Anda di halaman 1dari 39

PROSES PELAKSANAAN HAEMODIALISA

No.Dokumen Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/001 1/3


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur
Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Haemodialisa adalah prosedur tindakan untuk memisahkan darah
dari zat –zat sisa atau racun yang dilaksanakan dengan
mengaliran darah melalui membran semipermiabel dimana zat
sisa atau racun ini dialihkan dari darah kecairan dialisat yang
kemudian dibuang,sedangkan darah kembali lagi kedalam
tubuh.hal ini sesuai dengan arti dari haemo yang berarti darah
dan dialysis yang berarti memindahkan. Haemodialisis
merupakan metode yang paling umum digunakan dalam
pengobatan gagal ginjal stadium akhir dan permanen

Tujuan Meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal terminal.

Kebijakan
prosedur A. Persyaratan :
 Surat persetujuan tindakan sebulan 1x
 Surat izin dialisis
 Formulir dialisis
 Traveling haemodialisa
 Formulir Laboratoriaum
 Formulir Radiaologi
 Dll

B. Pelaksanaan:
Menyiapkan Pasien:
1. Persiapan mental,memberitahu kepada pasien bahwa
akan dilakukanHD,Memberi penjelasan dan motivasi
mengenai proses HD dan komplikasi yang mungkin
terjadi selama HD.
2. Persiapan fisik,menimbang berat badan,observasi
keadaan umum,observasi tanda tanda vital,mengatur
posisi.
3. Mengisi izin Haemodialisa /persetujuan HD harus
tertulis,pasien dan keluarga harus mendapatkan
imformasi yang jelas tentang HD.
4. Izin HD merupakan dasar pertangung jawaban yang
sah bagi dokter kepada pasien dan keluarga.
5. Surat izin HD disimpan pada Rekam medis.
Prosedur
C. Proses Haemodialisa
1. Menyiapakan sarana hubungan sirkulasi untuk
menghubungkan sirkulasi darah dari mesin
dengan sirkulasi sistemik dilakukan dengan:
a. cara sementara yaitu pungsi V femoralis untuk
inlet dan untuk outlet dapat dipilih salah satu
vena di tangan
b. Cara pemanen yaitu dengan membuat shunt
antara lain cimino shunt dan seribner shunt
2. Anti koagulansia yaitu obat yang diperlukan
untuk mencegah pembekuan darah selama
HD.obat yang digunakan adalah Heparin:
a. Intermiten : diberikan selama 1 jam
b. Continous : terus terusan selama HD berjalan
c. Minimal : diberikan pada waktu menyiapkan
sirkulasi
Darah.
d. Regional :Pada ABL diberikan heparin pada
BL di berikan protamin.Dosis
heparin:1000unit/jam Dosis awal :diberikan
pada waktu Punksi kesirkulasi sisemik dan
padawaktu Darah mulai ditarik. Dosis
selanjutnya diberikan kesirkulasi Ekstra
corporeal.

Unit terkait Haemodialisa


PEMAKAIAN ULANG DIALYZER

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/002 1/2


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Pemakaian ulang dialyzer (reuse) adalah mengunakan ulang
dialyzer yang telah dipakai oleh pasien yang sama secara optimal.

Tujuan Mengurangi biaya haemodialisa

Kebijakan
Prosedur Teknik pemrosesan ulang dialiser:
1. Indentifikasi pasien
Penempelan label nama yang jelas untuk menghindari
kekeliruan
2. Pembilasan (rinsing)
Rinsing ada 2 tahap yaitu:
a. Segera setelah dialysis selesai, dialiser dibilas
dengan NaCl 0,9% 500cc, dialiser diangkat dari
mesin.
b. Kemudian dilanjutkan pembilasan air R-O
bertekanan 15-20 psi dan kecepatan aliran yang
cukup.
3. Pencucian
H2O2 3% dialirkan kedalam kompartemen darah dan
dialisat, setelah itu dibilas dengan air R-O bertekanan 15-
20 psi.
4. Menilai fungsi dialiser dengan test volume
Dialiser dinyatakan layak pakai ulang bila test volume
>80% volume dialiser asli.
5. Desinfektan (sterilisasi)
a. Hemoclin 4% dimasukan ke dalam kompartemen
darah dan kompartemen dialisat sampai penuh
b. Simpan dalam suhu kamar minimal 24 jam
6. Pembersihan desinfekstan
Dialiser dipasang pada mesin dialysis, bilas kompartemen
darah dengan Nacl 0,9% dan kompartemen dialisat
dengan cairan dialisat, waktu pembilasan 10-15 menit.
Hemoclin: kadar formalin yang dibenarkan <5 ppm
digunakan clinic test

Unit terkait Haemodialisa


MENJALANKAN MESIN HAEMODIALISA

No.Dokumen Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/003 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Menghidupkan mesin haemodialisa

Tujuan Melakukan proses haemodialisa

Kebijakan

Prosedur 1. Periksa saluran listrik dan saluran air


2. Hubungkan kabel power dengan stop kontak.
3. Hubungkan selang water inlet ke kran air dan slang water
outlet kelubang pembuangan.
4. Siapkan cairan dialisat dalam jerigen sebanyak yg
dibutuhkan,perhatikan cairan yg diperlukan apakah
standar atau free potassium.
5. Hidupkan mesin dengan posisi rinse selama 15 menit,bila
mesin mengandung formalin,maka posisi rinse lebih lama
(30 menit).
6. Setelah rinse selesai,masukan slang untuk concentrate
kedalam jerigen dialisat.
7. Lampu temperatur, lampu conductivity dan lampu
concentrate dimesin akan warna merah,tunggu lampu 2
tersebut sampai warna hijau.
8. Pindahkan tombol keposisi dialisa bila lampu sudah
berwarna hijau.
9. Mesin siap digunakan.

Unit terkait Haemodialisa


PERMINTAAN DARAH KE PMI

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/004 1/3


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Permintaan darah ke PMI adalah sebuah prosedur tindakan yang
dilakukan ketika pasien membutuhkan transfusi darah

Tujuan
1. Untuk meningkatkan kadar Hb
2. Mencegah anapilaktik syok k\
3. Mengurangi keluhan dan memberikan rasa aman dan
nyaman pada pasien

Kebijakan
Prosedur Persiapan Berkas
 Format amprah darah dari PMI
 Surat Pengantar dari RSKB. Rawamangun
 Surat Keterangan dari PMI jika Pasien ada
kelainan pembuluh darah
 Berkas Administrasi KJS

Persiapan pengambilan sample darah


1. Spuit 3cc
2. Alkohol Swab
3. Botol EDTA
4. Handscoon
5. Sambungkan selang darah venous (VBL) dengan
dialyzer kemudian ujung biru (VBL) diletakkan pada
gelas ukur dan hindari dari kontaminasi
6. Sambungkan cairan Nacl dengan infuse set kemudian
sambungkan infuse set dengan konektor infuse pada
selang darah arteri (ABL)
7. Putar dialyzer dengan posisi inlet dibawah da outlet
diatas yang tujuannya agar udara yang ada pada
dialyzer terdorong keluar (bebas udara)
8. Isi ujung ABL dengan Nacl dengan cara buka role
clamp infuse set, bila sudah terisi penuh sampai ujung
ABL tutup klem ABL-nya

9. Isi bubble trap ABL sampai ¾ bagian dengan Nacl


dengan cara menjalankan pompa darah dengan
kecepatan 100 ml/menit. Kemudian dinaikkan secar
bertahap sampai 150 ml/menit. Lakukan terus
pengisian Nacl 1000 cc yang tujuannya untuk
membuang zat ETO dalam dialyzer sambil member
tekanan pada ABL
10. Ganti Nacl dengan yang baru. Isi bubble trap outlet
dengan Nacl 0,9% sampai ¾ bagian. Lakukan terus
menerus hingga pengisian Nacl ±500 cc
11. Sambungkan ujung biru (VBL) dengan ujung merah
(ABL) dengan konektor
12. Buka klem ABL dan AVL
13. Berikan heparin 1500-2000 unit kedalam blood-line
arteri pada latex laboratorium yang telah dibersihkan
dengan alcohol
14. Hidupkan pompa darah selama 5 menit dengan
kecepatan 150-200 ml/menit
15. Sarana ekstracorporal siap dihubungkan.
Unit terkait Haemodialisa

OBSERVASI PASIEN POST HAEMODIALISA

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/005 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Memantau keadaan dan keluhan pasien setelah dilakukan
tindakan haemodialisa sampai pasien diperbolehkan pulang atau
pindah ruangan.
Tujuan 1. Mengetahui keadaan pasien
2. Mengenali secara dini apabila timbul penyulit sehingga
dapat ditanggulangi

Kebijakan

Prosedur 1. Observasi
2. Mengukur tanda-tanda vital
3. Setelah perdarahan berhenti, diistirahatkan lebih kurang
30 menit dan bila tidak ada keluhan, pasien diperbolehkan
pulang atau pindah ruangan
4. Menimbang berat badan bila keadaan memungkinkan
5. Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan
6. Pendokumentasian

Unit terkait Haemodialisa

TERMINASI PASIEN HAEMODIALISA

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/006 1/2


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu tindakan untuk menyelesaikan haemodialisa sudah selesai
atau pada keadaan kegawatan maupun gangguan teknik yang
serius untuk menghindari akibat yang serius
Tujuan Mengembalikan darah dari sirkuit esktra kopureal ke dalam
tubuh pasien

Kebijakan
Prosedur A. Persiapan alat dan obat
 Kasa steril secukupnya dan konektor steril
 Perban gulung dan band aid
 Gunting dan plester
 Sarung tangan
 Tensimeter dan stethoscope
 Ember tertutup
 Apron
 Cairan desinfektan
B. Pelaksanaan
1. Lima menit sebelum haemodialisa diakhiri turunkan
kecepatan QB menjadi 100 ml/menit
2. Beritahu tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
3. Mengukur tanda-tanda vital
4. Mencuci tangan, memakai apron dan sarung tangan
5. Matikan QB, klem kanula inlet, buka klem outlet
6. Jalankan QB (100 ml/menit) sehingga darah dari
sirkuit ekstra corporal masuk ke dalam tubuh pasien
7. Bila cimino terlalu kuat atau punksi pada femoralis
mengenai arteri
8. Matikan QB, klem kanula inlet selanjutnya lepaskan
kanula dari selang inlet dan gunakan konektor lalu
sambungkan selang inlet dengan Nacl
9. Jalankan QB (100 ml/menit) sehingga darah dari
sirkuit ekstracorporal masuk ke dalam tubuh pasien
10. Bila darah sudah masuk semua, ujung kanula outlet di
klem, pada waktu yang bersamaan QB dimatikan
11. Mencabut kanula outlet, selanjutnya bekas punksi
inlet dan outlet ditekan menggunakan kasa steril
selama 10 menit, bila perdarahan sudah berhenti luka
ditutup dengan dengan band aid
12. Lokasi penusukan dibalut dengan perban
13. Lepaskan smua peralatan haemodialisa ke dalam
ember kemudian mesin di-desinfektan
14. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan harus cuci
tangan
a. Bagian luar mesin seluruh permukaan dan
selang dialisat bagian luar dilap dengan
larutan chlorine 0.5% lalu lap basah dan
dikeringkan.
b. Bagian dalam mesin disesuaikan dengan
protocol pembersihan masing masing tipe
mesin.

Unit terkait Haemodialisa


PERAWATAN SARANA HUBUNGAN SIRKULASI (SHS)
DOUBLE LUMEN CATHETER PADA PASIEN
HAEMODIALISA

PT. EL HAKIM No.Dokumen .Revisi Hal


RSKB.
RAWAMANGUN RSKBR/HD/007 1

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Tindakan untuk merawat akses sirkulasi haemodialisa yang
meliputi pembersihan dan pemeliharaan sesudah akses sirkulasi

Tujuan 1. Memenuhi rasa aman


2. Mencegah terjadinya komplikasi
3. Agar akses sirkulasi haemodialisa dapat digunakan

Kebijakan

Prosedur 1. Setelah ujung AVBL dilepas kedua kanul kateter


diberikan garamicin 10mg dan heparin pekat sesuai
dengan volume yang tertera pada double lumen lalu
ditutup
2. Kemudian kanula tadi dibungkus dengan kasa steril
kemudian difiksasi dengan plester agar kateter aman
3. Pasien dirapihkan dan alat-alat dikembalikan pada
tempatnya
4. Mencuci tangan

Unit terkait Haemodialisa


HEPARINISASI PADA HAEMODIALISA

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/008 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Pemberian cairan untuk antikoagulan yang diberikan dalam
proses haemodialisa

Tujuan Mencegah penggumpalan darah pada saat proses haemodialisa.


Dosis heparin awal 25-50 u/kg BB, selanjutnya (maintenance)
500-1000 u/kg BB

Kebijakan

Prosedur A. Cara pemberian


 Kontinous
 Intermitten (pemberian tiap 1 jam sampai dengan 1
jam terakhir sebelum haemodialisa berakhir)
B. Prosedur kerja
1. Gunakan spuit 1 cc utnuk tiap pengambilan heparin
2. Untuk pemberian intermitten oplos dengan Nacl
menggunakan spuit 20 cc

Unit Kerja Haemodialisa


MENGHITUNG BERAT BADAN KERING

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/009 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Berat badan dimana kondisi badan yang tidak menunjukkan
akumulasi atau penumpukan cairan pada jaringan atau rongga
badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

Klasifikasi BBK menurut WHO:


 BB kurang < 18,5
 BB normal 18,5 – 22,9
 BB lebih ≥ 23,0
 BB dengan resiko ≥ 23,0
 BB obesitas tingkat I 25-29,0
 BB obesitas tingkat II ≥ 30,0

Tujuan Mengetahui berat badan kering pasien

Kebijakan

Prosedur 1. Tekan tombol ON pada timbangan kemudian tunggu


sampai muncul angka 0,00
2. Pasien naik timbangan dan tunggu sampai angka
timbangan berhenti
3. Angka yang muncul itulah yang dimaksud berat badan
kering

Unit terkait Haemodialisa


PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH PADA PROSES
HAEMODIALISA

No.Dokumen .Revisi Hal


PT. EL HAKIM
RSKB. RSKBR/HD/010 1
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Memberikan transfuse atau tambahan darah pada pasien jika hasil
laboratorium menunjukkan nilai hemoglobin (Hb) pasien dibawah
7,00 dan atas instruksi dokter

Tujuan Menaikkan nilai hemoglobin diatas 7,00

Kebijakan

Prosedur 1. Cek nama dan golongan darah pasien serta nomor kantong
darah
2. Pasangkan bloodset dengan Nacl, kemudian Nacl tersebut
diganti dengan kantong darah
3. Setelah darah habis, masukkan sisa darah hingga darah
dalam kantong habis, kemudian sambungkan infuse set
untuk mengalirkan Nacl

Unit terkait Haemodialisa


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI
UNIT HAEMODIALISA

No.Dokumen .Revisi Hal


PT. EL HAKIM
RSKB. RSKBR/HD/011 1/2
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau tidak
dalam masa inkubasi, termasuk infeksi yang didapat darirumah
sakit juga termasuk pada petugas pelayanan kesehatan setelah
perawatan 2x24 jam

Tujuan Tidak terjadi infeksi nosokomial

Kebijakan
Prosedur 1. Untuk dokter dan perawat
 Kebersihan tangan
 Alat pelindung diri (APD)
 Prinsip septic dan teknik aseptic
 Sarana masuknya kuman dan cara penularan penyakit
 Cleaning, desinfektan, sterilisasi
 Penatalaksanaan linen dan sampah infeksi
 Surveillance
Jenis alat pelindung diri (APD):
 Sarung tangan (handscoen)
 Masker
 Visor (face shields)
 Kacamata
 Apron
 Sepatu
2. Untuk cleaning servis
 Kebersihan tangan
 Alat pelindung diri (APD)
 Cara penularan penyakit
 Cleaning dan penatalaksanaan linen dan sampah
infeksius
3. Untuk pasien dan keluarga
 Personal hygiene
 Tanda-tanda infeksi pada vascular akses, pencegahan
dan penatalaksanaan sarananya

Unit terkait Haemodialisa


TINDAKAN HEMODIALISIS PADA PASIEN
RAWAT JALAN

No.Dokumen .Revisi Hal


PT. EL HAKIM
RSKB. RSKBR/HD/012 1/2
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Suatu tindakan Haemodialisa (HD) yang dilakukan pada pasien
rutin yang sudah
terjadwal.

Tujuan Membantu pasien yang mejalani Haemodialisa dilakukan sesuai


dengan prosedur
penerimaan dan pelayanan pasien Haemodialisa.

Kebijakan
Prosedur 1. Perawat menerima pasien serta menjelaskan pada
pasien dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan.
2. Keluarga pasien atau pasien menyelesaikan
administrasi tindakan HD dikasir
3. Perawat menimbang berat badan pasien bila
memungkinkan serta mendokumentasikan pada
catatan keperawatan.
4. Perawat melakukan pengkajian dan pemeriksaan serta
mencatat tanda-tanda vital pasien (tekanan
darah,nadi,pernapasan,dan suhu tubuh
5. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien serta
menjelaskan pada keluarga /pasien tentang tindakan
HD yang akan dilakukan .
6. Perawat mempersiapkan peralatan dan melakukan
tindakan HD serta melaksanakan program dokter.
7. Perawat melakukan observasi dan mencatat tanda-
tanda vital setiap jam selama proses HD berlangsung.
8. Perawat membantu pemenuhan kebutuhan pasien
selama proses HD
9. Sebelum mengakhiri proses HD perawat mengambil
sempel darah sesuai permintaan dokter
10. Perawat melakukan pemeriksaan dan tanda-tanda
vital (tekanan darah, nadi,pernapasan dan suhu
tubuh ) paska HD.
11. Perawat menimbang dan mencatat berat badan pasien
paska HD.
12. Perawat membuat jadwal HD untuk mengingatkan
kembali jadwal HD berikutnya.

Unit terkait Haemodialisa, pendaftaran


LISTRIK PADAM

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/041 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Padamnya aliran listrik karena konsleting atau pergantian genset

Tujuan Melancarkan kegiatan haemodialisa

Kebijakan

Prosedur
1. Beritahukan pasien bahwa listrik padam
2. Lapor teknisi bahwa listrik padam
3. Matikan mesin haemodialisa
4. Observasi keadaan pasien
5. Saat listrik menyala, siapkan pasien, nyalakan kembali
mesin dan lanjutkan proses haemodialisa
6. Observasi keadaan pasien

Unit Kerja Keperawatan


HAEMODIALISA PADA PASIEN DENGAN AKSES
VASCULER CIMINO

No.Dokumen .Revisi Hal


PT. EL HAKIM
RSKB. RSKBR/HD/013 1/2
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Akses pada pembuluh darah vena bagian lengan untuk melakukan
haemodialisa

Tujuan Sebagai akses pembuluh darah saat dilakukan haemodialisa

Kebijakan

Prosedur A. Persiapan alat:


1. Bak instrument dan kom
2. Fistula no. 18
3. Alcohol dan bethadine
4. Kasa steril
5. Cairan NaCl dan spuit 5 cc
6. Perlak dan duk steril
7. Plester dan torniqet

B. Prosedur kerja:
1. Perawat mencuci tangan
2. Perawat memakai APD
 Sarung tangan
 Masker dan apron
3. Pasang perlak dan duk steril
4. Isi spuit 5 cc dengan NaCl
5. Sambungkan dengan fistula no.16
6. Oleskan bethadine dan kemudian alcohol sebagai
desinfektan
7. Cari pembuluh darah vena yang terlihat
8. Lakukan penusukan pada vena, fiksasi dengan plester
9. Rapikan alat
10. Perawat mencuci tangan

Unit terkait IGD, HCU, rawat inap


HAEMODIALISA PADA PASIEN DENGAN AKSES
FEMORAL

No.Dokumen .Revisi Hal


PT. EL HAKIM
RSKB. RSKBR/HD/014 1
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Akses pada pembuluh darah vena pada femoral untuk melakukan
haemodialisa

Tujuan Sebagai akses pembuluh darah saat dilakukan haemodialisa

Kebijakan

Prosedur
A. Persiapan alat:
1. Bak instrument dan kom
2. Fistula no. 18
3. Alcohol dan bethadine
4. Kasa steril
5. Cairan NaCl dan spuit 5 cc
6. Perlak dan duk steril
7. Plester dan torniquet
B. Prosedur kerja:
1. Perawat mencuci tangan
2. Perawat memakai APD
 Sarung tangan
 Masker dan apron
3. Pasang perlak dan duk steril
4. Isi spuit 5 cc dengan NaCl
5. Sambungkan dengan fistula no.18
6. Oleskan bethadine dan kemudian alcohol sebagai
desinfektan
7. Lakukan penusukan pada femoral
8. Lakukan fiksasi dengan plester
9. Rapikan alat
10. Perawat mencuci tangan

Unit terkait IGD, HCU, rawat inap


MEMBANTU PASIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR
KE KURSI RODA ATAU SEBALIKNYA

No.Dokumen .Revisi Hal


PT. EL HAKIM
RSKB. RSKBR/HD/015 1
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Kegiatan membantu pasien untuk pindah dari tempat tidur ke
kursi roda atau sebaliknya

Tujuan Pasien dapat pindah dari tempat tidur ke kursi roda atau
sebaliknya

Kebijakan

Prosedur 1. Identifikasi kebutuhan pasien untuk duduk disisi


kanan atau kiri tempat tidur
2. Lakukan prosedur 1-12 seperti pada saat membantu
pasien duduk disisi tempat tidur
3. Pasang sepatu atau sandal
4. Pastikan posisi kursi roda terkunci, bantu pasien agar
dapat menggenggam lengan kursi
5. Sangga kedua aksila pasien dengan kedua tangan
perawat
6. Letakkan kaki perawat agak kesamping di depan
pasien
7. Ambil ancang-ancang dan pakai gerakan koordinasi
agar perawat hanya membantu pergerakan tubuih
pasien, bukan mengangkat pasien
8. Atur posisi kursi agar nyaman dengan cara
menanyakan pada pasien
9. Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya

Unit terkait Rawat inap


PROSEDUR MEMBANTU PASIEN DUDUK
DI TEMPAT TIDUR

No.Dokumen .Revisi Hal


PT. EL HAKIM
RSKB. RSKBR/HD/016 1
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Kegiatan membantu pasien merubah posisi dari posisi tidur
menjadi duduk diatas tempat tidur

Tujuan Memenuhi kebutuhan pasien untuk duduk ditempat tidur

Kebijakan

Prosedur 1. Identifikasi kebutuhan akan duduk di tempat tidur


2. Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan
3. Perawat mencuci tangan
4. Jaga privasi pasien
5. Letakkan pasien pada posisi miring (sesuai sisi yang
diinginkan)
6. Naikkan tempat tidur bagian atas (kepala) sampai
pada ketinggian yang dapat ditoleransi oleh pasien
7. Tempatkan diri perawat pada bagian atas (kepala)
tempat tidur
8. Letakkan satu tangan perawat yang dekat dengan
kepala tempat tidur dibawah bahu pasien sedangkan
tangan yang lain dibagian pinggul pasien
9. Gerakkan kaki bawah dan paha pasien (agak diputar)
ke samping tempat tidur sehinga kaki pasien terjuntai
ke lantai
10. Pada waktu bersamaan dengan prosedur no.9, angkat
bagian bahu sampai pasien terduduk
11. Atur posisi pasien hingga tercapai keseimbangan
12. Jika bias, rendahkan tempat tidur hingga kaki pasien
menyentuh lantai
13. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan, tanyakan
apakah pasien sudah merasa nyaman
14. Perawat mencuci tangan
Unit terkait Rawat inap
PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRAVENA (IV)

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/017 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Pemberian obat/cairan dengan cara memasukan langsung ke
dalam pembuluh darah

Tujuan Mempercepat reaksi obat karena langsung masuk ke pembuluh


darah

Kebijakan

Prosedur 1. Periksa program terapi


2. Siapkan obat, baca label, baca batas kadaluarsa
3. Hitung dosis obat dengan tepat
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Bawa alat ke dekat pasien
6. Perawat mencuci tangan
7. Pasang sarung tangan
8. Hisap obat ke dalam spuit
9. Tentukan tempat penyutikan dengan benar
10. Oleskan kapas alcohol pada tempat penusukan
11. Masukkan obat secara perlahan
12. Letakkan spuit ke dalam bengkok
13. Lepas sarung tangan
14. Perawat mencuci tangan
15. Catat obat yang telah diberikan

Unit terkait Haemodialisa


PEMBERIAN OBAT INJEKSI SUBKUTAN

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/018 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Memberikan obat atau cairan lewat suntikan dibawah kulit

Tujuan Mempercepat reaksi obat


Kebijakan
Prosedur 1. Periksa program terapi
2. Siapkan obat, baca label, baca batas kadaluarsa
3. Hitung dosis obat dengan tepat
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Bawa alat ke dekat pasien
6. Perawat mencuci tangan dan pasang sarung tangan
7. Hisap obat ke dalam spuit pastikan tidak ada udara di
dalam spuit
8. Tentukan tempat penyutikan dengan benar
9. Pastikan daerah yang akan diinjeksi bebas dari lesi,
radang dan bengkak
10. Oleskan kapas alcohol secara melingkar dari dalam
keluar pada tempat penusukan
11. Angkat sedikit kulit menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri, kemudian tusukkan jarum
perlahan dengan sudut 90’, gunakan ukuran jarum
insulin
12. Lakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk,
kemudian masukkan obat perlahan-lahan sampai dosis
habis, jangan lakukan pengurutan
13. Setelah itu tarik spuit dan olesi daerah tusukan dengan
kapas alcohol lagi
14. Letakkan spuit ke dalam bengkok
15. Lepas sarung tangan
16. Perawat mencuci tangan
17. Catat obat yang telah diberikan

Unit terkait Haemodialisa


PEMBERIAN POSISI TRENDELENBERG

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/019 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Memberikan posisi tidur dengan posisi kepala lebih rendah
daripada kaki

Tujuan  Memperlancar peredaran darah ke otak


 Sebagai program pengobatan

Kebijakan

Prosedur
1. Kriteria persiapan
 2 buah balok tempat tidur
2. Kriteria pelaksanaan
 Perawat mencuci tangan
 Menjelaskan pada pasien tentang prosedur diagnose
 Perawat mengangkat bagian kaki tempat tidur,
perawat lainmemberi balok dibagian tempat tidur
 Memberikan posisi yang nyaman
 Perawat mencuci tangan

Unit terkait Haemodialisa


PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/020 1/2


RS.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Memberikan posisi berbaring setengah duduk pada pasien sesak
nafas

Tujuan  Mengurangi rasa sesak


 Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
 Membantu pengeluaran cairan (WSD)

Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
 Bantal 2 buah
2. Pelaksanaan
 Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
 Perawat mencuci tangan
 Membantu pasien duduk
 Menyusun bantal dengan sudut 30’-60’
 Menaikkan pasien:
 Perawat berdiri disebelah kanan pasien
 Menganjurkan pasien untuk menekuk kedua lutut
 Tangan kanan perawat membantu dibawah ketiak
dan tangan kiri dibawah punggung pasien
 Menganjurkan pasien untuk mendorong badannya
ke belakang
 Bila pasien tidak membantu:
 Dua perawat berdiri dikedua sisi tempat tidur
 Masing-masing perawat merentangkan satu tangan
dibawah bahu dan tangan dipangkal paha saling
berpegangan
 Menganjurkan pasien untuk menunduk kepala dan
kedua tangan diatas perut
 Salah satu perawat memberi aba-aba dan bersama-
sama mengangkat pasien keatas
 Member posisi yang nyaman bagi pasien
 Perawat mencuci tangan

Unit terkait Haemodialisa


PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/021 1/2


RSKB.
RAWAMANGUN
Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :
Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian Memberikan oksigen denga konsentrasi dan kecepatan aliran
lebih tinggi daripada kanul nasal, 40-60% pada kecepatan 5-8
liter

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen pasien 40-60%


2. Mencegah terjadinya hipoksia

Kebijakan
Prosedur A. Persiapan alat
1. Facemask sesuai dengan kebutuhan dan ukuran pasien
2. Selang oksigen
3. Tabung oksigen dengan flowmeter
4. Humidifier
5. Cairan steril
6. Karet elastis
B. Prosedur
1. Periksa program terapi medis
2. Ucapkan salam terapeutik
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Perawat mencuci tangan
5. Persiapkan alat
6. Kaji adanya tanda dan gejala hipoksia dan sekret pada
jalan nafas
7. Sambungkan masker ke selang dan ke sumber oksigen
8. Atur karet elastis ke telinga sampai masker terasa pas
dan nyaman
9. Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran
10. Periksa masker, aliran oksigen tiap 2 jam atau
tergantung kondisi pasien
11. Pertahankan batas air pada humidifier setiap wakttu
12. Kaji jika adanya iritasi pada mukosa hidung dan beri
jell untuk melembabkan mukosa hidung
13. Perawat mencuci tangan
14. Evaluasi respon pasien
15. Catat tindakan dan hasil yang telah dilakukan

Unit terkait Haemodialisa


PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI KANULA NASAL

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/022 1/2


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian kanula nasal adalah memberikan oksigen dengan konsentrasi
rendah (24-40%) dengan kecepatan aliran 2-4 liter/menit

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen pasien 20-40%


2. Mencegah terjadinya hipoksia

Kebijakan
Prosedur A. Persiapan alat
1. Facemask sesuai dengan kebutuhan dan ukuran pasien
2. Selang oksigen
3. Tabung oksigen dengan flowmeter
4. Humidifier
5. Cairan steril
6. Karet elastis
B. Prosedur
1. Periksa program terapi medis
2. Ucapkan salam terapeutik
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Perawat mencuci tangan
5. Persiapkan alat
6. Kaji adanya tanda dan gejala hipoksia dan sekret pada
jalan nafas
7. Sambungkan masker ke selang dan ke sumber oksigen
8. Atur karet elastis ke telinga sampai masker terasa pas
dan nyaman
9. Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran
pada program medis dan pastikan berfungsi dengan
baik
a. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten
b. Ada gelembung udara pada humidifier
c. Terasa oksigen keluar dari kanula
10. letakkan ujung kanula pada lubang hidung pasien
11. atur karet elastik atau selang plastik ke kepala atau
kebawah dagu sampai kanula pas atau nyaman
12. beri plester pada kanula dikedua sisi wajah
13. periksa kanula dan periksa jumlah kecepatan aliran
oksigen tiap jam atau sesuai kondisi pasien
14. pertahankan batas air pada botol humidifier setiap
waktu
15. kaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan
berikan jelly untuk melembabkan muksa hidung jika
diperlukan
16. perawat mencuci tangan
17. evaluasi respon pasien
18. catat tindakan dan hasil yang telah dilakukan

Unit terkait Haemodialisa


PENANGANAN BANTUAN HIDUP DASAR

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/023 1


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian suatu tindakan dengan segara untuk mengatasi henti nafas dan
henti jantung dengan teknik ABC tanpa menggunakan alat

Tujuan agar kasus henti nafas dan henti jantung dapat diatasi dengan baik

Kebijakan

Prosedur Instruksi kerja:


1. A: airway (buka jalan nafas)
Ekstensikan kepala, dorong mandibula kedepan, buka
mulut, lihat sumbatan dan atasi sumbatan
2. B: breathing (periksa pernafasan)
Dengan melihat, mendengar, dan merasakan. Jika tidak
bernafas, lakukan bantuan nafas dengan ampu bag yang
dialiri oksigen sebanyak 2 kali ventilasi
3. C: circulation (periksa nadi)
Pada arteri carotis (untuk dewasa dan anak-anak), pada
arteri brachialis dan femoralis (untuk bayi)
4. Jika nadi tidak teraba, maka lakukan:
a. Kompresi jantung luar dengan cara meletakkan
pangkal tangan diatas sternum pasien (kurang lebih 2
jari diatas processus xyphoideus) kemudian berikan
tekanan vertikal kurang lebih 4-5 cm
b. Untuk orang dewasa, bila dilakukan 2 penolong atau 1
penolong, maka dilakukan 15 kali kompresi dan 2 kali
kompresi
c. Untuk anak-anak sama dengan dewasa
d. Untuk bayi 5 kali kompresi dan 1 kali ventilasi
Unit terkait Haemodialisa
TINDAKAN RESUSITASI JANTUNG PARU

No.Dokumen .Revisi Hal

PT. EL HAKIM RSKBR/HD/024 1/4


RSKB.
RAWAMANGUN

Standar Operasional Tanggal terbit Ditetapkan,Direktur :


Prosedur

Dr.Elviera Darmayanti,MM
Pengertian suatu tindakan pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan

Tujuan memberikan suplai oksigen ke otak, jantung dan organ vital

Kebijakan
Prosedur 1. Menilai kesadaran
Membangunkan pasien pingsan dengan menepuk-nepuk
bahu pasien dan memanggil nama atau panggilan
2. Meminta bantuan
Bila tidak ada respon dari pasien, segera minta bantuan
orang yang terdekat dari tempat kejadian
3. Mengatur posisi
Letakkan pasien dalam posisi terlentang dengan tubuh
mendatar sejajar dengan kepala, badan dan kaki.
Usahakan bagian punggung diberi alas yang keras. Posisi
penolong berlutut atau berdiri disamping tempat tidur,
agar mempermudah dalam memberikan bantuan nafas
atau kompresi jantung tanpa merubah posisi tubuh si
penolong
4. Membebaskan jalan nafas
cara: head tilt chin lift: yaitu gerakan ekstensi kepala dan
topang dagu
 Jaw thrust: yaitu gerakan dengan mendorong
rahang kebawah kedepan. Gerakan ini bisa
dilakukan pada pasien yang diduga ada fraktur
cervikal
 Keluarkan benda asing dengan cara cross finger
untuk membuka mulut pasien, kemudian
mengorek dengan jari tengah, bila sudah ada
bantuan atau suction gunakanlah suction untuk
menyedot benda asing tersebut
5. Bantuan nafas
Setelah jalan nafas terbuka lakukan penilaian nafas
spontan pasien, waktunya 3-5 menit dengan teknik
melihat (gerakan dada turun naik), mendengar (suara
angin lewat mulut pasien) dan merasakan hembusan suara
yang dirasakan secara bersamaan pada pipi penolong.
Bila hasilnya:
 Ada nafas spontan: pertahankan posisi pasien
dengan ekstensi kepala dan berikan oksigen sesuai
dengan kebutuhan (kolaborasi dengan dokter)
 Tidak ada nafas: segera beri nafas buatan 2 kali
berturut-turut, masing-masing 1,5-2 detik.
Diantara kedua pemberian nafas buatan berikan
kesempatan pasien untuk ekhalasi
Cara pemberian bantuan:
 Mulut ke mulut (mouth to mouth)
 Mulut ke hidung atau menggunakan pocket
mask ke mulut
 Bila sudah datang bantuan, gunakan ampu
bag
 Lakukan tindakan intubasi bila
memungkinkan

6. Bantuan sirkulasi
Setelah memberikan nafas buatan 2 kali, segera nilai
sirkulasi dengan cara meletakkan 2 jari diatas arteri besar
antara lain arteri carotis, waktu yang dibutuhkan untuk
penilaian ini adalah 5-10 menit. Untuk bayi dan anak-
anak sebaiknya dilakukan palpasi pada arteri femoralis,
kemudian nilai hasilnya:
 Jika arteri carotis teraba, lanjutkan dengan
pemberian nafas buatan 12 kali/menit dan siapkan
tindakan intubasi (bila belum terpasang)
 Jika arteri carotis tidak teraba, segeralah beri
kompresi jantung luar
Caranya:
 Lokasi: 2 jari diatas precesus xyphoideus
 Kedalaman: 3-5 cm untuk dewasa
 Frekuensi: 80-100 kali/menit
 Posisi tangan sewaktu kompresi harus
lurus dan gerakan harus berasal dari bahu
(tenaga badan)
 Radio bantuan nafas dan kompresi
 1 penolong: 15 kompresi: 2 ventilasi
 2 penolong: 5 kompresi: 1 ventilasi
Untuk 2 penolong bila akan melakukan
pergantian antara ventilasi dan kompresi,
harus ada kode dari kompresi dengan cara
mengatakan “ganti pada awal siklus ke 10
dan 2 dan 3 ... dan 5” baru kemudian
berputar. Ventilasi harus memberi bantuan
nafas dahulu baru kompresi
Evaluasi sirkulasi pada arteri carotis:
 1 penolong setelah 4 siklus RJP
 2 penolong setelah 10 siklus RJP

Unit terkait IGD, HCU, rawat inap

Anda mungkin juga menyukai