“DEMOKRASI”
Pendahuluan
Dari latar belakang diatas yang ditemukan maka dapat disimpulkan dan menemukan
beberapa rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas.
BAB II
TINJAUAN MASALAH
2.1 Menjelaskan mengenai apakah itu demokrasi karena selama ini kita mengenal demokrasi
hanya sekedar mengenai kata demokrasi saja tapi tidak mengerti makna apa yang terkandung
dalam demokrasi tersebut.
2.2 Demokrasi apa yang dianut oleh negara Indonesia serta asal usul munculnya demokrasi di
Indonesia
BAB III
PEMBAHASAN
Sejarah perkembangan demokrasi modern tidak dapat dilepaskan dari perkembangan yang
terjadi pada abad ke 19 di Eropa dan Amerika yaitu dengan adanya deklarasi tahun 1776 di
Amerika dan di Perancis Tahun 1789. Kedua deklarasi ini merupakan perkembangan yang
revolusioner terutama di bidang hak asasi manusia dan kedudukan yang sama di depan hukum,
meskipun hal ini telah dikenal jauh sebelum adanya kedua Revolusi tersebut. Dari perkembangan
tersebut muncul tuntutan-tuntutan bahwa kekuasaan
Negara tidak di tangan Raja tetapi di tangan rakyat. Revolusi yang terjadi di barat itu
membawa pengaruh besar dalam tataran pemikiran dan kehidupan manusia. Revolusi ini
didasarkan pada kondisikondisi nyata di barat, karena terjadinya perbedaan-perbedaan kelas di
masyarakat, kekuasan absolute negara dan juga gereja, telah menjadikan mereka sadar bahwa
terdapat jurang pemisah di dalam masyarakat, antara warga yang satu dengan yang lain. Revolusi
ini juga melahirkan negara-negara modern demokratis yang mana prinsip-prinsip hak-hak asasi
manusia dan kedudukan yang sama di depan hukum (equality before the law) adalah unsur-unsur
yang mutlak harus ada dan tidak dapat diganggu gugat. Revolusi ini didasarkan pada
kepentingan, kebutuhan dan kondisi masyarakatnya yang tertindas. Namun demikian revolusi ini
pula telah melahirkan kelas-kelas baru antara pengusaha dan buruh dengan keadaan yang
berbeda, sementara negara tidak boleh mencampuri kepentingan dan urusan individu.
Dalam sejarah ketata negaraan selanjutnya dikenal negara hukum dalam arti sempit atau
formal dan ajaran luas atau material. Negara hukum formal kerjanya hanya menjaga agar jangan
sampai ada pelanggaran terhadap keamanan dan ketertiban seperti yang telah ditentukan oleh
hukum tertulis (undang-undang). Negara hanya bertugas melindungi jiwa, harta benda atau hak-
hak asasi manusia secara pasif dan tidak turut serta dalam bidang perekonomian dan
kesejahteraan rakyatnya. Negara yang model seperti itu disebut sebagai negara penjaga malam.
Negara hukum dalam arti luas ialah negara yang terkenal dengan istilah welfare state yang
bertugas menjaga keamanan dalam arti luas yaitu menyangkut kesejahteraan umum berdasarkan
prinsip-prinsip hukum yang benar dan adil sehingga hak-hak asasi manusia benar-benar terjamin.
Konsep Negara Hukum ini kemudian mulai berkembang dengan pesat sejak akhir abad ke-19
dan awal abad ke20. Di Eropa Barat Kontinental, Immanuel Kant dan Friedrich Julius Stahl
menyebutnya dengan istilah Rechtsstaat, sedangkan di negara-negara Anglo Saxon, A.V. Dicey
menggunakan istilah Rule of Law. Menurut F.J. Stahl merumuskan unsur-unsur Rechtsstaat
dalam arti klasik sebagai berikut :
Pemisahan atau pembagian kekuasaan negara untuk menjamin hak-hak azasi manusia;
Dalam perkembangan negara hukum, unsur-unsur yang dikemukakan oleh Stahl tersebut
kemudian mengalami penyempurnaan yang secara umum dapat dilihat sebagai berikut :
2. Bahwa pemerintah dalam melaksana kan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas
hukum atau peraturan perundang-undangan.
5. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle) yang bebas dan
mandiri, dalam arti lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak
berada dibawah pengaruh eksekutif.
6. Adanya peran yang nyata dari anggotaanggota masyarakat atau warga negara untuk turut
serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan oleh
pemerintah.
7. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata sumberdaya
yang diperlukan bagi kemakmuran warga negara.
Menurut Sri Soemantri, bahwa suatu Negara hokum harus memenuhi syarat-syarat: :
1. Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hokum atau
peraturan perundangundangan
Pandangan ini tidak lepas dari sejarah munculnya Negara demokrasi (modern) karena
munculnya Negara demokrasi itu seiring dengan pengakuan persamaan hak di depan hokum
(equality before the law) dan hak-hak asasi manusia, sehingga Negara hokum yang demokratis
bercirikan pula adanya pembatasan kekuasaan oleh hokum untuk menghindari kekuasaan
sewenang-wenang penguasa dan adanya badan peradilan yang bebas dan tidak memihak. A.
Hamid S. Attamimi, yang mengatakan bahwa dalam abad ke-20 ini hampir tidak satu
negarapun yang menganggap sebagai negara modern tanpa menyebutkan dirinya “negara
berdasar atas 5 hukum” Adapun unsur-unsur Rule of Law menurut A.V. Dicey adalah sebagai
berikut:
o Supremasi aturan-aturan hukum (the absolute supremacy of predominance of reguler law)
o Kedudukan yang sama dihadapan hukum (equality before the law, or the equal subjection
of all classes to the ordinary law of the land administreted by ordinary law courts); c.
adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (a formula expressing the fact that with
us the law of constitution, the rules wich in foreign countries naturally form parts of a
constitutional code, are not the source but the consequense of the rights of individuals as
defined and 6enfor ced by the countries);
Unsur-unsur yang terdapat dalam kedua macam negara hukum tersebut di atas, baik
Rechtsstaat maupun Rule of Law mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan pokok
antara Rechtsstaat dengan Rule of Law adalah adanya keinginan untuk memberikan
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia yang telah diimpikan berabad-abad
lamanya dengan perjuangan dan pengorbanan yang besar. Faktor utama penyebab timbulnya
penindasan dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia itu, karena terpusatnya kekuasaan
negara secar mutlak apada satu tangan, yakni raja atau negara (absolut).
Karena itu adanya keinginan untuk memisahkan atau membagikan kekuasaan negara kepada
beberapa badan atau lembaga negara lainnya, merupakan salah satu cara untuk menghindari
terjadinya pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan sekaligus memberikan jaminan serta
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Demikian pula harapan agar pemerintahan
dijalankan berdasarkan hukum atas dasar persamaan dihadapan hukum, terkandung maksud
untuk mewujudkan pemerintahan bukan oleh manusia tetapi oleh hukum (Government by laws,
not by men).
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan cratos atau
cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Secara bahasa, demos-cratein atau demos-
cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Konsep demokrasi lahir dari Yunani
Kuno yang dipraktekkan dalam hidup bernegara antara abad ke-4 SM-abad ke-6 M. demokrasi
yang dipraktekkan pada waktu itu adalah demokrasi langsung, artinya hak rakyat untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga negara.
Hal ini dapat dilakukan karena Yunani pada waktu itu berupa negara kota (polis) yang
penduduknya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya yang berpenduduk sekitar 300.000
orang. Meskipun ada keterlibatan seluruh warga, namun masih ada pembatasan, misalnya para
anak, wanita, dan para budak tidak berhak berpartisipasi dalam pemerintahan.Disebabkan karena
perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah penduduk, maka keadaan seperti yang
dicontohkan dalam demokrasi secara langsung mulai sulit diterapkan. Maka untuk menghindari
kesulitan itu dan agar rakyat tetap memegang kedaulatan tertinggi, dibentuklah badan perwakilan
rakyat. Badan inilah yang menjalankan demokrasi. Namun pada prinsipnya rakyat tetap
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi sehingga mulailah dikenal demokrasi tidak langsung
atau demokrasi perwakilan.
Dari sudut terminologis, banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli politik.
a. Harris Soche
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan itu
melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau orang
banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan dan
pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.
b. Hennry B. Mayo
Sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
c. C.F. Strong
Suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat
politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah
akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
3.3 Macam – Macam Demokrasi
Pada dasarnya budaya demokrasi yang berlaku di dunia ada dua macam, yaitu demokrasi
konstitusional dan demokrasi proletar.
b. Masa Republik Indonesia II, yaitu masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak
aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formil merupakan
landasanya, dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.
c. Masa Republik Indonesia III, yaitu masa demokrasi pancasila yang merupakan
demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensil
d. Masa Republik Indonesia IV, yaitu masa demokrasi pasca reformasi 1988 sampai
sekarang, yang cenderung mengalami banyak perubahan dari banyaknya partai politik
hingga pemilihan yang dilakukan secara langsung.
3.7 Proses Demokrasi di Indonesia
1.Orde Lama
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 di antaranya berisi usulan pembubaran konstituante, berlakunya
kembali UUD 1945, dan pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya
sehingga berakhirlah masa demokrasi liberal. Pada periode tahun 1959-1965 kekuasaan
didominasi oleh presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis,
dan makin meluasnya peranan TNI/Polri sebagai unsur sosial politik. Pada masa demokrasi
terpimpin ada tiga unsur kekuatan utama, yaitu Ir. Soekarno, PKI, dan Angkatan Darat. Pada
masa ini banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945, antara lain:
Dalam demokrasi terpimpin jika terjadi ketidakmufakatan dalam sidang legislatif, maka
permasalahan itu diserahkan kepada presiden sebagai pemimpin besar revolusi untuk dapat
diputuskan. Akhirnya orde lama jatuh setelah terjadi peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965
dengan diikuti krisis ekonomi yang cukup parah.
Berdasarkan pengalaman orde lama, pemerintahan orde baru berupaya menciptakan stabilitas
politik dan keamanan untuk menjalankan pemerintahannya. Orde baru berpendapat bahwa orde
lama terlalu longgar dalam pendirian partai politik sehingga berakibat lemahnya stabilitas
pertahanan dan keamanan negara. Stabilitas politik dan keamanan yang diciptakan justru
mengekang kelompok-kelompok kepentingan dan partai politik lain yang menginginkan
perubahan demokrasi. Media massa dan rakyat selalu di bayang-bayangi ketakutan apabila ingin
melancarkan kritik kecuali atas izin pemerintah. Hal ini berakibat menurunnya mental serta
moral bangsa Indonesia, sehingga timbul KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Karena
banyak KKN yang terjadi, rasa percaya rakyat kepada pemerintah pun hilang, sehingga terjadi
unjuk rasa yang di pelopori oleh mahasiswa.
Pada akhir masa orde baru timbul krisis ekonomi yang cukup parah. Hal ini menimbulkan
gerakan massa rakyat yang menuntut diadakannya reformasi di segala bidang. Rezim orde baru
akhirnya jatuh dengan mundurnya Soeharto, selanjutnya kekuasaan di serahkan kepada B. J.
Habibie yang pada waktu itu menjabat sebagai wakil presiden.
3. Reformasi (1998-sekarang)
Selanjutnya pimpinan RI beralih ke tangan Megawati Soekarnoputri yang pada waktu itu
menjabat sebagai wakil presiden. Ketidakpuasan rakyat akan pemerintahan presiden ke-5 RI ini
kembali timbul sehingga hampir saja terjadi krisis kepemimpinan. Pada 2004 dilaksanakan
pemilihan umum yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu ini menempatkan pasangan
Soesilo bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden.
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mempunyai komitmen untuk melaksanakan demokrasi
secara nyata sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera seperti yang di ungkapkannya pada
pidato kenegaraannya. Setelah masa kepemimpinan SBY-JK berakhir, diadakan pemilihan
umum kembali secara langsung pada tahun 2009, dan akhirnya pasangan Soesilo Bambang
Yudhoyono-Boediono terpilih sebagai presiden dan wakil presiden dengan masa jabatan 2009-
2014.
Saat ini demokrasi Indonesia berjalan pada era digital, yaitu era yang disebabkan oleh
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat hampir dua dasawarsa ini.
Tentu saja era digital ini mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali sistem
demokrasi.
Tujuan utama dari sistem demokrasi ini adalah untuk menjamin hak-hak rakyat Indonesia dalam
penyelenggaraan negara. Berikut ini adalah beberapa fungsi demokrasi Pancasila secara umum:
BAB IV
Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dri rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi rakyat sebab dengan
demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin.
Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi
masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam
suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila di mana demokrasi itu dijiwai dan
diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat diselewengkan begitu saja.
Implementasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang diselenggarakan
tiap lima tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik legislatif maupun presiden
dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat
disalurkan secara langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam
angan-angan akhirnya dapat terwujud.
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya.
Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga,
masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum
membudanyakannya.
Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan
“Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah menjadi
kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah
menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya
diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.
Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga
negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang
menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang
ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang perorang baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah
kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah
bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai
demokrasi itu kurang di praktekan
Daftar Pustaka