Anda di halaman 1dari 3

Analisa volumetrik (titrasi) merupakan salah satu cara untuk mengetahui kadar suatu

senyawa/unsur dalam sampel. Pada titrasi yang berdasarkan reaksi netralisasi asam basa,
biasanya titik ekivalen ditentukan menggunakan suatu indikator asam basa yaitu zat yang
mempunyai warna tertentu pada range pH tertentu sehingga pada saat tercapai titik ekivalen akan
timbul perubahan warna.

Potensiometri merupakan suatu metode analisis kimia yang berdasarkan pengukuran


beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Dengan cara ini indikator untuk menentukan titik
ekivalen pada titrasi netralisasi dapat diketahui dari perubahan potensial pada setiap pertambahan
volume titran. Titrasi potensiometrik melibatkan pengukuran potensial antara suatu elektroda
indikator dan elektroda pembanding selama titrasi. Selisih potensialnya diukur dengan alat pH
meter agar lebih akurat hasilnya. Suatu potensiometer biasa tidak dapat digunakan bersama suatu
elektroda kaca karena tinggi resistansinya, 1-100 megaohm, dari elketrodanya. pH meter adalah
suatu alat pengukur voltase yang dirancang untuk digunakan dengan sel-sel beresistensi tinggi
sehingga arusnya akan rendah, juga dapat membaca pengukuran berbanding lurus dengan pH.

Metode potensiometri yang dilakukan pada praktikum ini termasuk ke dalam metode
potensiometri langsung karena dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH meter
sehingga harga potensial larutan langsung mencerminkan konsentrasi zat. Salah satu metode
potensiometri adalah dengan melakukan pengukuran ion spesifik untuk mengukur konsentrasi
ion hidrogen atau suatu ion lain dalam larutan dengan menggunakan pH meter, inilah yang
disebut dengan potensiometri langsung. pH meter termasuk alat pengukur pH yang
menggunakan elektrode membran sebagai elektrode indikator. Suatu potensial dibangkitkan pada
sebuah membran kaca tipis yang memisahkan dua larutan dengan aktivitas ion hidrogen yang
berbeda. Potensial yangditimbulkan tergantung pada perbedaan aktivitas ion hidrogen pada
setiap sisi dari membran dan tidak dipengaruhi oleh adanya ion-ion lain di dalam larutan.
Elektroda kaca juga selektif terhadap ion-ion lain dari hidrogen. Alat ini dilengkapi
denganelektroda kaca dan elektroda kalomel (SCE) atau gabungan dari keduanya (elektroda
kombinasi).

Pada percobaan ini, dilakukan titrasi asam-basa dengan metode potensiometri, digunakan
NaOH sebagai larutan standar sekunder dan Asam Oksalat sebagai larutan standar primer,
kemudian dilanjutkan penetapan kadar HCl dan dititrasi dengan Larutan NaOH. Dikarenakan
NaOH sifatnya sebagai standar sekunder, maka dalam penggunaanya perlu distandarisasi
konsentrasinya dalam larutan dengan cara titrasi menggunakan standar primer asam. Salah satu
standar primer asam yang digunakan adalah Asam Oksalat 0,5 N karena memiliki bobot ekivalen
(BE) yang tinggi sehingga mudah diperoleh dalam keadaan murni dan stabil dalam waktu relatif
lama.

Larutan baku primer adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya
berfungsi sebagai titran. Syarat dari larutan baku primer adalah mempunyai kemurnian tinggi,
rumus molekulnya pasti, tidak mengalami perubahan. Pada proses penimbangan, berat ekivalen
tinggi, dan larutan stabil dalam penyimpanan. Larutan baku sekunder adalah larutan yang lebih
rendah dari larutan baku primer, berat ekivalen tinggi, dan larutannya relative stabil dalam
penyimpanan. Dipilih asam oksalat sebagai larutan standar primer karena asam oksalat memiliki
berat ekivalen yang cukup tinggi sehingga kemurniannya tidak mudah berpengaruh. Larutan
NaOH termasuk larutan standar sekunder. Jadi larutan NaOH perlu distandarisasi oleh larutan
standar primer, yaitu asam oksalat untuk mengetahui konsentrasi / normalitas NaOH yang
sesungguhnya.

Gambar 6.1. menunjukkan kurva hubungan antara pH larutan NaOH dengan penambahan
volume Asam Oksalat (C2H2O4). Dari kurva tersebut terjadi lonjakan pH setelah penambahan 2
ml Asam Oksalat. Hal tersebut dikarenakan ion OH- pada NaOH yang habis bereaksi dengan ion
H+ pada Asam Oksalat dan terdapat kelebihan ion H+ karena terjadinya reaksi netralisasi asam-
basa. VE dapat dicari dengan mencari volume penambahan Asam Oksalat yang menghasilkan
pH 7 pada larutan NaOH, sehingga didapatkan V E 2,9 ml dengan kadar 0,021 N. Sedangkan,
secara teoritis kadar NaOH adalah 0,03 N sehingga persentase penyimpangannya mencapai 30%.
Hal tersebut dapat terjadi karena penimbangan yang kurang tepat, proses titrasi yang kurang
optimal, dan kalibrasi dari alat pH meter itu sendiri. Selain itu, NaOH mudah terkontaminasi
karena memiliki sifat yang mudah bereaksi dengan CO 2 dari udara dan menyerap air dalam
keadaan terbuka. Reaksi NaOH dengan CO2 akan menghasilkan NaHCO3 yang memiliki pH
lebih rendah dari NaOH. Berikut ini merupakan bentuk reaksi yang terjadi:

NaOH + CO2  NaHCO3

Pada Gambar 6.4. menunjukkan kurva hubungan antara pH larutan HCl dengan
penambahan volume NaOH. Dari kurva tersebut tidak terjadi lonjakan sampai pada penambahan
NaOH 168 ml. Hal itu dapat terjadi dikarenakan oleh konsentrasi dari HCl yang tidak ditentukan
dan mungkin terlalu pekat, serta konsentrasi dari NaOH sebagai titran yang kurang basa atau
kurang tinggi. Untuk memperjelas pembahasan diatas, berikut merupakan beberapa alasan kadar
HCL yang ditemukan lebih kecil dari aslinya antara lain :
1. Sifat NaOH yang mudah terkontaminasi.
NaOH rentan terkontaminasi karena sifatnya yang mudah bereaksi dengan CO2 dari
udara dan menyerap air dalam keadaan terbuka. Reaksi NaOH dengan CO2 akan
menghasilkan NaHCO3 yang memiliki pH lebih rendah dari NaOH. Adapun
reaksinya adalah sebagai berikut:
NaOH + CO2 → NaHCO3
Karena kadar NaOH yang lebih rendah, mengakibatkan kadar HCl hasil perhitungan
juga rendah, karena normalitas (N) yang berbanding lurus dengan HCl.
(Underwood,1998)
2. Sifat Volatil HCl HCl memilik sifat volatil (mudah menguap). sifat volatil HCl ini
mempengaruhi konsentrasi. Perubahan konsentrasi inilah yang menyebabkan kadar
yang ditemukan lebih kecil dari aslinya. (Underwood,2000).
3. Metode Perhitungan VE didapat dengan mencari nilai volume titran dimana pH
bernilai 7,0 pada grafik. Metode yang demikian disebut perhitungan grafik, yang
mana kurang akurat dalam perhitungannya. Metode yang lebih akurat untuk mencari
VE adalah dengan metode perhitungan tabel, yaitu dengan mencari turunan pada pH
terhadap volume dan turunan keduanya (Underwood, 1998) dan mencari kadar HCl
pada sampel.

Anda mungkin juga menyukai