INNER TUBE
Disusun oleh
Kelompok 2:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerah dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Teknologi Karet 2
yang berjudul “Inner Tube” pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis tidak terlepas atas bantuan dari semua
pihak. Penulis mengucapkan terimakasih pada kedua orang tua penulis, Bapak/Ibu
Dosen khususnya Bapak Untung Prayudie. Sebagai dosen pembimbing mata
kuliah Teknologi Karet 2, serta teman- teman yang telah mengarahkan dan
mendukung penulis dalam pembuatan Teknologi Karet 2 ini.
Makalah ini juga tidak terlepas dari kesalahan, penulis mohon kritik dan saran
pembaca yang bersifat membangun agar penulis dapat lebih baik kedepannya.
Terimakasih.
Penulis
Bab I Pendahuluan
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan penyusun inner tube serta jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan kompon inner tube serta jenis-jenisnya.
3. Untuk mengetahui syarat mutu/standar dari inner tube.
Bab II Pembahasan
Karet alam adalah polimer isoprene (C5H8) yang mempunyai bobot molekul yang
besar.Susunannya adalah –CH–C(CH3)=CH–CH2–.Karet diperoleh dari pohon
yang bernama Hevea Brasiliensis. Karet jenis ini memiliki ikatan ganda lebih dari
98% dalam konfigurasi cisnya yang penting bagi kelenturan atau elastisitas
polyisoprene. Lebih dari 90% polyisoprene digunakan dalam industry karet.Di
Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak
menunjang perekonomian negara. Sampai tahun 1992 ada tiga negara yang
menguasai pasaran karet dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia. Luas
lahan karet yang dimiliki Indonesia mencapai 2,7 – 3 juta hektar. Ini merupakan
lahan karet yang terluas di dunia. Sayangnya perkebunan yang luas ini tidak
diimbangi dengan produktivitas yang memuaskan. Produktivitas lahan karet di
Indonesia rata-rata rendah dan mutu karet yang dihasilkan juga kurang
memuaskan. Bahkan di pasaran Internasional karet Indonesia terkenal sebagai
karet yang bermutu rendah. Sebaliknya Malaysia dan Thailand memiliki
produktivitas karet yang baik dengan mutu yang terjaga, terutama karet produksi
Thailand. Itulah sebabnya Malaysia dan Thailand masih menguasai pasaran karet
internasional sementara Indonesia hanya menjadi bayang-bayang keduanya.
Adapun kelebihan – kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintesis
adalah :
a. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
b. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah,
c. Mempunyai daya aus yang tinggi,
d. Tidak mudah panas (low heat build up), dan
e. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking
resistance).
Karet sintetis biasanya dibuat dengan bahan baku yang diperoleh dari minyak
bumi. Biasanya karet sintetis dibuat akan memiliki sifat khas tersendiri.Karet
sintetis memiliki beberapa kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan
harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil serta apabila ada
pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu maka biasanya
pengiriman atau suplai barang tersebut jarang mengalami kesulitan. Ada beberapa
jenis karet sintesis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh
udara bahkan ada yang kedap gas.
- Actiplast 8 - Vulkanox HS
N 550 Black Carbon Black 550, untuk pigment warna hitam dan zat
aditif.
Resep Kompon
Bahan phr
Actiplast 8 0,1
Paraffinici oil 5
PCC 25
N 550 Black 30
ZnO 4
Asam Stearat 1
Vulkanox HS 1,5
Paraffin wax 1
Vulcacit DM/C 1
Sulfur 1
1. Mixing
Proses mixing adalah proses pencampuran bahan-bahan raw material (karet alam,
karet sintetis, carbon black, filler serta chemical menjadi satu dengan alat
banbury. Hasil dari proses mixing adalah compound yang masih empuk berbentuk
lembaran (sheet gum).
2. Straining
Pada proses straining yaitu dilakukan penggilingan pada compound sampai halus
menggunakan mesin strainer, yang kemudian dilanjutkan ke proses extruding
3. Extruding
Pada proses extruding, compound diproses di mesin extruder, output yang
dihasilkan dari mesin ini berbentuk seperti selang panjang. Setelah dari mesin
extruding dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu proses pendinginan melalui air
yang sudah disiapkan di line produksi. Kemudian proses selanjutnya pemberian
talc yang bertujuan agar permukaan tube tidak lengket, setelah itu dilakukan
proses pemotongan tube.
4. Valve Setting
Proses selanjutnya adalah valve setting, ada dua jenis proses penempelan valve
yaitu secara manual dan otomatis. Penempelan valve secara manual dilakukan
pada tube yang berbahan dasar dari karet alam, sedangkan penempelan secara
auto dilakukan pada tube yang berbahan dasar butyl. Proses ini dilakukan pada
mesin valve setting.
5. Splicing
Splicing adalah proses penyambungan tube di mesin splicer, tube yang masih
terpisah di jepitkan dimesin yang kemudian diberikan tekanan dan energi panas,
sehingga tube akan tersambung, lalu dilakukan pengecekan dengan sedikit
memberikan udara. Hasil akhir dari proses splicing adalah green tube.
6. Curing
Curing adalah proses terakhir pada pembuatan tube, dimana green tube akan
dilakukan pematangan didalam suatu mesin bernama curing tube. Para proses ini
dilakukan dengan memanaskan pada temperatur tertentu hingga Hasil akhir dari
proses curing adalah sebuah tube (ban dalam) setelah tube jadi akan dilakukan
finishing.
IV.1 Kesimpulan
1. Inner tube atau ban dalam terbuat dari kompon karet dengan valve atau
katup satu arah. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan inner
tube yaitu karet alam dan kater sintetis dengan bahan pendukung filler dan
bahan vulkanisasi yaitu Sulfur.
2. Proses pembutan inner tube dimulai dari mixing yaitu pencampuran
seluruh bahan, kemudian dilanjutkan ke straining, extruding, valve setting,
splicing, dan curing.
3. Syarat mutu pada inner tube terdapat dalam SNI 6700:2012 yang terdiri
dari sifat tampak dan sifat fisik. Syarat tampak yang tertera dalam SNI
yaitu setiap ban dalam baru harus memiliki bentuk dan ketebalan dinding
yang seragam, bebas dari berbagai kerusakan yang dapat mengakibatkan
menurunnya sifat fisik ban dalam seperti cacat badan, retak atau bocor.
Sedangkan syarat fisik yang tertera yaitu Setiap ban dalam harus memiliki
kuat tarik, kemuluran tetap serta pengusangan sesuai persyaratan yang
ditentukan pada tabel berikut.
DAFTAR PUSTAKA