A9518 MDL Rehabilitasi Jaringan Irigasi PDF
A9518 MDL Rehabilitasi Jaringan Irigasi PDF
MODULMODUL
08 08
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Rehabilitasi Jaringan Irigasi sebagai Materi
Substansi dalam Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru. Modul ini
disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
di bidang Sumber Daya Air.
Modul Rehabilitasi Jaringan Irigasi disusun dalam 5 ( lima ) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami rehabilitasi
jaringan irigasi dalam operasi dan pemeliharaan irigasi. Penekanan orientasi
pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Rehabilitasi Jaringan Irigasi terdiri dari tiga kegiatan belajar. Kegiatan
belajar pertama membahas kegiatan rehabilitasi irigasi. Kegiatan belajar
kedua membahas tata cara rehabilitasi irigasi. Kegiatan belajar ketiga
membahas perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi
partisipatip.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan
dapat menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat
memahami dengan baik materi yang merupakan dasar dari pekerjaan
Rehabilitasi Jaringan Irigasi. Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan
dapat membaca terlebih dahulu tentang pemeliharaan jaringan irigasi dan
penangggulangan bencana.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/ Fasilitator, adanya
kesempatan Tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vii
MODUL 8 REHABILITASI JARINGAN IRIGASI
viii PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 8 REHABILITASI JARINGAN IRIGASI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat kondisi dan fungsi irigasi telah jauh menurun kegiatan OP tidak
akan bisa mengatasi kerusakan jaringan untuk mengembalikan pada
fungsi aslinya. Hal ini disebabkan kegiatan OP khususnya P, baik dari
segi difinisi atau lingkup pekerjaannya sangat terbatas sekali dalam
perbaikan saluran dan bangunan irigasi.
BAB II
KEGIATAN REHABILITASI IRIGASI
Pasal 14:
1. Sebelum melaksanakan desain pembangunan dan/atau peningkatan
jaringan irigasi primer dan sekunder, penanggung jawab kegiatan
melaksanakan survai penelusuran lapangan baik sendiri maupun bekerja
sama dengan masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A untuk mendapatkan
gambaran nyata mengenai kondisi di lapangan.
2. Berdasarkanhasil survai penelusuran lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), penanggung jawab kegiatan melaksanakan pembuatan
desain partisipatip jaringan irigasi baik sendiri maupun bekerja sama
dengan masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A.
3. Hasil pembuatan desain sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
disosialisasikan kepada masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A, baik yang
terlibat maupun yang tidak terlibat langsung dalam proses pembuatan
Pasal 15:
1. Penanggung jawab kegiatan bertanggung jawab dalam pengadaan tanah
untuk pembangunan dan/atau peningkatan jaringan irigasi sesuai dengan
kebutuhan.
Pasal 16:
Pelaksanaan konstruksi untuk pembangunan dan/ atau peningkatan jaringan
irigasi primer dan sekunder dapat dilaksanakan dengan cara swakelola atau
kontraktual.
Pasal 17:
1. Pelaksanaan pekerjaan dengan cara swakelola sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
2. Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat berpartisipasi dalam
pelaksanaan pekerjaan swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pada daerah irigasinya berdasarkan kesepakatan bersama yang
ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan dan wakil masyarakat
petani/ P3A/ GP3A/ IP3A.
3. Kesepakatan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling
sedikit memuat:
a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan;
dan
b. Bentuk partisipasi masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dalam
pekerjaan pembangunan dan/ atau peningkatan jaringan irigasi primer
dan sekunder yang akan dilaksanakan.
Pasal 18:
1. Pelaksanaan pekerjaan dengan cara kontraktual sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan secara kontraktual sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat berpartisipasi
dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan/atau peningkatan
jaringan irigasi pada daerah irigasinya berdasarkan kesepakatan
kerjasama penanggung jawab kegiatan dengan masyarakat petani/ P3A/
GP3A/ IP3A dan/ atau dengan kontraktor.
3. Pelaksanaan pekerjaan secara kontraktual sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A pada daerah
irigasinya berdasarkan kesepakatan kerjasama antara wakil masyarakat
petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dan wakil kontraktor dengan diketahui oleh
penanggung jawab kegiatan.
4. Kesepakatan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (3), paling
sedikit memuat:
a. Rincian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor; dan
b. Bentuk partisipasi masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dalam
pekerjaan pembangunan dan/ atau peningkatan jaringan irigasi primer
dan sekunder yang akan dilaksanakan.
Pasal 19:
1. Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat melaksanakan pembangunan
dan/atau peningkatan jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya berdasarkan izin dari Menteri, sesuai
dengan kewenangannya dalam pengelolaan sumber daya air.
2. Pembangunan dan/atau peningkatan jaringan irigasi yang dilaksanakan
sendiri oleh masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan mulai dari tahap perencanaan,
pembiayaan sampai dengan tahap pelaksanaan.
3. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi izin prinsip alokasi air,
izin lokasi, dan persetujuan terhadap rencana/ desain jaringan irigasi
primer dan sekunder yang didasarkan pada norma, standar, pedoman,
dan manual yang dikeluarkan oleh Menteri sesuai dengan
kewenangannya dalam pengelolaan sumber daya air.
4. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat diberikan setelah
memperhatikan kemampuan kelembagaan, kemampuan teknis, dan
kemampuan pembiayaan masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A.
a) Untuk itu dalam rehabilitasi irigasi diharapkan Masyarakat petani/ P3A/
GP3A/ IP3A dapat berperan serta dalam kegiatan perbaikan fisik
jaringan, atau setidaknya berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan.
2.4 Latihan
1. Jelaskan tanda-tanda klasifikasi rehabilitasi jaringan irigasi!
2. Jelaskan dengan singkat penyebab dilakukannya kegiatan rehabilitasi
berat!
3. Jelaskan dengan singkat peran P3A/ GP3A/ GP3A dalam rehabilitasi
jaringan irigasi!
2.5 Rangkuman
2.6 Evaluasi
1. Data pendukung untuk kegiatan rehabilitsi jaringan irigasi diperlukan
agar.....
a. Pekerjaan dikerjakan sesuai dengan kebutuhan
b. Pekerjaan berhasil dengan sesuai gambar rencana
c. Pekerjaan dapat dikerjakan tepat waktu
d. Pekerjaan diterima oleh direksi
BAB III
TATA CARA REHABILITASI IRIGASI
Setelah indikator dan bobot bagian ditetapkan perlu diberi nilai bagian
untuk masing-masing bagian bangunan seperti terlihat pada kolom (3).
Perkalian bobot bagian dengan nilai bagian adalah nilai maksimum indeks
kondisi untuk masing- masing bagian bangunan bobot untuk masing-
masing indikator (kolom 4). Kemudian dari data lapangan, hasil
inventarisasi, analisa tingkat kerusakan, dan tingkatan fungsi dapat
ditetapkan berapa indeks kondisi masing-masing bagian bangunan yang
ada (kolom 5).
Jadi dari keempat skenario tersebut bisa diikuti hubungan antara input-
ouput OP. Skenario 4 adalah sisitim OP yang paling ideal sehingga
selama umur layanan prasarana irigasi tidak akan ada rehabilitasi irigasi.
Skenario 1, menggambarkan tingkat layanan yang cepat menurun dalam
jangka amat pendek. Untuk mengembalikan fungsi irigasi dilakukan
dengan rehabilitasi dengan input yang besar. Pada saat ini tingkat
layanan akan kembali naik seperti semula.
Ditengah perjalanan operasi sistim irigasi ada garis batas dimana tingkat
layanan minimal yang masih efisien. Dibawah tingkat layanan ini
sisitim irigasi tidak efisien lagi. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan berupa
rehabilitasi, yaitu suatu upaya untuk mengembalikan tingkat layanan
seperti semula. Perbaikan yang berdampak pada kenaikan tingkat layanan
lebih dari semula, disebut peningkatan sisitim irigasi. Termasuk dalam
kegiatan peningkatan adalah: Penambahan luas sawah, penambahan
indek pertanaman, memperbesar dimensi saluran dan lain sebagainya.
Dari uraian sub kegiatan belajar 3.2. batas Indeks Kondisi Jaringan Irigasi
dapat diusulkan sebagai berikut:
1. Indeks Kondisi Jaringan Irigasi Baik Sekali : bila Kl > 90%
2. Indeks Kondisi Jaringan Irigasi Baik : bila nilai 90% > Kl > 80%
3. Indeks Kondisi Jaringan Irigasi sedang : bila nilai 80% > Kl > 60%
4. Indeks Kondisi Jaringan Irigasi Kurang : bila nilai Kl < 60%
Proses ini akan menaikkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab (sense
of belonging and sense of responsibility) masyarakat tani atas keberadaan
jaringan irigasi di sekitarnya. Sehingga semangat partisipasi dapat lebih
Aspirasi masyarakat dapat ditampung dalam PKM ini. Namun tentu tidak
semua aspirasi dapat ditampung. Jadi ada aspirasi yang sepenuhnya dapat
ditampung, ada yang dapat ditampung sebagian, dan ada yang tidak bisa
diterima. Dalam forum PKM kompromi dapat dilakukan antara pemerintah
dan petani.
3.9 Latihan
1. Jelaskan dengan singkat pentingnya melaksanakan inventarisasi
jaringan irigasi!
2. Uraikan dengan singkat tujuan evaluasi indeks kondisi jaringan irigasi!
3. Sebutkan tahapan pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi!
3.10 Rangkuman
3.11 Evaluasi
1. Kegiatan rehabilitasi dilaksanakan berdasarkan pada....
a. Besarnya biaya pelaksanaan
b. Gambar perencanaan
c. Hasil penelusuran jaringan
d. Indek kondisi jaringan irigasi
BAB IV
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN REHABILITASI
JARINGAN IRIGASI PARTISIPATIP
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan perencanaan dan
pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi partisipatip.
Pasal 4:
(1) Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilaksanakan di
seluruh daerah irigasi.
(2) Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diselenggarakan secara partisipatip, terpadu,
berwawasan lingkungan hidup, transparan, akuntabel, dan berkeadilan
dengan mengutamakan kepentingan dan peran serta masyarakat
petani/ P3A/ GP3A/ IP3A.
(3) Partisipasi masyarakat petani sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dapat disalurkan melalui perkumpulan petani pemakai air di wilayah
kerjanya.
(4) Partisipasi masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), dilaksanakan untuk meningkatkan rasa memiliki, rasa
tanggung jawab, serta meningkatkan kemampuan masyarakat petani/
P3A/ GP3A/ IP3A dalam rangka mewujudkan efisiensi, efektivitas, dan
Pasal 6:
(1) Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilaksanakan dengan
pendayagunaan sumber daya air yang didasarkan pada keterkaitan
antara air hujan, air permukaan, dan air tanah secara terpadu dengan
mengutamakan pendayagunaan air permukaan.
(2) Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan dengan prinsip satu sistem irigasi satu
kesatuan pengembangan dan pengelolaan, dengan memperhatikan
kepentingan pemakai air irigasi dan pengguna jaringan irigasi di bagian
hulu, tengah, dan hilir secara selaras.
Pasal 7:
(1) Dalam menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
primer dan sekunder, Menteri mempunyai wewenang dan tanggung
jawab dalam:
a) Menyusun pokok-pokok kebijakan pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi;
b) Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar provinsi dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;
c) Menetapkan norma, standar, kriteria, dan pedoman pengembangan
dan pengelolaan sistem irigasi;
d) Menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha, atau pada
daerah irigasi lintas provinsi, daerah irigasi lintas negara, dan daerah
irigasi strategis nasional;
e) Memberikan bantuan teknis dalam pengembangan dan pengelolaan
Pasal 8:
Penyuluhan dan penyebarluasan teknologi bigang irigasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf h, dilakukan sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 9:
(1) Dalam hal pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilakukan pada
sistem irigasi tersier, P3A mempunyai hak dan tanggung jawab dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier.
(2) Hak dan tanggung jawab masyarakat petani dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi meliputi:
a) Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier;
b) Menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier yang menjadi
tanggung jawabnya; dan
c) Memberikan persetujuan pembangunan, pemanfaatan, pengubahan,
dan/ atau pembongkaran bangunan dan/ atau saluran irigasi pada
Pasal 10:
(1) Pengembangan sistem irigasi meliputi kegiatan pembangunan jaringan
irigasi baru dan/ atau peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.
(2) Dalam menyelenggarakan pengembangan sistem irigasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat
berpartisipasi mulai dari pemikirian awal, pengambilan keputusan, dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan, dan peningkatan jaringan irigasi.
(3) Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diwujudkan dalam
bentuk sumbangan pemikiran awal, gagasan, waktu, tenaga, material,
dan dana.
(4) Partisipasi masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3), dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a) sukarela dengan berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat;
b) kebutuhan, kemampuan, dan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A di daerah irigasi yang
bersangkutan; dan
c) bukan bertujuan untuk mencari keuntungan.
Sebelum final, perlu didiskusikan dengan semua pihak terkait (GP3A dan
lain- lain).
a) Uraian
Perencana harus mengumpulkan segala data/informasi yang sekiranya
akan terkait dengan desain rehabilitasi Daerah Irigasi tersebut, yaitu
antara lain:
1) Laporan/catatan kerusakan dari para petugas irigasi (Juru
Pengairan, dan lain-lain)
2) Gambar purnalaksana
3) Laporan PSETK atau PSTK yang terdahulu
4) Peta dasar Daerah Irigasi
5) Gambar skema jaringan dan skema bangunan
6) Data O&P
b) Hasil
Perencana harus mengevaluasi segala data dan informasi tersebut,
untuk menjadi gambaran desain awal, sebagai arah desain
rehabilitasi yang akan dilaksanakan, kemudian akan di-diskusi-kan
lebih lanjut.
Rencana Rehabilitasi:
(a) Pihak konsultan/ perencana lebih dulu sudah melihat kondisi
Daerah Irigasi yang akan direhabilitir dan sudah mendapat
masukan/ penjelasan dari pejabat Dinas Pengairan (Pengamat
Pengairan dll) sehingga konsultan/ perencana sudah
mempunyai gambaran awal bagaimana arah desain
Rehabilitasi tersebut.
(b) Kemudian pihak konsultan/ perencana menjelaskan kepada
yang hadir: bagian – bagian mana dari jaringan irigasi yang
perlu dilihat untuk lebih dicermati dan kemungkinan ada saran/
usul dari instansi lain termasuk P3A/ GP3A/ IP3A.
3) Membentuk tim penelusuran jaringan, yang terdiri dari: unsur
Pemerintah, para pemakai air dan lain – lain.
(a) Dari Pemerintah : Dinas Pengairan, Dinas Pertanian, dan lain –
lain.
(b) Dari Pemakai Air: Masyarakat Petani/ P3A/ GP3A/ IP3A.
(c) Dari Konsultan/ Perencanaan. Dan lain – lain dipandang perlu.
(d) Sebagai Ketua tim adalah dari Dinas Pengairan.
(e) Sebagai Sekretaris tim adalah dari konsultan/ perencana.
Total anggota tim, sebaiknya tidak lebih dari 7 orang (terdiri
dari unsur Pemerintah dan dari unsur lain P3A/ GP3A/ IP3A).
d) Jadwal penelusuran jaringan
tim lalu membuat jadwal, kapan akan dilakukan penelusuran jaringan.
Perlu juga untuk dirumuskan dulu oleh tim yaitu bagian – bagian mana
dari jaringan irigasi yang akan ditelusuri/ dilihat.
e) Demi kelancaran pekerjaan
semua biaya rapat dan penelusuran jaringan, dibebankan kepada
pihak konsultan/perencana.
f) Hasil Pertemuan/ Rapat
Supaya dibuat catatan hasil pertemuan/rapat, yang terdiri dari:
1) Daftar hadir
2) Susunan team penelusuran jaringan
3) Hasil diskusi/ Tanya jawab:
Jadwal penelusuran.
Kesepakatan lainnya.
b) Swakelola
Surat atau Nota Kesepahaman dibuat antara P3A/ GP3A dengan
Dinas PSDA Provinsi/ Kabupaten sebagai penanggung jawab kegiatan
yang paling sedikit memuat: rincian pekerjaan yang akan dilakukan
oleh penanggung jawab kegiatan dan bentuk partisipasi P3A/ GP3A
dalam pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi
b) Swakelola
Dinas PSDA Provinsi/ Kabupaten memberi tahukan secara tertulis
kepada P3A/ GP3A mengenai dimulainya pekerjaan.
1) Dilakukan pemeriksaan awal bersama oleh penanggung jawab
kegiatan/ Dinas PSDA Provinsi/ Kabupaten dengan P3A/ GP3A.
2) Pelaksanaan pekerjaan P3A/ GP3A diawasi/ dibimbing oleh petugas
Dinas PSDA Provinsi/ Kabupaten.
3) Pembuatan laporan dan dokumen pelaksanaan pekerjaan
dilakukan oleh Dinas PSDA Provinsi/ Kabupaten dengan dibantu
data-data dari P3A/ GP3A.
4) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
Dinas PSDA Provinsi/ Kabupaten.
5) Pembayaran dilakukan oleh Dinas PSDA Provinsi/ Kabupaten melalui
rekening milik P3A/ GP3A setelah P3A/GP3A mengajukan
permohonan tertulis permintaan pembayaran.
b) Perencanaan K3;
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko,
Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk
diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
c) Pengendalian Operasional;
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/ petunjuk kerja, yang
harus mencakup seluruh upaya pengendalian sasaran dan program
kerja K3, diantaranya :
1) Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan
dalam Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2) Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada
sasaran dan program kerja K3 Prediksi dan rencana penanganan
kondisi keadaan darurat tempat kerja;
3) Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
sasaran dan program kerja K3
4) Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
5) Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
d) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu
pada kegiatan yang dilaksanakan pada bagian Pengendalian
Operasional berdasarkan upaya pengendalian pada bagian
perencanaan K3 sesuai dengan uraian sasaran dan Program K3.
e) Tinjauan Ulang Kinerja K3.
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E.
diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur
sebagaimana ditetapkan pada Sasaran dan Program K3. Hal-hal yang
tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan
peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
4.13 Latihan
1. Sebutkan isi nota kesepakatan antara penyedia jasa dengan P3A/ GP3A/
IP3A!
2. Uraikan secara ringkas tahap partisipatip setelah penandatangan kontrak
pekerjaan!
3. Sebutkan secara singkat kewajiban SMK3K pada tahapan DED!
4.14 Rangkuman
4.15 Evaluasi
2. Dari desain partisipatip dan usulan GP3A akan dapat diketahui kegiatan
kegiatan yang akan dilakukan oleh GP3A. Untuk itu pada dokumen
tersebut perlu dilakukan :
a. Dokumentasi
b. Berita acara yang ditandatangani bersama
c. Penghitungan RAB
d. Metoda pelaksanaan rehabilitasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti materi
lanjutan untuk dapat memahami detail tentang rehabilitasi jaringan irigasi
serta ketentuan pendukung lainnya sehingga memiiki pemahaman yang
konprehensif mengenai kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi.
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN