Daerah untuk menyiapkan Tergantung freezer, bak cuci dengan kran air dingin
5 Pantri makanan dan minuman untuk pe kebutuhan dan air panas, microwave dan atau
kompor, dan lemari pendingin.
Ruang tunggu keluarga Tempat keluarga/ pengantar Tempat duduk, televisi & Telp umum
14 Min. 5 m2/ pasien
pasien. pasien menunggu. (bila RS mampu),
@ KM/WC
Toilet (petugas,
16 KM/WC pria/wanita luas 2
pengunjung)
m2 – 3m2
Gambar L5C
Contoh Model Peralatan di ruang ICU Neonatal menggunakan bedhead
Gambar L1 – Contoh Model Ruang Rawat Pasien ICU dengan ceiling pendant
7. American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers, HVAC Design
Manual for Hospitals and Clinics, 2003 edition, ASHRAE.
Bangunan ruang rawat inap di rumah sakit merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pelayanan medik di sarana pelayanan kesehatan, sehingga perlu
dilakukan pengelolaan bangunan instalasi rawat inap dengan baik dan terpadu.
Penyusunan buku “Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit : Ruang Rawat Inap” ini
merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan profesional pengelola
instalasi rawat inap di rumah sakit.
Dengan dibakukanya buku Pedoman Teknis ini, maka saat ini tersedia pedoman sebagai
bahan acuan pelaksanaan bagi mereka yang menyelenggarakan pengelolaan dan
perencanaan bangunan instalasi rawat inap di rumah sakit.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu diterbitkannya buku Pedoman Teknis
ini, kami ucapkan terima kasih.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii
DAFTAR ISI
BAGIAN - I Pendahuluan 1
1.1. Latar belakang 1
1.2. Maksud dan tujuan 2
1.3 Sasaran 2
1.4 Batasan dan pengertian 2
BAGIAN - V Penutup 21
Lampiran 22
Kepustakaan 26
Kamar
Laundri
Mayat
Dokter Perawat
Ruang Linen
Ruang Ganti (Loker)
Bersih
Gudang
Ruang Ruang Bersih
Dokter Perawat
Meninggal
Dunia Ruang
Pos Perawat
Konsultasi
Ruang
Linen
Kotor
Ruang Rawat Inap
Spoolhoek &
Gudang Kotor
Pasien
Pulang
Sehat Ruang Tunggu Ruang Administrasi &
Pengantar Pendaftaran
Instalasi Instalasi
Instalasi
Gawat Rawat Instalasi ICU
Bedah
Darurat Jalan
2.1 Lokasi.
(a) Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang, aman dan nyaman,
tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibiltas atau pencapaian dari sarana
penunjang rawat inap.
(b) Bangunan rawat inap terletak jauh dari tempat-tempat pembuangan kotoran, dan
bising dari mesin/generator.
2. 2 Denah.
(a). Persyaratan umum.
(1). Pengelompokan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang sejenis hingga
tiap kegiatan tidak bercampur dan tidak membingungkan pemakai bangunan.
(2) Perletakan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu adanya hubungan
antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat
berhubungan/membutuhkan.
(3) Akses pencapaian ke setiap blok/ruangan harus dapat dicapai dengan mudah.
(4). Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan,
sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linier/lurus
(memanjang)
(5) Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pasien
yang akan ditampung.
(6) Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ke dalam ruangan.
(7). Alur petugas dan pengunjung dipisah.
(8) Besaran ruang dan kapasitas ruang harus dapat memenuhi persyaratan
minimal seperti ditunjukkan dalam tabel 2.2.a.8
2.7 Jendela.
Disarankan menggunakan jendela kaca sorong, yang mudah pemeliharaannya, dan
cukup rapat.
5.1 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit : Ruang Rawat Inap ini diharapkan dapat
digunakan sebagai rujukan oleh pengelola bangunan rumah sakit, penyedia jasa
konstruksi, instansi Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait dengan
kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan rumah
sakit dalam pencegahan dan penanggulangan dan guna menjamin keamanan dan
keselamatan bangunan rumah sakit dan lingkungan terhadap bahaya penyakit.
5.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau bersifat alternatif serta penyesuaian
“ Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit : Ruang Rawat Inap” pada bangunan rumah
sakit oleh masing-masing daerah disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan kelembagaan
di daerah.
5.3 Sebagai pedoman/petunjuk pelengkap dapat digunakan pedoman dan standar teknis
terkait lainnya.
NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011
TENTANG
PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA
INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
MEMUTUSKAN:
Pasal 2
Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
(1) Pelaksanaan Persyaratan Teknis Instalasi Elektrikal Rumah Sakit di Daerah diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada Peraturan ini.
(2) Dalam hal Daerah belum mempunyai peraturan daerah sebagaimana pada ayat
(1) maka pelaksanaan persyaratan teknis prasarana Instalasi Elektrikal Rumah
Sakit berpedoman pada Peraturan ini.
(3) Dalam hal Daerah Telah mempunyai Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebelum Peraturan ini di berlakukan maka Peraturan daerah
tersebut harus menyesuaikan peraturan ini.
Pasal 4
(1) Dalam melaksanakan pembinaan tentang Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah
Sakit, Pemerintah melakukan Peningkatan Kemampuan aparat Pemerintah
Propinsi, Pemerintah kabupaten / kota maupun masyarakat dalam memenuhi
persyaratan Teknis sebagaimana dimaksud untuk terwujudnya Prasarana Instalasi
Elektrikal Rumah Sakit yang Andal.
(3) Terhadap aparat Pemenrintah, pemerintah Propinsi, dan kabupaten / kota yang
bertugas dalam penentuan dan pengendalian Prasarana Instalasi elektrikal yang,
melakukan pelanggaran dalam peraturan ini dikenakan sangsi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 5
Semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan persyaratan teknis prasarana
instalasi elektrikal rumah sakit sepanjang tdak bertentangan dengan peraturan ini,
dinyatakan tetap berlaku.
Pasal 6
(1) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
MENTERI KESEHATAN,
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang 1
B Pengertian 1
1 Lokasi Medik
2 Pasien
3 Perlengkapan Listrik Medik
4 Bagian Terapan
5 Kelompok Lokasi
6 Prosedur Intrakardiak
7 Sistem Listrik Medik
8 Lingkungan Pasien
9 Panel Distribusi Utama
10 Sistem IT Medik
C Maksud Dan Tujuan 4
D Ruang Lingkup 5
BAB IX PENUTUP 79
PENYUSUN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 81
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian
1. Lokasi medik,
2. Pasien,
adalah perlengkapan listrik yang dilengkapi dengan tidak lebih dari satu
hubungan ke jaringan suplai khusus dan dimaksudkan untuk mendiagnosis,
merawat atau memantau pasien di bawah supervisi medik dan yang :
4. Bagian terapan,
5. Kelompok lokasi.
8. Lingkungan pasien,
adalah setiap ruang dimana dapat terjadi sentuh sengaja atau tak sengaja
antara pasien dan bagian sistem atau antara pasien dan orang lain yang
menyentuh bagian sistem. [untuk ilustrasi lihat gambar I.B.8]
CATATAN Hal ini berlaku jika posisi pasien ditentukan sebelumnya, jika tidak, semua posisi
pasien sebaiknya dipertimbangkan.
CATATAN Dimensi yang terlihat tidak sebenarnya
9.. Pan
P nel dis
strribu
usii uttam
ma,
adalah
h panel da
alam
m ged
g dun
ng yan
y g me
meme
enu
uhi se
em
mua
a fu
ung
gsi disstribusi listtrikk
utam
ma un
ntu
uk are
a ea ba
ang
gun
nan
n, sup
s plaii ya
ang
g dig
d unaka
an un
ntu
uk itu
i daan dim
ma
ana
a
drop
p volta
ase
e diuk
d kurr un
ntuk me
m ngo
ope
era
asik
kan
n la
aya
ana
an kesselam
mattan.
10
0. Sist
S temm IT
Tmmedik
k,
adalah
h sis
s tem
m lisstrik
k IT yyang mem
mpu
unyyai per
p sya
ara
atan
n sp
pes
sifikk unt
u tukk
penera
apa
an me
edik.
C. M ksud
Mak dddan
nTTujjua
ann
1.. Pers
P syaara
atan
n Te
ekn
nis P
Pra
asa
aran
na Insttala
asii Ele
ektrika
al R
Rum
mah
h Sa
akit inii
dima
akssud
dka
an sseb
bag
gai acu
a uan
n da
alam
m pe
em
men
nuh
han
n pe
ersy
yarrata
an tekn
niss
prassarrana insttala
asi ele
ekttrik
kal untukk mew
m wujjud
dkan pra
p asaran
na ins
stalas
si e
elekktrikall
Rum
R mah
h Sa
S kit ya
ang
g berku
ualiitass, se
esuai de
eng
gan
n ffungsinyya, anda
al, se
era
asi,,
se
ela
arass den
d nga
an ling
gku
ung
gan
nnyya.
D. Ruang Lingkup
Catatan:
Mungkin perlu untuk memodifikasi instalasi listrik yang ada, sesuai dengan persyaratan ini,
apabila terjadi pergantian pemanfaatan lokasi. Sebaiknya diambil tindakan khusus jika
dilaksanakan prosedur intrakardiak dalam instalasi yang ada.
a. Bab I : Pendahuluan;
e. Bab VI : Verifikasi;
h. Bab IX : Penutup.
Klasifikasi lokasi medik harus dibuat dengan kesepakatan dari staf medik,
organisasi kesehatan terkait atau badan yang bertanggung jawab untuk
keselamatan karyawan sesuai dengan peraturan. Untuk menentukan klasifikasi
lokasi medik, perlu agar staf medis menyatakan prosedur medik apa yang akan
berada di dalam lokasi. Berdasarkan pada penggunaan yang dimaksudkan,
klasifikasi yang sesuai untuk lokasi harus ditentukan (kemungkinan bahwa lokasi
medik tertentu digunakan untuk tujuan yang berbeda yang memerlukan kelompok
yang lebih tinggi yang harus ditetapkan oleh manajemen risiko).
CATATAN 1 Klasifikasi lokasi medis sebaiknya berkaitan pada jenis kontak antara bagian terapan
dan pasien, maupun untuk tujuan apa lokasi tersebut digunakan.
CATATAN 2 Bagian terapan ditentukan oleh standar tertentu untuk perlengkapan listrik medik.
Untuk desain yang ekonomis dan andal dari instalasi dalam batas termal dan
batas penurunan tegangan (drop voltage), penentuan kebutuhan maksimum
adalah penting. Pada penentuan kebutuhan maksimum instalasi atau bagian
instalasi, dapat diperhitungkan keragaman.
Catatan:
a) Dalam hal susunan fase tunggal 2-kawat yang didapat dari susunan
trifase 4-kawat, dua konduktor adalah dua konduktor lin atau konduktor
lin dan konduktor netral atau konduktor lin dan konduktor PEN.
b) Pada instalasi dengan semua beban dihubungkan antara fase,
pemasangan konduktor netral mungkin tidak diperlukan.
2) Susunan konduktor penghantar arus pada sirkit a.s.
Catatan :
Catatan :
1) Gambar II.B.2.b.1).a).(1) – 1 hingga gambar II.B.2.b.3) – 2 memperlihatkan
contoh sistem trifase yang umum digunakan. Gambar II.B.2.b.4).a) - A hingga
gambar II.B.2.b.4).e) – B memperlihatkan contoh sistem a.s. yang umum
digunakan.
2) Garis titik-titik menunjukkan bagian sistem yang tidak dicakup dalam ruang
lingkup persyaratan, sedang garis menunjukkan bagian yang dicakup
persyaratan.
3) Untuk sistem privat, sumber dan/atau sistem distribusi dapat dianggap sebagai
bagian instalasi dalam cakupan pengertian persyaratan ini. Untuk hal ini,
gambar tersebut dapat lengkap digambarkan dengan garis.
4) Kode yang digunakan mempunyai arti berikut:
Huruf pertama – berkaitan dengan sistem daya ke bumi:
T = hubungan langsung sebuah titik ke bumi;
I = semua bagian aktif diisolasi dari bumi; atau satu titik dihubungkan ke
bumi melalui impedans tinggi.
Huruf kedua – Berkaitan dengan bagian konduktif terbuka (BKT) instalasi ke
bumi.
T = hubungan listrik langsung dari BKT ke bumi, tidak tergantung pada
pembumian sembarang titik sistem daya.
N = hubungan listrik langsung BKT ke titik sistem daya yang dibumikan
(dalam sistem a.b., titik yang dibumikan dari sistem daya secara normal
adalah titik netral atau, jika titik netral tidak ada, konduktor lin).
Huruf berikutnya (jika ada) – Susunan konduktor netral dan konduktor proteksi.
S = fungsi proteksi diberikan oleh konduktor yang terpisah dari konduktor
netral atau dari konduktor lin yang dibumikan (atau dalam sistem a.b.
fase yang dibumikan).
C = fungsi netral dan proteksi digabung dalam konduktor tunggal (konduktor
PEN).
a
a) S stem sumb
Sis berr tu
ung
gga
al
S
Sisstem
m da
aya
a TN
T me
m mp
pun
nya
ai sattu tittik ya
ang
g dib
bum
mik
kan
n
langsung
g pad
p da su
umber, BK
KT ins
stalassi dih
d ubungka
an ke
e titikk
ttersseb
butt mel
m alu
ui kon
k ndu
ukttor prrote
ekssi. Tig
ga je
eniss sist
s temm TN
TN
d
diperttimbangkan
n se
esu
uai sus
s unan kon
k ndu
ukto
or netrral dan
d n
p
pro
otek
ksi, se
eba
aga
ai ber
b riku
ut:
((1) Sis
S stem
m TN-S
S, digu
d unaaka
an ko
ond
duk
kto
or prrote
ekssi ya
ang
g
ter
t pis
sah
h pa
ada
a sselu
uruh ssisttem
m. Lih
L at ga
amb
barr
II.B
B.2.b.1)a
a).((1) – 1.
Cat
C tata
an :
Unt
U tuk sim
mbo
ol, lihatt pe
enje
elasan yan
ng d
dibe
erik
kan pad
da b
butir II.B.2
2.b.
G mb
Gam bar II.B
B.2
2.b.1).a).(1) - 1
Sist
S temm TN-
T -S den
d nga
an ko
ond
dukktorr ne
etra
al ddann kondukto
or pro
p tek
ksi terrpis
sah
h pada selu
s uruuh
ssisttem
m.
CA
ATA
ATA
AN gam
mbar II.B
I B.2.b
b.1)).a)).(1)) – 1 : Pem
mbum
mia
an ta
amb
bah
han da
ari PE
P pad
p da in
nsta
alassi dapa
at dibe
d erika
an.
Gambar II.B.2.b.1).a).(1) - 3
Sistem TN-S dengan konduktor proteksi dibumikan dan tanpa konduktor netral
didistribusikan, di seluruh sistem
CATATAN gambar II.B.2.b.1).a).(1) – 3 : Pembumian tambahan dari PE pada instalasi dapat diberikan.
Gambar II.B.2.b.1).a).(2) - 1
Sistem TN-C-S trifase, 4-kawat, dengan PEN terpisah menjadi PE dan N di tempat lain
pada instalasi
CATATAN gambar II.B.2.b.1).a).(2) – 1 : Pembumian tambahan dari PEN atau PE pada instalasi dapat
diberikan.
Konduktor netral dan konduktor proteksi digabungkan dalam konduktor tunggal pada sebagian sistem.
Gambar II.B.2.b.1).a).(2) - 3
Sistem TN-C-S – fase tunggal, 2-kawat dengan PEN terpisah menjadi PE dan N
di awal instalasi
CATATAN gambar II.B.2.b.1).a).(2) – 3 : Pembumian tambahan dari PEN pada distribusi dan PE pada
instalasi dapat diberikan.
Fungsi netral dan konduktor proteksi digabungkan dalam konduktor tunggal di sebagian
sistem.
Gambar II.B.2.b.1).a).(3) - 1
Sistem TN-C dengan fungsi konduktor netral dan konduktor proteksi digabungkan dalam
konduktor tunggal di seluruh sistem
CATATAN gambar II.B.2.b.1).a).(3) – 1 : Pembumian tambahan dari PEN dalam instalasi dapat diberikan.
b) Sistem multisumber
Catatan:
Sistem multisumber diperlihatkan pada sistem TN dengan tujuan unik
untuk memberikan EMC (electromagnetic compatibility – kesesuaian
elektromagnetik – KEM).
Sistem multisumber tidak diperlihatkan dalam sistem TT dan IT karena
sistem tersebut biasanya kompatibel berkaitan dengan EMC.
(1) kebakaran;
(2) korosi;
(3) interferens elektromagnetik.
Gambar II.B.2.b.1).b) - 1
Sistem multisumber TN-C-S dengan konduktor proteksi dan konduktor netral terpisah ke
perlengkapan pemanfaat listrik
Catatan gambar II.B.2.b.1).b) - 1 :
(1) Tidak diizinkan adanya hubungan langsung dari titik netral
transformator atau titik bintang generator ke bumi.
Gambar II.B.2.b.1).b) - 2
Sistem multisumber TN dengan konduktor proteksi dan tanpa konduktor netral di seluruh
sistem untuk beban 2- atau 3-fase.
Catatan gambar II.B.2.b.1).b) – 2 :
(1) Tidak diizinkan adanya hubungan dari titik netral transformator
atau titik bintang generator ke bumi.
(2) Konduktor interkoneksi antara titik-titik netral trnsformator atau titik-
titik bintang generator harus diinsulasi. Fungsi konduktor ini adalah
seperti PEN, namun konduktor tersebut tidak boleh dihubungkan
ke perlengkapan pemanfaat listrik.
(3) Hanya satu hubungan antara titik-titik netral interkoneksi dari
sumber dan PE harus disediakan. Hubungan ini harus terletak di
dalam rakitan PHBK utama.
(4) Pembumian tambahan dari PE pada instalasi dapat disediakan.
Gambar II.B.2.b.2) - 1
Sistem TT dengan konduktor netral dan konduktor proteksi terpisah di seluruh instalasi
CATATAN gambar II.B.2.b.2) - 1 : Pembumian tambahan dari PE pada instalasi dapat diberikan.
4) Sistem a.s.
a) Sistem TN-S
Gambar II.B.2.b.4).a) - A
Jenis (B)
Jenis (A)
Gambar II.B.2.b.4).b) - A
CATATAN 3 Pembumian tambahan dari PEL pada instalasi dapat diberikan.
Jenis (B)
Jenis A
Jenis (A)
Jenis B)
a. Umum
Karakteristik berikut dari suplai, dari sumber mana saja, dan julat
normal dari karakteristik tersebut jika sesuai, harus ditentukan dengan
perhitungan, pengukuran, investigasi atau inspeksi:
1) voltase nominal
C. Kompabilitas
1. Kompabilitas karakteristik
b. voltase kurang;
e. arus asut;
f. arus harmonik;
2. Kompatibilitas elektromagnetik
D. Kemampupeliharaan
Asesmen harus dilakukan dari seringnya dan mutu pemeliharaan instalasi yang
diharapkan dapat diterima selama usia instalasi yang dimaksudkan. Jika ada yang
berwenang bertanggung jawab terhadap operasi instalasi, maka yang berwenang
tersebut harus dikonsultasi. Karakteristik tersebut harus diperhitungkan dalam
menerapkan persyaratan Bab IV hingga Bab VI sedemikian sehingga berkaitan
dengan seringnya dan mutu pemeliharaan yang diharapkan:
E. Pelayanan keselamatan
CATATAN 1 Keperluan pelayanan keselamatan dan sifatnya sering diatur oleh otoritas
pemerintah yang persyaratannya harus diobservasi.
CATATAN 2 Contoh pelayanan keselamatan adalah: lampu keluar darurat, sistem alarm
kebakaran, instalasi untuk pompa kebakaran, lift pemadam kebakaran, perlengkapan
pengeluaran asap dan bahang.
Sumber untuk pelayanan keselamatan dikenal sebagai berikut:
a. batere
b. sel primer;
2. Klasifikasi
F. Kontinuitas pelayanan
Asesmen harus dilakukan pada setiap sirkit untuk setiap keperluan kontinuitas
pelayanan yang dianggap perlu selama umur instalasi yang dimaksudkan.
Karakteristik berikut sebaiknya dipertimbangkan:
3. jumlah sirkit;
4. multisuplai daya;
Klasifikasi lokasi medik harus dibuat berdasarkan kesepakatan dengan staf medik,
organisasi kesehatan terkait atau badan yang bertanggung jawab untuk
keselamatan karyawan sesuai dengan peraturan nasional. Untuk menentukan
klasifikasi lokasi medik, perlu untuk staf medik menunjukkan prosedur medik apa
yang akan berada di dalam lokasi.
2. Suplai Daya.
Dalam lokasi medik, sistem distribusi sebaiknya didesain dan dipasang untuk
memfasilitasi tukar alih otomatis dari jaringan distribusi utama ke sumber
keselamatan listrik yang menyuplai beban esensial (lihat PUIL atau IEC
710.3131.1).
CATATAN 1 Klasifikasi lokasi medik sebaiknya berkaitan pada jenis kontak antara bagian
terapan dan pasien, maupun untuk keperluan apa lokasi tersebut digunakan.
Dua sumber untuk daya normal harus dipertimbangkan tetapi bukan merupakan
sumber daya pengganti seperti dijelaskan dalam pasal ini.
Perlengkapan pengindera arus, fasa dan bumi, harus dipilih untuk meminimalkan
perluasan interupsi ke sistem kelistrikan karena arus abnormal yang disebabkan
oleh beban lebih dan / atau sirkit hubung singkat.
C. Sirkit Pelindung.
Sirkit pelindung beban generator dirancang untuk tujuan mengurangi beban atau
sistem prioritas beban, tidak harus memelindungi keselamatan jiwa beban
cabang/, beban cabang kritis yang melayani daerah pelayanan kritis, kompresor
udara medik, pompa vakum bedah medik, pompa menjaga tekanan (jockey) untuk
sistem proteksi kebakaran yang berbasis air, pompa bahan bakar generator, atau
perlengkapan generator lainnya.
Sistem kelistrikan esensial harus mempunyai minimum dua sumber daya yang
berdiri sendiri : sumber normal biasanya memasok seluruh sistem kelistrikan dan
satu atau lebih sumber pengganti untuk digunakan bila sumber normal
terinterupsi.
Batere untuk generator di lokasi harus dipelihara sesuai ketentuan yang berlaku
atau seperti SNI 04-7018-2004, tentang Sistem pasokan daya listrik darurat dan
siaga.
Apabila sebagai dasar pemikiran sumber normal terdiri dari unit generator, sumber
pengganti harus salah satu generator lain atau pelayanan utilitas eksternal.
Generator set yang dipasang sebagai sumber daya pengganti dari sistem
kelistrikan penting harus dirancang memenuhi persyaratan layanan.
Jika penggunaan normal untuk maksud lain seperti tersebut di atas, maka
dua set atau lebih pembangkit harus dipasang, sehingga kebutuhan aktual
maksimum yang diperoleh dari beban tersambung sistem darurat, seperti
kompresor udara medik, pompa vakum bedah medik, pompa kebakaran
yang dioperasikan dengan listrik, pompa jockey, pompa bahan bakar dan
perlengkapan generator, harus terpenuhi dengan satu generator set terbesar
tidak dioperasikan.
Sumber pengganti daya darurat untuk iluminasi dan identifikasi sarana jalan
ke luar harus dari sistem kelistrikan esensial.
Sistem daya pengganti untuk sistem sinyal proteksi kebakaran harus dari
sistem kelistrikan esensial.
Beban pilihan, harus dilayani oleh sarana pemindah yang semestinya dan
beban ini tidak boleh dipindahkan ke peralatan pembangkit apabila
pemindahan dapat berakibat beban lebih pada peralatan pembangkit, dan
harus terlindung dari beban lebih peralatan pembangkit itu sendiri.
I. Ruang pembangkit.
Generator set harus mempunyai kapasitas yang cukup dan nilai nominal yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan aktual maksimum untuk melayani beban
tersambung dari sistem kelistrikan esensial pada setiap saat.
K. Pengangkatan beban.
Generator set harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mengangkat beban
dan memenuhi persyaratan frekuensi dan tegangan yang stabil dari sistem darurat
di dalam waktu 10 detik setelah hilangnya daya normal.
L. Menjaga temperatur
Ketentuan harus dibuat untuk menjaga ruang generator tidak kurang dari 10 oC
(50 oF) atau temperatur selimut air mesin tidak kurang dari 32 oC (90 oF).
M. Ventilasi udara
Ketentuan harus dibuat untuk menyediakan udara yang cukup untuk pendinginan
dan untuk melengkapi lagi udara pembakaran mesin.
Batere untuk memutar motor bakar harus sesuai dengan persyaratan batere yang
berlaku atau seperti SNI 04-7018-2004, tentang Sistem pasokan daya listrik
darurat dan siaga.
Alat pengasut disel generator untuk harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk
usaha memasok sebanyak 5 kali, dan 10 detik untuk setiap kalinya, serta tidak
lebih 10 detik berhenti antara setiap usaha.
Pasokan bahan bakar untuk generator set harus memenuhi ketentuan yang
berlaku atau seperti SNI 04-7018-2004, tentang Sistem pasokan daya listrik
darurat dan siaga.
1. Motor bakar
2) kecepatan lebih.
d. Alarm bunyi untuk memberi peringatan adanya kondisi satu atau lebih
alarm awal atau alarm.
Penggerak mula, selain motor bakar yang melayani generator set, harus
mempunyai alat pengaman yang cocok ditambah alarm visual dan alarm
bunyi untuk memperingatkan kondisi alarm atau mendekati alarm.
Pasokan bahan bakar cair untuk sumber daya darurat dan pembantunya
harus dilengkapi dengan alat sensor untuk memperingatkan bahwa isi tangki
bahan bakar utama kurang dari 4 jam untuk memasok operasi.
6) Kecepatan lebih.
2. Apabila tempat kerja regular tidak selalu terjaga, sinyal bunyi dan visual yang
menunjukkan kekacauan, yang terlabel dengan tepat, harus ditentukan pada
lokasi yang terus menerus termonitor.
Sinyal yang menunjukkan kekacauan ini harus bekerja apabila setiap kondisi
pada butir III.R.1 dan butir III.R.2 terjadi, tetapi kondisi ini tidak ditunjukkan
secara individu.
S. Batere.
Sistem batere harus memenuhi seluruh persyaratan yang berlaku SNI 04-0225-
2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
1) Rintangan
a) Umum
Tabel IV.A.1.c.1).a).(1).(b)
Sistem 50 V < Uo 120 V 120 V < Uo 230 V 230 V < Uo 400 V Uo > 400 V
detik detik detik detik
a.b. a.s. a.b. a.s. a.b. a.s. a.b. a.s.
TN 0,8 Catatan 1 0,4 5 0,2 0,4 0,1 0,1
TT 0,3 Catatan 1 0,2 0,4 0,07 0,2 0,04 0,1
Jika dalam sistem TT, diskoneksi dilaksanakan oleh gawai proteksi arus lebih (GPAL) dan ikatan
ekuipotensial proteksi dihubungkan dengan semua BKE di dalam instalasi, dapat digunakan
waktu diskoneksi maksimum yang berlaku untuk sistem TN.
U0 adalah voltase lin ke bumi a.b. atau a.s. nominal.
CATATAN 1 Diskoneksi dapat disyaratkan untuk alasan selain proteksi terhadap kejut listrik.
CATATAN 2 Jika diskoneksi dilakukan dengan GPAS lihat butir IV.A.1.c.2) dan butir IV.A.1.c.3).
CATATAN Diskoneksi suplai ketika terjadi kondisi beban lebih
atau hubung pendek, dapat dicapai dengan metode desain yang
berbeda dalam prosedur aturan umum untuk memenuhi tingkat
keselamatan yang disyaratkan.
2) Sistem TN
4) Sistem IT medik
2. Proteksi kebakaran
1. Kondisi operasi
Arus bocor belitan keluaran ke bumi dan arus bocor selungkup jika
diukur dalam kondisi tanpa beban dan transformator disuplai pada
voltase pengenal dan frekuensi pengenal tidak boleh melebihi 0,5 mA.
2. Pengaruh eksternal
CATATAN Gambar dan diagram perkawatan sebaiknya sesuai dengan SNI 04-0225-edisi
terakhir.
Dokumen relevan terutama adalah:
1. diagram blok yang memperlihatkan sistem distribusi suplai daya normal dan
suplai daya untuk pelayanan keselamatan dalam gambar lin tunggal.
Diagram ini harus memuat informasi mengenai lokasi dari panel subdistribusi
di dalam bangunan;
3. gambar arsitektur;
C. Sistem perkawatan
Setiap sistem perkawatan dalam lokasi medik kelompok 2 harus khusus untuk
penggunaan perlengkapan dan fiting di lokasi tersebut.
Proteksi arus lebih terhadap arus hubung pendek dan beban lebih perlu
untuk setiap sirkit akhir. Proteksi arus beban lebih tidak diizinkan pada sirkit
penyulang di hulu dan hilir dari transformator sistem IT medik. Sekering
boleh digunakan untuk proteksi hubung pendek.
E. Perlengkapan lain
1. Sirkit pencahayaan
2. Sirkit kotak kontak pada sistem IT medik untuk lokasi medik kelompok
2.
2). setiap kotak kontak harus secara individu diproteksi terhadap arus
lebih.
F. Pelayanan keselamatan
1. Sumber
Kelas 0
Suplai otomatis tersedia tanpa pemutusan
(tanpa pemutusan)
Kelas 0,15
Suplai otomatis tersedia dalam 0,15 detik
(pemutusan sangat singkat
Kelas 0,5
Suplai otomatis tersedia dalam 0,5 detik
(pemutusan singkat)
Kelas 15
Suplai otomatis tersedia dalam 15 detik
(pemutusan menengah)
Kelas >15
Suplai otomatis tersedia dalam lebih dari 15 detik
(pemutusan lama)
CATATAN 1 : Biasanya tidak diperlukan untuk menyediakan suplai daya tanpa pemutusan
untuk perlengkapan listrik medik. Namun perlengkapan dikendalikan mikroprosesor dapat
mensyaratkan suplai tersebut.
CATATAN 2 : Pelayanan keselamatan disediakan untuk lokasi yang mempunyai klasifikasi
berbeda sebaiknya memenuhi klasifikasi yang memberikan keamanan suplai tertinggi.
Mengacu ke Tabel V.G untuk pedoman keterkaitan klasifikasi pelayanan keselamatan dengan
lokasi medik
CATATAN 3 : Pengertian “di dalam” berarti “”
Saat terjadi kegagalan voltase pada satu atau lebih konduktor lin
di panel distribusi, sumber suplai daya keselamatan khusus harus
mempertahankan luminer meja ruang bedah dan luminer esensial
lain, misalnya endoskopi, untuk periode minimum 3 jam. Sumber
ini harus memulihkan suplai dalam periode tukar alih tidak
melebihi 0,5 detik.
CATATAN Durasi selama 24 jam dapat dikurangi hingga minimum 3 jam jika
persyaratan medik dan penggunaan lokasi, termasuk setiap perawatan, dapat
ditutup dan jika gedung dapat dikosongkan dengan baik dalam waktu yang
kurang dari 24 jam.
3) Sumber suplai daya dengan periode tukar alih lebih lama dari
15 detik.
a) perlengkapan sterilisasi;
c) perlengkapan pendingin;
d) perlengkapan masak;
e) pengisi aki.
1. Pencahayaan keselamatan
a. rute penyelamatan;
c. lokasi PHBK untuk set generator darurat dan untuk panel distribusi
utama suplai daya normal dan untuk sumber daya untuk pelayanan
keselamatan;
CATATAN Nilai untuk iluminans minimum dapat diberikan dalam peraturan nasional atau
daerah.
I. Pelayanan lain
3. sistem pemanggilan;
VERIFIKASI
A. Verifikasi
B. Verifikasi awal
Pengujian yang ditentukan di bawah pada butir 1 hingga butir 5 sebagai tambahan
pada persyaratan PUIL, kedua-duanya harus dilakukan sebelum komisioning dan
setelah perubahan atau perbaikan dan sebelum komisioning ulang.
1. Uji fungsional GMI dari sistem IT medik dan sistem alarm akustik/visual.
C. Verifikasi periodik
Verifikasi periodik butir 1 hingga butir 5 dari bab V.B harus dilakukan sesuai
dengan peraturan daerah/nasional. Jika tidak terdapat peraturan daerah/nasional,
direkomendasikan interval berikut:
6. Hanya inti dari sirkit utama yang boleh dipasangkan pada kabel berinti
banyak, atau dalam satu pipa untuk kabel berinti tunggal. Berbagai sirkit
bantu hanya boleh dipasangkan pada sirkit utamanya dalam satu jalur
konduktor (misalnya pipa), jika semuanya terhubung pada satu perlengkapan
dan disuplai dari sumber yang sama.
1. PHBK harus dipasang di luar ruang pelayanan kesehatan dan harus mudah
dicapai.
CATATAN : Kotak hubung dan terminal yang menjadi satu dengan perlengkapan (misalnya
pipa pesawat sinar X), tidak termasuk PHBK seperti yang dimaksud di sini.
Dalam hal ini harus dipasang konduktor proteksi tersendiri pada konduktor
yang menyalurkan daya pada PHBK cabang.
a. PHBK untuk kedua ruang itu dipisahkan oleh dinding dan mempunyai
tutup masing-masing;
4. Bagian PHBK yang terhubung pada aparat catu daya pengganti dan segala
konduktornya dipisahkan oleh dinding dengan tutup tersendiri.
5. Pengujian insulasi untuk tiap sirkit harus dapat dilaksanakan tanpa membuka
terminal konduktor netral, misalnya dengan memasang terminal pemisah
pada PHBK tersebut.
C. Tindakan proteksi
Untuk menghindari bahaya sentuh tak langsung harus dilakukan dengan cara
yang cocok tiap kelompok ruang pelayanan kesehatan. Ruang yang pada saat
yang sama, atau untuk sementara, dapat digolongkan dalam berbagai kelompok,
izin proteksinya hanya diberikan untuk satu kelompok saja.
2 Cara proteksi tersebut dalam butir VII.C.1 di atas harus dipilih yang cocok
dengan ruang, ditambah syarat untuk tiap kelompok sebagai berikut :
3 Insulasi di tempat kaki berpijak saja tidak diizinkan sebagai insulasi proteksi
(lokasi nonkonduktif).
5 Sistem IT
1) Voltase nominal pada sisi sekunder tidak boleh lebih dari 230 V;
hal itu berlaku juga untuk voltase antara fase pada voltase fase
tiga.
ଶହ
ா ூοಿ
dengan :
b. GPAS harus mempunyai proteksi arus operasi sisa pengenal tidak lebih
dari 30 mA.
7. Konduktor proteksi
1). Untuk setiap sirkit beban harus dipasang satu konduktor proteksi
tersendiri, mulai dari PHBK utama bangunan atau sambungan
rumah. Untuk ruang praktek dokter dari ruang Kelompok 1,
konduktor proteksi ini dipasang mulai dari PHBK cabang untuk
ruang praktek dokter tersebut.
8. Ekuipotensial khusus.
Selain itu dalam ruang Kelompok 2, semua bagian yang bersifat konduktor di
dalam daerah 2,5 m dari tempat penderita harus dihubungkan ke
ekuipotensial jika resistannya terhadap konduktor proteksi lebih kecil dari 2,4
k:. Pengujian dilakukan dengan voltase searah paling sedikit 100 V. Syarat
ini tidak berlaku untuk bagian konduktif yang diinsulasi sehingga sentuhan
tidak langsung dapat dihindarkan.
Gambar VII.C.8.a.8) - 3
Daerah (zone) rawan di ruang operasi yang menggunakan anastetik mampu bakar berupa
campuran gas anastetik dan bahan pembersih
Catatan keterangan gambar VII.C.8.a.8) – 3 :
1. Masukan sistem tata udara
2. Kolom gas anastetik
3. Perlengkapan medik
4. Lampu operasi
5. Penderita
6. Sakelar injak
7. Zone M
8+9 Perlengkapan gas anastetik
10. Keluaran sistem tata udara
11. Zone G.
Bila bagian perlengkapan mencakup pipa yang berisi gas yang memudahkan
terjadinya kebakaran, misalnya zat asam atau gas gelak (N20), untuk bagian
ini berlaku hal berikut :
b. Bila konduktor listrik dan pipa untuk gas yang memudahkan terjadinya
kebakaran dipasang bersama-sama dalam satu jalur, pipa, atau kotak,
maka konduktor listrik harus minimum memenuhi syarat untuk jenis
NYM.
1. Bila aliran listrik terputus dalam ruang pelayanan kesehatan Kelompok 1 dan
2, perlengkapan seperti yang disebutkan dalam butir VII.E.2 harus dapat
bekerja terus dengan daya dari suatu CDPK, dengan mengindahkan
ketentuan di bawah ini:
CDPK tidak dapat mengganti CDP seperti yang disyaratkan, sebaliknya CDP
yang sesuai tidak dapat menggantikan CDPK.
CONTOH :
CATATAN : Dalam hal ini masing-masing ketentuan yang berlaku dalam persyaratan
pembangunan rumah sakit harus dipenuhi.
2 Menghubungkan perlengkapan
a Dalam setiap ruang bedah atau ruang kegiatan medis lain yang dapat
digolongkan pada Kelompok 1 dan 2, sekurang-kurangnya harus ada
seperangkat lampu bedah yang dapat dinyalakan dengan tenaga dari
CDPK, misalnya dari baterai.
3 Persyaratan umum
CATATAN : Dengan pengecualian ini maka pada beban yang kecil sumber daya
bekerja lebih ringan karena arus mula dari transformator untuk sistem konduktor
proteksi tidak ada.
d. Bekerjanya CDPK dalam setiap ruang atau kelompok ruang harus
disertai isyarat yang mudah terlibat.
g. Bila CDPK harus melayani lebih dari satu sirkit, selektivitas proteksi
arus lebih harus terjamin bila terjadi hubung pendek.
F Menguji instalasi
1 Agar instalasi listrik dapat digunakan dengan baik, instalasi itu perlu diulang
uji secara berkala dan pengguna instalasi harus mempunyai dokumen
berikut:
d) buku uji atau berita acara pengujian mengenai hasil semua pengujian
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Untuk itu, instalasi harus diuji sesuai dengan butir VII.F.2 dan butir
VII.F.2.b. Gambar instalasi listrik dan diagram PHBK harus diperbaiki
jika terjadi perubahan atau penambahan pada instalasi.
b Hasil pengujian harus dicatat dalam buku uji sesuai dengan butir
VII.F.1.
1). Pengujian sesuai dengan bab VII.F harus dilakukan oleh orang
juru sekurang-kurangnya setahun sekali.
2). Pengujian monitor insulasi dan sakelar proteksi arus sisa harus
dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dengan menekan tombol uji
sekurang-kurangnya setengah tahun sekali.
Untuk perlengkapan, insulasi harus memiliki standar relevan untuk perlengkapan listrik
CATATAN Sentuh tidak sengaja tidak dianggap berbahaya jika voltase yang yang dihasilkan
dari muatan satik turun di bawah 120 V a.s dalam waktu kurang dari 5 detik setelah
dikoneksi dari suplai daya
PENUTUP
Persyaratan teknis prasarana instalasi elektikal rumah sakit ini diharapkan dapat
digunakan sebagai rujukan oleh pengelola rumah sakit, penyedia jasa kontruksi,
pemerintah daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan dan
pengendalian penyelenggaraan pembangunan prasarana instalasi elektrikal guna
menjamin keselamatan rumah sakit dan lingkungan terhadap bahaya elektrikal.
Persyaratan teknis yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif serta penyesuaian
persyaratan prasarana instalasi elektikal pada rumah sakit oleh masing-masing daerah
disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan kelembagaan di daerah.
MENTERI KESEHATAN,
Nara Sumber
Wakil-wakil instansi Pemerintah, Asosiasi, Akademisi, Pemeritah
Kelompok Kerja
1 Penggunaan 1
2 Sifat bahaya dari sistem gas dan vakum 1
3 Sumber 1
4 Katup 37
5 Stasiun outlet I inlet 41
6 Rakitan buatan pabrik 42
7 Rel gas medik (RGM) yang terpasang pada permukaan 44
8 Indikator tekanan dan vakum 45
9 Sistem peringatan 45
10 Distribusi 50
11 Penamaan dan identifikasi 60
12 Kriteria dan uji kinerja (gas, vakum medik-bedah, dan BSGA) 63
13 Pengoperasian dan manajemen 75
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii
Persyaratan Teknis Sistem Instalasi Gas Medik dan Vakum
Medik Rumah Sakit
1 Penggunaan.
1.1 Ketentuan ini berlaku wajib untuk Rumah sakit yang menggunakan sistem instalasi gas
medik dan vakum medik.
1.2 Bila terdapat istilah gas medik atau vakum, ketentuan tersebut berlaku bagi semua sistem
perpipaan untuk oksigen, nitrous oksida, udara medik, karbon dioksida, helium, nitrogen, vakum
medik untuk pembedahan, pembuangan sisa gas anestesi, dan campuran dari gas-gas tersebut.
Bila terdapat nama layanan gas khusus atau vakum, maka ketentuan tersebut hanya berlaku bagi
gas tersebut.
1.3 Suatu sistem yang sudah ada yang tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan ini boleh tetap
digunakan sepanjang pihak yang berwenang telah memastikan bahwa penggunaannya tidak
membahayakan jiwa.
3 Sumber.
3.1.6 Pintu ruangan yang berisi sistem pasokan sentral atau silinder yang hanya berisi oksigen
atau udara medik harus berlabel sebagai berikut:
AWAS
Gas Medik
Dilarang Merokok atau Menyalakan Api
3.4.4.2 Alat indikator tekanan harus ditempatkan di bagian hilir setiap regulator tekanan.
3.4.8 Header
Setiap header yang dipasang pada sistem pasokan sentral menggunakan silinder yang berisi gas
atau cairan, harus mencakup:
(1) jumlah sambungan silinder yang dibutuhkan header;
(2) satu slang penghubung (cylinder lead) untuk setiap silinder sesuai butir 3.4.3. dan
dilengkapi dengan fiting ujung yang dipasang permanen mengikuti ketentuan yang
berlaku;
(3) suatu filter dari bahan sesuai butir 3.4.3 untuk mencegah masuknya kotoran ke dalam
pengendali manifol;
.
Gambar 3.4.8(a) Header untuk Silinder Gas.
Gambar 3.4.11 Sumber Pasokan Tipikal untuk Cairan Kriogenik dalam Bentuk Curah.
Gambar 3.5 - Elemen Tipikal Sistem Sumber Udara Medik Duplek dengan Kompresor.
Gambar.3.5.11.6 Alternatif Pemasangan Deretan Katup untuk Pengontrolan Saluran dalam Udara
Medik.
3.5.11.2 Kompresor udara medik harus berkapasitas cukup untuk melayani kebutuhan puncak
yang dihitung dengan satu kompresor terbesar tidak bekerja. Dalam keadaan apapun jumlah
kompresor tidak boleh kurang dari dua.
3.7.1* Sistem
Sistem BSGA ditentukan bersama dengan petugas medik yang memahami persyaratan untuk
menentukan; jenis sistem, jumlah, penempatan terminal, alat-alat pengoperasian dan keselamatan
lain yang diperlukan.
3.7.1.1 BSGA dihasilkan oleh suatu peralatan khusus, dialirkan melalui sistem vakum bedah-
medik, blower atau dengan pipa venturi .
3.7.1.2 Bila BSGA dialirkan melalui sistem vakum bedah-medik, berlaku ketentuan berikut:
(1) sistem vakum bedah-medik harus memenuhi butir 3.6;
(2) bahan anesthesi mudah terbakar atau uap mudah terbakar lainnya harus diencerkan
terlebih dahulu sampai di bawah batas penyalaannya sebelum dibuang ke dalam
sistem vakum bedah-medik tersebut;
(3) ukuran sistem vakum bedah-medik harus ditentukan untuk mengakomodasikan
tambahan volume tersebut.
3.7.1.3 Bila BSGA dihasilkan oleh suatu peralatan khusus, berlaku ketentuan berikut:
(1) sistem BSGA harus ditempatkan pada lokasi sesuai dengan butir 3.3.3;
(2) sistem BSGA harus berada dalam bangunan, dalam suatu daerah yang dikhususkan
untuk peralatan mekanik;
3.8.2 Umum
3.8.2.1 Udara instrumen boleh digunakan untuk dukungan medik (misalnya untuk
mengoperasikan peralatan, batang (boom) penopang yang digerakkan udara, alat penggantung,
dan pemakaian sejenis lainnya) dan untuk digunakan dalam laboratorium.
4.2 Aksesibilitas
Semua katup, kecuali katup dalam rakitan kotak katup zona, harus ditempatkan pada lokasi yang
aman, seperti misalnya dikunci terhadap pipa “locked piped chases” , dikunci atau digrendel pada
posisi pengoperasian, dan ditandai dengan label berisi jenis pasokan gas dan ruangan yang
dikendalikan oleh katup tersebut.
4.2.1 Katup penyetop yang dapat diakses oleh selain petugas berwenang harus dipasang
dalam suatu lemari katup dengan pintu yang dapat dibuka atau dipecahkan yang cukup lebar
untuk mengijinkan pengoperasian katup secara manual.
6 Perakitan pabrik
8.1 Umum
8.1.1 Indikator tekanan dan relatif untuk sistem pemipaan gas medik harus dibersihkan untuk
layanan oksigen
8.1.2 Alat ukur tekanan harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
8.1.3 Rentang skala tekanan positif dari indikator analog harus sedemikian sehingga
pembacaan normal berada pada tengah, 50 persen skala.
8.1.4 Rentang skala dari indikator digital tidak boleh lebih dari dua kali tekanan kerja dari sistem
pemipaan
8.1.5 Rentang skala indikator vakum harus berupa 0 ~ 760 mm (0 ~ 29,9 in) HgV relatif, kecuali
untuk indikator dengan rentang tampilan normal yang menunjukkan kondisi normal hanya di atas
300 mm (12 inci) HgV relatif.
8.1.6 Indikator yang ada di sebelah aktuator alarm utama dan alarm wilayah harus diberi label
untuk mengidentifikasikan nama atau simbol kimia dari sistem pemipaan khusus yang dimonitor.
8.1.7 Tingkat akurasi indikator yang digunakan dalam pengujian harus 1 persen (dari skala
penuh) atau yang lebih baik, pada titik pembacaan.
9 Sistem peringatan.
9.1 Umum
Semua sistem alarm utama, wilayah, dan lokal yang digunakan untuk sistem gas medik dan
vakum harus meliputi yang berikut ini:
(1) indikator visual yang terpisah untuk masing-masing kondisi yang dimonitor, kecuali
untuk alarm lokal dan yang ditampilkan pada panel alarm utama seperti yang diijinkan
dalam 9.4.2;
(2) indikator visual yang tetap menandakan alarm hingga situasi yang menyebabkan alarm
telah diatasi;
(3) suatu indikasi audio yang dapat dibatalkan (dimatikan) dari masing-masing kondisi
alarm, yang menghasilkan bunyi dengan level minimum 80 dBA pada jarak 92 cm (3
ft);
(4) suatu sarana untuk mengindikasikan lampu atau LED kegagalan;
(5) indikasi visual dan audial bahwa hubungan kabel ke suatu alat penginisiasi alarm
dilepaskan;
(6) pemberian label pada setiap indikator, yang menandakan kondisi yang dimonitor;
(7) pemberian label setiap panel alarm untuk setiap wilayah pengawasannya;
(8) inisiasi ulang sinyal bunyi bila kondisi alarm lainnya terjadi sementara alarm bunyi
sedang dimatikan;
Direkomendasikan meliputi yang berikut ini :
(9) daya dari cabang “life safety” sistem kelistrikan darurat seperti dijelaskan pada sistem
kelistrikan esensial;
10.1 Bahan pipa untuk sistem gas medik bertekanan positip yang
dipasang di lokasi.
10.1.1 Pipa, katup, fiting, stasiun outlet, dan komponen pemipaan lainnya dalam sistem gas
medik harus telah dibersihkan untuk layanan oksigen oleh pabrik pembuat sebelum dilakukan
pemasangan sesuai ketentuan yang berlaku, kecuali fiting boleh dibersihkan oleh suplier atau
agen selain dari pabrik pembuat.
10.1.2 Masing-masing panjang pipa harus diangkut dengan ujung-ujungnya ditutup atau
disumbat oleh pabrik pembuat dan tetap tersegel hingga siap untuk pemasangan
10.1.3 Fiting, katup, dan komponen lainnya harus diangkut dalam keadaan tersegel, diberi label,
dan tetap tersegel hingga disiapkan untuk pemasangan
10.1.4 Pipa harus dari jenis “hard-drawn seamless copper” penggunaan untuk pipa gas medik,
tipe L atau setara, kecuali jika tekanan kerja diatas tekanan relatif 1275 kPa (185 psig) maka Jenis
K atau setara harus digunakan untuk ukuran yang lebih besar dari DN 80 (NPS 3) (3 ǩ inci
diameter luar)
10.1.5 Pipa gas medik yang memenuhi persyaratan yang berlaku harus diidentifikasikan atau
disertifikasi oleh pabrik pembuat dengan tanda “OXY”, “MED”, “OXY/MED”, OXY/ARC” atau
“ACR/MED” dengan warna biru (tipe L) atau hijau (tipe K)
10.1.6 Pemasang harus menyerahkan dokumen resmi yang menyatakan bahwa semua bahan
pipa dipasang memenuhi persyaratan 10.1.1
10.2 Bahan pipa untuk sistem vakum bedah medik yang dipasang di
lokasi
10.2.1 Pipa vakum harus dari jenis “hard-drawn seamless copper”, baik pipa gas medik ASTM B
819/BSEN 13348 , pipa air (water cube) ASTM B 88 (tipe K, L, M), atau pipa ACR ASTM B 280.
10.3 Fiting
10.3.1 Belokan, pergeseran (offset) atau perubahan arah lainnya pada pemipaan gas medik dan
vakum harus dibuat dari fiting kapiler tembaga tempa dipatri, atau fiting patri , atau hanya untuk
fiting vakum yang diijinkan menggunakan fiting khusus sesuai butir 10.5.8 (4) hingga 10.5.8 (7).
10.3.2 Fiting paduan tembaga tuang tidak boleh dipergunakan.
10.3.3 Hubungan pencabangan pada sistem pemipaan boleh dilakukan dengan menggunakan
sambungan T (tee) yang dibuat secara mekanik, di bor, dan dikempa (extruded) yang dibentuk
sesuai dengan instruksi pabrik pembuat peralatan, dan dipatri.
(1) dibatasi hanya untuk hubungan ke indikator tekanan/vakum, peralatan alarm, dan peralatan sumber;
(2) Dari jenis ulir meruncing yang memenuhi ketentuan yang berlaku.
(3) Dilapis dengan pita polytetrafluoroethylene (misal Teflon) atau perapat ulir lain yang
direkomendasikan untuk layanan oksigen, dengan bahan perapat dilapiskan hanya
pada ulir jantan saja.
10.6.4.6. Bila dipersyaratkan, pemipaan gas medik dan vakum harus tahan gempa sesuai dengan
peraturan bangunan yang ada.
KATUP SUMBER
UNTUK (NAMA SUMBER)
11.2.4 Katup saluran utama harus dinamai pada bagian dasarnya seperti berikut:
11.2.5 Katup pipa tegak harus dinamai pada dasarnya seperti berikut:
MELAYANI
(NAMA AREA/BANGUNAN YANG DILAYANI OLEH KATUP
TERSEBUT)
12.1 Umum
12.1.1 Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan pada semua sistem gas dalam pipa yang
baru, penambahan, renovasi, instalasi sementara, atau sistem yang sedang diperbaiki, untuk
memastikan fasilitas tersebut, dengan prosedur yang didokumentasikan, bahwa semua ketentuan
yang berlaku dari dokumen ini telah ditaati dan integritas sistem tercapai atau terjaga
12.1.2 Pemeriksaan dan pengujian harus mencakup semua komponen atau bagian sistem
tetapi tidak membatasi pada, sumber gas curah, manifol, sistem sumber udara bertekanan (seperti
kompresor, pengering, saringan, regulator), alarm sumber dan pengawasan keamanan, alarm
utama, jalur pipa, katup isolasi, alarm wilayah, katup zona, dan stasiun inlet (vakum) dan stasiun
outlet (gas bertekanan).
12.1.3 Semua sistem yang dibuka/ditembus dan komponen-komponen yang mengalami
penambahan, perbaikan, atau penggantian (seperti sumber gas baru: curah, manifol, kompresor,
pengering, alarm) harus diperiksa dan diuji.
12.1.4 Sistem-sistem harus dipandang telah dibuka/ditembus pada titik penyusupan dalam jalur
pipa oleh pemisahan fisik atau oleh pelepasan, penggantian, atau penambahan komponen sistem.
12.1.5 Bagian dari sistem yang dibuka/ditembus yang mengalami pemeriksaan dan pengujian
harus dibatasi hanya pada zona spesifik yang telah diubah dan komponen dalam zona atau
daerah yang berhubungan langsung, dan berada di hulu dari sistem vakum dan di hilir dari gas
bertekanan pada titik atau area penyusupan.
12.1.6 Laporan pemeriksaan dan pengujian harus diserahkan langsung pada pihak yang
dikontrak untuk pengujian, dan harus menyerahkan laporan melalui jalur-jalur pelaporan kepada
otoritas fasilitas yang bertanggung jawab dan fihak lain yang dipersyaratkan.
12.1.7 Laporan harus berisikan daftar rincian semua temuan dan hasil pemeriksaan dan
pengujian.
12.1.8 Otoritas fasilitas yang bertanggung jawab harus meninjau ulang catatan pemeriksaan dan
pengujian ini sebelum penggunaan semua sistem untuk menjamin bahwa semua temuan dan hasil
pemeriksaan dan pengujian telah diselesaikan dengan baik.
12.1.9 Semua dokumentasi yang mengacu pada pemeriksaan dan pengujian harus disimpan
pada lokasi setempat dalam fasilitas.
12.1.10 Sebelum sistem pemipaan digunakan, otoritas di dalam fasilitas harus bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa gas/vakum yang disalurkan (didistribusikan) pada outlet/inlet adalah
seperti yang ditunjukkan pada label outlet/inlet dan bahwa fiting penyambungan yang tepat telah
terpasang untuk pelayanan gas/vakum tertentu.
12.2.1 Umum
12.2.1.1 Pengujian yang dipersyaratkan oleh 12.2 harus dilaksanakan dan didokumentasikan oleh
pelaksana pemasangan sebelum melaksanakan pengujian yang tercatat pada 12.3, Pemeriksaan
sistem.
12.2.1.2 Pengujian gas harus menggunakan Nitrogen NF kering, bebas minyak.
12.2.1.3 Bila rakitan peralatan buatan pabrik akan dipasang, pengujian yang dipersyaratkan oleh
12.2 harus dilaksanakan sebagai berikut :
(1) setelah pemasangan pipa distribusi selesai, tetapi sebelum uji kemampuan
mempertahankan tekanan;
(2) sebelum pemasangan rakitan peralatan buatan pabrik yang disuplai dipasok melalui
pipa slang atau pipa fleksibel;.
(3) pada semua stasiun outlet/inlet pada rakitan buatan pabrik terpasang yang dipasok
melalui pipa tembaga.
12.3.1. Umum
12.3.1.1 Uji verifikasi harus dilakukan hanya setelah lulus semua uji yang dipersyaratkan dalam
12.2 uji yang dilakukan pelaksana pemasangan.
12.3.1.2 Gas uji haruslah bebas minyak, dari jenis Nitrogen NF kering atau gas sistem bilamana
diijinkan.
12.3.1.3 Pengujian pengujian harus dilakukan oleh pihak yang secara teknis berkompeten dan
berpengalaman di bidang pengujian saluran pipa gas medik dan vakum dan memenuhi
persyaratan yang berlaku.
12.3.1.4 Pengujian harus dilakukan oleh pihak lain, bukan dari kontraktor pemasangan.
12.3.1.5 Bila sistem belum pernah dipasang oleh personil setempat dari fasilitas, pengujian harus
boleh dilakukan oleh personil organisasi tersebut yang memenuhi persyaratan 12.3.13
12.3.1.6 Semua pengujian yang dipersyaratkan dalam 12.3 harus dilakukan setelah pemasangan
dari setiap rakitan peralatan buatan pabrik yang dipasok melalui slang atau pipa lentur.
12.3.1.7 Bila terdapat banyak titik penyambungan yang mungkin untuk terminal-terminal, setiap
posisi yang mungkin harus diuji secara independen.
5.1.12.3.1.8 Bila diijinkan oleh instansi berwenang, dimana penggunaan nitrogen tidak
memungkinkan, gas sumber harus boleh dipergunakan untuk pengujian berikut:
Tekanan Relatif
Campuran gas 140 kPa (20 psi)
Nitrogen/Udara instrumen 210 kPa (30 psi)
Nitro oksida 275 kPa (40 psi)
Oksigen 345 kPa (50 psi)
Udara Medik 415 kPa (60 psi)
Sistem pada tekanan tidak standar 70 kPa (10 psi) lebih tinggi dari rendah dari
setiap sistem lainnya
HgV Vakum
Vakum 510 mm (20 in) HgV
BSGA 380 mm (15 in) HgV (bila dirancang
demikian)
(e) Setelah pengaturan tekanan sesuai dengan 12.3.3.2.(b) dan (c), setiap stasiun outlet
untuk sistem gas medik harus diuji dengan menggunakan sambungan gas-khusus
untuk setiap sistem dengan pengukur tekanan pengujian terpasang, untuk
memverifikasikan bahwa tekanan uji/vakum yang benar telah diperoleh pada setiap
inlet/outlet dari masing-masing sistem yang terdaftar dalam tabel 3.
(f) Setiap pengukur tekanan pengujian yang digunakan dalam pelaksanaan pengujian ini
harus dikalibrasikan dengan indikator tekanan yang digunakan pada regulator saluran
tekanan yang dipakai untuk menyediakan (indikasi) tekanan sumber.
(g) Setiap stasiun (pos) outllet harus diidentifikasikan dengan suatu label (dan penandaan
dengan warna, bila digunakan), dan tekanan yang diindikasikan pada pengukur
tekanan uji harus seperti yang terdapat dalam tabel 3 untuk sistem yang sedang diuji.
12.3.5.1 Umum
(a) Semua sistem peringatan untuk setiap sistem gas medik dan vakum harus diuji untuk
memastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan tepat sebelum menempatkan
sistem ke dalam pemakaian;
(b) Rekaman permanen dari semua pengujian ini harus disimpan.
(c) Sistem peringatan yang merupakan bagian tambahan pada suatu sistem pemipaan
yang telah ada harus diuji sebelum penyambungan dari pemipaan yang baru ke sistem
yang telah ada.
(d) Pengujian dari sistem peringatan untuk instalasi baru (pengujian awal) harus dilakukan
setelah pengujian sambung-silang (12.3.3), tetapi sebelum penggelontoran
(pembersihan) dari pemipaan (12.3.6) dan melakukan uji verifikasi lainnya yang tersisa
(belum dilakukan) (12.3.7 hingga 12.3.14)
(e) Pengujian awal dari suatu sistem peringatan, yang dapat dimasukkan ke dalam suatu
penambahan atau perluasan kepada suatu sistem pemipaan yang telah ada, harus
diselesaikan sebelum penyambungan dari sistem tambahan tersebut kepada sistem
yang telah ada.
(f) Gas uji untuk pengujian awal harus bebas minyak, nitrogen NF kering, gas peruntukan
sistem, atau vakum kerja.
12.3.14.1 Umum
Verifikasi dari peralatan sumber harus dilaksanakan setelah pemasangan dari saluran pipa yang
saling menghubungkan, aksesori, dan peralatan sumber.
13.1 Administrasi
Pihak yang berwenang dalam menata organisasi pelayanan kesehatan harus menyediakan
peraturan dan langkah-langkah untuk keselamatan dalam praktek.
13.1.1 Spesifikasi pembelian (peralatan) mencakup hal berikut ini:
(a) spesifikasi dari tabung silinder;
(b) penandaan dari tabung silinder, regulator, dan katup;
(c) sambungan yang cocok dari tabung silinder yang dipasok untuk fasilitas (pelayanan
kesehatan).
13.1.2 Prosedur pelatihan harus mencakup yang berikut:
(1) program perawatan sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat untuk pemipaan
sistem gas;
Instalasi Tata Udara Rumah Sakit merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan
pelayanan medik.
Dalam rangka mendukung Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka perlu
disusun Pedoman Teknis Prasarana Instalasi Tata Udara pada Bangunan Rumah Sakit yang
memenuhi standar pelayanan Keselamatan dan Kesehatan.
Sistem Tata Udara di rumah sakit berfungsi untuk pengaturan temperatur, kelembaban udara
relatif, kebersihan udara dan tekanan udara di dalam ruang serta dalam rangka mencegah
berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme, terutama di ruangan-ruangan khusus
seperti di ruang operasi, ruang isolasi, dan lain-lain.
Pedoman Teknis ini disusun dengan partisipasi berbagai pihak termasuk rumah sakit, organisasi
profesi serta instansi terkait.
Dengan diterbitkannya Pedoman Teknis ini, maka penyelenggaraan sistem Tata Udara di seluruh
rumah sakit di Indonesia diharapkan dapat mengacu pada “Pedoman Teknis Prasarana Instalasi
Tata Udara pada Bangunan Rumah Sakit” ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Pedoman Teknis ini, kami
ucapkan terima kasih.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii
DAFTAR ISI
1.2 Pengertian.
1.2.1 barbiturat,
sebagai obat depresi sistem saraf terpusat, barbiturat menghasilkan efek spektrum yang luas dari
sedasi ringan sampai total anestesi. Barbiturat juga efektif sebagai anxiolytik, sebagai hipnotik, dan
sebagai antikonvulsan. Barbiturat memiliki potensi kecanduan, baik fisik dan psikologis.
1.2.3 hipertermia,
peningkatan temperatur tubuh manusia yang biasanya terjadi karena infeksi. Hipertermia juga
dapat didefinisikan sebagai temperatur tubuh yang terlalu panas atau tinggi.
Umumnya, manusia akan mengeluarkan keringat untuk menurunkan temperatur tubuh. Namun,
pada keadaan tertentu, temperatur dapat meningkat dengan cepat hingga pengeluaran keringat
tidak memberikan pengaruh yang cukup.
1.2.11 trakeostomi,
suatu tindakan dengan membuka dinding depan/interior trakea untuk mempertahankan jalan nafas
agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas. Selain itu,
trakeostomi merupakan prosedur operasi yang bertujuan untuk membuat jalan nafas didalam
trakea servikal.
2.1 Pendahuluan.
2.1.1 Kemajuan terus menerus dalam bidang kedokteran dan teknologi membutuhkan evaluasi
ulang kebutuhan pengkondisian udara (air conditioning) pada fasilitas medik rumah sakit.
Bukti medis menunjukkan bahwa pengkondisian udara yang tepat sangat membantu dalam
pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit.
Biaya yang relatif tinggi dari instalasi pengkondian udara menuntut perancangan dan
pengoperasian yang effisien untuk menjamin manajemen energi yang ekonomis.
2.1.2 Klasifikasi hunian perawatan kesehatan, didasarkan pada pedoman hunian terbaru dari
NFPA, harus dipertimbangkan pada awal dari tahap perancangan proyek, terutama karena hunian
perawatan kesehatan penting untuk mengadaptasi proteksi kebakaran terhadap hunian (zona
asap, pengendalian asap) lebih ketat kedepan dengan sistem tata udara.
2.1.3 Fasilitas kesehatan menjadi semakin beragam dalam menanggapi kecenderungan
menuju layanan rawat jalan.
Klinik pada jangka panjang mungkin merujuk bangunan tempat kerja dokter dan menjadi pusat
pengobatan khusus kanker.
Pemeliharaan kesehatan prabayar yang disediakan oleh organisasi kesehatan regional yang
terintegrasi merupakan model seperti untuk perawatan medis melahirkan.
Organisasi ini, sepanjang berdirinya rumah sakit, merupakan bangunan yang terlihat tidak seperti
rumah sakit dan lebih seperti gedung perkantoran.
2.1.4 Untuk tujuan bab ini, fasilitas kesehatan dibagi dalam katagori berikut :
(1) Fasilitas rumah sakit.
(2) Fasilitas perawatan kesehatan rawat jalan.
(3) Fasilitas rumahperawatan/panti jompo.
2.1.5 Kondisi lingkungan spesifik yang berbeda dengan apa yang ada pada bab ini, tergantung
pada standar lingkungan apa yang digunakan oleh instansi yang berwenang.
2.1.6 Instansi berwenang mungkin memiliki standar fasilitas kesehatan yang berbeda, seperti
yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan setempat, atau Organisasi Komisi
Bersama Akreditasi Kesehatan Rumah Sakit (JCAHO = Joint Commission on Acreditation of
Healthcare Organization).
Dianjurkan instansi-instansi tersebut dapat mendiskusikan tentang tujuan pengendalian infeksius
bersama Komite Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
2.1.7 Butir 2.1.4.(1) menjelaskan rumah sakit umum sebagai dasar uraian dimana berbagai
layanan yang disediakan.
Kondisi lingkungan dan kriteria rancangan berlaku untuk daerah fasilitas kesehatan lainnya yang
sebanding.
3.1.3.3 Jamur.
Bukti menunjukkan bahwa beberapa jamur seperti Aspergillis bisa berakibat fatal untuk leukimia,
transplantasi sumsum tulang, dan pasien immunocompromis lainnya.
Tabel 1
Effisiensi filter untuk Ventilasi sentral dan Sistem Pengkondisian Udara di Rumah Sakit Umum.
Jumlah Filter Efficiencies, %
minimum Dudukan filter
Tujuan Area
dudukan
No. 1a No. 2a No. 3b
filter.
Ruang operasi Orthopedic.
3 Ruang operasi transplantasi tulang belakang. 25 90 99.97c
Ruang operasi transplantasi Organ
Ruang operasi prosedur umum.
Ruang melahirkan.
Ruang anak.
2 Unit Perawatan Intensif. 25 90
Ruang Perawatan Pasien.
Ruang Tindakan.
Diagnostik dan area terkait.
Laboratorium.
1 80
Penyimpanan Sterile.
Area Persiapan Makanan.
Laundri.
1 Area Administrasi. 25
Penyimpanan besar
Area Kotor.
a Didasarkan pada ASHRAE Standard 52.1-1992.
b Didasarkan pada tes DOP.
c HEPA filter pada outlet.
Hitungan per m3
Item
Di dalam kamar pasien Kamar pasien dekat lorong
Kebersihan ruangan 1200 1060
Selama penggantian sprei 4940 2260
Setelah 10 menit 2120 1470
Setelah 30 menit 1270 950
Kebersihan ruangan (background) 560
Penggantian sprei normal (Normal
3520
bedmaking)
Penggantian sprei dengan
6070
bersemangat (Vigorous bedmaking)
Sumber Greene et al. (1960)
3.3.3 Aliran udara yang tidak diinginkan antara ruangan dan lantai sering sekali sulit untuk
dikontrol, hal tersebut terjadi karena adanya pintu yang terbuka, gerakan petugas dan pasien,
perbedaan temperatur, dan efek cerobong, terutama ditekankan pada bukaan vertikal seperti
tempat peluncuran, saf lif, tangga, dan saf yang umumunya untuk kebutuhan mekanikal rumah
sakit.
Sementara beberapa dari faktor ini di luar kendali praktis, efek lain mungkin diminimalkan dengan
menutup bukaan saf di ruang tertutup dan dengan merancang dan menyeimbangkan sistem udara
untuk menciptakan tekanan udara positif atau negatif dalam ruang dan area tertentu.
3.3.4 Sistem yang melayani area sangat terkontaminasi, seperti ruang otopsi dan ruang isolasi
pasien menular atau immunocompromise, tekanan udara positif atau negatif harus dijaga terhadap
ruang sebelah atau koridor.
Tekanan diperoleh dengan memasok udara sedikit lebih ke area terhadap udara yang dibuang dari
area. Hal ini akan menyebabkan udara mengalir ke area sekitar perimeter pintu dan mencegah
aliran udara dari luar.
3.3.5 Ruang operasi menunjukkan kondisi yang berlawanan. Ruangan ini membutuhkan udara
yang bebas dari kontaminasi, harus bertekanan relatif positip terhadap ruang sebelah atau koridor
untuk mencegah aliran udara masuk dari area yang relatif sangat terkontaminasi.
3.3.6 Suatu perbedaan tekanan udara dapat dijaga hanya di ruangan yang seluruhnya tertutup.
Oleh karena itu penting untuk mencegah kebocoran udara dari semua pintu atau pembatas antara
area yang berdekatan.
3.3.7 Paling penting dilakukan adalah dengan menggunakan penahan cuaca dan penutup
bawah pada pintu. Pembukaan atau penutupan pintu antara dua area secara cepat dapat
mengurangi perbedaan tekanan di antara area tersebut.
Apabila terjadi bukaan, suatu pertukaran udara alami berlangsung karena adanya arus termal
yang ditimbulkan dari perbedaan temperatur antara dua area tersebut.
Gambar 1 - Tipikal
T Penccemaran ud
dara dalam Area
A Bedah
h dan area bersebelahan
3.3.12 Aliran
A udarra laminarr
3.3.12.1 Aliran uda
ara laminarr konsep yang
y dikembangkan untuk pengg
gunaan industri ruang
g
bersih telah menarik minat
m dari beberapa
b ottoritas medis.
3.3.12.2 Adanya sistem pend dukung baikk aliran uda
ara laminarr vertikal da
an horizonttal terpisah
h
unan, menyu
dari bangu ulitkan kerja
a tim bedah
h.
3.3.12.3 Beberapa otoritas meedis tidak menganjurka
m an aliran ud
dara lamina
ar seperti bu
utir 3.3.12.2
2
untuk ruanng operasi, tetapi
t mend
dorong siste ang mirip dengan yang
em udara ya g dijelaskan
n pada butirr
3.3.12.(2).
3.3.12.4 Aliran uda
ara laminarr di ruang operasi
o beddah didefinisikan seba
agai aliran udara
u yang
g
secara dominan searrah dan tida ng. Pola aliran udara laminar sea
ak terhalan arah biasannya dicapaii
pada kecepatan 0,46 ± 0,10 m/deetik.
3.9 Perawatan.
3.9.1 Ruang pasien.
3.9.1.1 Apabila sistem sentral digunakan untuk kamar pasien, rekomendasi pada tabel 1 dan
tabel 3 untuk filtrasi udara dan laju pertukaran udara harus diikuti untuk mengurangi infeksi silang
dan mengontrol bau.
3.9.1.2 Ruangan yang digunakan untuk isolasi pasien terinfeksi, semua pasokan udara harus
dibuang keluar. Untuk rancangan temperatur 240C bola kering dengan kelembaban relatif udara
50% direkomendasikan.
3.9.1.3 Setiap kamar pasien harus memiliki kontrol temperatur individu. Tekanan udara di ruang
pasien harus netral dalam kaitannya dengan area lain.
3.9.1.4 Kebanyakan kriteria rancangan dan persyaratan teknis yang dikeluarkan instansi terkait
mengharuskan semua udara dari ruang toilet seluruhnya dibuang keluar ruangan.
Persyaratan ini didasarkan pada kontrol bau. Dalam menganalisa bau dari sentral sistem
pembuangan toilet (pasien) rumah sakit, ditemukan bahwa sistem pembuangan sentral yang besar
umumnya mempunyai pelarut yang cukup untuk untuk membuat buangan toilet tidak berbau.
3.9.1.5 Apabila sistem unit ruang digunakan (sistem unitary), pembuangan udara umumnya
dilakukan melalui ruang toilet.
3.9.1.6 Jumlah udara yang dibuang sama dengan jumlah udara luar yang disuplai masuk ke
ruang untuk ventilasi. Ventilasi toilet, kloset, kamar mandi, dan semua kamar interior harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Ruang Operasi:
Ruang Melahirkan
PERAWATAN
PENUNJANG
Radiologi :
Autopsy N 2 12 Ya Tidak
ADMINISTRASI
PELAYANAN
Pusat persiapan makanan ± 2 10 Ya Tidak
Tempat cuci N Pilihan 10 Ya Tidak
Gudang dietary harian ± Pilihan 2 Pilihan Tidak
Laundri, umum N 2 10 Ya Tidak
Sortir linen kotor dan gudang N Pilihan 10 Ya Tidak
Gudang linen bersih P 2 (Pilihan) 2 Pilihan Pilihan
Linen dan N Pilihan 10 Ya Tidak
Ruang bedpan N Pilihan 10 Ya Tidak
Kamar mandi N Pilihan 10 Pilihanf Tidak
Kloset Janitor N Pilihan 10 Pilihan Tidak
P = Positif. N = Negatif, E = sama, ± = kontrol langsung secara terus menerus di butuhkan e
3.10 Penunjang.
3.10.1 Departemen Radiologi.
Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan sistem ventilasi di area ini adalah
karakteristik berbau untuk perlakuan klinik tertentu dan konstruksi khusus yang dirancang untuk
mencegah kebocoran radiasi.
3.10.2 Laboratorium.
3.10.2.1 Pengkondisian udara diperlukan di laboratorium untuk kenyamanan dan keselamatan
para teknisi. Asap kimia, bau, uap, panas dari peralatan, dan bukaan jendela yang tidak diinginkan
semuanya berkontribusi terhadap kebutuhan pengkondisian udara.
3.10.9 Administrasi.
Bagian ini meliputi lobi utama, kantor dan ruang rekam medis.
Area pendaftaran dan ruang tunggu adalah area di mana risiko potensi penularan penyakit melalui
udara tidak terdiagnosis.
Penggunaan sistem pembuangan lokal yang membuang udara terhadap pasien yang mendaftar
harus dipertimbangkan.
Sistem pengkondisian udara terpisah yang tepat diinginkan untuk memisahkan area ini karena
biasanya rumah sakit kosong pada malam hari.
3.10.10.9 Pelayanan.
(1) Daerah layanan termasuk dietary, rumah tangga, mekanikal, dan fasilitas karyawan.
(2) Daerah ini udaranya dapat dikondisikan atau tidak. Ventilasi yang memadai penting untuk
menyediakan sanitasi dan lingkungan yang sehat. Ventilasi daerah ini tidak dapat dibatasi
pada sistem pembuangan saja, ketentuan untuk suplai udara harus terkait dalam
perancangan. Udara tersebut harus disaring dan dialirkan pada temperatur yang terkendali.
(3) Sistem pembuangan yang dirancang dengan baik menjadi tidak effektif tanpa suplai udara
yang memadai. Pengalaman menunjukkan bahwa ketergantungan pada jendela yang
terbuka hanya menghasilkan ketidak puasan terutama selama musim panas.
(4) Penggabungan pertukaran panas dari udara ke udara memberikan kemungkinan untuk
beroperasi secara ekonomis di area ini.
(5) Fasilitas Dietary.
(a) Area ini biasanya mencakup dapur utama, pembuatan roti, kantor ahli gizi dan ruang
makan.
(b) Karena berbagai kondisi dihadapi (yaitu panas yang tinggi, kelembaban dan bau
masakan), perhatian khusus dalam perancangan diperlukan untuk menyediakan
lingkungan yang dapat diterima.
(c) Kantor ahli gizi ini sering berada di dalam atau berdekatan dengan dapur utama.
Biasanya benar-benar tertutup untuk memastikan privatisasi dan pengurangan
kebisingan. Pengkondisian udara dianjurkan untuk pemeliharaan kenyamaan dalam
kondisi normal.
(d) Ruang cuci piring harus tertutup dan berventilasi pada tingkat minimum yang sama
dengan tudung buangan untuk mesin cuci piring. Hal yang tidak biasa adalah membagi
area pencucian piring ke dalam area kotor dan area bersih. Bila ini dilakukan, area
yang kotor harus dibuat bertekanan negatif terhadap area bersih.
3.11.4 Insulasi.
3.11.4.1 Semua pipa panas, ducting dan peralatan yang terbuka harus diinsulasi untuk menjaga
effisiensi energi dari semua sistem dan melindungi penghuni bangunan.
3.11.5 Energi.
3.11.5.1 Perawatan kesehatan membutuhkan energi intensif, sumber energi tergantung pada
perusahaan pensuplai energi.
3.11.5.2 Fasilitas rumah sakit berbeda dari bangunan lainnya, rumah sakit beroperasi 24 jam per
hari sepanjang tahun, memerlukan sistem cadangan yang canggih dalam kasus utilitas normal
padam, penggunaan sejumlah besar udara luar untuk memerangi bau dan pelarutan
mikroorganisme, dan harus berhubungan dengan masalah infeksi dan pembuangan limbah padat.
3.11.5.3 Sejumlah besar energi dibutuhkan untuk sumber daya diagnostik, teraputik, dan peralatan
pemantau serta dukungan layanan seperti penyimpanan, persiapan dan pelayanan makanan dan
fasilitas laundri.
3.11.5.4 Penghematan energi di rumah sakit dapat dilakukan dalam berbagai cara, seperti
menggunakan tangki penyimpanan energi yang lebih besar dan menggunakan perangkat
konservasi energi yang mentransfer energi dari udara panas atau dingin dari pembuangan panas
bangunan atau udara dingin yang masuk.
3.11.5.5 Pemanasan pipa, berjalan sekitar loop dan bentuk lain pemulihan panas memperoleh
perhatian yang meningkat.
3.11.5.6 Insinerator limbah padat menghasilkan buangan uap panas yang dapat digunakan untuk
laundri dan air panas perawatan pasien menjadi semakin umum.
3.11.5.7 Komplek perawatan kesehatan yang besar menggunakan sistem mesin sentral yang
mungkin termasuk penyimpanan panas, economizer hidronik, pompa primer/sekunder, kogenerasi
panas boiler, pemulihan energi, dan pemulihan panas insinerator.
4.1 Umum.
4.1.1 Fasilitas rawat jalan dapat menjadi unit yang berdiri sendiri, bagian dari fasilitas
perawatan akut, atau bagian dari fasilitas medis seperti bangunan medis (klinik).
4.1.2 Beroperasinya dilakukan tanpa mengantisipasi pasien bermalam (yaitu, fasilitas
beroperasinya dari 8 jam sampai 10 jam per hari).
Jika secara fisik terhubung ke fasilitas rumah sakit dan dilayani oleh sistem tata udara rumah sakit,
ruang fasilitas rawat jalan harus sesuai dengan persyaratan fasilitas rumah sakit.
4.1.3 Apabila fasilitas rawat jalan benar-benar terpisah dan memiliki sistem tata udara sendiri,
maka fasilitas perawatan kesehatan ini dapat dikatagorikan sebagai klinik diagnostik atau klinik
pengobatan.
5.2 Pemeliharaan.
5.2.1 Umum.
5.2.1.1 Sesuatu bagian yang bergerak akhirnya akan patah atau rusak. Sebuah rumah sakit
membutuhkan pemeliharaan seperti fasilitas lainnya.
5.2.1.2 Pada suatu saat, biaya pemeliharaan menjadi komponen terbesar yang tidak terkontrol
dari pengoperasian rumah sakit. Karenanya pemeliharaan harus secara hati-hati ditinjau ulang.
5.2.1.3 Pelaksanaan jadwal pengoperasian dan pemeliharaan yang kurang benar, seperti
pemeliharaan pencegahan atau perbaikan chiller yang didasarkan secara sederhana dan
dilakukan dalam jangka waktu pendek, dapat menjadi sangat mahal.
Hal sebaliknya bila pemeliharaan dilakukan hanya pada saat peralatan/komponen tidak berfungsi
(pemeliharaan reaktif) dapat menyebabkan kerugian fungsi yang besar dan sulit diterima.
5.2.1.4 Empat (4) pendekatan umum untuk pemeliharaan : reaktif, preventif, prediktif, dan proaktif
- berevolusi setiap tahun sebagai progres dalam sistem diagnostik telah dilakukan.
Penjelasan lebih detail tentang pendekatan pemeliharaan diberikan dibawah ini.
(3) Jika hanya berdasar pada pengukuran saja, maka mesin tidak memiliki masalah.
(4) Pada grafik apabila menunjukkan gejala bahwa tingkat getaran naik pada laju yang
meningkat, merupakan tanda akan ada masalah di waktu mendatang,