Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI


KELAPA SAWIT

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Analisis

DOSEN PENGAMPU:
Diah Agustina Puspitasari, S.T., M.T., Ph.D.

DISUSUN OLEH:
Muhammad Fian Al Fanani (225061100111037)
Ratu Ahisva Nadyafayza (225061100111038)
Andika Judithia Nurhakim (225061100111039)
Aulia Della Putri (22506110011040)
Kevin Ainal Rizki Abdillah (225061100111042)
Firmandika Kurniadwiki Taufiq (225061101111022)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-NYA sehingga kita dalam keadaan sehat dan dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ANALISA KANDUNGAN LOGAM PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA
SAWIT” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ibu Diah Agustina Puspitasari, S.T., M.T., Ph.D., pada mata kuliah Kimia
Analisis. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan
khususnya bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diah Agustina Puspitasari, S.T., M.T.,
Ph.D., selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Analisis. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada anggota kelompok, serta teman-teman seperjuangan, hingga semua pihak yang
turut membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari teman-teman sekalian maupun dosen, demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
BAB I LATAR BELAKANG.............................................................................................. 4
BAB II DAMPAK LIMBAH .............................................................................................. 5
BAB III METODE ANALISA ............................................................................................ 6
3.1 Jenis Metode Analisa ................................................................................................... 6
3.2 Prosedur Metode Analisa ............................................................................................. 6
3.2.1 Persiapan dan Pengawetan Sampel dengan Asam Nitrat (HNO3) Pekat ............... 6
3.2.2 Pembuatan larutan baku logam 100 mg/L............................................................. 7
3.2.3 Pembuatan larutan baku logam 10 mg/L............................................................... 7
3.2.4 Pembuatan Larutan Standar Logam ..................................................................... 7
3.2.5 Pengukuran konsentrasi logam dengan AAS ........................................................ 7
3.3 Dasar Pemilihan Metode Analisa ................................................................................. 8
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................................... 9
BAB V DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
BAB I
LATAR BELAKANG

Limbah pada dasarnya adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber
hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam yang belum mempunyai nilai ekonomi,
bahkan mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Nilai ekonomi yang negatif, karena
pengolahan memerlukan biaya yang besar disamping juga mencemari lingkungan. Limbah
yang berasal dari beberapa industri telah diketahui memiliki potensi besar yang dapat
mencemari lingkungan. Limbah industri itu dapat berupa limbah cair, padat dan gas. Limbah
Industri yang berupa limbah cair biasanya sangat berbahaya dalam keseharian, misalnya dapat
menyebabkan gatal-gatal. Limbah cair dapat mencemari aliran sungai atau sumber air yang
biasa digunakan oleh masyarakat sekitar.
Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, berkembang di negara-
negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Perkembangan industri minyak kelapa
sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring
meningkatnya kebutuhan masyarakat. Besarnya produksi yang mampu dihasilkan berdampak
positif bagi perekenomian indonesia. Dimasa yang akan datang, industri minyak kelapa sawit
ini dapat diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, hal itu seperti
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, dampak positif dari perkmbangan seperti
sektor agroindustri umumnya dan perkebunan kelapa sawit khususnya, pastinya akan diikuti
oleh dampak negatif terhadap lingkungan akibat dihasilkannya limbah cair, padat, dan gas dari
industri kelapa sawit.
Dari tiga jenis yang dihasilkan, yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah
cair kelapa sawit menjadi pusat perhatian utama. Perlu diketahui bahwa limbah cair dalam
pabrik kelapa sawit merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan diantara jenis limbah
lainnya yaitu sekitar 60%. Limbah cair pada pengolahan kelapa sawit mengandung logam-
logam berat seperti Cu, Cd, Pb, Zn dan lain sebagainya. Limbah cair jika dibuang ke
lingkungan secara langsung dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan maupun
kehidupan manusia, serta merusak sumber daya alam yang dapat menurunkan kualitas
lingkungan.
BAB II
DAMPAK LIMBAH

Peningkatan produksi dan konsumsi dunia terhadap minyak sawit secara langsung
dapat meningkatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pada proses produksi minyak sawit
limbah berwujud padat, cair, dan gas dihasilkan dari berbagai stasiun kerjadari pabrik. Pada
proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, selain menghasilkan minyak sawit tetapi juga
menghasilkan limbah cair, dimana air limbah tersebut berasal dari hasil kondensasi uap air
pada unit pelumatan (digester) dan unit pengempaan (pressure).
Limbah cair kelapa sawit mengandung konsentrasi bahan organik yang relatif tinggi
dan secara alamiah dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana. Limbah cair kelapa sawit umumnya berwarna kecoklatan,
mengandung padatan terlarut dan tersuspensi berupa koloid dan residu minyak dengan
kandungan BOD tinggi. Limbah cair industri kelapa sawit jika dibuang ke pengairan sangat
berpotensi untuk mencemari lingkungan karena memiliki konsentrasi Chemical Oxygen
Demand (COD) yang tinggi, yaitu mencapai 50.000 mg/l, kandungan lemaknya mencapai 4000
mg/l, dan total solid (TS) 40.500 mg/l, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum di
buang keperairan.
Limbah cair tersebut jika dibuang ke lingkungan secara langsung dapat merusak sumber
daya alam dan lingkungan, seperti gangguan pencemaran alam dan pengurasan sumber daya
alam, yang nantinya dapat menurunkan kualitas lingkungan, seperti pencemaran tanah, air, dan
udara bahkan bisa beracun bagi manusia karena di dalam limbah cair bisa mengandung logam
berat yang berbahaya dengan konsentrasi tinggi.
BAB III
METODE ANALISA

3.1 Jenis Metode Analisa


Limbah pada dasarnya adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber
hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam yang belum mempunyai nilai ekonomi,
bahkan mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Nilai ekonomi yang negatif, karena
pengolahan memerlukan biaya yang besar disamping juga mencemari lingkungan. Limbah
yang berasal dari beberapa industri telah diketahui memiliki potensi besar yang dapat
mencemari lingkungan. Limbah industri itu dapat berupa limbah cair, padat dan gas. Limbah
Industri yang berupa limbah cair biasanya sangat berbahaya dalam keseharian, misalnya dapat
menyebabkan gatal-gatal. Limbah cair dapat mencemari aliran sungai atau sumber air yang
biasa digunakan oleh masyarakat sekitar.
Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, berkembang di negara-
negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Perkembangan industri minyak kelapa
sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring
meningkatnya kebutuhan masyarakat. Besarnya produksi yang mampu dihasilkan berdampak
positif bagi perekenomian indonesia. Dimasa yang akan datang, industri minyak kelapa sawit
ini dapat diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, hal itu seperti
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, dampak positif dari perkmbangan seperti
sektor agroindustri umumnya dan perkebunan kelapa sawit khususnya, pastinya akan diikuti
oleh dampak negatif terhadap lingkungan akibat dihasilkannya limbah cair, padat, dan gas dari
industri kelapa sawit.
Dari tiga jenis yang dihasilkan, yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah
cair kelapa sawit menjadi pusat perhatian utama. Perlu diketahui bahwa limbah cair dalam
pabrik kelapa sawit merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan diantara jenis limbah
lainnya yaitu sekitar 60%. Limbah cair pada pengolahan kelapa sawit mengandung logam-
logam berat seperti Cu, Cd, Pb, Zn dan lain sebagainya. Limbah cair jika dibuang ke
lingkungan secara langsung dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan maupun
kehidupan manusia, serta merusak sumber daya alam yang dapat menurunkan kualitas
lingkungan.

3.2 Prosedur Metode Analisa


Metode Analisa Kandungan Logam Cu,Cd, Pb, dan Zn Pada Limbah Cair Kelapa Sawit
dengan Metode AAS:
3.2.1 Persiapan dan Pengawetan Sampel dengan Asam Nitrat (HNO3) Pekat
Sampel tidak dapat segera dianalisa,maka sampel diawetkan dengan penambahan
asam nitrat (HNO3) pekat sampai pH kurang dari 2 agar memutus ikatan antar senyawa
organik dengan logam yang akan dianalisis. .Pertama, Sebanyak 100 mL sampel limbah
cair kelapa sawit dikocok sampai homogen dan dimasukkan dalam Erlenmeyer. Kedua,
Kemudian tambahkan 5 mL HNO3 65%. Ketiga, pnambahan HNO3 ini dilakukan di
dalam lemari asam dan dilakukan proes destruksi atau pemanasan pada pemanas listrik
dalam lemari asam. Proses destruksi ini berlansung sampai volume sampel yang
didapatkan berkisar 10 mL – 20 mL, proses ini juga dapat dilihat dari warna sampel yang
pekat dan masih terdapat endapan menjadi larutan yang jernih. Keempat, sampel dengan
volume yang berkisar 10 mL – 20 mL ini disaring menggunakan media penyaring 0,45
μm ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquatrides sampai batas tera labu ukur
yang digunakan.Campuran ini kemudian digojlok hingga tercampur sempurna (homogen)
dansampel dapat diuji dengan instrumen AAS.
3.2.2 Pembuatan larutan baku logam 100 mg/L
Larutan baku 100 mg/L dibuat dari larutan induk 1000 mg/L dengan mengambil 10
mL larutan induk dan ditambahkan larutan pengencer hingga batas tera dalam labur ukur
100 mL. Kemudian larutan ini digojlok hingga Tercampur sempurna.
3.2.3 Pembuatan larutan baku logam 10 mg/L
Larutan baku 100 mg/L diencerkan menjadi larutan baku 10 mg/L dengan
mengambil 10 mL larutan baku 100 mg/L dan ditambahkan larutan pengencer hingga
batas tera dalam labur ukur 100 mL. Kemudian larutan ini digojlok hingga tercampur
sempurna.
3.2.4 Pembuatan Larutan Standar Logam
Pembuatan larutan standar logam dibuat untuk mendapatkan persamaan regresi
linear kurva standar yang dimana akan dipakai untuk menentukan kadar masing masing
logam dalam limbah minyak kelapa sawit. Larutan Standar dibuat dengan mengencerkan
larutan baku 10 mg/L. setiap logam memiliki rentang larutan standarnya masing-masing,
rentang larutan standar logam Cu adalah 0,2 – 10 mg/L, logam Cd adalah 0,2- 1 kg/m,
logam Pb adalah 1-5 mg/ml , dan logam Zn adalah 0,005 – 2,0 mg/L. Larutan standar
yang digunakan minimal 3 (tiga) kadar yang berbeda secara proporsional dan berada pada
rentang pengukuran. Pada pengujian ini juga menggunakan blanko yang berfungsi sebagai
larutan pembanding untuk mengkalibrasi alat sebelum dilakukan proses pembacaan pada
AAS. Blanko yang digunakan berupa Aquatrides. blanko pada pengujian Ini juga
digunakan sebagai larutan standar 0,0 ppm.
3.2.5 Pengukuran konsentrasi logam dengan AAS
Mengoptimalkan alat AAS sesuai petunjuk penggunaan alat dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Beberapa parameter pengukur untuk logam ditetapkan sebagai berikut yaitu
panjang gelombang logam Cu 324,7 nm, logam Zn 213,9 nm, logam Cd 228,8 nm,
dan logam Pb 220,353 nm dengan tipe nyala asetiln/udara. panjang gelombang ini
merupakan panjang gelombang paling kuat unsur unsur logam tersebut menyerap
energi untuk transisi elektron dari tingkat dasar ke tingkat eksitasi.
b. Kemudian masing-masing larutan standar yang telah di buat di ukur pada panjang
gelombang, nilai absorbansinya akan terlihat.
c. Buat kurva kalibrasi untuk menndapatkan persamaan garis regresi.
Y = ax + b, dimana y = absorban; x = konsenrasi; a = koefisien regresi (slope =
kemiringan) dan b = tetapan regresi (intersep).
Secara statistik harga a dan b diperoleh dari persamaan berikut:
A = n (xy)-(x)(y) n(x2)-(x)2… ...................... (1)
Nilai b diperoleh dari subtitusi persamaan regresi:
B = y-a .............................................. (2)
Hasil pengukuran absorbansi larutan standar dapat membentuk kurva kalibrasi
berupa grafik yang menyatakan hubungan antara kadar larutan standar dengan hasil
pembacaan serapan yang merupakan garis lurus.
d. Dilanjutkan dengan pengukuran sampel yang sudah dipersiapkan lalu diukur
konsentrasi masing masing unsur logam dengan persamaan regresi linear kurva
standar.
3.3 Dasar Pemilihan Metode Analisa
Menentukan keberadaan kandungan logam pada limbah cair kelapa sawit dilakukan
secara analisa kuantitatif dengan menggunakan instrumen AAS. Pemilihan Instrumen AAS ini
dikarenakan AAS dapat menentukan unsur-unsur didalam suatu bahan bahkan dapat
menganalisis sampel dalam jumlah sedikit, karena memiliki kepekaan, ketelitian dan
selektifitas yang sangat tinggi serta analisis sampel dapat berlangsung lebih cepat. Selain itu,
AAS juga dapat menganalisis konsentrasi logam berat dalam sampel secara akurat karena
konsentrasi yang terbaca pada alat AAS berdasarkan banyaknya sinar yang diserap yang
berbanding lurus dengan kadar zat.
BAB IV
KESIMPULAN

Penentuan adanya logam di dalam limbah minyak kelapa sawit dapat ditentukan dengan
metode analisis AAS (atomic absorption spectrophotometry). Logam yang di analisis
diantaranya adalah Cu, Pb, Zn, dan Cd. Penentuan ini dilakukan secara analisis kuantitatif
menggunakan parameter Panjang gelombang yang sesuai dengan masing-masing unsur logam.
Tahapan – tahapan dalam metode ini dengan cara destruksi basah pada sampel, mmbuat larutan
standar, dan menntukan kadar logam dalam sampel. Metode ini digunakan karena dapat
menganalisis sampel dalam jumlah sedikit,memiliki kepekaan, ketelitian dan selektifitas yang
sangat tinggi serta analisis sampel dapat berlangsung lebih cepat.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Asmorowati, D. S., Sumarti, S. S., & Kristanti, I. I. (2020). Perbandingan Metode Destruksi
Basah dan Destruksi Kering untuk Analisis Timbal dalam Tanah di Sekitar
Laboratorium Kimia FMIPA UNNES. Indonesian Journal of Chemical Science, 169-
173.
ISHMA, E. F. (2019). JURNAL PRKATIKUM KIMIA ANALITIK IV SPEKTROFOTOMETRI
AAS. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Nursanti, I. (2013 ). Karakteristik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Proses Pengolahan
Anaerob dan Aerob. Junal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 67-73.
Purnamasari, A. N., Mubarok, A. S., & Mulyono. (2021). Analisis Kadar Logam Berat
Kadmium (Cd) dengan Metode Atomic Abrsoption Spectrophotometry (AAS) pada
Produk Rajungan Kaleng di Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPMHP)
Semarang, Jawa Tengah. Journal of Marine and Coastal Science, 93-99.
Rahardjo, P. N. (2009). Studi Banding Teknologi Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa
Sawit. Jurnal Teknik Lingkungan, 9-18.
Suci, A. (2021). PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Cu DAN Zn PADA SAMPEL
AIR LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN METODE AAS (ATOMIC ABSORPTION
SPECTROPHOTOMETRY). Jambi: Universitas Jambi.
SURYATI. (2011). ANALISA KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cu DENGAN
METODE SSA (SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM) TERHADAP IKAN
BAUNG (HEMIBAGRUS NEMURUS) DI SUNGAI KAMPAR KANAN DESA MUARA
TAKUS KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR. Riau:
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Zoni, H. (2012). PENGARUH LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP
KUALITAS AIR SUNGAI MUARO USAU KABUPATEN DHARMASRAYA.
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, 20-25.

Anda mungkin juga menyukai