MANAJEMEN UNIT
“UNIT DIALISIS”
Disusun Oleh:
Laurensius Agus Winarto 20180309187
Muhdar 20180309170
2020
UNIT DIALISIS
A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Peningkatan kesehatan di rumah
sakit harus diikuti oleh perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan baik
dari segi pelayanan kesehatan maupun kelengkapan sarana pelayanan kesehatan.
Sebagai dampak dari perkembangan IPTEK di berbagai bidang,
perkembangan industri, kepadatan penduduk, dan perubahan pola hidup dalam
masyarakat, dapat menyebabkan perubahan derajat kesehatan seseorang. Hal ini juga
dapat menyebabkan peningkatan angka kejadian suatu penyakit. Keadaan ini juga
terjadi pada kasus Penyakit Ginjal Akut (PGA) dan Penyakit Ginjal Kronis (PGK),
dimana semakin hari angka kejadiannya terus meningkat. Penyakit Ginjal Akut dan
Penyakit Ginjal Kronis memerlukan penanganan khusus dalam pelayanan kesehatan.
Pada keadaan gagal ginjal, pasien membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal
untuk memperpanjang dan mempertahankan kualitas hidup yang optimal. Terapi
ginjal terdiri dari hemodialisis, CAPD, dan transplantasi. Terapi gagal ginjal yang
ideal adalah transplantasi ginjal. Akan tetapi karena masih terdapat kendala faktor
biaya dan keterbatasan donor maka di Indonesia dialisis masih merupakan Terapi
Pengganti Ginjal (TPG) yang utama. Terapi pengganti ini merupakan sebagian dari
pengobatan pasien gagal ginjal. Selain TPG masih dibutuhkan pengobatan lain seperti
vitamin D, eritropoetin, obat pengikat fosfor, dll.
Pasien hemodialis mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya komplikasi
kardiovakular. Oleh karena itu penanganannya harus dilakukan oleh seorang dokter
yang memiliki kualifikasi Subspesialis (Konsultan Ginjal Hipertensi/KGH) atau
Dokter Internis yang memiliki kompetensi di bidang hemodialisis.
Tindakan dialisis merupakan prosedur kedokteran yang memerlukan teknologi
tinggi dan biaya tinggi sehingga menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat. Dialisis peritoneal menimbulkan resiko, oleh karena itu keselamatan
pasien serta kualitas pelayanan harus selalu diperhatikan. Agar pelayanan yang
diberikan dapat berjalan dengan benar, sarana dan prasarana yang mendukung harus
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
B. PENGERTIAN
Penyakit Ginjal Akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu
beberapa hari atau beberapa mingu ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal
(ureum dan kreatinin darah) dan keadaan urea nitrogen dalam darah (BUN ; blood
urea nitrogen) meningkat.
Penyakit Ginjal Kronis adalah suatu kondisi kerusakan ginjal yang terjadi selama 3
bulan atau lebih berupa abnormalitas struktural atau fungsional ginjal dengan atau
tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang bermanifestasi sebagai
kelainan patologis atau kerusakan ginjal termasuk ketidakseimbangan komposisi zat
di dalam darah atau urin serta ada atau tidaknya gangguan hasil pemeriksaan
pencitraan; atau suatu kondisi kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih
berupa Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang kurang dari 60 mL/menit/1,73 m lebih
dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Dialisis adalah tindakan medis pemberian pelayanan terapi pengganti fungsi ginjal
sebagai bagian dari pengobatan pasien gagal ginjal dalam upaya mempertahankan
kualitas hidup yang optimal yang terdiri dari dialisis peritoneal dan hemodialisis.
Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus
dengan tujuan mengeluarkan toksin uremik dan mengatur cairan, elektrolit tubuh.
Unit Pelayanan Dialisis adalah fasilitas pelayanan dialisis di rumah sakit
C. DESIGN/DENAH RUANGAN
No Nama Ruangan Fungsi ruangan Besaran
Ruang/Luas
1 Ruang administrator dan Ruangan untuk 3-5 m2 / petugas
rekam medik menyelenggarakan
kegiatan administrasi di
unit HD,
2 Ruang Tunggu Ruang di mana keluarga/ 1 – 1,5 m2 /orang
pengantar pasien
menunggu. Ruang ini
perlu disediakan tempat
duduk dengan jumlah
yang sesuai aktivitas
pelayanan.
3 Ruang Cuci Darah Ruang tempat pasien Min 7,2 m2 /tempat
mendapatkan tindakan tidur
cuci darah
4 Ruang isolasi cuci darah Ruang isolasi tempat Min 9 m2 /tempat
pasien mendapatkan tidur
tindakan cuci darah
5 Nurse station Ruang untuk melakukan Sesuai kebutuhan
perencanaan,
pengorganisasian asuhan
dan pelayanan
keperawatan (pre dan post
conference, pengaturan
jadwal) dokumentasi
6 Ruang konsultasi Ruang untuk melakukan Sesuai kebutuhan
konsultasi oleh dokter
spesialis penyakit
dalam/ sub spesialis
ginjal/ kepada pasien dan
keluarganya.
7 Ruang Reverse Osmosis Ruang tempat 1 mesin RO
(RO) dan Sterilisasi UV meletakkan mesin RO memiliki dimensi +
dan filter UV sebelum 1,5 x 0,6 m2
air ditampung dalam
tanki air harian. Ruang
ini dapat digabung
dengan ruang tanki air
harian.
8 Ruang Tanki Air Harian Ruang tempat meletakkan Tergantung
kapasitas tanki air.
(Ready To Use Tank) tanki yang menampung
air yang telah disterilisasi
untuk dapat langsung
digunakan oleh mesin
hemodialisa atau mesin
pembersih filter.
9 Ruang Pencucian Filter Ruang tempat Min. 4-6 m2
(Reuse Filter Cleaning) membersihkan filter agar
dapat dipergunakan
kembali. Kegiatan ini
dapat dilaksanakan di
CSSD.
10 Gudang Ruang penyimpanan alat- Sesuai kebutuhan
alat hemodialisa
11 Ruang kepala unit HD Ruang tempat kepala unit Sesuai kebutuhan
HD bekerja dan
melakukan kegiatan
perencanaan dan
manajemen.
12 Ruang Utilitas Kotor/ Fasilitas untuk membuang 4-6 m2
Spoelhoek dan tempat cuci kotoran bekas pelayanan
pasien khususnya yang
berupa cairan. Spoolhoek
berupa bak atau kloset
yang dilengkapi dengan
leher angsa (water seal)
13 Dapur kecil Sebagai tempat untuk Sesuai kebutuhan
menyiapkan makanan dan
minuman bagi mereka
yang ada di unit HD dan
sebagai tempat istirahat
petugas
14 KM/WC petugas/pasien KM/WC 2 m2 – 3 m2
Design Ruangan Unit Dialisis Rumah Sakit
D. ALUR
PASIEN
PENGANTAR PASIEN
Pengantar
ADMINISTRASI DAN Pasien
RUANG TUNGGU
PENDAFTARAN
Pasien RUANG
KONSULTASI
PULANG
E. KEBUTUHAN TENAGA
No Tenaga Kesehatan Jumlah Sertifikasi Tugas
1 Dokter Konsultan Ginjal 1 orang - Supervisor
Hipertensi (KGH)
2 Dokter Spesialis Penyakit 1 orang HD Penanggung
Dalam Jawab
3 Dokter Umum 2 orang HD Pelaksana
4 Perawat mahir 3 orang untuk 4 HD Pelaksana
mesin dialisis
(10 mesin
butuh 8 orang)
5 Teknisi elektromedik 1 orang Mesin HD Pemeliharaan
6 Administrasi 3 orang - Administrasi
7 Pekarya 3 orang - Kebersihan
F. KEBIJAKAN/SPO
1. SPO penerimaan pasien hemodialisa rutin
2. SPO penerimaan pasien baru hemodialisa
3. SPO penerimaan pasien hemodialisa BPJS
4. SPO penerimaan pasien hemodialisa non elektif
5. SPO penerimaan pasien hemodialisa travelling
6. SPO persiapan pasien hemodialisa
7. SPO persiapan mesin hemodialisa
8. SPO persiapan proses inisiasi hemodialisa
9. SPO priming, rinsing, soacking
10. SPO persiapan proses terminasi hemodialisa
11. SPO observasi durante hemodialisa
12. SPO persiapan SLED di Unit Hemodialisa
13. SPO persiapan pasien dengan akses cimino
14. SPO persiapan pasien dengan akses vena femoralis
15. SPO persiapan pasien dengan akses CDL
16. SPO persiapan mengganti transfer set CAPD
17. SPO reuse dializer
18. SPO pendampingan pasien hemodialisa
19. SPO tata kerja ruang hemodialisa
20. SPO pelayanan pasien hemodialisa
21. SPO pembersihan ruangan hemodialisa
22. SPO penyimpanan dializer
23. SPO pemberian tranfusi darah saat hemodialisa
24. SPO penanganan pasien hemodialisa dengan hepatitis B
25. SPO penanganan komplikasi saat hemodialisa
26. SPO pemberian heparinisasi pada saat hemodialisa
27. SPO melakukan desinfektan mesin hemodialisa
28. SPO penatalaksanaan pasien hemodialisa dengan HIV
29. SPO teknik pemberian terapi eritropoetin
30. SPO mengganti dializer bocor / blood leak
31. SPO penyuluhan/edukasi pasien hemodialisa
DAFTAR PUSTAKA
Menkes RI.2020.Peraturan Menteri Kesehatan No 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit.
Menkes RI. 2012. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B
Menkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan No 812 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Dialisis Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.