Anda di halaman 1dari 8

URAIAN STANDARD UNIT RUMAH SAKIT

UNIT: RAWAT JALAN

NAMA JUMLAH KETERANGAN


Menyesuaikan jumlah pelayanan Saat ini unit rawat jalan
memiliki SDM
berjumlah 11 orang di
antaranya:
STANDARD SDM
2 Bidan
1 perawat gigi
1 fisioterapi
7 perawat umum
Pelayanan yang diberikan RS tipe D Masing- Saat ini unit rawat jalan
meliputi: masing 1 memiliki 11 klinik:
1. Pelayanan medik umum, 1. Klinik penyakit
diantaranya: meliputi pelayanan dalam
medik dasar, medik gigi mulut, 2. klinik anak
kesehatan ibu dan anak, dan 3. klinik bedah
STANDARD keluarga berencana 4. klinik obsgyn
PELAYANAN 2. Pelayanan spesialis dasar 5. klinik orthopedi
MINIMAL meliputi pelayanan penyakit 6. klinik saraf
dalam, kesehatan anak, bedah, 7. klinik urologi
dan/atau obstetri dan ginekologi. 8. klinilk jantung dan
pembuluh darah
9. klinik THT
10. klinik Gigi muluit
11. klinik Fisioterapi
STANDARD RUANG RAWAT JALAN RUANG RAWAT
SARPRAS/GEDUNG 1. Letak ruang rawat jalan harus JALAN
mudah diakses dari pintu masuk Pada point 4, untuk saat
utama rumah sakit dan memiliki ini di ruang rawat jalan
akses yang mudah ke ruang belum memiliki ruang
rekam medis, ruang farmasi, pemeriksaan untuk
ruang radiologi, dan ruang pasien menular
laboratorium A. RUANG TUNGGU
2. Ruang rawat jalan harus  point 1 Ruang
memiliki ruang tunggu dengan tungu yg tersedia
kapasitas yang memadai dan merupakan
sesuai kajian kebutuhan gabungan untuk
pelayanan beberapa klinik
3. Desain ruangan pemeriksaan  point 6, ruang
pada ruang rawat jalan harus tunggu anak
dapat menjamin privasi pasien bercampur
4. Dalam hal terdapat ruangan dengan ruang
pemeriksaan untuk pasien tunggu pasien
menular pada ruang rawat jalan, penyakit dalam
letak dan desain ruangan
pemeriksaan untuk pasien
menular harus dapat mengontrol
penyebaran infeksi.

A. RUANG TUNGGU B. RUANG KLINIK


1. Tiap tiap Klinik harus memiliki  Point 1, masih
ruang tunggu tersendiri dengan terdapat
kapasitas yang memadai beberapa
2. Luas ruang tunggu menyesuaikan ruangan yang
kebutuhan kapasitas pelayanan sulit untuk
dengan perhitungan 1-1,5 pergerakan
m2/orang petugas, pasien
3. Ruangan harus dijamin terjadinya dan peralatan
pertukaran udara baik alami seperti: klinik
maupun mekanik dengan total obgyn, klinik
pertukaran udara minimal 6 kali anak, klinik
per jam urologi
4. Ruangan harus mengoptimalkan  Point 3, dinding
pencahayaan alami mudah berjamur
5. Ruang tunggu dilengkapi dengan  Point 4, masih
fasilitas desinfeksi tangan banyak kabel
6. Ruang tunggu untuk pasien yang terurai
penyakit menular harus dipisah
dengan pasien tidak menular C. RUANG LAKTASI
khususnya pasien anak dan  Point 2, belum
kebidanan. tersedia wastafel
B. NURSE STATION  Point 3, belum
harus disediakan fasilitas meja tersedia kursi
dan kursi untuk kebutuhan sofa
pendokumentasian.  Point 4, belum
tersedia meja
C. RUANGAN KLINIK bayi
(KONSULTASI,  Point 5, ruangan
PERIKSA/TINDAKAN) masih pengap
DALAM, ANAK, BEDAH
1. Luas ruangan klinik 9-24 m2 D. RUANG
dengan memperhatikan ruang PENYULUHAN
gerak petugas, pasien dan Belum ada
peralatan.
2. Disediakan wastafel dan fasilitas
desinfeksi tangan.
3. Bahan bangunan yang digunakan
tidak boleh memiliki tingkat
porositas yang tinggi.
4. Setiap ruangan disediakan
minimal 2 (dua) kotak kontak
dan tidak boleh ada percabangan/
sambungan langsung tanpa
pengamanan arus.
5. Ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik. Untuk
ventilasi mekanik minimal total
pertukaran udara 6 kali per jam,
untuk ventilasi alami harus lebih
dari nilai tersebut.
6. Ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 200 lux
7. Untuk kelompok ruangan klinik
penyakit menular harus
dipisahkan dengan klinik
penyakit tidak menular baik
akses, alur maupun ruangannya.
8. Untuk ruangan klinik yang
menangani pasien penyakit
menular melalui udara (airborne),
pertukaran udara minimal 12 kali
per jam

D. KLINIK GIGI
1. Luas ruangan klinik gigi 20- 30
m2 dengan memperhatikan ruang
gerak petugas, pasien dan
peralatan.
2. Disediakan wastafel dan fasilitas
desinfeksi tangan.
3. Bahan bangunan yang digunakan
tidak boleh memiliki tingkat
porositas yang tinggi.
4. Setiap ruangan disediakan
minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan
kabel/kotak kontak tambahan.
5. Ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik. Untuk
ventilasi mekanik minimal total
pertukaran udara 6 kali per
Jumlah klinik menyesuaikan
klasifikasi rumah sakit dan kajian
kebutuhan pelayanan, untuk
ventilasi alami harus lebih dari
nilai tersebut.
6. Ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 200 lux.
7. Kompresor peralatan dental chair
diletakkan di tempat yang aman
dan getaran diminimalisir

E. KLINIK KEBIDANAN
1. Luas ruangan klinik kebidanan
16-30 m2 dengan memperhatikan
ruang gerak petugas, pasien dan
peralatan.
2. Disediakan wastafel dan fasilitas
desinfeksi tangan.
3. Bahan bangunan yang digunakan
tidak boleh memiliki tingkat
porositas yang tinggi.
4. Setiap ruangan disediakan
minimal 2 (dua) kotak kontak
dan tidak boleh ada percabangan/
sambungan langsung tanpa
pengamanan arus.
5. Ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik. Untuk
ventilasi Jumlah klinik
menyesuaikan klasifikasi rumah
sakit dan kajian kebutuhan
pelayanan mekanik minimal total
pertukaran udara 6 kali per jam,
untuk ventilasi alami harus lebih
dari nilai tersebut.
6. Ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 200 lux

F. RUANGAN LAKTASI
1. Letak berdekatan/bersebelahan
dengan klinik kebidanan dan
penyakit kandungan.
2. Disediakan wastafel di ruangan.
3. Disediakan fasilitas tempat
duduk dengan sandaran tangan.
4. Disarankan tersedia meja bayi.
5. Ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik. Untuk
ventilasi mekanik minimal total
pertukaran udara 6 kali per jam,
untuk ventilasi alami harus lebih
dari nilai tersebut.
6. Ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya minimal 100
lux.

G. KM/WC (Toilet)
1. Disediakan minimal satu toilet
aksesibel untuk pasien dan
pengunjung.
2. Luas toilet aksesibel minimal 2x2
m.
3. Persyaratan toilet aksesibel
sebagaimana diatur dalam poin
G. Desain Komponen Bangunan
Rumah Sakit
4. Bahan penutup lantai harus tidak
licin. Lantai tidak boleh
menggenangkan air buangan.
Jumlah toilet disesuaikan dengan
kebutuhan
5. Pintu harus mudah dibuka dan
ditutup untuk memudahkan
pengguna kursi roda.
6. Pintu harus bisa dibuka dari luar.
7. Daun pintu toilet tidak boleh
berlubang/kisi-kisi.
8. Ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 10 kali
per jam
9. Ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 100 lux.

H. RUANG PENYULUHAN
1. Luas ruangan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan.
2. Disediakan wastafel di ruangan.
3. Ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik. Untuk
ventilasi mekanik minimal total
pertukaran udara 6 kali per jam,
untuk ventilasi alami harus lebih
dari nilai tersebut.
4. Ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 200 lux
STANDARD ALAT A. klinik penyakit dalam Ketersediaan alkes saat
KESEHATAN 1. meja periksa ini:
2. bed periksa A. Klinik penyakit
3. tensimeter digital dalam, point:
4. tensimeter anaeroid 1. Ada
5. film viewer 2. Ada
6. penlight 3. Belum ada
7. stetoscope 4. Center di nurse
8. thermometer digital station
B. klinik bedah 5. Ada
1. meja periksa 6. Belum ada
2. bed periksa 7. Ada
3. stetoscope 8. Center di nurse
4. reflek hammer station
5. penlight B. Klinik bedah, point:
6. TCD/transcranial dopler 1. Ada
7. tensimeter digital 2. Ada
8. tensimeter anaeroid 3. Ada
9. lampu kepala 4. Belum ada
10. lampu periksa 5. Belum ada
11. thermometer digital 6. Belum ada
12. film viewer 2 slides 7. Belum ada
13. alat pembuka gips (manual 8. Center di nurse
dan electric) station
14. suction pump portable 9. Belum ada
C. klinik anak 10. Ada
1. ECG 11. Center di nurse
2. Infant and baby pediatric station
resuscitation 12. Ada, 1 slides
3. Infant and baby pediatric 13. Belum ada
stetoscope C. Klinik anak, point;
4. Examination lamp/lampu 1. Center di R.
periksa Tindakan
5. Sypgmomanometer dengan 2. Belum ada
manset untuk anak dan bayi 3. Ada
6. Infant dan baby weighting 4. Ada
scale 5. Belum ada
7. Thermometer rectal 6. Ada
8. Thermometer axial 7. Belum ada
9. Ferlek hammer 8. Ada
10. Cold vaksin: kulkas vaksin, 9. Belum ada
termos portable 10. Belum ada
11. Vena section set 11. Belum ada
12. Baby suction pump 12. Belum ada
13. Oxygen set dan flow meter 13. Center di R.
14. Nebulizer Tindakan, oxy
15. Tongue spatel (stainless steel) concentrator
D. Klinik obsgyn 14. Center di R.
1. Meja periksa kebidanan Tindakan
2. Meja periksa gynecologi 15. Ada
3. Timbangan dewasa D. Klinik Obsgyn
4. Stetoscope 1. Ada
5. Thermometer 2. Ada
6. Doppler 3. Center di nurse
7. Examination lamp station
8. Gynecological examination 4. Ada
set 5. Center di nurse
9. Pap smear kit station
10. IUD kit 6. Belum ada
11. Implant kit 7. Ada
12. USG transvaginal 8. Belum ada
13. USG 4 dimensi 9. Belum ada
14. USG 3 dimensi 10. Ada
15. USG 2 dimensi 11. Ada
16. Colposcopy 12. Ada
17. Forcep biopsy 13. Ada, gambar
18. Stetoscope laenek tidak bagus
19. Sterilisator portable 14. Ada
20. Cardiotography 15. Ada
21. Minor surgery set 16. Belum ada
22. Office hysteroscopy 17. Belum ada
23. Suction pum 18. Belum ada
24. Utility trolly 19. Ada, di R.
25. Lemari obat kaca orthopedi
26. Bak instrument kaca 20. Belum ada
27. Tromol kassa 21. Ada
28. EKG 22. Belum ada
29. Nierbekhen 23. Belum ada
30. Kursi dorong 24. Ada
31. Standar infus 25. Belum ada
32. Sonde uterus 26. Belum ada
33. Tampon tang 27. Belum ada
34. Bak instrument 28. Center di R.
tindakan
29. Ada
30. Ada, center di
depan
31. Ada, di R.
tindakan
32. Ada
33. Ada
34. Ada
STANDARD LAIN REHABILITASI MEDIK Belum memiliki ruang
1. Pemeriksaan/penilaian rehabilitasi medik
a. Meja periksa
b. Examination lamp
2. Diagnostic
a. Goniometer
b. Food trolley desentralisasi
c. Inclinometer
d. Nebulizer jet
e. Nebulizer ultrasound
f. Oximeter
g. Tensimeter digital
h. Tensimeter anaeroid
i. Stetoscope
3. Fisioterapi pasif
a. Cane set
b. Crutches set
c. Electro stimulation and
analgesia
d. Examination table
e. Exercise bicycle
f. Lampu infrared
g. Mathras
h. Microwave diathermy
i. Platform walker
j. Reciprocal walker
k. Recerse walker
l. Rolling triceps walker
m. Rolling/gliding walker
n. Standar walker
o. Kursi roda
p.
4. GIP
Peralatan ruang GIP

1. Permenkes no 56 Th 2014
DASAR HUKUM
2. Permenkes no 24 Th 2016

Anda mungkin juga menyukai