Anda di halaman 1dari 7

Konsep Awal Gerak

Awal gerak butir Awal gerak butir sedimen sangat penting dalam
kaitannya dengan studi tentang transpor
sedimen sedimen, degradasi dasar sungai, desain
saluran stabil, etc.
Dalam desain saluran stabil, salah satu metode
adalah kemiringan dan dimensi saluran dibuat
sedemikian hingga aliran tidak menimbulkan
erosi di dasar dan tebing saluran.
KULIAH HIDROLIKA LANJUT
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Nusa Nipa
Dedi Imanuel Pau, ST., M.Eng. 2019/2020

Definisi Awal Gerak Butir Sedimen Definisi Awal Gerak Butir Sedimen
 Karena pergerakan butir sedimen sangat tidak teratur,  Pendekatan ke-1 dan ke-2 sangat subyektif, bergantung
maka sangat sulit untuk mendefinisikan dengan pasti sifat pada orang yang mengamati pergerakan butir sedimen.
atau kondisi aliran yang menyebabkan butir sedimen mulai  Metode ke-3 kurang tepat didefinisikan sebagai awal
bergerak  kondisi kritis (awal gerak butir sedimen). gerak butir sedimen karena transpor sedimen sudah terjadi
 Beberapa pendekatan dalam mendefinisikan awal gerak di sepanjang dasar saluran.
butir sedimen (dikaitkan dengan kondisi aliran):  Metode ke-4 barangkali yang dapat dikatakan paling
1. sudah ada satu butir sedimen yang bergerak objektif; hanya saja, dibutuhkan pengukuran kuantitas
2. sejumlah butir sedimen sudah bergerak transpor sedimen pada berbagai kondisi aliran yang
3. butir material dasar secara umum sudah bergerak berbeda untuk selanjutnya dilakukan interpolasi untuk
4. terjadi pergerakan butir sedimen dan awal gerak sedimen
memperoleh kondisi aliran saat kuantitas transpor sedimen
adalah situasi saat jumlah transpor sedimen sama dengan sama dengan nol.
nol.
Definisi Awal Gerak Butir Sedimen Definisi Awal Gerak Butir Sedimen
 Pendekatan teoritis (lihat berbagai literatur tentang  Pendekatan kecepatan (competent velocity)
transpor sedimen) untuk menentukan awal gerak butir  Ukuran butir material dasar sungai, d, dihubungkan dengan kecepatan di
sedimen didasarkan pada pendekatan: dekat dasar atau dengan kecepatan rerata yang menyebabkan
pergerakan butir sedimen.
 kecepatan,
 Pendekatan gaya angkat (lift force)
 gaya angkat, dan  Diasumsikan bahwa pada saat gaya angkat ke atas akibat aliran (lift
 konsep gaya seret (gesek). force) sedikit lebih besar daripada berat butir sedimen di dalam air, maka
kondisi awal gerak butir sedimen telah dicapai.
 Namun mengingat bahwa kondisi alami dari pergerakan
 Pendekatan tegangan geser kritis
butir sedimen sangat tidak teratur (random), maka
 Pendekatan ini didasarkan pada konsep bahwa gaya geser yang bekerja
pendekatan dengan teori probabilitas juga sering pada aliran dianggap paling berperan terhadap pergerakan butir
digunakan. sedimen.
 Pendekatan dengan cara lain, diantaranya dengan teori
probabilitas.

Pendekatan Tegangan Geser Kritis Pendekatan Tegangan Geser Kritis


 Akibat adanya aliran air, timbul gaya-gaya aliran yang  Pada waktu gaya-gaya aliran (gaya hidrodinamik) yang
bekerja pada butir sedimen. bekerja pada butir sedimen mencapai suatu nilai tertentu,
 Gaya-gaya tersebut mempunyai kecenderungan untuk yaitu apabila gaya sedikit ditambah maka akan
menggerakkan/menyeret butir sedimen. menyebabkan butir sedimen bergerak, maka kondisi ini
 Pada butir sedimen kasar (pasir dan batuan), gaya untuk melawan gaya- dinamakan sebagai kondisi kritis.
gaya aliran tsb merupakan fungsi berat butir sedimen.
 Pada butir sedimen halus yang mengandung fraksi lanau (silt) atau lempung  Parameter aliran pada kondisi kritis (tegangan geser dasar,
(clay) yang cenderung bersifat kohesif, gaya untuk melawan gaya-gaya τo, dan kecepatan aliran, U, mencapai nilai kritis awal
aliran lebih disebabkan oleh haya kohesi daripada berat butir sedimen. gerak sedimen).
 Kohesi butir sedimen halus merupakan fenomena yang kompleks; pengaruh  Bila gaya-gaya aliran berada di bawah nilai kritisnya, maka butir sedimen
kohesi bervariasi dan bergantung kandungan mineral. tidak bergerak; dasar saluran dikatakan sebagai rigid bed.
 Pada kuliah ini, yang dibahas adalah Sedimen Non-kohesif  Bila gaya aliran melebihi nilai kritisnya, butir sedimen bergerak; dasar
saluran dikatakan sebagai dsaar bergerak (movable bed, erodible bed).
Awal Gerak Butir Sedimen Non- Awal Gerak Butir Sedimen Non-
kohesif kohesif
 Gaya-gaya yang bekerja  Gaya-gaya yang bekerja
pada suatu butiran pada suatu butiran
sedimen non-kohesif dalam sedimen non-kohesif dalam
aliran air aliran air
 Gaya berat (gravity force)  FD : gaya seret
 Gaya apung (buoyancy force)  Fg : gaya berat di dalam air
 Gaya angkat (hydrodynamic lift  φ : sudut kemiringan dasar
force)  θ : sudut gesek (longsor) alam
 Gaya seret (hydrodynamic (angle of repose)
drag force)  a1 : jarak antara pusat berat
(CG) sampai titik guling (point
of support)
 a2 : jarak antara pusat gaya
seret (drag) sampai titik guling

Awal Gerak Butir Sedimen Non- Awal Gerak Butir Sedimen Non-
kohesif kohesif
 Pada kondisi kritis, butir sedimen hampir bergerak mengguling  Pada saat dicapai kondisi kritis
terhadap titik guling (point of support). momen gaya berat butir sedimen = momen gaya seret
 Gaya berat (gravity force) di dalam air
jarak  FG = FD  jarak
C1d s3 : volume butir sedimen
ds : diameter signifikan butir sedimen (biasanya ukuran ayakan)
FG  C1  s  ds 3
C1 : konstanta untuk konversi volume butir sedimen

 Gaya seret (drag force)

C ds 2 : luas permukaan efektif butir sedimen yang mengalami


F D  C2  c d s 2 tegangan geser kritis, τc
luas efektif adalah luas proyeksi butir pada bidang
yang tegak lurus arah aliran
Diagram Shields Contoh Hitungan
Diketahui suatu saluran dengan karakteristika sbb.
 kedalaman aliran h = 3 m
 kemiringan dasar saluran, So = 10−4
 butir material dasar seragam d = 2 mm dan rapat
massa ρs = 2650 kg/m3
 air T = 12°C, ρw = 1000 kg/m3, g = 9.8 m/s2
Hitunglah
 kestabilan butir material dasar
 kestabilan butir dengan berdasarkan nilai‐nilai
tegangan geser di dasar,  tegangan geser kritis, 
kecepatan geser kritis, Angka Reynold butir
sedimen kritis
 ρs = 3000 kg/m3 dan T = 20°C, ρw konstan, 
berapakah τc dan Re*c

Kestabilan butir material dasar Diagram Shields

2
 Kestabilan butir material dasar berdasarkan
tegangan geser
Kestabilan butir material dasar berdasarkan Tegangan geser kritis dan Angka Reynolds
kecepatan gesek (friction velocity)

Dari data aliran, telah dihitung: u u  butir sedimen bergerak


 c

Gradasi Butir Sedimen Beragam Gradasi Butir Sedimen Beragam


Material dasar terdiri dari campuran berbagai ukuran  Persamaan Egiazaroff (1965)
butir sedimen

 butir besar terpapar dan bergerak


karena pengaruh kecepatan aliran u*ci : kecepatan geser kritis untuk butir sedimen 
berdiameter di
 butir kecil terlindungi (terkunci) oleh butir u*cm : kecepatan geser kritis untuk butir sedimen 
berukuran besar berdiameter dm
Persamaan Ashida and Michiue (1971)
Gradasi Butir Sedimen Beragam Gradasi Butir Sedimen Beragam
Jika butir sedimen
berdiameter di = dm tidak
butir sedimen bergerak, maka butir butir sedimen
bergerak sedimen berdiameter di < dm bergerak
tidak dapat bergerak
di kisaran ini, Persamaan  efek sheltering.
Egiazaroff overestimates

butir sedimen butir sedimen


diam diam
di kisaran ini, dipakai
Persamaan Ashida and
Michiue

Contoh Hitungan Gradasi Ukuran Butir Sedimen


Diketahui Diameter (mm) Persentase 100
gradasi butir material dasar sungai (tabel pada  0.01 – 0.02 1.3 90

slide berikutnya) 0.02 – 0.04 3.0 80

specific gravity butir sedimen 2.65 0.04 – 0.08 7.0


70

Persentase
60
kedalaman aliran 1.5 m 0.08 – 0.16 10.9
50
kemiringan garis energi 1/1600 0.16 – 0.32 19.8
40
Cari ukuran butir sedimen yang bergerak 0.32 – 0.64 21.2 30
asumsi tegangan geser kritis: *cm = 0.05 0.64 – 1.28 16.3 20
1.28 – 2.56 12.7 10

2.56 – 5.12 5.8


0
0.01 0.1 1 10
5.12 – 10.24 2.0
Diameter (mm)
Σ 100.0
Referensi :
1. Chaudry M.H, 2008, Open Chanel Flow, Springer
Science+Business Media, LLC; Sampai di sini dulu
2. Chow, V. T., 1959,Open Channel Hydraulics,McGraw-Hill
Book Co., New York, NY.
3. Graf and Altinakar, 1998, Fluvial Hydraulics: Chapter 6, pp.
358-370, J. Wiley and Sons, Ltd., Sussex, England.
4. Ned H.C. Hwang, 1987, Fundamentals of Hydraulic
Engineering System, Prentice Hall;
5. Ranga Raju, K.G., 1983,Flow Through Open Channels,Tata
McGraw Hill, New Delhi, India.
6. Triatmodjo B, 2003, Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai