenuhi kriteria estimasi bersifat
dapat dikategorikan memiliki hubungan
yang lemah. BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
BLUE dapat dicapai apabila memenuhi asumsi-
e. Korelasi antara BOD dengan Minyak
asumsi klasik yaitu; asumsi normalitas residual,
Lemak memiliki nilai 0,270 atau 27%
asumsi autokorelasi, asumsi multikolinieritas,
yang dapat dikategorikan memiliki
dan asumsi heteroskedastisitas.
hubungan yang lemah.
Setelah diujikan, data-data yang ada pada
f. Korelasi antara TSS dengan Minyak
penelitian ini memenuhi seluruh asumsi klasik.
Lemak memiliki nilai 0,840 atau 84%
yang dapat dikategorikan memiliki Sehingga, dapat dikatakan bahwa model regresi
linear sudah memenuhi kriteria estimasi yang
hubungan yang sangat kuat.
bersifat BLUE.
Diketahui model persamaan regresinya
Untuk mendapatkan persamaan regresi
adalah:
linear berganda diperlukan pengujian yaitu uji
keselurah (Uji F) untuk mengetahui apakah
variabel BOD, TSS, dan Minyak Lemak COD = 2,898 BOD + 0,343 TSS
mempunyai pengaruh terhadap COD. Maka,
Persamaan diatas mempunyai arti bahwa
digunakan statistika uji nilai probabilitas sig.
jika variabel lain konstan, maka kandungan
Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar
5%, sehingga didapatkan keputusan pada COD akan bertambah sebesar 2,989 kali satuan
BOD. Jika variabel lain konstan, maka
sampel adalah tolak H0 dengan H0 sebagai
kandungan COD akan bertambah sebesar 0,343
berikut:
kali satuan TSS. Sehingga, apabila akan
H0: Tidak ada variabel yang mempengaruhi
mengurangi kandungan pada COD, maka
COD
H1: Minimal ada salah satu variabel yang diperlukan untuk mengurangi kandungan pada
BOD dan TSS.
mempengaruhi COD
Dari persamaan tersebut diatas diketahui
Sehingga, didapatkan keputusan bahwa ada
bahwa variabel yang signifikan berpengaruh
salah satu atau lebih variabel yang
terhadap kandungan COD adalah kandungan
mempengaruhi COD. Sehingga, diperlukan
BOD dan TSS dengan nilai korelasinya sebesar
pengujian individual (Uji t) untuk mengetahui
83,7% (R Square) atau korelasinya besar. Serta
variabel-variabel yang sesungguhnya
mempuyai pengaruh terhadap COD maka perlu BOD dan TSS mampu menjelaskan variabel
yang dipengaruhinya atau COD sebesar 83,1%
menguji variabel BOD, TSS, dan Minyak
dan 16,9% dijelaskan oleh faktor lain diluar
Lemak. Tingkat signifikansi yang digunakan
sebesar 5%. model.

247
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan 2016 ISBN 978-979-3812-46-5

D. Simpulan dan Saran Copyright 2006 by John Wiley & Sons


: New Jersey, Canada.
Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan Draper, N.R, H, Smith. (1981). Analisis Regresi
diperoleh kesimpulan bahwa: Terapan Edisi Kedua, Terj., dari
1. Faktor-faktor yang menjadi pencemaran Applied Regression Analysis (Second
air pada limbah cair adalah COD Edition), oleh Ir. Bambang Sumantri.
(Chemical Oxygen Demand), BOD Gramedia. Jakarta dengan SPSS,
(Biological Oxygen Demand), TSS Yogyakarta : Gava Media
(Total Suspendded Solid) dan Minyak
Lemak. Gujarati. (2003). Ekonometrika Dasar. Alih
2. Kandungan BOD dan TSS sangat Bahasa: Sumarno Zain, Erlangga,
mempengaruhi peningkatan kandungan Jakarta.
COD pada IPAL (Instalasi Pembuangan
Air Limbah) Mumtaz, Zamzam. (2014). Laporan Kerja
3. Persamaan model regresinya adalah Praktek PT Medco E&P Lematang,
COD = 2,898 BOD + 0,343 TSS dengan Sumatera Selatan, (Studi Kasus :
interpretasi jika variabel lain konstan, Aplikasi Metode Control Chart dan
maka kandungan COD akan bertambah Regresi Linier Berganda pada
sebesar 2,989 kali satuan BOD. Jika Burner Temperature Sistem Thermal
variabel lain konstan, maka kandungan Oxidizer), Laporan Kerja Praktek tidak
COD akan bertambah sebesar 0,343 kali diterbitkan, Yogyakarta : Jurusan
satuan TSS. Statistika, Fakultas MIPA Universitas
4. Variabel yang signifikan berpengaruh Islam Indonesia.
terhadap kandungan COD adalah Rasyidin, H. (2008). Penurunan Kadar
kandungan BOD dan TSS dengan nilai Parameter BOD,COD, Dan TSS Air
korelasinya sebesar 83,7% (R Square) Limbah Domestik RSUD H. Padjonga
atau korelasinya besar. Serta BOD dan Daeng Ngalle Kab. Takalar Dengan
TSS mampu menjelaskan variabel yang
Sistem Up Flow Anaerobic Aerobic
dipengaruhinya atau COD sebesar 83,1%
dan 16,9% dijelaskan oleh faktor lain Sludge Blanket (UAASB), Tesis S2,
diluar model. Makasar : Program Pascasarjana,
Saran Unversitas Hasanudin.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
dari analisis dan pembahasan, maka diberikan Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian.
saran-saran sebagai berikut : Bandung. Alfabeta.
1. Perlu adanya pengujian terhadap
variabel-variabel atau faktor-faktor yang Togatorop, Rusmey. (2009). Korelasi Antara
mempengaruhi lainnya untuk limbah cair Biological Oxygen Demand (BOD)
sehingga didapat model regresi yang Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
lebih baik. Terhadap pH, Total Suspended Solid
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan (TSS), Alkaliniti Dan Minyak/ Lemak,
meneliti dengan penambahan variabel Tesis S2, Medan : Program Pascasarjana,
dan penambahan metode analisis, Unversitas Sumatera Utara.
sehingga didapatkan hasil maksimal.
Zuklifli. (2014). Pencemaran Air Pada
Lingkungan. Skripsi S1, Purwokerto :
E. Daftar Pustaka
Program Sarjana, Universitas
Agus, Widarjono. (2007). Ekonometrika Teori Soedirman.
dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia
Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia.

Chatterjee, Samprit. (1938). Regression


analysis by example. - 4th ed,

248

Anda mungkin juga menyukai