Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN I

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN


Space 1
Hari/Tanggal : Jum’at/23 September 2022
Nama Praktikan (NIM) : Ratu Ashiva Nadyafayza (225061100111038)

Space 2
BAB I. Tujuan
Pengenalan fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan yang akan digunakan dalam praktikum
Kimia Analisis.
Space 1
BAB II. Pembahasan

2.1 Alat

2.1.1 Labu Ukur


Prinsip (widiantoko 2017)
Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering di gunakan untuk mengukur larutan secara
teliti.
Fungsi (hendrawan et al. 2021)
Membuat larutan dengan volume tertentu secara teliti dan mengencerkan larutan dengan
ketelitian tinggi.
Cara kerja (Putri,husna, dan ira 2017)
1. Memasukkan larutan ke dalam labu ukur
2. Di encerkan hingga tanda batas meniscus (batas cekung sejajar dengan garis batas)
3. Digerakkan satu arah dari depan ke belakang.
4. Setelah di gunakan cuci dengan detergen kemudian air dan bilas dengan aquades.

2.1.2 Pipet volume


Prinsip (Setiawan 2015)
Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti.
Fungsi (widiantoko 2017)
Untuk memipet atau memindahkan volume cairan dengan keakurasian tinggi.
Cara Kerja (yusasrini 2013)
1. Sambungkan pipet dengan rubber bulb
2. Laruatn di sedot pelan-pelan sampai 1cm di atas garis tanda
3. Sejajar kan mata dengan pipet, lalu cairan dikeluarkan sampai miniskus bawah tepat
pada garis.
4. Pindahkan pipet veloume ke wadah yang baru
5. Saat sudah selesai, cuci pipet dengan detergen dan bilas dengan aquades.
2.1.3 Pipet ukur
Prinsip (widiantoko 2017)
Mempipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan pada penetapan
kadar.
Fungsi (Kurniajati 2020)
mengambil dan memindahkan larutan ke dalam suatu wadah dengan berbagai ukuran volume.
Cara Kerja (Day and Underwood 2002)
1. Pasangkan pipet ukur dan pipet filler dengan cara menekan karet pada filler
2. Tekan tuas keatas hingga cairan masuk dan tahan sampai pipet ukur terisi oleh cairan.
3. Bawa pipet ukur ke wadah yang sudah disediakan
4. Tekan tuas kebawah agar cairan bisa keluar.
5. setelah selesai digunakan, di cuci dengan detergen
6. bilas dengan air keran

2.1.4 Rubber bulb


Prinsip (Ismail 2021)
karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran
yang masing-masing saluran memiliki katup
Fungsi (Wulandari, Margono, and Rufaida 2016)
Digunakan Bersama pipet volume untuk memompa laturan agar masuk atau keluar pipet
volume.
Cara kerja (Skoog et al. 2013)
1. Pengoperasiannya dimulai dengan membuka katup A
2. Tekan bola lampu B untuk mengeluarkan udara di dalam bola lampu.
3. Katup A kemudian ditutup, dan katup C dibuka untuk menarik
cairan ke dalam pipet ke tingkat yang diinginkan,
4. setelah itu C ditutup. Level cairan kemudian disesuaikan di
pipet dengan membuka katup D dengan hati-hati, dan
5. Terakhir, cairan di pipet dikirim dengan membuka katup D
sepenuhnya.

2.1.5 Erlenmeyer
Prinsip (widiantoko 2017)
 labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan
kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan
reaksi dengan kecepatan lemah
Fungsi (lubis 2013)
Sebagai wadah untuk mereaksikan suatu zat kimia dalam skala besar dan sebagai wadah
titrasi.
Cara kerja (subiyanto 2013)
1. Masukkan sampel cair atau padatan ke erlenmeyer
2. Beri aqudes dari bagian mulut Erlenmeyer
3. Leher Erlenmeyer di pegang dengan ibu jari dan jari tengah
4. Putar Erlenmeyer perlahan berlawanan arah jarum jam
5. Setelah selesai cuci dengan detergen serta bilas dengan air kerrang dan bilas dengan
aquades.

2.1.6 Gelas ukur


Prinsip (Hariani 2017)
Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan. Gelasukur yang
dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk melarutkan zat hingga volumetertentu
Fungsi (Setiawan 2015)
Melarutkan zat hingga volume tertentu.
Cara kerja (yusasrini 2013)
1. Pastikan gelas ukur kering dan bersih
2. Tuang larutan yang ingin di ukur kedalam gelas ukur.
3. Saat menunang larutan pastikan mata sejajar dengan batas garis yg diinginkan
4. Tuang hingga batas meniscus berada pada garis
5. Setelah di gunakan cuci dengan detergen serta bilas dengan air keran dan bilas dengan
aquades

2.1.7 Beaker glass


Prinsip (widiantoko 2017)
Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti.
Fungsi (purwanti 2020)
Digunakan untuk mengukur volume larutan, menampung zat kimia, dan memanaskan cairan.
Cara kerja (eliyarti dkk. 2020)
1. Pastikan beaker glass kering dan bersih
2. Tuang kan larutan/sampel kedalam bearker glass hingga garis batas yang di ingin kan
3. Setelah selesai, cuci dengan detergen dan bilas dengan air keran kemudian dengan
aquades

2.1.8 Buret
Prinsip (day and underwood 2002)
Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi dimulai
pastikan tidak ada gelembung udara dibawah kran koma dapat menyebabkan kesalahan saat
melakukan titrasi.
Fungsi (lubis 2013)
Digunakan sebagai titrasi, tetapi juga di gunakan untuk mengukur volume suatu larutan.
Cara kerja (yusasrini 2013)
a. Cuci dengan detergent, kemudian cuci dengan air dan bilas dengan aquades.
d. Periksa kran buret apakah bocor
f. Dengan memakai corong, buret diisi dengan titran sampai sedikit di atas garis nol. Dalam
pengisian buret diusahakan tidak ada gelembung udara sepanjang cairan dalam kolom.
h. Turunkan permukaan larutan dalam buret perlahan-lahan dengan jalan membuka kran sampai
miniskus tepat pada garis nol.
j. Padaa waktu menitrasi, kran buret dipegang dengan tangan kiri, sedangkan Erlenmeyer
dipegang dengan tangan kanan dan mengeluarkan isi buret (titran) tidak boleh terlalu cepat. (2-3
tetes per detik).

2.1.9 Desikator
Prinsip (widiantoko 2017)
Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan
Fungsi (widiantoko 2017)
Digunakan untuk mendinginkan bahan atau gelas, serta membantu penyerapan air pada
bahan yang harus bebas air.
Cara Kerja (Undewood dan Day, 2000)
1. Membuka tutup desikator dengan menggeser tutupnya secara perlahan
2. Masukkan benda yang ingin didinginkan hingga mencapai suhu kamar
3. Setelah benda tidak terlalu panas, tutup kembali bejana secara perlahan hingga akhir proses
pendinginan.
4. Apabila telah selesai didinginkan, keluarkan bahan dan tutup kembali desikator perlahan.

2.1.10 Rangkaian alat filtrasi


Prinsip (Hartutik 2012)
Akan menyaring filtrat dengan cara disedot oleh pompa vakum. Pompa memberikan gaya
kepada filtrat agar bisa disaring dengan cepat oleh corong buncher.
Fungsi (Prastyo dan Ani 2018)
Menyaring suatu larutan dengan bantuan pompa vakum agar mempercepat proses filtrasi.
Cara Kerja (Intan Pariwara, 2016)
1. Letakkan corong buncher di atas leher filtering flask
2. Hubungkan bagian yang menonjol pada filtering flask dengan selang pompa vakum
3. Hubungkan kabel pompa vakum ke sumber listrik
4. Tuangkan cairan yang ingin disaring secara perlahan
5. Apabila telah selesai, lepaskan kabel dari stopkontak.

2.1.11 Oven
Prinsip (Harvey 2000)
Memberikan suhu panas kepada sampel yang ada untuk melakukan dekomposisi termal.
Fungsi (Setiawan 2015)
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan mengeringkan bahan.
Cara Kerja (Harvey, 2000)
1. Hubungkan kabel ke sumber listrik
2. Hidupkan oven
3. Atur suhu yang diinginkan
4. Masukan bahan yang ingin dikeringkan
5. Apabaila telah selesai dikeringkan, keluarkan bahan
6. Matikan oven, lepaskan kabel

2.1.12 Neraca digital


Prinsip (subiyanto et al. 2013)
Alat penghitung satuan massa suatu benda dengan teknik digital dan tingkat ketelitian yang
cukup tinggi.
Fungsi (Setiawan 2015)
Untuk menimbang zat atau cairan.
Cara Kerja (subiyanto et al. 2013)
1. Sambugkan neraca pada stopkontak
2. Siapkan neraca digital dalam keadaan setimbang
3. Tekan tombol on hingga mucul angka 0,0000g
4. Masukkan kaca arloji dengan membuka kaca neraca secukupnya kemudian tutup
5. Tekan tombol zero agar lebih akurat
6. Dimasukkan bahan atau sampel yang ingin di timbang hingga angka yang diinginkan
tidak berubahrubah
7. Setelah selesai di gunakan tekan tanda off dan cabut dari stop kontak.

2.2.13 Hotplate n magnetic stirrer


Prinsip kerja hot plate adalah mengubah energy listrik menjadi energy panas dan hubungan
antara dua magnet yaitu, magnet yang dihubungkan pada motor dan magnet (stir bar) yang
dimasukkan dalam wadah gelas yang berisi larutan kimia yang ditempatkan pada atas pelat
(plate). (zaifuddinet al. 2021).
Fungsi (purwanti 2020)
Hotplate berfungsi untuk memanaskan atau mengeringkan sampel, sedangkan magnetic
stirrer untuk mengaduk larutan.
Cara Kerja (Skoog et al. 2013)
1. Hubungkan kabel ke stop kontak
2. Siapkan sampel kemudian tuangkan sampel ke dalam erlenmeyer atau gelas beker
3. Letakkan erlenmeyer atau gelas beker ke atas hotplate
4. Putar perngaturan suhu dan pengatur stirrer sesuai kebutuhan
5. setelah selesai, lepaskan dari stop kontak.

2.1.14 Potensiometer
Prinsip (putri)

2.1.15 Lemari asam


Prinsip (Sisunandar 2015)
Lemari asam mempunyai sistem ventilasi dengan motor listrik, ventilator, dan satu set saluran
yang berfungsi menghasilkan kondisi tekanan negative didalam cabinet. Karna itu memaksa
udara untuk mengalir dari cabinet melalui bukaan depan untuk menghasilkan tirai udara yang
melindungin operator.
Fungsi (wulandari, margono, dan rufaida 2016)
Tempat melakukan reaksi kimia yang menghasilkan gas/uap/kabut serta berbau menyengat
dan tempat penyimpanan sementara asamkuat dan basa kuat.
Cara Kerja (sisunandar 2015)
1. Hubungkan ke stop kontak
2. Hidupkan lampu dan blower
3. Buka sliding window secukupnya
4. Apabila sudah selesai, matikan lampu dan blower, serta lepaskan dari stopkontak.

2.2 Bahan

2.2.1 Kalsium Karbonat CaCO3, (LabChem 2012)


Kalsium karbonat sendiri Memiliki sifat fisika dan kimia. Sifat fisika nya berupa berbentuk
padatan yang berupa bubuk atau gumpalan berwarna putih dengan titik lebur 825 C. Dengan
berat jenis 2,93 g/cm3, massa molekul 100,09 g/mol dan kelarutan dalam air 0,00153 g/100ml.
Sedangkan sifat kimianya, terdiri dari tidak mudah meledak dan juga tidak mudah
menyala.Kaksium carbonat memungkinkan terjadinya bahaya yang tidak diinginkan seperti
tenggorokan kering/sakit. Batuk. Iritasi pada saluran pernapasan. Bahkan membahayakan
lingkungan seperti keracunan pada ikan, dan hewan laut lainnya jika, dibuang sembarangan.
Maka dari itu diperlukan penanganan yang tepat seperti, menCuci tangan dan area terbuka
lainnya dengan sabun lembut dan air sebelum makan, minum atau merokok dan saat pulang
kerja. Sediakan ventilasi yang baik di area proses untuk mencegah pembentukan dari uap.
Hindari menghirup debu. Gunakan hanya di luar ruangan atau di area yang berventilasi baik.

2.2.2 EBT (SmartLab 2019)


Sifat fisika dan kimia
Memiliki sifat fisika,yaitu berbentuk padatan yang berwarna hitam serta berbau sedikit
menyengat. Dengan pH sekiter 3,7 pada 10g/l saat bersuhu 20 C dan kelarutan dalam air 50g/l
pada suhu 20 C. Memiliki sifat kimia, mudah menyala dan mudah terbakar.
Bahaya
Dapat menyebabkan iritasi mata yang serius. Bahkan, membahaya kan pada lingkungan
seperti keracunan pada ikan jika di buang sembarangan.
Handling
Hindari dari pngehisap debu, hindari kontak dengan bahan. Dan pastikan juga ventilasi
mencukupi. Lindungi dari cahaya, dan tutup dengan rapat.

2.2.3 Na2EDTA (SmartLab 2017)


Sifat fisika dan kimia
Memiliki sifat fisikanya yaitu, berbentuk larutan berair, yang tidak berwarna serta tidak
berbau. Saat suhu 20 C mempunyai massa jenis 1.04 g/cm3, kelarutan 11g/100 ml dan titik
leleh 252 C. Sedangkan sifat kimianya yaitu, tidak mudah meledak dan tidak mudah
menyala.dapat menyebabkan bahaya toksisitas oral akut, toksisitas inhalasi akut, maupun
bahaya lingkungan seperti keracunan pada ikan dan lain-lain. Karena itu membutuhkan
penanganan dan pencegahan yaitu Kondisi penyimpanan tertutup sangat rapat dan kering,
suhu penyimpanan di rekomendasikan pad +15C hingga +30C. Pastikan saat penggunaan
Na2EDTA hanya diluar ruangan atau area berventilasi baik.

2.2.4 HCL (LabChem, 2013) “Hydrochloric Acid, 37% “ 77(58)


Asam klorida (HCI) memiliki Sifat fisika berbentuk cairan yang bening, serta tidak berwarna.
Memiliki bau yang menyengat, pH < 1, titik didih 83 C saat 760 mmHg, dan titik beku -30 C.
Larut didalam air. Kemudian, sifat kimianya tidak mudah menyala, meledak dan terbakar. HCI
memungkinkan terjadinya bahaya yang tidak diinginkan yaitu dapat menyebabkan iritasi
ringan pada kulit dan kerusakan mata. Bahkan, bahaya terhadap lingkungan akan
menyebabkan keracunan pada ikan, ganggang dan hewat laut lainnya jika di buang
sembaranagan. Karena itu, perlu Tindakan pencegahan dengan menCuci tangan dan area
terbuka lainnya dengan sabun lembut dan air sebelum makan, minum atau merokok dan saat
pulang kerja. Sediakan ventilasi yang baik di area proses untuk mencegah pembentukan dari
uap. Jangan menghirup kabut, uap, semprotan.

2.2.5 Aquades (LabChem 2020)


Sifat fisika dan kimia
Memiliki sifat fisika yang berbentuk cairan yang transparan dan tidak berwarna. Dengan pH
normal 7, titik lebur 0 C, titik didih 100 C, tekanan uap 17,535 mmHg dan tekanan uap saat 50
C 92,51 mmHg. Dengan sifat kimia yang tidak mudah terbakar. Aquades sendiri Tidak
menimbulkan bahaya yg signifikan. Adapun Tindakan pencegahan untuk penanganan yang
aman yaitu, saat penyimpanan harap tetap menutup wadah saat tidak digunakan. Cuci tangan
dan are yang terkena aquades dengan sabun sebelum makan dan minum.

2.2.6 Buffer pH 10 (LabChem 2016)


Buffer pH 10 memiliki sifat fisika yaitu, berbentuk cairan bening tidak berwarna, dengan pH
10 pada 25 C. dengan titik didih 100 C pada 1.013 hPa dan kelarutan dalam air larut pada suhu
20C. sedangkan sifat kimianya yaitu tidak mudah menyala dan terbakar. Buffer pH 10 dapat
menyebabkan bahaya seperti memungkin kan keguguran dan mandul. Karena itu di perlukan
penanganan dan pencegahan yaitu dengan mengganti pakaian yang terkontaminasi, mencuci
tangan setelah bekerja dengan bahan tersebut, dan tutup rapat cairan buffer pH 10 dengan
suhu penyimpanan yg di rekomendasikan.

2.2.7 Methyl red (LabChem 2017)


Methyl red sendiri memiliki sifat fisika berbentuk cairan berwarna orange. Dengan berat
jenis 0,8 g/ml, serta larut dalam etanol dan lainnya. Dan Memiliki sifat kimia yang sangat
mudah terbakar. Methyl red memungkin kan terjadinya bahay yang tidak diinginkan seperti
Dapat menyebabkan iritasi ringan, iritasi mata ringan, pusing, mual, mutah bahkan dapat
merusak kesuburan. Karena dari itu, cara penanganan yang tepat dengan memastikan ventilasi
mencukupi. Dilarang merokok di sekitar methyl red, dan tangani wadah kosong dengan hati-
hati karena bahan mudah terbakar. Cuci tangan di area terbuka dengan sabun dan air untuk
pencegahan.

2.2.8 CH3COONa (LabChem 2018)


Sodium asetat (CH3COONa) memiliki sifat fisika berbentuk cairan bening tidak berwarna.
Serta sifat kimianya tidak mudah terbakar dan tidak mudah menyala. Walaupun tidak
diklasifikasikan berbahaya tetapi tetap memungkinkan terjadi nya iritasi. Cara penanganan nya
dengan menutup rapat container dan suhu yang di rekomendasikan 5-30 C.

2.2.9 CH3COOH (LabChem 2020)


Memiliki sifat fisika berbentuk cairan yang tidak berwarna dan berbau asam asetat. Memiliki
pH 0,1 pada sushu 20 C serta larut dalam air. sedangkan sifat kimianya yaitu, mudah meledak
pada pemanasan menyengat. Dapat menyebabkan bahay ayg tidak diinginkan seperti batuk,
kesulitan bernafas, hingga resiko kebutaan, serta dapat menyebabkan ledakan di lingkungan
jika di buang sembarangan. Karena itu diperlukan pencegahan dan penangan seperti gunakan
krim pelindung kulit, jauh kan dari panas dan sumber api, seger aganti pakaian yang
terkontaminasi dan cuci muka serta tangan setelah bekerja.

2.2.10 Indikator PP (LabChem 2020)


Memiliki sifat fisika berbentuk padatan, ada yang padatan kristal dan bubuk kristal berwarna
putih hingga kuning muda. Dengan titik lebur 263 C. memiliki sifat kimia tidak mudah menyala
dan tidak mudah terbakar. Indikator PP dapat menyebabkan bahaya yang tidak di inginkan
seperti demam, gangguan saluran cerna. Bahkan menyebabkan bahaya pada lingkungan
seperti keracunan pada ikan dan ganggang jika di buang sembarang. Karena itu perlu
penanganan dan pencegahan seperti kenakan pakaian pelindung, tutup rapat container, dan
segera ganti pakaian yang terkontaminasi.

2.2.11 Methyl orange (LabChem 2017)


Mmiliki sifat fisika berbentuk cairan berwarna orange/jingga dengan berbau khas yang
lemah. Dengan sifat kimia tidak mudah meledak dan tidak mudah menyala. Dapat
menyebabkan bahaya yang tidak di inginkan seperti efek iritan. Karena itu perlu penanganan
dan pencegahan, seperti ganti pakaian yang terkontaminasi, simpan di tempat berventilasi
tinggi.

2.2.12 Boraks (SmartLab 2016)


Boraks Memiliki sifat fisika dengan bentuk kristal berwarna putih dan tidak berbau. Memiliki
pH 9,2 pada47 g/l disaat suhu 20 C, dengan titik lebur 75 C. Serta memiliki tekanan uap 0,213
hPa pada suhu 20 C. Sedangkan sifat kimianya yaitu, tidak mudah terbakar dan tidak mudah
menyala. Boraks Dapat menyebabkan mual, mutah,agitasi,sesak, gangguan CNS, bahkan
gangguan kardiovaskular.oleh karena itu,diperlukan penanganan dan pencegahan dengan
memastikan ventilasi memadai, disimpan di wadah tertutup yang sangat rapat. Dan disimpan
di tempat yang berventilasi baik.

2.2.13 KHP (LabChem 2017)


Memiliki sifat fisika berbentuk padatan atau serbuk kristal tidak berwarna, dengan pH 4-4.02
0.05M larutan saat 25 C. dengan sifat kimia tidak mudah menyala dan tidak mudah meledak.
Dapat menyebabkan bahaya yang tida diinginkan seperti mual dan iritasi mata. Membutuhkan
penanganan dan pencegahan yaitu dengan mencuci tangan setelah bekerja dengan KHP,
simpan di tempat dengan ventilasi yang baik.

2.2.14 Sodium Hydroksida, NaOH (LabChem 2018)


Sodium hydroksida (NaOH) Memiliki sifat fisika berbentuk padatan, bisa berupa bubuk
kristal, padatan kristal dan lain-lain. Berwarna putih, tidak berbau, memiliki pH 14 (5%),
dengan titik lebur di 323 C, dan titik didih di 1338 C (1013,25 hPa). Dengan sifat kimia tidak
mudah meledak. Serta dapat menyebabkan bahaya yang tidak di ingin kan seperti
Tenggorokan kering/sakit. Batuk. Iritasi pada saluran pernapasan. Bahkan bahaya terhadap
lingkungan seperti keracunan pada ikan jika di buang sembarangan. Maka dari itu diperlukan
penanganan dan pencegahan dengan mengHindari mengangkat debu. Hindari kontak zat
dengan air. Lakukan operasi di tempat terbuka/di bawah pembuangan/ventilasi lokal atau
dengan saluran pernapasan perlindungan.

2.2.15 Asam Oksalat (LabChem 2018)


Memiliki sifat fisika berbentuk padat, berwarna putih, dan tidak berbau. Dengan titik lebur
189 C dan pH 1 (13%). Dengan sifat kimia tidak mudah meledak dan tidak mudah menyala.
Dapat menyebabkan bahaya yang tidak diinginkan seperti muntah, mual, dan batuk. Juga
membahayakan lingkungan seperti keracunan ikan dan hewan lainnya jika di buang
sembarangan. Maka dari itu di perlukan penanganan dan pencegahan yaitu, menggunakan
krim pelindung kulit, segera ganti pakaian yang terkontaminasi dan tutup rapat wadah.

BAB III. Daftar Pustaka

LabChem, 2013 “Hydrochloric Acid, 37% “ 77(58)

LabChem, 2016 “Calcium Carbonate” 77(59)

LabChem 2020 “Water”

LabChem 2018 “Sodium Hydroxide”


SmartLab 2019 “eriochrome black t”

Smart Lab 2017 “EDTA disodium salt solution 0.05 M”

SmartLab 2016 “Dsidoium tetraborate decahydrate”

LabChem 2017 “Methyl Red TS”

LabChem 2016 “Buffer solution pH 10.00”

LabChem 2018 “Sodium acetate, 2.0M (2.0 N)”

LabChem 2020 “Acetic acid”

LabChem 2020 “Phenolphthalein, ACS”

LabChem 2017 “Methyl orange 0,1% aqueous”

LabChem 2018 “Oxalic acid, dihydrate”

LabChem 2017 “Potassium Hydrogen Phthalate”

Purwanti Widhy H 2020. Tools and thecniques basic laboratory.

Hendrawan, hadi, sahputra, enawaty,rasmawan, 2021. Deskripsi pengetahuan alat-alat


praktikum kimia peserta didik. Vo.3, no.5, halm (3385-3396).

Putri, Husna dan ira, 2017. Deskripsi pengetahuan alat praktikum kimia dan kemampuan
psikomotorik, Pontianak. Untan

Syarif Ismail 2021. Laboratorium tanah politeknik pertanian negeri pangkajene kepulauan.

Sisunandar 2015. Pustaka pelajar perencanaan, pengembangan, dan safety laboratorium IPA.
Pustaka pelajar (604-605)

Day, R.A, and A.L Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Enam. Erlangga. (Halaman
582-605)

Hartutik. 2012. 53 Analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani
Metode Analisis Mutu Pakan.
Harvey, David. 2000. 67 Journal of Chemical Education Solution of Acid-Base Equilibria by
Successive Approximations. (Halaman 20-42)

I Wayan adi setiawan, 2015. Jenik-jenik alat laboratorium, politeknik Kesehatan Denpasar.

Wulandari, Ema Tri, Narum Yuni Margono, and Anis Dyah Rufaida. 2016. Kimia Peminatan
Matematika Dan Ilmu-Ilmu Alam. Intan Pariwara.(Halaman 15-19)

Maju lubis 2013. Laboratorium teknologi pertanian, Universitas Bengkulu.

Yusasrini, puspawati, jambe, 2013. Penuntun praktikum kimia dasar, universitas udayana.

Aldi Sampurno Kurniajati, 2020. Pengaruh cara penggunaan alat ukur terhadap validasi
metode pengujian krom pada sampe air secara ssa.

Firda Hariani, 2017. Alat-alat gelas laboratorium.

Subiyanto, nugraha, ratih, Reinaldo 2013. Teknik dasar pekerjaan laboratorium kimia 1.

Prastyo dan rahayoe 2018. Penyaringan metode buchner sebagai alternatif pengganti
penyaringan seederhana pada percobaan adsorpsi dalam praktikum kimia fisika. Indonesian
Journal of labotary (23-25).

Skoog, Douglas, Donald West, F Holler, and Stanley Crouch. 2013. Douglas A. Skoog, F. James
Holler, Stanley R. Crouch. 2014. Fundamentals of Analytical Chemistry 9th. (Halaman 19-42)

Alfita, ibadillah, zaifuddin, laksono 2021. Hotplace magnetic stirrer pengatur panas automatis
dan kecepatan air berbasis PID (Proportional integral derivative).

Eliyarti, rahayu, zakirman 2020. DESKRIPSI PENGETAHUAN AWAL ALAT PRAKTIKUM MATERI
KOLOID DALAM PERKULIAHAN KIMIA DASAR MAHASISWA TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai