Makalah Suhu Dan Densitas Air Laut PDF
Makalah Suhu Dan Densitas Air Laut PDF
OLEH :
17101106020
MANADO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pasang Surut, Arus, dan Gelombang Air Laut” tepat pada waktunya.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai perkembangan hal-hal yang
terjadi di laut, khususnya mengenai suhu dan densitas air laut.
Penyusun,
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Memahami suhu air laut
2. Memahami densitas air laut
3. Memahami pengaruh suhu dan densitas pada air laut
BAB II
PEMBAHASAN
Distribusi Densitas
Suhu merupakan derajat panas suatu benda yang dapat berubah ruang
dan waktu dimana penyebarannya disebabkan oleh gerakan air seperti arus
dan turbulensi. Suhu memiliki fungsi yang sangat urgent di dalam lingkungan
laut. Secara langsung, suhu mempengaruhi laju fotosintesis tumbuh-
tumbuhan dan fisiologi hewan, khususnya derajat metabolisme dan
reproduksi. Sedangkan secara tidak langsung suhu mempengaruhi daya larut
oksigen yang digunakan untuk respirasi biota laut. Daya larut oksigen akan
berkurang jika suhu perairan naik.
Suhu air pada laut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu
dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu
air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan
volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4,
dan lain sebagainya.
Umumnya, suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena
mendapat radiasi matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di
lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan,
hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar 28°C) yang ertical.
Oleh sebab itu lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan vertikal. Karena
adanya pengaruh arus dan pasang surut, lapisan ini bisa menjadi lebih tebal
lagi. Di perairan dangkal lapisan vertikal ini sampai ke dasar.
Suhu akan menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Hal ini
dikarenakan pengaruh intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam air
yang menyebabkan semakin dalam suatu perairan suhunya pun semakin
rendah. Dan pada suhu melebihi 1000 meter suhu air relative konstan yaitu
2oC – 4oC.
Berdasarkan perubahan suhu itulah, sehingga suhu di dalam laut
memiliki wilayah sebaran secara vertikal atau menegak yang membagi
lapisannya menjadi tiga bagian yaitu Mix Layer, Thermocline dan Deep
Layer.
Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari banyak diserap oleh
lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200 – 1000 meter suhu
turun secara drastis, dan pada daerah yang terdalam bisa mencapai suhu
kurang dari 2 °C.
Lapisan permukaan laut yang hangat terpisah dari lapisan dalam yang
dingin oleh lapisan tipis dengan perubahan suhu yang cepat yang disebut
termoklin atau lapisan diskontinuitas suhu. Suhu pada lapisan permukaan
adalah seragam karena percampuran oleh angin dan gelombang sehingga
lapisan ini dikenal sebagai lapisan percampuran (mixed layer). Mixed layer
mendukung kehidupan ikan-ikan pelagis, secara pasif mengapungkan
plankton, telur ikan, dan larva, sementara lapisan air dingin di bawah
termoklin mendukung kehidupan hewan-hewan bentik dan hewan laut dalam.
Pada saat terjadi penaikan massa air (upwelling), lapisan termoklin ini
bergerak ke atas dan gradiennya menjadi tidak terlalu tajam sehingga massa
air yang kaya zat hara dari lapisan dalam naik ke lapisan atas.jangka pendek
dari kedalaman termoklin dipengaruhi oleh pergerakan permukaan, pasang
surut, dan arus. Di bawah lapisan termoklin suhu menurun secara perlahan-
lahan dengan bertambahnya kedalaman.
Secara horizontal sebaran suhu didasarkan pada letak lintang. Wilayah
dengan intesitas penyinaran matahari yang lebih banyak ialah daerah-daerah
yang terletak pada lintang 100LU – 100LS. Implikasinya, suhu air laut
tertinggi akan ditemukan di daerah sekitar ekuator. Semakin ke arah kutub,
suhu air laut semakin dingin. Hal ini jugalah yang menyebabkan kisaran suhu
pada daerah tropis relatif stabil.
Karateristik suhu air laut didaerah tropis, subtropis dan kutub berbeda.
Daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di
daerah subtropis. Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah
tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik.
Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban
udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak
diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas.
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam
mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal
(misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan
arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu penentuan densitas merupakan hal
yang sangat penting dalam oseanografi. Lambang yang digunakan untuk
menyatakan densitas adalah ρ (rho).
Densitas, ρ didefinisikan sebagai massa per satuan volume (g cm-3).
Densitas air laut tergantung pada suhu (t) dan salinitas (s) sampel dan juga
tekanan air laut ρ sebagai hasil dari kompresibilitas air.
Kebergantungan ini dikenal sebagai persamaan keadaan air laut
(Equation of State of Sea Water):
ρ = ρ(T,S,p)
Diagram T-S dibuat dari nilai temperatur dan nilai salinitas yang
masing-masing diplotkan di sumbu x dan sumbu y dalam koordinat cartessian
atau secara terpisah dalam kedalaman. Hasil plot dapat membentuk suatu
kombinasi temperatur dan salinitas (Napitu,2016). Diagram temperatur-
salinitas (T-S ) perairan penting untuk difahami karena bermanfaat untuk
mengetahui sumber massa air perairan setempat. Karakteristik diagram T-S
khususnya ditentukan olehperubahan pola horisontal dalam tiga lapisan, yaitu
air hangat di lapisan atas, air pertengahan, dan air dingin di laut bagian dalam.
Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan
berkurangnya temperatur, kecuali pada temperatur di bawah densitas
maksimum. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg m-3 sedangkan
pada air tawar 1000 kg m-3. Para oseanografer biasanya menggunakan
lambang σt (huruf Yunani sigma dengan subskrip t, dan dibaca sigma-t) untuk
menyatakan densitas air laut. dimana σt = ρ - 1000 dan biasanya tidak
menggunakan satuan (seharusnya menggunakan satuan yang sama dengan ρ).
Densitas rata-rata air laut adalah σt = 25. Aturan praktis yang dapat kita
gunakan untuk menentukan perubahan densitas adalah: σt berubah dengan
nilai yang sama jika T berubah 1oC, S 0,1, dan p yang sebanding dengan
perubahan kedalaman 50 m.
Umumnya ada hubungan tak lansung antara suhu dan densitas, karena
adanya ganguan atom-atom dalam molekul air. Kenaikan sushu menurunkan
densitas air laut dan menambah daya larut air laut. Air murni dapat beku pada
suhu 0 derajat Celsius, karena ada pengaruh dari densitas dan salinitas air laut
masih dapat cair pada suhu 0 derajat Celsius. Pada permukaan air laut
membeku pada suhu -1,9 derajat Celsius. Kapasitas menahan panas air laut
dari air laut dan sirkulasi massa air laut menjadikan laut sebagai pompa panas
raksasa. Panas dari matahari akan menghangatkan pada permukaan lintang
rendah di bumi. Oleh sirkulasi permukaan air laut akan mengngkut panas ke
lintang yang tinggi yang seharusnya dingin akan menjadi panas seperti daerah
eropa. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli menyatakan posisi
Indonesia merupakan posisi penentu dalam mengontrol iklim global dan
dunia yang bersumber pada arus lintas Indonesia dari samudera pasifik
menuju samudera hindia dan atlantik.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan