PANDUAN MUTU KLINIK
PANDUAN MUTU KLINIK
NOMOR : ……………..
TENTANG
PANDUAN MUTU KLINIK
Menimbang :
a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan yang efektif dan efisien;
b. bahwa dalam kegiatan mutu pelayanan harus sesuai dengan standar yang
sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku serta
kebijakan dari Penanggung Jawab Klinik;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud dalam huruf a
dan b di atas, maka perlu menetapkan Peraturan Penanggung Jawab
Klinik tentang Panduan Mutu Klinik;
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2021
tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan
Kementerian Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022
tentang Rekam Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2022
tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Tempat Praktik Mandiri,
Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah
Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit Transfusi Darah;
8. Surat Keputusan Pemilik …….. tentang Struktur Organisasi dan Tata
MEMUTUSKAN
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ……….
Pada Tanggal : ………..
Penanggung Jawab Klinik
dr……………
LEMBAR VALIDASI
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................2
DEFINISI..................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
RUANG LINGKUP..................................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................4
TATA LAKSANA....................................................................................................................4
BAB IV....................................................................................................................................10
DOKUMENTASI...................................................................................................................10
1. Indikator mutu adalah standar-standar yang ditetapkan dalam menilai capaian kinerja.
2. Pengukuran mutu adalah suatu cara dalam mengumpulkan data, kemudian dilakukan
analisa, sehingga pimpinan dapat menentukan arah kebijakan.
3. Indikator mutu nasional adalah indikator yang wajib diukur berdasarkan profil indikator
mutu yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
4. Indiaktor mutu prioritas klinik adalah indikator yang dipilih oleh Klinik untuk dijadikan
prioritas peningkatan mutunya pada tahun tersebut.
5. Indiaktor mutu prioritas unit/bagian adalah indikator yang dipilih oleh unit/bagian untuk
dijadikan prioritas peningkatan mutu di unit/bagiannya pada tahun tersebut.
1. Pengukuran mutu.
2. Validasi mutu.
3. Analisis Mutu.
4. Pelaporan Mutu.
TATA LAKSANA
1. Pihak yang berkepentingan dengan Mutu, banyak pihak yang berkepentingan dengan
mutu, yaitu:
a. Konsumen.
b. Pembayar/perusahaan/asuransi.
c. Manajemen .
d. Karyawan.
e. Masyarakat.
f. Pemerintah.
g. Ikatan profesi.
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan kepentingannya
terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multidimensional.
2. Dimensi Mutu
Dimensi mutu pelayanan kesehatan di Indonesia disepakati mengacu pada tujuh
dimensi yang digunakan oleh WHO dan lembaga internasional lain, yaitu sebagai
berikut:
a. Efektif: menyediakan pelayanan kesehatan yang berbasis bukti kepada
masyarakat.
b. Keselamatan: meminimalkan terjadinya kerugian (harm), termasuk cedera dan
kesalahan medis yang dapat dicegah, pada pasien-masyarakat yang menerima
pelayanan.
c. Berorientasi pada pasien/pengguna layanan (people-centred): menyediakan
pelayanan yang sesuai dengan preferensi, kebutuhan dan nilai-nilai individu.
d. Tepat waktu: mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan pemberian pelayanan
kesehatan.
e. Efisien: mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan mencegah
pemborosan termasuk alat kesehatan, obat, energi dan ide.
f. Adil: menyediakan pelayanan yang seragam tanpa membedakan jenis kelamin,
suku, etnik, tempat tinggal, agama, dan status sosial ekonomi.
Numerator Jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam popula
(pembilang) si atau sampel yang memiliki karakteristik tertentu.
Denominator Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau sam
(penyebut) pel.
Sumber Data Asal data yang diukur. (contoh: rekam medis dan formulir o
bservasi).
Jenis Sumber Data:
Penyajian Data Cara menampilkan data, contoh tabel, run chart, grafik
Periode Analisis Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis dan
dan Pelaporan melaporkan data, contohnya setiap bulan, setiap triwulan
Data
Kesesuaian hasil pengukuran dapat dipercaya atau valid jika mencapai 90%.
Hasil penghitungan validitas tersebut terdapat dua kemungkinan antara lain:
a. Jika mencapai 90% maka hasil pengukuran dapat dipercaya atau valid.
b. Jika hasilnya <90% dan terdapat perbedaan atau ketidakcocokan, maka pengump
ul data dan validator mencari penyebab perbedaan data dan melakukan perbaikan
Setelah dilakukan perbaikan, kemudian dilakukan pengumpulan data ulang men
ggunakan sampel yang baru dengan langkah-langkah yang sama sejak awal.
Faktor-faktor penyebab data tidak valid adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman pengumpul data dan petugas validasi data belum memadai.
b. Kamus indikator tidak jelas sehingga menimbulkan salah interpretasi.
c. Perbedaan pemahaman tentang definisi operasional.
d. Keterbatasan waktu pengumpulan data.
e. Kesalahan dalam melakukan penginputan data.
f. Penggunaan sumber data yang berbeda.
g. Kelalaian.
h. Formulir pengumpulan data belum terdesain dengan baik.
7. Analisis Data
Analisis data adalah suatu poses atau upaya untuk menggabungkan dan mengubah d
ata menjadi informasi yang dapat dipahami dan berguna dalam membuat kesimpulan
atau membuat keputusan. Unit yang bertanggung jawab, dapat dibantu oleh komite/ti
m mutu untuk melakukan analisis data tersebut. Data juga perlu disajikan dalam bent
uk yang mudah dibaca dan dimengerti, untuk memudahkan interpretasi hasil penguk
uran indikator mutu.
Secara garis besar ada tiga cara yang sering dipakai untuk penyajian data yaitu:
a. Narasi
Ciri dari penyajian secara tulisan adalah:
1) Dibuat dalam bentuk narasi mulai dari pengambilan data hingga kesimpulan.
a) Pergeseran atau Shifts adalah jika 8 titik atau lebih berturut-turut jatuh p
ada satu sisi dari garis tengah. Titik pada garis rata-rata tidak masuk hitu
ngan.
b) Tren atau Trend adalah jika 6 titik atau lebih berturut-turut bergerak ke
arah yang sama. Titik garis datar tidak termasuk dalam hitungan.
c) Zigzag adalah jika 14 titik atau lebih turun naik.
2) Diagram kontrol atau Control Chart: Diagram kontrol ini digunakan untuk
menilai stabilitas suatu proses melalui analisis variasi kinerja dari waktu ke
waktu. Diagram kontrol lebih spesifik daripada diagram run chart karena da
pat menilai apakah proses berada dalam kontrol atau terkendali dengan adan
ya garis kontrol atas (Upper control limit/ UCL) dan garis kontrol bawah (L
ower control limit /LCL).
3) Diagram batang atau Bar chart: Diagram batang sangat membantu saat data
terdiri dari kategori yang berbeda. Sumbu x mendefinisikan suatu variabel d
an sumbu y mendefinisikan suatu karakteristik misalnya frekuensi atau perse
ntase. Diagram batang dimanfaatkan untuk membandingkan hasil pengukura
n dari dua sampel atau populasi yang berbeda.
Setelah disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami (narasi, tabel dan grafik), info
rmasi tersebut perlu dilakukan analisis. Analisis dapat dilakukan dengan cara:
a. Pencapaian dibandingkan secara serial (dari waktu ke waktu) Pencapaian indikat
or dibandingkan antara periode berjalan dengan periode sebelumnya/berikutnya s
ehingga dapat diketahui adanya kesenjangan/kenaikan maupun penurunan capaia
n kinerja, analisis dilakukan dengan cara melihat trend.
b. Pencapaian dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
c. Pencapaian dibandingkan dengan pencapaian Klinik sejenis lainnya. Pencapaian
indikator dibandingkan dengan pencapaian Klinik sejenis lainnya sebagai bentuk
benchmark. Perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian de
ngan trend pencapaian. Trend pencapaian dikatakan bagus bila grafik menunjukk
an peningkatan yang lebih baik daripada trend peningkatan lain.
d. Pencapaian dibandingkan dengan standar dan referensi yang digolongkan sebaga
i best practice/better practice maupun practice guidelines.