Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN OCEANOGRAFI

“SUHU DAN DENSITAS AIR LAUT”

OLEH :

VITRAIL GLORIA NANCY MAIRI

17101106020

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pasang Surut, Arus, dan Gelombang Air Laut” tepat pada waktunya.

Makalah ini mengandung ulasan mengenai pengertian suhu dan densitas


air laut, beserta begaimana pengaruh suhu dan densitas terhadap air laut. Selain
itu, dibahas juga karakteristik beserta cara mengukur serta alat-alat yang
digunakan untuk mengukur suhu dan densitas.

Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


dalam pembuatan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini, masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
pembuatan makalah selanjutnya.

Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai perkembangan hal-hal yang
terjadi di laut, khususnya mengenai suhu dan densitas air laut.

Manado, 24 Agustus 2019

Penyusun,

Vitrail Gloria N. Mairi


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Oseanografi dapat didefinikan secara sederhana sebagai ilmu yang


mempelajari lautan. (Oceanography is the scientific study of the Ocean in all
its aspect). Juga disebut Oseanologi dan Thassografi oleh beberapa penulis
lain. Tetapi lebih popular dengan sebutan Oseanografi.

Perkembangan kondisi laut dan udara menentukan cuaca dan iklim.


Berbeda dengan daratan, laut merupakan medium yang dinamis. Kedinamisan
laut tersebut ditilik dari beberapa aspek yang dipelajari di oseanografi, salah
satunya yaitu densitas air laut.

Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam


mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal
(misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan
arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu penentuan densitas merupakan hal
yang sangat penting dalam oseanografi.

Densitas dalam pengertian sederhananya adalah kerapatan. Kerapatan


disini adalah massa jenis. Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa di tiap nilai volumenya. Karena yang dibahas adalah laut, maka
kita berbicara bagaimana densitas air laut. Densitas merupakan salah satu
parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Densitas sendiri
sangat dipengaruhi suhu, salinitas dan juga tekanan.

Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang


yang terkandung dalam suatu benda. Secara alamiah sumber utama bahang
dalam air laut adalah matahari. Setiap detik matahari memancarkan bahang
sebesar 1026 kalori dan setiap tempat dibumi yang tegak lurus ke matahari
akan menerima bahang sebanyak 0.033 kalori/detik. Pancaran energi matahari
ini akan sampai kebatas atas atmosfir bumi rata- rata sekitar 2
kalori/cm2/menit. Pancaran energi ini juga sampai ke permukaan laut dan
diserap oleh massa air (Meadous and Campbell,1993).

Dari ketiga parameter yang mempengaruhi densitas, yang paling


mempengaruhi densitas adalah tekanan. Jika densitas di suatu perairan tinggi
maka suhu di perairan tersebut akan turun. Densitas maksimal terjadi pada
suhu antara 39,8oC– 40oC. Tapi sebaliknya dengan salinitas dan tekanan di
daerah perairan tersebut, yang mana akan naik. Jadi pada intinya adalah
densitas berbanding terbalik dengan suhu tetapi berbanding lurus dengan
salinitas dan tekanan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan suhu air laut?
2. Apa yang dimaksud dengan densitas air laut?
3. Bagaimana pengaruh suhu dan densitas air laut?

1.3. Tujuan
1. Memahami suhu air laut
2. Memahami densitas air laut
3. Memahami pengaruh suhu dan densitas pada air laut
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Suhu

Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya


bahang yang terkandung dalam suatu benda. Secara alamiah sumber utama
bahang dalam air laut adalah matahari. Setiap detik matahari memancarkan
bahang sebesar 1026 kalori dan setiap tempat dibumi yang tegak lurus ke
matahari akan menerima bahang sebanyak 0.033 kalori/detik. Pancaran energi
matahari ini akan sampai kebatas atas atmosfir bumi rata- rata sekitar 2
kalori/cm2/menit. Pancaran energi ini juga sampai ke permukaan laut dan
diserap oleh massa air (Meadous and Campbell,1993).
Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari
lebih banyak mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub. Hal ini
dikarenakan cahaya matahari yang merambat melalui atmosfer banyak
kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai kutub. Suhu di lautan
kemungkinan berkisar antara -1.87°C (titik beku air laut) di daerah kutub
sampai maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal (Hutabarat dan
Evans, 1986).
Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak
ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang
diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan
awan (Hutabarat dan Evans, 1986).
Sebaran suhu secara menegak (vertikal) diperairan Indonesia terbagi
atas tiga lapisan, yakni lapisan hangat di bagian teratas atau lapisan
epilimnion dimana pada lapisan ini gradien suhu berubah secara perlahan,
lapisan termoklin yaitu lapisan dimana gradien suhu berubah secara cepat
sesuai dengan pertambahan kedalaman, lapisan dingin di bawah lapisan
termoklin yang disebut juga lapisan hipolimnion dimana suhu air laut konstan
sebesar 4ºC. Pada lapisan termoklin memiliki ciri gradien suhu yaitu
perubahan suhu terhadap kedalaman sebesar 0.1ºC untuk setiap pertambahan
kedalaman satu meter (Nontji,1987).
Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin
dalam suhu akan semakin rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena
kurangnya intensitas matahari yang masuk kedalam perairan. Pada kedalaman
melebihi 1000 meter suhu air relatif konstan dan berkisar antara 2°C – 4°C
(Hutagalung, 1988).
Suhu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dari daerah pantai
menuju laut lepas. Umumnya suhu di pantai lebih tinggi dari daerah laut
karena daratan lebih mudah menyerap panas matahari sedangkan laut tidak
mudah mengubah suhu bila suhu lingkungan tidak berubah. Di daerah lepas
pantai suhunya rendah dan stabil. Lapisan permukaan hingga kedalaman 200
meter cenderung hangat, hal ini dikarenakan sinar matahari yang banyak
diserap oleh permukaan. Sedangkan pada kedalaman 200-1000 meter suhu
turun secara mendadak yang membentuk sebuah kurva dengan lereng yang
tajam. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air laut relatif konstan dan
biasanya berkisar antara 2-4o C (sahala hutabarat,1986).
Secara alami suhu air permukaan memang merupakan lapisan hangat
karena mendapat radiasi matahari pada siang hari. Karena kerja angin, maka
di lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan,
hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar 28 oC) yang homogen.
Oleh sebab itu lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan homogen. Karena
adanya pengaruh arus dan pasang surut, lapisan ini bisa menjadi lebih tebal
lagi. Di perairan dangkal lapisan homogen ini melanjut sampai ke dasar. Di
bawah lapisan homogen terdapat lapisan termoklin, di mana suhu menurun
cepat terhadap kedalaman. Tebalnya lapisan termoklin bervariasi sekitar 100-
200 m. di bawah lapisan termoklin, baru terdapat lagi lapisan yang hampir
homogen dan dingin. Makin kebawah suhunya berangsur-angsur turun hingga
pada kedalaman lebih 1.000 m suhu biasanya kurang dari 5 oC (A. Nontji,
2005).
2.2. Pengertian Densitas

Densitas dalam pengertian singkatnya adalah kerapatan. Kerapatan


disini adalah massa jenis. Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Karena yang dibahas adalah laut, maka kita
berbicara bagaimana densitas air laut. Densitas merupakan salah satu
parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Densitas sendiri
berkaitan erat dengan suhu, salinitas dan juga tekanan. Karena suhu, salinitas
dan tekanan tersebut yang mempengaruhi densitas di laut. Densitas (rapat
jenis) di lambangkan dengan ρ :
ρ = m / v.
Dimana: ρ adalah massa jenis, m adalah massa, V adalah volume.
Satuan massa jenis dalam „CGS [centi-gram-sekon]„ adalah: gram per
sentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3=1000 kg/m3.
Dari ketiga parameter yang mempengaruhi densitas, yang paling
mempengaruhi densitas adalah tekanan. Jika densitas di suatu perairan tinggi
maka suhu di perairan tersebut akan turun. Densitas maksimal terjadi pada
suhu antara 39,8oC– 40oC. Tapi sebaliknya dengan salinitas dan tekanan di
daerah perairan tersebut, yang mana akan naik. Jadi pada intinya adalah
densitas berbanding terbalik dengan suhu tetapi berbanding lurus dengan
salinitas dan tekanan.

Distribusi Densitas

Distribusi densitas dalam perairan dapat dilihat melalui stratifikasi


densitas secara vertikal di dalam kolom perairan, dan perbedaan secara
horizontal yang disebabkan oleh arus. Distribusi densitas berhubungan
dengan karakter arus dan daya tenggelam suatu massa air yang berdensitas
tinggi pada lapisan permukaan ke kedalaman tertentu. Densitas air laut
tergantung pada suhu dan salinitas serta semua proses yang mengakibatkan
berubahnya suhu dan salinitas. Densitas permukaan laut berkurang karena ada
pemanasan, presipitasi, run off dari daratan serta meningkat jika terjadi
evaporasi dan menurunnya suhu permukaan.
Sebaran densitas secara vertikal ditentukan oleh proses percampuran
dan pengangkatan massa air. Penyebab utama dari proses tersebut adalah
tiupan angin yang kuat. Lukas and Lindstrom (1991), mengatakan bahwa 95
% terlihat adanya hubungan yang positif antara densitas dan suhu dengan
kecepatan angin, dimana ada kecenderungan meningkatnya kedalaman
lapisan yang tercampur akibat tiupan angin yang sangat kuat. Secara umum
densitas meningkat dengan meningkatnya salinitas, tekanan atau kedalaman,
dan menurunnya suhu.
Pada intinya adalah distribusi denstitas ada dua yaitu secara vertikal
dan horizontal. Jika vertikal pengaruh denstitas terhadap temperatur/suhu dan
salinitas juga tekanan. Bisa ditandai dengan sebuah grafik, dimana tersebut
garisnya berada pada posisi vertikal, garisnya dari atas ke bawah. Dan jika
horizontal itu adalah pengaruh densitas yang disebabkan oleh faktor lain yaitu
arus. Jika ditandai dengan grafik, garis grafik ini garisnya adalah dari kiri ke
kanan secara horizontal.

Perubahan densitas dapat disebabkan oleh proses-proses :


 Evaporasi di permukaan laut
 Massa air pada kedalaman < 100 m sangat dipengaruhi oleh angin dan
gelombang, sehingga besarnya densitas relatif homogen
 Di bawah lapisan ini terjadi perubahan temperatur yang cukup besar
(Thermocline) dan juga salinitas (Halocline), sehingga menghasilkan
pola perubahan densitas yang cukup besar (Pynocline)
 Di bawah Pynocline hingga ke dasar laut mempunyai densitas yang
lebih padat

Stabilitas air laut dipengaruhi oleh perbedaan densitasnya, yang


disebut dengan Sirkulasi Densitas atau Thermohaline. Dalam kegiatan
pemeruman (pengukuran kedalaman dengan alat Echosounder), salinitas dan
temperatur yang diperoleh dari pengukuran pada interval kedalaman tertentu
sangat berguna untuk menentukan :
 Cepat rambat gelombang akustik
 Menentukan pembelokan arah perambatan gelombang akustik
(refraksi)

2.3. Pengaruh Suhu dan Densitas Air Laut

Suhu merupakan derajat panas suatu benda yang dapat berubah ruang
dan waktu dimana penyebarannya disebabkan oleh gerakan air seperti arus
dan turbulensi. Suhu memiliki fungsi yang sangat urgent di dalam lingkungan
laut. Secara langsung, suhu mempengaruhi laju fotosintesis tumbuh-
tumbuhan dan fisiologi hewan, khususnya derajat metabolisme dan
reproduksi. Sedangkan secara tidak langsung suhu mempengaruhi daya larut
oksigen yang digunakan untuk respirasi biota laut. Daya larut oksigen akan
berkurang jika suhu perairan naik.
Suhu air pada laut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu
dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu
air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan
volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4,
dan lain sebagainya.
Umumnya, suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena
mendapat radiasi matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di
lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan,
hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar 28°C) yang ertical.
Oleh sebab itu lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan vertikal. Karena
adanya pengaruh arus dan pasang surut, lapisan ini bisa menjadi lebih tebal
lagi. Di perairan dangkal lapisan vertikal ini sampai ke dasar.
Suhu akan menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Hal ini
dikarenakan pengaruh intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam air
yang menyebabkan semakin dalam suatu perairan suhunya pun semakin
rendah. Dan pada suhu melebihi 1000 meter suhu air relative konstan yaitu
2oC – 4oC.
Berdasarkan perubahan suhu itulah, sehingga suhu di dalam laut
memiliki wilayah sebaran secara vertikal atau menegak yang membagi
lapisannya menjadi tiga bagian yaitu Mix Layer, Thermocline dan Deep
Layer.
Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari banyak diserap oleh
lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200 – 1000 meter suhu
turun secara drastis, dan pada daerah yang terdalam bisa mencapai suhu
kurang dari 2 °C.
Lapisan permukaan laut yang hangat terpisah dari lapisan dalam yang
dingin oleh lapisan tipis dengan perubahan suhu yang cepat yang disebut
termoklin atau lapisan diskontinuitas suhu. Suhu pada lapisan permukaan
adalah seragam karena percampuran oleh angin dan gelombang sehingga
lapisan ini dikenal sebagai lapisan percampuran (mixed layer). Mixed layer
mendukung kehidupan ikan-ikan pelagis, secara pasif mengapungkan
plankton, telur ikan, dan larva, sementara lapisan air dingin di bawah
termoklin mendukung kehidupan hewan-hewan bentik dan hewan laut dalam.
Pada saat terjadi penaikan massa air (upwelling), lapisan termoklin ini
bergerak ke atas dan gradiennya menjadi tidak terlalu tajam sehingga massa
air yang kaya zat hara dari lapisan dalam naik ke lapisan atas.jangka pendek
dari kedalaman termoklin dipengaruhi oleh pergerakan permukaan, pasang
surut, dan arus. Di bawah lapisan termoklin suhu menurun secara perlahan-
lahan dengan bertambahnya kedalaman.
Secara horizontal sebaran suhu didasarkan pada letak lintang. Wilayah
dengan intesitas penyinaran matahari yang lebih banyak ialah daerah-daerah
yang terletak pada lintang 100LU – 100LS. Implikasinya, suhu air laut
tertinggi akan ditemukan di daerah sekitar ekuator. Semakin ke arah kutub,
suhu air laut semakin dingin. Hal ini jugalah yang menyebabkan kisaran suhu
pada daerah tropis relatif stabil.
Karateristik suhu air laut didaerah tropis, subtropis dan kutub berbeda.
Daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di
daerah subtropis. Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah
tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik.
Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban
udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak
diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas.
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam
mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal
(misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan
arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu penentuan densitas merupakan hal
yang sangat penting dalam oseanografi. Lambang yang digunakan untuk
menyatakan densitas adalah ρ (rho).
Densitas, ρ didefinisikan sebagai massa per satuan volume (g cm-3).
Densitas air laut tergantung pada suhu (t) dan salinitas (s) sampel dan juga
tekanan air laut ρ sebagai hasil dari kompresibilitas air.
Kebergantungan ini dikenal sebagai persamaan keadaan air laut
(Equation of State of Sea Water):

ρ = ρ(T,S,p)

Temperatur, salinitas dengan densitas memiliki hubungan yang sangat


erat, dimana densitas akan meningkat jika salinitas bertambah atau suhu
berkurang. Akan tetapi, tidak selamanya densitas meningkat seiring dengan
penurunan suhu, hal ini karena adanya sifat anomali air (Jumiarti, dkk.,
2014).
Diagram T-S : Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan
hubungan antara suhu dan salinitas

Diagram T-S dibuat dari nilai temperatur dan nilai salinitas yang
masing-masing diplotkan di sumbu x dan sumbu y dalam koordinat cartessian
atau secara terpisah dalam kedalaman. Hasil plot dapat membentuk suatu
kombinasi temperatur dan salinitas (Napitu,2016). Diagram temperatur-
salinitas (T-S ) perairan penting untuk difahami karena bermanfaat untuk
mengetahui sumber massa air perairan setempat. Karakteristik diagram T-S
khususnya ditentukan olehperubahan pola horisontal dalam tiga lapisan, yaitu
air hangat di lapisan atas, air pertengahan, dan air dingin di laut bagian dalam.
Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan
berkurangnya temperatur, kecuali pada temperatur di bawah densitas
maksimum. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg m-3 sedangkan
pada air tawar 1000 kg m-3. Para oseanografer biasanya menggunakan
lambang σt (huruf Yunani sigma dengan subskrip t, dan dibaca sigma-t) untuk
menyatakan densitas air laut. dimana σt = ρ - 1000 dan biasanya tidak
menggunakan satuan (seharusnya menggunakan satuan yang sama dengan ρ).
Densitas rata-rata air laut adalah σt = 25. Aturan praktis yang dapat kita
gunakan untuk menentukan perubahan densitas adalah: σt berubah dengan
nilai yang sama jika T berubah 1oC, S 0,1, dan p yang sebanding dengan
perubahan kedalaman 50 m.
Umumnya ada hubungan tak lansung antara suhu dan densitas, karena
adanya ganguan atom-atom dalam molekul air. Kenaikan sushu menurunkan
densitas air laut dan menambah daya larut air laut. Air murni dapat beku pada
suhu 0 derajat Celsius, karena ada pengaruh dari densitas dan salinitas air laut
masih dapat cair pada suhu 0 derajat Celsius. Pada permukaan air laut
membeku pada suhu -1,9 derajat Celsius. Kapasitas menahan panas air laut
dari air laut dan sirkulasi massa air laut menjadikan laut sebagai pompa panas
raksasa. Panas dari matahari akan menghangatkan pada permukaan lintang
rendah di bumi. Oleh sirkulasi permukaan air laut akan mengngkut panas ke
lintang yang tinggi yang seharusnya dingin akan menjadi panas seperti daerah
eropa. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli menyatakan posisi
Indonesia merupakan posisi penentu dalam mengontrol iklim global dan
dunia yang bersumber pada arus lintas Indonesia dari samudera pasifik
menuju samudera hindia dan atlantik.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Suhu memiliki fungsi yang sangat urgent di dalam lingkungan laut.


Secara langsung, suhu mempengaruhi laju fotosintesis tumbuh-tumbuhan dan
fisiologi hewan, khususnya derajat metabolisme dan reproduksi. Sedangkan
secara tidak langsung suhu mempengaruhi daya larut oksigen yang digunakan
untuk respirasi biota laut.
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam
mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal
(misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan
arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu penentuan densitas merupakan hal
yang sangat penting dalam oseanografi.
Densitas air laut tergantung pada suhu dan salinitas serta semua proses
yang mengakibatkan berubahnya suhu dan salinitas. Kenaikan suhu
menurunkan densitas air laut dan menambah daya larut air laut.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, DKI. 2011. Densitas Air Laut.


https://ladensite.wordpress.com/2011/03/11/densitas-air-laut/. Diakses
pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 21.50 WITA.

Annisa, Sitti. 2015. Tekanan, Temperatur, dan Densitas. Makalah. Dikutip 31


Agustus 2019 dari Academia Education :
https://www.academia.edu/36288273/Makalah_Oseonografi

Anzari, Ridho. 2011. Suhu Air Laut. Universitas Sriwijaya.


http://ridhoanzari.blogspot.com/2013/05/laporan-suhu-air-laut.html.
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 22.00 WITA.

Imran, Ali. 2009. Suhu dan densitas air laut. http://adharikunae.blogspot.com.


Diakses pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 23.00 WITA.

Indonesiana. 2018. Aspek Laut dalam Oseanografi.


https://www.indonesiana.id/read/128412/aspek-laut-dalam-oseanografi.
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 23.15 WITA.

Setiawan, Agus. 2005. Densitas Air Laut.


http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/densitas-air-laut.html. (akses 31
Agustus 2019)

Anda mungkin juga menyukai