Penulis:
Bambang Kiranadi, PhD
Editor :
Berry Juliandi. PhD Jurusan Biologi-FMIPA Institut Pertanian Bogor
Desain Cover:
Bondan Widantoro
Untuk murid muridku yang telah mengajari fisiologi dan biologi.
Juga untuk keluargaku Tridjati, Abraham, Lazarus, Zakeus,
Oskar, Tobias, Anggito Koesoema dan Maria Anastasia.
Prakata
Setiap kali kita mengawali pelajaran fisiologi, selalu
diawali dengan struktur sel dan tentunya struktur membran sel.
Membran sebagai pembatas ruang antara bagian dalam
dan bagian luar sel menampilkan fenomena fenomena yang
mempengaruhi perilaku sel dan peristiwa fisiologi. Oleh karena
itu buku ini diawali dengan penjelasan tentang struktur
membran.. Peranan kanal pada kehidupan sel menjadi perhatian
yang serius dalam buku ini. Kita ketahui bahwa selama sel masih
hidup selalu ada pergerakan ion-ion. Ada pompa yang tetap
menjaga gradient atau perbedaan konsentrasi ion-ion dan juga
protein membran jang menjaga komunikasi antara dunia luar dan
dalam sel. Juga protein-protein lain yang berfungsi sebagai
transporter. Dengan mengetahui perilaku perlengkapan
perlengkapan sel tadi maka studi fisiologi menjadi lebih mudah.
Penjelasan tentang membran diberi sedikit nuansa biofisika agar
pembaca lebih jelas memahami fenomena transport. Buku kecil
ini hanya membahas proses proses fisiologi pada sel sel yang
mudah tereksitasi atau yang menghasilkan potensial
elektrokimia.. Buku kecil ini adalah bekal dari saya ketika hendak
memberi kuliah fisiologi saraf, indera daan otot. Bekal ini tidak
diberikan semuanya kepada mahasiswa akan tetapi persiapan
ketika menghadapi pertanyaan pertanyaan.
Gambar gambar dari buku ini diambil dari sumber materi
materi ajar di internet yang tidak mencantumkan copy right. Bagi
yang tidak ada sumbernya dituliskan sumber yang tidak dapat
ditelusuri lagi dan ada beberapa yang memang dibuat sendiri.
Buku ini jelas bukan text book melainkan berbagi pengalaman
bagaimana orang dengan latar belakang kimia mempelajari ilmu
kehidupan.
Kepada semua pihak yang telah mensponsori terbitnya
buku ini saya sangat berterima kasih dan akan tetap
mengingatnya selalu terutama kepada Departemen Fisiologi dan
Farmakologi melalui Prof Wasmen Manalu dan Dr Rita Ekastuti.
Kepada Prof Arif Boediono yang selalu mempercayai saya, Dr
Triyoso Purnawarman dan teman temanku Teguh Poeworo dan
Bambang Warih Koesoema.
Akhirnya untuk kebesaran dan kemuliaan ilmu
pengetahuan.
Gambar 1.2 : Struktur fosfolipid, gugus polar fosfat dan gugus non polar
lemak.
https://www.rpi.edu/dept/bcbp/molbiochem/MBWeb/mb1/part2/lipid.ht
m
Komposisi Membran
Fosfolipid yang ada di membran sel hewan biasanya
berupa fosfatidilkholin atau lesitin (gambar 1.5),
sphingomelin, fosfatidilserin dan fosfatidletanolamin.
Fosfolipid lain ada dalam jumlah relatif lebih sedikit seperti
Gambar 1.5 : Fosfatidilkolin, lipid dengan fosfat dan kolin. Bisa
juga dengan serin, etanol amin, inositol.
1.3.1 Difusi
Pada percobaan dengan lapis ganda lemak (lipid bilayer) buatan,
maka ion ion seperti natrium (Na+) dan kalium (K+) akan
terjebak di dalam lapis ganda lemak untuk waktu yang cukup
lama. Perlu waktu sekitar satu hari agar ion ion tersebut dapat
berpindah dari ekstrasel ke intrasel. Air dapat bergerak dengan
cepat dan tidak dapat dihitung kecepatannya. Berdasarkan
informasi informasi di atas transport melalui membran lapis
ganda lemak dipengaruhi oleh ukuran relatif, polaritas relatif,
sifat ion, jarak yang ditempuh dan osmosis.
Gambar 1.9 Glukosa dari ekstraseluler akan masuk ke dalam sel melalui
protein yang berubah tata letak strukturnya.
https://physiologue.wordpress.com/category/membran-transport/
1.3.1c Ion
Senyawa polar atau ionik tidak dapat masuk melalui
membran dengan mudah. Kira kira diperlukan 40 kkalori/mol
untuk dapat memindahkan ion dari fasa air ke fasa nonpolar
(gambar 1.10). Tidak mungkin melarutkan garam ke dalam
minyak atau natrium atau klorida melewati pembatas yang
nonpolar. Ketidak permeabelan membran terhadap ion ion ini
diperlukan agar perbedaan konsentrasi ion ion di bagian luar sel
dengan di dalam sel tetap ada agar sel dapat berfungsi
sebagaimana seharusnya. Perbedaan konsentrasi ion ion yang
besar antara ekstraseluler dengan intraseluler diperlukan pada
sistem saraf agar dapat terjadi potensial aksi. Hal tersebut dapat
Gambar 1.10: Permeabilitas beberapa molekul terhadap membran. Gas
akan mudah masuk, senyawa polar kecil akan dapat masuk, polar tetapi
besar dan ion akan mengalami penolakan.
http://life.nthu.edu.tw/~d857401/advance.html
Ion masuk
kedalam
sel
K = konstanta Boltzman
T = Temperatur absolut (kT berbanding lurus dengan
(energi kinetik)
r = jari-jari molekul
= viskositas dari media
Untuk molekul besar, harga D berbanding terbalik dengan jari-
jari molekul yang berdifusi. Karena berat molekul berbanding
lurus dengan r3, maka D berbanding terbalik dengan akar pangkat
tiga dari berat molekul . Jadi molekul dengan 1/8 masa molekul
lain akan berdifusi dua kali lebih cepat dari molekul yang lebih
besar. Pada molekul dengan berat molekul sekitar 300, maka D
berbanding terbalik dengan akar berat molekul (BM).
1.3.1.f Difusi Melalui Membran
Difusi akan mencapai mencapai keadaan konstan pada
kompartemen yang dituju dan waktunya juga tertentu. Difusi
sepanjang membran selular cenderung akan membuat konsentrasi
di kedua kompartemen manjadi sama dan laju difusinya diberikan
oleh persamaan Ficks
−𝐃𝐀
J= ………………………………… 3
(𝐂/𝐗)
1.3.2 Osmosis adalah pergerakan air dari potensial air yang lebih
tinggi (zat terlarut lebih rendah) kearah potensial air yang lebih
rendah (konsentrasi zat terlarut lebih tinggi). Prosesnya adalah
proses fisika tanpa energi, melalui membran yang semi
permeabel (permeabel terhadap pelarut tapi tidak terhadap zat
terlarut). Osmosis disini berhubungan dengan tekanan yang
timbul untuk melawan pergerakan air. Dalam biologi hal ini
sangat penting karena pergerakan pelarut ini akan mengurangi
perbedaan konsentrasi yang sangat besar.
Tekanan osmotik atau osmolaritas dari larutan bergantung
kepada partikel yang ada di larutan, derajat ionisasi dari zat
terlarut harus dipertimbangkan. 1M larutan glukosa (1000mM),
0.5M larutan NaCl dan 0.333M larutan CaCl2 secara teoritis akan
mempunyai tekanan osmotik yang sama yakni 1000 mOsm, akan
tetapi ternyata ada penyimpangan dari harga idealnya. Van’t Hoff
menurunkan penyimpangan tersebut dengan menggunakan
persamaan:
π = icRT ………………………………………...4
π = tekanan osmotik dalam atm atau mm Hg
T= Temperatur absolut dalam oK
i = Jumlah ion yang terbentuk selama
disosiasi molekul terlarut. NaCl dan KCl=2,CaCl2=3
dan glukosa=1
c = konsentrasi dalam molar (mol/liter pelarut)
Penggunaan persamaan di atas pada sitoplasma tidak
memberikan harga tekanan osmotik larutan yang sebenarnya.
Perbedaannya cukup berpengaruh. Seperti kita ketahui ion Na+
merupakan kation utama dari cairan ekstraseluler dan
konsentrasinya sekitar 150mEq/l dan Cl- sekitar 120mEq/l. Akan
tetapi ion Na+ tidak semuanya berikatan dengan ion Cl-, ada yang
berikatan dengan HCO3-, PO43- dan juga dengan senyawa
organik. Larutan NaCl pada konsentrasi ini akan berbeda dengan
persamaan vant’ Hoff dan untuk itu diberikan persamaan koreksi
yang dinyatakan dalam
π = iφcRT
dengan adalah koefisien osmotik untuk NaCl harganya 0.93,
KCl 0.92 dan CaCl2 0.86 dan i untuk NaCl=2, CaCl2=3. Masih
banyak lagi data eksperimen yang telah diperoleh dan di buat
tabel pada berbagai hand book of chemistry, akan tetapi contoh
di atas adalah ion-ion utama dalam sel.
tujuan akhir dari pergerakan ion Na+ adalah masuk ke dalam sel.
Keadaan awalnya adalah ion Na+ ada di luar sel. Oleh karena itu
sesuai dengan hukum termodinamika maka energi yang
dihasilkan atau yang digunakan berdasarkan keadaan akhir dan
keadaan awal. Bilangan oksididasi n untuk Na+ adalah 1, dan
konsentrasi Na+ di dalam sel 10 mM dan di luar sel 140 mM. Jika
harga R 1.987 kalori/oKmol, T tubuh manusia 37oC atau 310oK,
bilangan Faraday (F) maka jika harga F dinyatakan dalam kalori
besarnya adalah 23.06Kkal/mol volt dan potensial elektrokimia E
untuk Na+ adalah 0.07 volt (dibulatkan). Energi yang dihasilkan
berdasarkan perbedaan konsentrasi ion natrium di dalam dan di
luar sel adalah dari suku pertama persamaan 7 yakni 1.987 x 310
ln 10/140, sekitar -1.6 kkalori. Untuk pergerakan ion Na+ diambil
dari dari suku kedua persamaan 7 dan harganya adalah
1x23.062kkal/mol volt x -0.07Volt, sekitar -1.6 kkal/mol. Total
energi yang dihasilkan berdasarkan perbedaan konsentrasi
natrium di dalam dan di luar sel adalah -3.2 kkalori. Harga
potensial Na+ sebesar 0.07 volt akan diterangkan pada
pembahasan keseimbangan ion dan potensial istirahat membran.
Glukosa harus dipindahkan dari luar sel ke dalam sel. Karena
molekul glukosa polar maka diperlukan energi untuk mentransfer
glukosa dan besarnya adalah
[𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎]𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑙
ΔG= -RT ln [𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ]𝑑𝑖 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑙
………….8
+(1.987)(273+25) ln(0.10)/0.0002 =
596 ln 50 = 2316kalori/mol = 2.32 KKalori /mol
Energi yang diperlukan ini akan dapat dipenuhi oleh hidrolisa 1
mol ATP yang besarnya -7.3 KKalori/mol.
Pada transport aktif yang melibatkan potensial
elektrokimia maka potensial tadi akan memerlukan energi
[X]dalam sel
ΔGmasuk = RT ln +nFEm…………11
[X]luar sel
+
3 Na
+
2K
+ nFEK+......................................................................................13
Karena potensial elektrokimia berada pada keadaan
seimbang maka ENa+ akan sama dengan EK+. Ingat bahwa pompa
Na+/K+ harus selalu bekerja setiap saat karena selama sel masih
hidup perbedaan konsentrasi Na+ dan K+ di dalam dan di luar sel
harus selalu ada.
Sebagai latihan hitunglah berapa ATP diperlukan untuk
menggerakan pompa. Pehatikan Na+ dikeluarkan dari dalam sel
keluar dan K+ di luar sel ke dalam sel berarti keadaan akhir Na+
di luar sel dan keadaan awal K+ di dalam sel. Apabila dihitung
maka kira kira diperlukan 3 ATP untuk memompa ion ion Na+dan
K+
Proses yang sama dipakai untuk mentransport Ca2+ dari
dalam sitosol keluar sel, konsentrasi ion Ca2+ disini hanya sekitar
10-7M sedangkan di ekstraseluler sekitar 10-3M. Hampir semua
sel pada plasma membrannya mempunyai pompa Ca-ATPase
2+
agar perbedaan konsentrasi yang besar antara ion Ca di
intraseluler dan di ekstraseluler tetap terjaga.
Cairan Harga
Sitoplasma Sebenarnya
Ion ekstraseluler potensial
(mM) (mV)
(mM) (mV)
Cairan Harga
Sitoplasma Sebenarnya
Ion ekstraseluler potensial
(mM) (mV)
(mM) (mV)
Na+ 460 50 +58
K+ 20 400 -80 -90
Cl- 540 50 -68
Amina Asam
Peptida Lain-lain
biogenic amino
Nitrogen
Katekol amin Substance P Eksitatori
oksida
Pemecahan
Otot, hati Epinefrin
glikogen
Produksi asam
Adipose Eppinefrin
lemak
Detak jantung,
Kardiovaskuler Ephinefrin
tekanan darah
Hormon anti
Reabsorbsi air Ginjal
diuretic (ADH)
Hormon paratiroid
Reabsorbsi tulang Tulang
(PTH)
Pendahuluan
Penampilan yang kita alami sehari-hari seperti gerakan
tangan dan kaki, mendengar, cita rasa, melihat dan lain-lain
ternyata melibatkan informasi yang sangat cepat dan kompleks.
Hanya sistem saraf yang dapat menanganinya. Sistem saraf
mampu untuk melakukan tugas tersebut misalnya rasa gatal
diujung kaki akan mencapai kesadaran, selanjutnya terjadi
proses menggaruk rasa gatal tersebut. Pesan tersebut berupa
potensial aksi. Sel yang dapat menghasilkan potensial aksi
disebut sel yang dapat tereksitasi. Kemampuan tereksitasi adalah
karakteristik dari sel membran. Hal ini disebabkan oleh adanya
ion ion disekeliling sel dan adanya kanal ion. Seperti telah kita
bahas sebelumnya, pergerakan ion-ion ini menimbulkan potensial
listrik atau potensial aksi. Pada saraf, pesan listrik akan
disampaikan dari satu saraf ke saraf lain atau dari saraf ke target
organ. Untuk itu kita akan melihat anatomi dari sistem saraf dan
mengapa sistem saraf dapat menyampaikan pesan ke sel target.
2.1 ANATOMI SARAF
Bagian-bagian dari saraf:
1. Badan saraf:
Terdiri dari; inti sel, mitokondria, endoplasmik
retikulum dan lain-lain organel.
Daerah ini disebut juga bagian yang memberi makan
saraf.
Pada badan saraf ada serabut-serabut saraf atau
dendrit, berfungsi sebagai penerima input atau
receptive area.
2. Batang saraf:
Menghantarkan transmisi impuls atau informasi dari
badan saraf, seperti kabel listrik.
Batang saraf dilapisi oleh pelapis yang disebut lapisan
mielin yang berbentuk segmen, dengan jarak (antar
segmen) 2 mm.
Segmen ini disebut nodus Ranvier (nodes of Ranvier).
Pada vertebrata mielin dilapisi lagi oleh sel Schwan.
Adanya lapisan mielin dan nodus Ranvier
menyebabkan saraf dapat menghantarkan impuls
dengan cepat.
.
Gambar 2.1: Bagian-bagian dari saraf
mrsedurso.weebly.com/uploads/5/1/3/4/5134188/neurons_.pp
3. Ujung saraf:
melepaskan neurotransmiter yang dihasilkan oleh badan sel dan
memberikan pesan berikutnya kepada sel target, baik saraf lain
maupun organ.
2.1.1 Beberapa jenis saraf
Berdasarkan perbedaan struktur maka saraf digolongkan
dalam tiga kelompok yakni
Saraf unipolar
Mempunyai satu serabut saraf dari badan sel yang
kemudian bercabang dua yang satu sebagai dendrit karena
berhubungan dengan perifer yang satu lagi sebagai batang
saraf.
Saraf bipolar
Mempunyai dua batang saraf yang berasal dari badan
saraf. Satu berfungsi sebagai dendrit yang satu sebagai
batang saraf.
Saraf multipolar
Saraf multipolar mempunyai serabut saraf yang banyak
dari satu badan sel.
Interneuron
Menghubungkan saraf satu sama lain dan bentuknya multi
polar. Interneuron mentransmisikan impuls saraf dari satu titik di
otak ke tulang belakang atau dari tulang belakang kebagian lain
di otak. Menghubungkan impuls kebagian khas di otak untuk
diinterpretasikan atau diproses. Impuls selanjutnya atau yang lain
akan dikirim ke saraf motorik .
Saraf motorik
Saraf ini disebut juga saraf eferen dan bentuknya multi
polar, membawa impuls keluar dari otak menuju tulang belakang,
selanjutnya ke efektor atau target. Sebagian besar untuk
mengirim pesan agar terjadi kontraksi otot atau sekresi kelenjar.
Jumlah saraf di otak kita sangat banyak dan berhubungan satu
sama lain dengan sel sel disekelilingnya yakni sel sel pendukung
saraf:
2. Oligodendrosit
Muncul di barisan sepanjang saraf, membentuk mielin
dalam otak dan tulang belakang. Fungsinya member
perlindungan dan insulasi pada saraf agar arus yang
mengalir dari saraf tidak bocor.
2.2.2 Sinapsis
Ketika impuls atau pulsa listrik bergerak dari satu neuron
ke neuron lain atau ke target, maka terjadi komunikasi antara
saraf dengan targetnya, proses ini disebut sinapsis.
Kontak antara keduanya tidak secara langsung, melainkan
melalui celah sinaptik. Impuls listrik harus melalui celah
ini (gambar 2.4).
Komunikasi antara satu sel saraf dengan saraf lainnya atau
efektor terjadi melalui jembatan disebut sinapsis.
Sinapsis listrik adalah ketika jembatan penghubung
membentuk hubungan listrik antar sel, sehingga
datangnya potensial aksi pada sinap menghasilkan
depolarisasi dan terjadi hubungan arus listrik antar sel.
Jenis transmisi ini memungkinkan komunikasi dapat
disampaikan kedua arah. Sinapsis secara listrik dapat
dilihat jelas pada avertebrata karena jumlah serabut
sarafnya sedikit sehingga proses tersebut dapat teramati
dengan jelas. Oleh karena itu studi sinapsis saraf banyak
menggunakan avertebrata sebagai model. Pada mammalia
proses tersebut sulit dideteksi karena strukturnya sangat
kompleks. Pada sinapsis kimia ada celah penghubung
antara satu membran dengan membran yang lainnya
sebesar 30 sampai dengan 50nM. Celah ini tidak
memungkinkan adanya hubungan listrik secara langsung
melainkan pembawa pesan kimia dilepaskan dari satu
saraf dan ditangkap oleh reseptor saraf atau target.
Informasi ini disebut hantaran sinaptik secara kimia.
Informasi sinaptik ini hanya satu arah saja yakni dari
tempat dilapaskannya atau presinaptik ke targetnya atau
postsinaptik Mekanisme pelepasan senyawa kimia dari
presinaptik diawali dengan adanya potensial aksi pada
saraf presinaptik tersebut kemudian diikuti dengan
depolarisasi yang mengakibatkan masuknya ion kalsium.
Setelah kalsium masuk, second messenger akan teraktifasi
dan proses seluler pembentukan senyawa kimia atau
disebut neurotransmiter terjadi. Kalsium juga membantu
meleburnya senyawa kimia ini dengan ujung saraf dan
diikuti dengan pelepasan neurotransmiter diujung saraf.
Detail dari struktur sinaptik berbeda satu sama lain,
jembatan antara saraf dengan saraf yang lain berbeda dengan
jembatan antara saraf dan otot rangka, juga berbeda pada
hubungan sinaptik antara saraf otonom dengan organ target.
Pada susunan saraf pusat jarak celah sinapsis sangat sempit,
dan senyawa kimia transmiternya bergerak dengan sangat
mudah dicelah sinaptik. Pada sinaptik di saraf otot, batang
saraf akan terbenam dalam target dan terlipat di dalam,
gunanya untuk mencegah keluarnya neurotransmiter keluar
dari sasaran.
Pada saraf otonom, saraf eferennya akan menembus dan
membesar di dalamnya. Jarak sinaptiknya relatif lebih besar
daripada sinaptik pada saraf pusat. Gunanya agar penyampaian
neurotransmiter dapat mencapai organ seluas mungkin.
ACh Na ACh
Ekstraseluler
Intraseluler
Na
Gambar 2.7: Kanal Na+ terbuka bila ada asetilkolin yang menempel
pada reseptor yang terikat pada kanal. Kanal ini disebut kanal gerbang
ligan atau ligand gated channel
http://www-hsc.usc.edu/~bolger/ced/autonomic/N2-Nicotinic.html
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan sinapsis secara kimia
2. Apa yang dimaksud dengan quanta dari transmiter
3. Daya hantar ion apa yang berubah pada peristiwa EPSP dan
IPSP.
4. Pemberian valium sebagai obat penenang akan menyebabkan
membran sel saraf mengalami EPSP ataukah IPSP, terangkan.
Interneuron
Akson kolateral
Pada hewan sederhana saraf XI dan XII tidak terlihat, Saraf saraf
tersebut hanya terlihat pada amniote. XI pada ikan dan amfibi
tidak muncul karena kontrol terhadap leher boleh dikatakan tidak
ada dan fungsinya ditangani oleh saraf X. Saraf XII hipoglasal
pada ikan dan reptil juga tidak muncul karena tidak digunakan
untuk mengunyah, cukup saraf IX saja yang bekerja. Secara
umum bagian bagian otak pada vertebrata dapat dilihat pada
gambar 2.15 dan 2.16.
Bagan pembagian sistim saraf dapat dilihat pada gambar
2.17, terdiri dari sistim saraf pusat dan susunan saraf tepi.
2.10 Sistem Saraf Pusat
Dimulai dari tulang belakang dan segala informasi akan
dikirim ke otak melalui dorsal baik yang dari somatosenori
maupun yang dari viseral (jeroan). Setelah sampai ke pusat maka
saraf akan kembali melalui ventral tulang belakang dan kembali
ke saraf motorik sebelah bawah.
Lobus frontalis
Lobus frontalis secara umum berperan dalam perilaku
pengambilan keputusan. Jangkauannya mulai dari kontrol
pergerakan otot yang berasal dari motorkorteks primer sampai ke
tingkat yang lebih tinggi seperti perencanaan yang abstrak.
Bagian dari daerah lobus frontalis terdiri dari: Prefrontal korteks
memegang peranan dalam skill yang memerlukan kecerdasan.
Prefrontal korteks cenderung besar pada primata dibandingkan
dengan mamalia lain dan yang terbesar adalah manusia. Hal ini
disebabkan oleh adanya tingkat perencanaan yang tinggi pada
manusia dibandingkan dengan mamalia lain. Manusia harus
membuat alat, mengatur lingkungan hidupnya. Jika prefrontal
korteks rusak maka orang tidak dapat merencang, antisipasi
konsequensi, mengawali perilaku yang bertujuan, inhibisi atau
mengkontrol perilaku yang tidak semestinya. Pada manusia,
individu tersebut hanya melihat dirinya sendiri tanpa
mempertimbangkan sekelilingnya. Premotorkorteks juga bekerja
berdasarkan informasi dari ganglia basalis. Premotorkorteks
memonitor urut urutan pergerakan yang harus dilakukan. Dengan
menggunakan sensor umpan balik maka proses akan dapat
berlangsung dengan halus (smooth). Aktifitas premotorkorteks
membantu kita belajar bagaimana berkonsentrasi ketika kita
melakukan gerakan motorik yang kompleks dan bagaimana
langkah kita menghadapi gerakan kompleks tersebut.
Gambar 2.23: Tampak sagital bagian bagian dari otak dan lobus
lobusnya, juga girus singulat dan korpus kolasum yang
memisahkan otak sebelah kiri dan kanan
http://www.highlands.edu/academics/divisions/scipe/biology/faculty/harnden
/2121/notes/cns.htm
Bagian depan untuk mengatur urut urutan pergerakan. Di bagian
ini juga merupakan bagian perencanaan abstrak dimana kita
dapat memilih strategi yang berbeda dalam mengatur pergerakan
otot yang berbeda.
Lobus parietalis
Lobus parietalis menerima informasi dari kulit dan lidah.
Lobus ini juga memproses informasi dari telinga dan mata, yang
asalnya dari daerah yang berbeda. Sensor utama dari kulit
(sentuhan, temperatur dan sakit). Relay melalui thalamus ke
lobus parietalis.
Lobus occipitalis
Lobus ini memproses input yang berasal dari retina dan
mengirimkannya ke otak. Proyeksi dari retina berangkat ke kutub
V1 atau visual area one. Kegiatan di luar V1 seperti didaerah
bawah V1 adalah daerah pengenalan warna, persepsi mendalam
dan pergerakan. Daerah atas V1 akan mengirim signal ke daerah
parietal dan temporal.
Lobus temporalis
Lobus temporalis menerima informasi dari auditori dan
visual. Bagian atas dan tengah (sentral) menerima input dari
thalamus yang merelay informasi dari pendengaran. Medial dan
anterior menerima informasi dari pengenalan visual tingkat tinggi
seperti mengenali obyek, bergantung kepada ingatan yang ada.
2.10. 5 Ganglia Basalis
Ganglia basalis terletak di sebelah dalam dari serebral
hemisfer (gambar 2.24), dihubungkan selalu dengan sistem
ekstrapiramidal. Termasuk disini lima set inti bilateral, kaudat
nukleus dan putamen (dikenal dengan nama neostriatum), globus
palidus, subtantia nigra dan subthalamus. Ganglia basalis
berperan dalam pergerakan yang dipelajari dari proses
pergerakan yang berulang ulang dan bukan dari penglihatan yang
baru dikenal . Ganglia basalis berperan dalam menghubungkan
motivasi dan pelaksanaan gerakan.
Pada burung serebral korteksnya tidak terbentuk dengan
luas akan tetapi basal ganglianya terbentuk dengan baik. Pada
kucing dan yang lebih rendah lagi anjing, dekortikasi hanya
mengubah fungsi motorik yang halus akan tetapi tidak
mempengaruhi kemampuan hewan untuk berkelahi, marah,
bangkit dari tidur, makan ataupun aktifitas seksual. Pada manusia
lesi kortikal akan mengakibatkan hilangnya gerakan yang halus.
Penghilangan kaudat nukleus secara keseluruhan akan
mengakibatkan kelumpuhan total.
Berdasarkan data atau fakta-fakta tadi maka dapat
disimpulkan bahwa basal ganglia mempunyai fungsi atau peranan
dalam sistem motorik untuk mengawali dan mengatur
pergerakan. Masing masing bagiannya berhubungan satu sama
lain dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain..
Gambar 2.24 Letak kedudukan basal ganglia di otak, ldi sebelah dalam
serebral hemisfer
http://fineartamerica.com/featured/4-illustration-of-cranial-nerves-science-
source.html
Dopamin D1 Glutamat
Dopamin GABA
D2 GABA
GABA GA
BA
GABA Glutamat
Tulang belakang
Gambar 2.25: Peranan basal ganglia pada modifikasi gerakan. Terjadi
inhibitori pada jalur tidak langsung dan eksitatori pada jalur langsung
disubtantia nigra. Signal telah termodifikasi ketika tiba di thalamus.
2.10.6a Amigdala
Amigdala terletak di sebelah dalam lobus temporalis
(gambar 2.24). Mempengaruhi emosi dan motivasi, terutama
yang berkaitan dengan kelangsungan hidup (survival). Berperan
dalam memproses rasa takut, marah, kenikmatan (pleasure).
Amigdala juga berperan dalam keputusan ingatan (memory) apa
yang harus disimpan dan dimana disimpannya. Keputusan
menyimpan ini bergantung kepada seberapa besar kejadian yang
melibatkan emosi ini terjadi. Amigdala menerima informasi dari
thalamus dan korteks serebral. Thalamus akan meneruskan
informasi keserebral korteks dan timbul persepsi, selanjutnya
serebral korteks akan memberi perintah ketulang belakang.
2.10.6c Hipokampus
Hipokampus terdiri dari dua tanduk yang melingkar dari
amigdala. Peranannya adalah memproses ingatan jangka pendek
dan ingatan jangka panjang. Jika hipokampus rusak maka orang
tidak dapat membuat ingatan baru dan hidup dalam dunia yang
aneh karena semua ingatan yang ada akan hilang sekalipun
ingatan berasal dari sebelum kerusakan terjadi.
Koordinasi sistem limbik amigdala, hipokampus dan
korteks singulat terjadi ketika sensor yang melibatkan emosi atau
tanggap darurat memerlukan analisa atau berfikir. Satu set signal
akan dikirim dari thalamus ke sensor korteks primer dan kortkes
asosiatif. Signal ini dikatagorikan jalur yang panjang. Signal ini
akan mengenali obyek yang ada dihadapannya dan tindakan apa
yang akan diambil. Kemudian satu set signal lagi akan dikirim
ke amigdala. Jalur thalamus-amigdala adalah jalur pendek karena
respon sudah keluar sebelum signal dari korteks selesai
memproses rangsangan. Hipokampus akan meneruskan memori
yang telah ada berdasarkan pengalaman dan ada kaitannya
dengan rangsangan yang datang (explisit) dan mengenali
berbahaya atau tidaknya rangsangan yang datang. Semua
informasi yang masuk ke amigdala akan direspon di
hipothalamus sebagai respon emosional seperti marah, ekspresi
wajah, dan lain lain. Signal dapat mengabaikan korteks apabila
diperlukan respon yang lebih cepat dan langsung menuju
amigdala (gambar 2.26).
Pada peristiwa yang melibatkan cinta baik yang birahi
maupun cinta seorang ibu maka jalur signalnya akan menuju ke
thalamus dan korteks singulat. Dari sini akan ada keluaran berupa
emosi. Signal dari thalamus yang ke hipothalamus akan
berintegrasi dengan hipokampus untuk mengambil ingatan
jangka pendek maupun jangka panjang dan akan dihasilkan
respon tubuh (gambar 2.27). Signal ke amigdala akan diabaikan
I. Olfaktori
II. Optik
III.
IV.
Okulo
V.
Trok
VI.
motor
Trige
VII.
lear
Abdu
VIII.
mina
IX.
Fasi
lal X. XI. Asesori XII.Hip
sen
Vestibulok
Glossofa
ochlearVag
ringeal oglasa
us
l
Gambar 2.28. Lokasi dan saraf cranial
http://fineartamerica.com/featured/4-illustration-of-cranial-nerves-science-
source.html
volunter. Saraf lain adalah saraf otonom fungsinya
menghubungkan susunan saraf pusat dengan organ sebelah dalam
atau visceral seperti jantung, pencernaan dan kelenjar.
Sifat saraf tersebut tidak sadar atau involunter. Kelompok saraf
tepi yang lain berasal dari tulang belakang , terdiri dari sistem
saraf somatik dan sistim saraf otonom. Keduanya merupakan
saraf saraf untuk tanggap yang cepat, jadi tidak memerlukan
kesadaran (ingat skema sistim saraf digambar 2.16).
Saraf saraf yang berasal dari otak yakni saraf kranial
terdiri dari 12 saraf dan ditunjukan pada gambar 2.28 dan
fungsinya dapat dilihat pada tabel 2.4. Dengan mengetahui asal
dan tempat dari saraf kranial maka kita dapat memahami
bagaimana sistim saraf mengkontrol hal hal yang melibatkan
kesadaran atau volunter dan yang otomatis atau involunter.
Sistem saraf somatik fungsinya membawa informasi dari
saraf sensorik ke otak dan dari motorik ke otot. Kerja saraf ini
ke otot sifatnya kesadaran atau volunter. Sistem saraf ini
berhubungan dengan kulit, organ sensorik dan seluruh otot
rangka. Sistem ini bertanggung jawab terhadap signal yang
berasal dari luar seperti pendengaran, sentuhan dan pandangan.
Alur perjalanan saraf somatik dapat digambarkan sebagai suatu
peristiwa refleks yakni adanya rangsangan akan menimbulkan
respon.
Tabel 2.4 Duabelas saraf kranial dan fungsinya
2.12 Refleks
Refleks adalah respons proses involunter atau tidak sadar
yang terjadi di dalam tubuh maupun di luar tubuh. Beberapa
refleks melibatkan otak seperti mengejabkan mata, bersin dan
batuk. Semua ini untuk melindungi kita dari hal hal buruk yang
mungkin akan menyakiti. Refleks pada umumnya tidak
memerlukan kesadaran karena harus berlangsung dengan cepat.
Jika harus mencapai kesadaran maka impuls saraf harus menuju
ke otak dan kemudian di interpretasikan terlebih dahulu.
Selanjutnya otak akan mengirim perintah ke efektor yang tepat
untuk memberikan respon. Apabila mencapai kesadaran maka
respon tersebut sudah terlambat dalam menghadapi rangsangan
yang berbahaya misalnya ketika kita menyentuh api. Refleks
somatis adalah dasar fisiologi kedudukan dan lokomosi. Refleks
berarti menekuk kebelakang (bend backward) . Refleks otonom
menjaga homeostasis dengan mengkontrol berbagai proses
involunter seperti denyut jantung , laju pernafasan, tekanan darah
dan pencernaan. Semua refleks berlangsung dengan cepat,
memotong jalur signal yang pergi ke pusat kontrol serebral
korteks dan mengintegrasikannya dengan daerah sebelah bawah
otak seperti batang otak atau sistim limbik. Anatomi dan fungsi
refleks terprogram secara genetik dan tumbuh sempurna pada
waktu lahir.
Secara umum busur refleks terdiri dari 5 komponen utama
(gambar 2.29). Refleks berawal dari reseptor yang bermacam-
macam jenisnya pada seluruh tubuh, seperti reseptor rasa sakit,
panas, dingin, tekanan cahaya dan lain lain lain..
1. Saraf sensorik, membawa potensial aksi dari reseptor
menuju ke susunan saraf pusat. Masuk tulang belakang
melalui dorsal.
2. Sinapsis di susunan saraf pusat. Tempat ini disebut
interneuron Umumnya sinapsis yang terjadi adalah
polisinaptik . Beberapa mengalami monosinaptik seperti
pada gelondong otot. Interneuron memberi perintah ke
saraf motorik apakah eksitatori ataukah inhibitori.
3. Sraf motorik, membawa potensial aksi dari susunan saraf
pusat ke target atau efektor melalui ventral.
4.
lutut (knee jerk refleks). Refleks ini berperan dalam postur tubuh
agar tetap tegak. Tentunya kita tidak mungkin menguji refleks
ini dengan benda yang lebih besar seperti palu atau batang besi
yang besar.
Refleks lain adalah refleks withdrawal atau menarik diri.
Ketika subyek menyentuh benda yang menyakitkan, reseptor
pada kulit akan meneruskan informasi ke tulang belakang dan
diteruskan ke interneuron sebelum menuju ke pusat refleks, saraf
motorik mentransmisikan impuls ke otot fleksor untuk menarik
dari rasa sakit. Pada saat yang bersamaan otot ekstensor
dihambat. Refleks ini berguna untuk menghindari kerusakan
lebih jauh dari jaringan karena dengan menarik diri akan terhindar
dari kerusakan . Lebih luas lagi refleks berperan dalam menjaga
homeostasis dengan keterlibatannya dalam mengkontrol proses
proses ketidak sadaran (involunter) seperti detak jantung,
tekanan darah dan pencernaan. Refleks juga menjalankan proses
otomatik seperti bersin, batuk, muntah dan menelan.
Lebih jauh lagi alur ini akan naik dan sinap dengan saraf lain
menuju medulla. Pada titik ini penyebrangan juga terjadi, Saraf
dari arah kiri akan menuju kekanan otak dan dari kanan kekiri
otak. Alur berlanjut dan sinap ke thalamus dan selanjutnya
menuju ke sensori korteks untuk diproses lebih jauh lagi.
Beberapa informasi kedudukan (propiosepsi) akan
diproses oleh serebelum melalui jalur spinosereberal. Informasi
yang menuju serebelum akan diproses untuk koreksi, antara
tujuan dan hasil gerakan tercapai. Tugas utama dari tendon Golgi
adalah untuk melindungi kerusakan otot yang diakibatkan oleh
kontraksi yang berlebihan seperti mengangkat benda yang terlalu
berat. Pada keadaan tanpa beban, otot yang terkait dengan gerak
tegangannya akan dijaga secara konstan oleh tendon Golgi.
Ketika beban semakin berat maka Golgi tendon akan mengirim
signal yang akan mengakibatkan EPSP di interneuron ditulang
belakang (ingat tendon Golgi sensitif terhadap tegangan dan
kanal Na+ akan semakin banyak yang terbuka). Semakin berat
beban yang ditanggung semakin banyak neurotransmitter yang
keluar dari interneuron akibat rangsangan dari tendon Golgi.
Neurotransmiter ini sifatnya inhibitori dan akan menyebabkan
IPSP ke saraf yang menuju ke otot. Akibatnya otot tidak
berkontraksi. Melalui mekanisme ini kerusakan otot akibat kerja
yang terlalu berat akan terlindungi.
Fungsi dari Golgi tendon bergantung kepada konteks, jadi
efeknya belum tentu inhibitori. Studi pada kucing menunjukan
bahwa golgi tendon mengaktifasi otot pada waktu lokomosi.
Otak mengirim signal ketulang belakang untuk niatan suatu
gerakan kesaraf Ib agar otot teraktifasi. Refleks ini merupakan
kebalikan dari otomatis inhibisi dari tendon Golgi. Penyebaran
tendon Golgi pada berbagai otot jalan pada hewan
(gastrocnemius, soleus, quadrisep dan lain lain) untuk
mengkoordinasi gerakan lokomosi. Bayangkan ketika anda
sedang berjalan melenggang, satu kaki mengayun dan kaki yang
lain menahan beban tubuh. Ceriterakan peran tendon Golgi pada
peristiwa ini.
Gambar 2.40a dan 2.40b: Alur perjalanan saraf dari sistim retikular,
adanya input dari sistim retikular ke otak akan menyebabkan refleks
bangkit. Sketsa detail letak retikular pembentuk dibatang otak
ditunjukan pada gambar 2.39b
http://slideplayer.com/slide/235519/
Motorkorteks Menggenggam
Jari, tangan
yang menuju Tulang dan
Kortikospinal dan lengan
jari, tangan belakang memanipulasi
(distal)
dan lengan obyek
Tangan
(bukan jari), Pergerakan
lengan untuk lengan
sebelah dan tangan,
Tulang bawah, tidak ada
Rubrospinal Inti merah
belakang telapak kaki hubungannya
dan kaki dengan
sebelah pergerakan
bawah tubuh
(proksimal)
Saraf
kranial
Pergerakan
Alur Motorkorteks no V, Muka dan
muka dan
kortikobulbar bagian muka VII, IX, lidah
lidah
X, XI
dan XII.
Kelompok
ventromedial
Bagian medulla
Alur lateral Tulang Otot fleksor
retikular Berjalan
retikulospinal belakang kaki
pembentuk
Retikular Otot
Alur medial Tulang
pembentuk ekstensor Berjalan
retikulospinal belakang
pontine kaki
Tangan
(bukan
Alur jari), lengan
Tubuh dan kaki Tulang Pergerakan
kortikospinal sebelah
sebelah atas belakang dan postur
ventral bawah kaki
dan telapak
kaki
Suhu
dingin Hipothalamus Makan
thermostat Memakai
baju hangat
Aktifitas saraf
Mendekat ke
simpatis Adrenal medula api
meningkat terstimulasi Meringkuk
Dan lain lain
Epinephrine
Konstrikisi meningkat
pembuluh darah
Laju metabolisme
meningkat
Gambar 2.50. Peranan saraf simpatis dalam menagani suhu dingin,
terjadi konstriksi pembuluh darah
Rangsangan pelepasan
Adrenal Medulla
Paravertebral norepinephrin dan
epinefrin
Gambar 2.51 : Saraf simpatis
http://faculty.stcc.edu/AandP/AP/AP2pages/Units14to17/unit14/ans.htm
Reseptor lain yang juga telah teridentifikasi adalah
reseptor α1 dan α2. Reseptor α1 dan α2 ada ditarget post sinaptik,
berpengaruh pada konstriksi pembuluh darah. Reseptor α2 juga
ada di presinaptik yang akan mengubah permeabilitas membran
terhadap ion K+ sehingga saraf simpatis mengalami inhibisi
sendiri (self inhibition).
Sentuhan,
Golongan
1-5 3.5-20 ya sakit cepat,
III
dingin,
sakit
Golongan 1 atau lambat,
Kurang dari 1 Tidak
IV kurang temperatur,
gatal, geli
somatosensori ada dikulit termasuk mekanoreseptor,
termoreseptor dan reseptor rasa sakit (nociceptors). Ini
memungkinkan individu untuk menandai adanya sentuhan
(tekanan), temperatur dan sakit. Reseptor yang ujung sarafnya
bebas menandai adanya panas, sentuhan ringan dan sakit.
Gambar 3.7 : Alur kolom dorsal dan alur non spesifik. Perjalanan
sarafnya dari tepi ke otak. Alur kolom dorsal , melintas dimedula
sedangkan alur nonspesifik melintas ditulang belakang.
http://kids.frontiersin.org/article/10.3389/frym.2013.00011ula oblongata
meneruskan signal untuk mencapai daerah tertentu di korteks
(telah dibahas dibab saraf dan alurnya ada digambar 3.7). Alur
ini juga menjalankan refleks raba seperti regangan, sentuhan,
getaran yang ada dikulit.
Gambar 3.11 Letak fotoreseptor dimata. Sel sel fotoreseptor bipolar dan
ganglion agak tergeser sedikit sehingga cahaya akan jatuh ke
fotoreseptor.
https://dundeemedstudentnotes.wordpress.com/category/basic-
sciences/page/16/
Gambar 3.14: Perubahan tata letak molekul dari cis ke trans pada
retinal.
menghadapi lingkungannya Mereka akan cepat sekali menjadi
mangsa predator karena tidak mempunyai informasi yang cepat
terhadap bahaya lingkungan
Gambar 3.15 : Pada keadaan gelap cGMP duduk dikanal Na+ dan
membuka kanal Na+ sehingga terjadi depolarisasi. Pada keadaan
terang cGMP terlepas dari kanal Na+ akibatnya kanal Na+ akan
tertutup, terjadi hiperpolarisasi.
https://dundeemedstudentnotes.files.wordpress.com/2012/04/untitled-
pictgffgure6.png
Gambar 3.16 : Perjalanan signal pada keadaan gelap dan terang dari
fotoreseptor sampai ke saraf optik.
Sumber yang tidak dapat ditelusuri lagi.
Gambar 3.19 : Refleks pupil mata yang dikontrol oleh saraf simpatis
dan parasimpatis.
Sumber yang tidak dapat ditelusuri kembali.
3.6 Sistem Cita Rasa
Kemoreseptor boleh dikatakan sebagai salah satu reseptor
yang paling tua. Kemoreseptor ada dihampir semua hewan dan
dimulai pada hewan primitif. Pada planaria atau cacing pipih
kemoreseptornya terletak diseluruh tubuh dan terkonsentrasi
diaurikel dan bintik matanya. Pada siput ada di antena dan pada
oktapus ada di tentakel. Pada vertebrata di lidah dan hidung dan
beberapa ikan ada disiripnya. Pada vertebrata memungkinkan
mereka dapat merasakan makanannya dan lidah adalah reseptor
yang menandai rasa makanan. Mengapa rasa ? Disamping
mendorong selera juga melindungi kita dari racun. Kita
menyukai gula karena kita mempunyai kebutuhan absolut
terhadap gula juga suka akan asin karena tubuh kita memerlukan
NaCl. Cita rasa seperti pahit dan tidak nyaman cenderung untuk
dihindari. Hampir semua rasa pahit tidak bermanfaat. Rasa asam
menunjukkan kerusakan makanan.
Rasa gurih (ummami) karena kita memerlukan protein,
asam amino. Pada manusia cita rasa selalu dihubungkan dengan
materi yang dapat mencapai mulut. Untuk hewan aquatik cita
rasa dan penciuman tidak terlalu berarti karena tidak mungkin
mencium dan merasakan diair. Pada catfish terdapat reseptor
kimia diseluruh tubuhnya dan umum dikatakan bahwa tubuhnya
penuh dengan benjolan perasa (taste buds). Kira kira 10-9 sampai
dengan 10-10 mol/liter asam amino dapat dideteksi oleh hewan
ini. Pada pinulirus udang berduri, reseptornya sangat sensitif
terhadap asam amino taurin, sekitar 10-10 molar taurin dapat
terdeteksi oleh hewan ini, atau sekitar 33 mg taurin dalam kolam
yang volumenya 2600m3. Jadi cita rasa adalah alat survival untuk
hewan-hewan dalam mencari makan. Pada hewan yang bernafas
diudara seperti insekta, organ perasanya bisa dimulut, dikaki,
diantena dan umumnya berupa rambut dengan ujung terbuka.
Biasanya memerlukan konsentrasi yang relatif tinggi untuk dapat
mengenali rasa. Pada mamalia, benjolan perasa terletak
sepanjang saluran mulut mulai dari faring, epiglotis faringeal dan
digerbang esofagus. Menjadi pertanyaan apakah daerah tertentu
dari lidah sensitif terhadap rasa tertentu?
Secara anatomi benjolan perasa dan papillae perasa dapat
dilihat dilidah sebagai bintil merah yang menonjol seperti
lengkungan terutama pada lidah sebelah depan. Benjolan yang
satu ini dikenal sebagai fungiform papillae karena bentuknya
seperti jamur. Pappilae terdiri dari foliat, cirumfallate dan non
gustatory filiform. Benjolan rasa merupakan kumpulan sel-sel
papillae dan tidak dapat dilihat kasat mata. Dapat dilihat bahwa
benjolan perasa terletak di atas atau disamping berbagai papillae
. Benjolan mempunyai lubang, sel rambut perasa dan saraf yang
menuju ke otak (gambar 3.20)
Tepi lidah atau fungiform papillae dikatakan sensitif
terhadap NaCl. Pada percobaan ditunjukkan bahwa tempat ini
tidak hanya sensitif terhadap NaCl saja tetapi juga sensitif
terhadap sukrosa. Respon terhadap NaCl dan sukrosa juga ada di
tempat lain benjolan perasa. Jadi dapat disimpulkan pada waktu
itu bahwa fungiform pappilae sensitif terhadap NaCl, akan tetapi
bukan tidak mungkin sensitif terhadap lain rasa. Reseptor rasa
pahit tidak terdistribusi merata di lidah. Pada tikus reseptor pahit
terekspresi pada subset sel perasa diseluruh pappilae akan tetapi
lebih terkonsentrasi di foliate dan circumfallate papillae yang
letaknya dibelakang lidah. Lebih jauh lagi alfa gustducin yakni
protein G yang mengkopel reseptor pahit T2R terekspresi lebih
banyak di circumfallate dibandingkan fungiform. Melihat
keadaan ini maka perlu dilakukan rangsangan langsung pada
berbagai daerah dilidah secara langsung.
Rangsangan panas pada bagian anterior lidah pada
manusia (fungiform papillae dan saraf korda timpani)
menyebabkan sensasi rasa manis dan asin/asam sedangkan
rangsangan panas pada bagian belakang lidah
(foliate/circumfallate dan saraf glasofaringeal) memberikan
hubungan rasa yang berbeda dengan rangsangan pada anterior.
Sensitivitas disimpulkan terdistribusi diseluruh lidah selama ada
benjolan perasa, akan tetapi daerah tertentu memang mempunyai
sensitivitas yang lebih dibandingkan dengan daerah yang lain.
Pembagian daerah perasa selama ini adalah bentuk
penyederhanaan saja.
asam dari H+ dan rasa senyawa organik seperti manis dari gula,
gurih dari asam amino dan pahit. Karena itu mekanisme kerja
cita rasa tersebut melalui proses pengolahan signal seperti pada
proses neurologi ataupun membran lain. Prosesnya melibatkan
kanal, reseptor dan second messenger (gambar 3.21). Pada rasa
asin, Na+ masuk ke dalam sel dan diikuti dengan terjadinya
depolarisasi. Kemudian ion Ca2+ akan masuk ke dalam sel dan
terjadi pelepasan neurotransmitter yang kemudian akan
menembak saraf aferen yang ke otak. Pada rasa asam, hidrogen
akan memblok kanal K+ sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti
dengan masuknya ion Ca2+ ke dalam sel dan juga diikuti dengan
pelepasan neurotransmitter yang ke otak.
Rasa manis akan dikenali oleh reseptor glukosa dan
fruktosa serta karbohidrat lain. Akan terjadi aktifasi adenilat
siklase dan diikuti oleh peningkatan cAMP. Selanjutnya protein
kinase A (PKA) mengaktifkan fosforilasi kanal K+ dan menutup
kanal tersebut dan terjadi depolarisasi yang diikuti dengan
pembukaan gerbang kanal kalsium. Ion Ca2+ masuk ke dalam sel
diikuti pelepasan neurotransmitter untuk selanjutnya menembak
saraf aferen yang menuju ke otak. Penutupan kanal kalium oleh
senyawa fosfat akhir akhir ini menjadi perhatian yang serius
karena depolarisasi sel tidak hanya diakibatkan oleh masuknya
ion Na+ akan tetapi dapat juga akibat kanal K diblok. Bloking
kanal K terjadi juga pada sel β pankreas oleh ATP.
Rasa pahit akan melibatkan IP3 dan akan mengakibatkan
pelepasan Ca2+ dari gudang Ca+2 di endoplasmik retikulum (Ca2+
dari luar tidak diperlukan). Terjadi seluler respon diikuti oleh
penembakan neuron yang menuju ke otak.
Rasa gurih atau umami diidentifikasi pertama kali oleh Kikunae
Ikeda dari Imperial University Tokyo pada tahun 1909. Baru
sekitar tahun 1996 diidentifikasi sebagai rasa asam amino
glutamat, aspartat dan senyawa-senyawa sejenisnya, dapat
ditangkap oleh reseptor metabotropik (mGLUR4). Ikatannya
akan mengaktifkan protein G dan meningkatkan Ca2+ di
intraseluler. Lebih jauh lagi ditemukan bahwa kanal non spesifik
terbuka dan mengakibatkan membran terdepolarisasi dan Ca2+
masuk ke dalam sel dan terjadi pelepasan neurotransmitter yang
akan memberikan signal ke otak.
Endolim
Skala vestibula
Ampula Vestibula Skala
Posterior Celah bulat
timpani
semisirkuler Saluran kolea
Gambar 3.32: Detail dari koklea. Sel rambut terletak di koklea dan
reseptor sel rambut menandai adanya suara.
Sumber yang tidak dapat ditelusuri lagi.
ke medial genikulat (thalamus). Kemudian terproyeksi ke auditori
korteks dan korteks auditori asosiatif. Hanya mamalia yang
mempunyai koklea yang sebenarnya, vertebrata lain tidak
mempunyai saluran koklea sekalipun mereka memiliki membran
basilar dan organ korti. Penyederhanaan alur asending ada pada
gambar 3.34.
Kontrol turunnya saraf dari auditori korteks (gambar
3.34) melalui saraf no V yang akan mengkontrol tegangan otot
saraf timpani ditelinga bagian luar. Otot ini terikat pada maleus
dan menghasilkan tegangan membran timpani pada waktu
Gambar 3.33: Kinokiluim dan steriokilia dari sel rambut yang akan
sinap dengan saraf yang menju ke otak
http://www.cf.ac.uk/biosi/staffinfo/jacob/teaching/sensory/taste.html
Catatan Indera.
Didalam memilih makanan maka daya tarik makanan
biasanya berdasarkan penampilan dari makanan atau indera mata.
Setelah dicoba rasanya maka indera pengecap merasakan
makanan tersebut. Karena makanan tersebut terlarut didalam
mulut maka bau makanan tercium oleh indera penciuman.
Karena penciuman mempengaruhi sistim limbik maka rasa
makanan akan mempengaruhi emosi. Oleh karena itu ada orang
menyukai makanan tertentu. Kemungkinan membaui sebelum
memasukan kemulut juga terjadi sehingga ada kemungkinan
emosi memegang peranan sebelum mencicipi. Bentuk atau
texture juga menentukan karena pemilihan texture mempengaruhi
indah atau tidaknya makanan. Tidak kalah pentingnya adalah
ketika dikunyah apakah akan menimbulkan suara yang lembut
atau kasar. Jika anda ingin bergerak dalam bidang makanan ada
baiknya anda memperhatikan fisiologi indra sebagai acuan.
Bab IV
OTOT DAN BIOELEKTRIK
4. 1 SITOSKELATON
Bergerak adalah kemampuan hewan untuk melakukan
perpindahan, ini yang membedakannya dengan tanaman. Dasar
dari pergerakan adalah transformasi energi kemomekanik. Semua
energi adenosin trifosfat (ATP) di konversikan menjadi energi
mekanik pergerakan otot. Dalam evolusinya terjadi spesialisasi
fungsi otot seperti otot rangka atau otot lurik, otot polos dan otot
jantung. Pergerakan sendiri merupakan proses yang menarik,
karena dari energi kimia langsung di ubah menjadi energi
mekanis (energi pembakaran bahan bakar fosil memerlukan
konversi panas atau listrik terlebih dahulu sebelum digunakan).
Pergerakan muncul ditingkat jaringan, seluler dan subseluler.
Pada umumnya jaringan otot hewan teradaptasi untuk kontraksi
dan pergerakan seperti menekuk lengan, detak jantung atau
kontraksi uterin pada waktu melahirkan. Pada manusia sekitar
40% dari tubuh adalah otot rangka dan mengkonsumsi energi
yang tinggi. Otot mengkonsumsi sekitar 25% oksigen yang
diambil oleh tubuh untuk membakar energi kontraksi otot.
Pada tingkat seluler titik beratnya adalah pergerakan dari
sel dilingkungannya. Pergerakan seluler terlihat pada organisme
sederhana seperti pergerakan dari amoeba, protozoa, sperma
dan migrasi sel selama embriogenesis. Dasar molekuler
kontraksi untuk semua otot sama yakni aktin dan miosin, bahkan
molekul-molekul ini juga digunakan untuk motilitas dari sel
ekariot Bab ini hanya akan membahas pergerakan pada otot
rangka, jantung dan otot polos.
Gambar 4.8: Gambar dari molekul miosin dengan rantai ringan dan
heliks bergandanya. Pada kepala miosin terdapat molekul enzim ATP
ase
troponin subunit I akan semakin menjauh dari miosin dan 6.
Ca2+ kembali ke sarkoplasmik reticulum. 7. Aktin dan miosin
saling menjauh. Demikian siklus kontraksi otot berlangsung.
Secara umum kontraksi otot yang melibatkan aktin-
miosin-ATP dan kalsium dapat dilihat pada pada gambar 4.7
dan ringkasan siklus kontraksi otot ada di gambar 4.9. Terlihat
juga pembentukan ATP diperlukan untuk relaksasi otot.
api yang akan berangkat beberapa saat lagi. Apabila anda tidak
lari maka anda akan terlambat dan apabila anda terlambat
andapun akan terlambat datang ketempat kerja dan indeks kinerja
anda akan berkurang. Tindakan anda pertama adalah lari
mengejar waktu yang tertinggal. Pada diri anda ada empat
peristiwa penanganan energi:
1. Tiga detik pertama cukup menggunakan ATP yang ada di
dalam sel.
2. 8-10 detik otot akan menggunakan kreatin fosfat, cadangan
yang menyiapkan ATP.
3. Karena anda belum juga sampai di kereta api maka anda masih
terus berlari. Cadangan glikogen (tidak memerlukan oksigen)
akan terdegradasi dan membentuk glukosa.
4. Masih juga belum sampai di kereta api maka otot akan
menggunakan respirasi aerobik (ATP menggunakan oksigen).
berasal dari ekstraseluler. Pada sel otot jantung ada kanal Ca2+.
Ion Ca2+ yang masuk ke dalam sel akan mengaktifkan reseptor
rianodin dan merangsang pelepasan Ca2+ dari sarkoplasmik
reticulum (SR). Ion Ca2+ yang dilepaskan dari SR jauh lebih
banyak daripada yang masuk dari luar akan tetapi SR tidak akan
dapat melepaskan Ca2+ tanpa rangsangan Ca2+ yang berasal dari
ekstraseluler. Mekanisme kontraksi berikutnya sama dengan
kontraksi pada otot rangka, adanya ikatan Ca2+ ditroponin dan
saling lintas aktin-miosin. Seperti halnya otot rangka, relaksasi
diikuti dengan lepasnya ion Ca2+dari troponin. Penanganan ion
Ca2+ pada otot jantung sangat penting. Tanpa pengaturan yang
ketat akan terjadi akumulasi Ca2+ di sitosol, akibatnya akan
terjadi kontraksi otot jantung yang berkepanjangan. Penukar
Na+/Ca2+ ( NCX) memegang peranan penting dalam proses
penanganan Ca2+ di intraseluler setelah kontraksi (telah dibahas
di bab I). Pertukarannya adalah 3Na+ masuk ke dalam sel dan
Ca2+ keluar sel (perhitungannya ada di bab I). Mitokondria turut
serta membantu menjaga konsentrasi ion Ca2+ di sitosol dengan
cara menampungnya melalui kanal Ca2+ dan mengeluarkannya
melalui penukar Na+/Ca2+ (gambar 4.17)
Naiknya gaya kontraksi atau kekuatan kontraksi selaras dengan
potensial aksi. Lamanya periode refraktori yang panjang akan
mencegah masuknya ion Ca2+ dan terjadinya kontraksi tetani.
Otot dapat relaks diantara denyut dan menghasilkan pengaturan
denyut jantung.
Karena otot jantung membentuk sinctitium dan karena
potensial aksi jantung mengarah kekontraksi otot jantung, maka
rangsangan potensial aksi pada sel jantung akan menuju ke
potensial ambang dan akhirnya menyebar keseluruh otot jantung
untuk berkontraksi. Hampir seluruh sel jantung akan tetap diam
apabila tidak dirangsang, akan tetapi adanya sel tertentu ini
menyebabkan potensial spontan yang menuju ke ambang batas
dan mengawali potensial aksi, disebut pace maker. Hanya di
nodus sinus atria yang dapat mencapai potensial ambang batas
dan dapat membuat sel terdepolarisasi.
Gambar 4.16: Gambar kiri potensial aksi sel kontraktil, kanan potensial
aksi sel autoritmik.
http://people.eku.edu/ritchisong/301notes5.htm
Gambar 4.19: Perbandingan otot polos single unit dan multi unit
https://www.studyblue.com/notes/note/n/bchem-2-study-guide-2012-13-
may/deck/971816