Anda di halaman 1dari 23

BAGIAN DUA

INDIVIDU

BAB 3
Chapter One

Nilai, Sikap dan


Kepuasan Kerja

PERILAKU ORGANISASI
ORGANIZATIONAL BEHAVIOR
S T E P H E N P. R O B B I N S
E L E V EDIS
E NKET SEBELAS
H E D I T I O N
© 2005 Prentice Hall Inc. WWW.PRE NHAL L.COM/ ROBBINS PowerPoint Presentation
All rights reserved. by Ismayanti
Tujuan Pembelajaran

1. Membedakan nilai terminal dan nilai instrumental


2. Mengidentifikasi lima dimensi nilai budaya
Hofstede
3. Meringkas hubungan sikap dan perilaku
4. Memahami hubungan antara kepuasan kerja dan
perilaku

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–1


Values and Value System

Nilai
Keyakinan-keyakinan dasar
bahwa pola perilaku khusus atau
bentuk akhir keberadaan secara
pribadi atau sosial lebih disukai
daripada pola perilaku atau
bentuk akhir keberadaan yang
berlawanan atau kebalikan.

Sistem Nilai
Hirarki yang didasarkan pada
pemeringkatan nilai-nilai pribadi
berdasarkan intensitas nilai tersebut.
© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–2
Pentingnya Nilai

 Memberikan pemahaman tentang sikap, motivasi


dan perilaku individu serta budaya.
 Mempengaruhi persepsi terhadap lingkungan di
sekitar kita.
 Penafsiran terhadap “benar” dan “salah”.
 Mempengaruhi perilaku dan hasil akhir yang
diharapkan oleh organisasi.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–3


Tipe Nilai – Rokeach Value Survey

Nilai-nilai terminal
Bentuk akhir keberadaan yang
diharapkan; sasaran yang
hendak dicapai seseorang dalam
kehidupannya.

Nilai-nilai instrumental
Bentuk perilaku atau upaya-
upaya pencapaian nilai
terminal yang lebih disukai
oleh orang tertentu.
© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–4
Nilai-nilai Terminal

Kehidupan yang nyaman (makmur)


Kehidupan yang menarik (memotivasi, aktif)
Rasa pencapaian (kontribusi permanen)
Dunia dalam perdamaian (bebas dari peperangan
dan konflik)
Keindahan dunia (keindahan alam dan seni) Nilai-nilai
Kesetaraan (persaudaraan, kesamaan peluang dalam
untuk semua)
Keamanan keluarga (merawat mereka yang dicintai) Rokeach
Kebebasan (kemerdekaan, bebas memilih) Survey
Kebahagiaan (kepuasan)
Harmoni internal (bebas dari konflik internal)
Kematangan cinta (keintiman seksual dan spiritual)
Keamanan nasional (perlindungan dari serangan)
Kesenangan (menikmati, hidup gembira)
Keberkahan (kehidupan yang selamat, abadi)
Kehormatan diri (penghargaan diri)
Pengakuan sosial (kehormatan, kekaguman)
Persahabatan sejati (pertemanan dekat)
Source: M. Rokeach, The Nature of Human
Kebijaksanaan (pemahaman matang tentang Values (New York: The Free Press, 1973).

kehidupan) Gambar 3–1

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–5


Nilai-nilai Instrumental

Ambisius (pekerja keras, penuh harapan)


Berpandangan luas (pikiran terbuka)
Berkemampuan (kompeten, efektif)
Ceria (ringan hati, suka cita)
Bersih (rapi, tertata) Nilai-nilai
Penuh keberanian (membela keyakinan)
Pemaaf (memaklumi orang lain) dalam
Penolong (bekerja untuk kebajikan) Rokeach
Jujur (terbuka, tulus)
Imajinatif (penyayang, kreatif)
Survey
Independen (mengandalkan diri, kepuasan diri)
Intelektual (cerdas, reflektif)
Logis (konsisten, rasional)
Pencinta (penyayang, lembut)
Patuh (setia, penuh hormat)
Sopan (beradab, berperilaku baik)
Tanggung jawab (tempat bergantung, dapat
diandalkan)
Source: M. Rokeach, The Nature of Human
Pengendalian diri (terkendali, disiplin) Values (New York: The Free Press, 1973).

Gambar 3–1 (lanjutan)

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–6


Peringkat Rata-rata Nilai
Para Ekskutif, Anggota
Serikat Buruh dan Aktivis

Source: Based on W. C. Frederick and J. Weber, “The Values of


Corporate Managers and Their Critics: An Empirical Description and
Normative Implications,” in W. C. Frederick and L. E. Preston (eds.)
Business Ethics: Research Issues and Empirical Studies (Greenwich, CT:
JAI Press, 1990), pp. 123–44.

Gambar 3–2

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–7


Nilai Kerja Dominan Dalam Angkatan Kerja Dewasa Ini

Gambar 3–3

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–8


Sikap

Komponen Kognitif
Sikap Pendapat dan keyakinan dari
sikap.
Pernyataan
atau penilaian
evaluatif Komponen Afektif
berkaitan Emosi dan perasaan dari sikap.
dengan obyek,
orang atau Komponen Perilaku
peristiwa Maksud untuk bertingkahlaku
dengan cara tertentu terhadap
seseorang atau sesuatu.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–15


Tipe-tipe Sikap

Kepuasan Kerja
Sekumpulan perasaan positif atau negatif seseorang
individu terhadap pekerjaannya.

Keterlibatan Kerja
Mengidentifikasi pekerjaan, secara aktif
berpartisipasi dalam pekerjaan dan menganggap
kinerjanya penting bagi penilaian diri.

Komitmen organisasi
Mengidentifikasi organisasi tertentu dengan
tujuannya dan berharap mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–16
Tipe-tipe Sikap
Perceived Organizational Support (POS)
Tingkat dimana karyawan merasa organisasi peduli
terhadap keberadaannya.

Keterlibatan karyawan
Keterlibatan individu, kepuasannya dan antusiasme
terhadap organisasi.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–17


Contoh Survey Sikap
Jawablah setiap pernyataan berikut dengan menggunakan skala pemeringkatan
5 =Sangat setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-ragu
2 = Tidak setuju
1 = Sangat tidak setuju
Pernyataan Peringkat

1. Perusahaan ini adalah tempat yang sangat baik untuk bekerja.


2. Saya dapat meraih kemajuan dalam perusahaan jika saya berusaha.
3. Tingkat upah perusahaan ini sangat kompetitif dibandingkan perusahaan lain.
4. Keputusan promosi karyawan ditangani secara adil.
5. Saya memahami beragam tunjangan yang ditawarkan perusahaan.
6. Pekerjaan saya memanfaatkan seluruh kemampuan saya.
7. Beban kerja menantang saya tetapi tidak memberatkan
8. Saya mempunyai kepercayaan dan keyakinan terhadap atas saya.
9. Saya merasa bebas untuk menyampaikan apa yang saya pikirkan kepada atasan.
10. Saya tahu apa yang diharapkan atasan dari saya.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–22


Kepuasan Kerja

 Mengukur kepuasan kerja


– Peringkat Global Tunggal (Single global rating)
– Skor penghitungan (Summation score)
 Seberapa puaskah orang-orang dengan
pekerjaannya?
– Kepuasan kerja cenderung menurun karena:
• Tekanan untuk terus meningkatkan produktivitas dan
mengejar tenggang waktu yang ketat.
• Kurang pengawasan kerja

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–24


Bagaimana Karyawan Mengekspresikan
Ketidakpuasannya

Pengunduran diri Bersuara


Perilaku meninggalkan Secara aktif dan
organisasi. konstruktif berupaya
meningkatkan kondisi.

Loyalitas Acuh
Secara pasif menunggu Membiarkan kondisi
perbaikan kondisi. memburuk.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–25


Tanggapan Terhadap Ketidakpuasan Kerja

Aktif

PENGUNDURAN BERSUARA
DIRI

Destruktif Konstruktif

ACUH LOYALITAS

Pasif

Source: C. Rusbult and D. Lowery, “When Bureaucrats Get the Blues,” Gambar 3–5
Journal of Applied Social Psychology. 15, no. 1, 1985:83. Reprinted with
permission.
© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–26
Dampak Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan

 Kepuasan dan Produktivitas


– Kepuasan karyawan tidak selalu membuat pekerja
produktif.
– Produktivitas pekerja dalam organisasi lebih tinggi daripada
kepuasan karyawan.
 Kepuasan dan Absensi
– Karyawan yang puas cenderung lebih jarang absen dari
pekerjaannya.
 Kepuasaan dan Pengunduran Diri
– Karyawan yang puas cenderung lebih tidak ingin berhenti.
– Organisasi bertindak untuk mempertahankan pekerja
dengan kinerja baik dan memindahkan karyawan dengan
kinerja buruk.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–27


Kepuasan Kerja dan Perilaku Kewargaan Organisasi

 Satisfaction and Organizational Citizenship


Behavior (OCB)
– Karyawan puas yang merasa diperlakukan adil dan
mempercayai perusahaan cenderung bersedia
bertingkahlaku melebihi harapan normal
pekerjaannya.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–28


Kepuasaan Kerja dan Kepuasaan Pelanggan

 Kepuasaan karyawan meningkatkan kepuasan


pelanggan karena:
– Mereka lebih ramah, bersemangat dan responsif.
– Mereka cenderung jarang mengundurkan diri sehingga
dapat membantu menjalin hubungan jangka panjang
dengan pelanggan.
– Mereka berpengalaman.
 Ketidakpuasan pelanggan meningkatkan
ketidakpuasaan karyawan.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–29


Ringkasan

 Nilai individu tidak berdampak langsung pada


perilaku tetapi mempengaruhi sikap seseorang.
 Nilai setiap orang berbeda dengan nilai organisasi
sehingga bisa menimbulkan ketidakcocokan yang
berdampak pada ketidakpuasan kerja.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–30


Tanya Jawab

1. Apakah perbedaan komponen afektif dengan


komponen kognitif dalam sikap?
2. Bagaimana cara para manajer dapat
mempersiapkan karyawan agar lebih siap bekerja
dengan mitra yang berbeda dengan mereka?
3. Apa yang menjelaskan kemerosotan kepuasan
kerja pada akhir-akhir ini?
4. Apakah terdapat hubungan antara kepuasaan
kerja dengan absensi?
5. Apakah karyawan yang bahagia adalah karyawan
yang produktif?

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–31


Latihan Kelompok: Tantangan Negosiasi dengan
Distributor Cina
Bentuklah tim yang masing-masing beranggotakan lima
orang. Semua anggota tim bekerja untuk sebuah perusahaan di
Indonesia yang memproduksi jamu kesehatan. Manajemen
perusahaan telah memutuskan untuk melakukan kerja sama
dengan pasar Cina dan untuk menjajaki kemungkinan tersebut,
tim anda dipilih untuk melakukan perjalanan selama 10 hari ke
Beijing dan Shanghai untuk bertemu dengan para agen dan
distributor.
Selama kunjungan, tim akan didampingi seorang
penterjemah. Untuk membantu persiapan kunjungan, seorang
anggota tim mendapatkan brosur tentang karakteristik unik orang
Cina.
Tim anda memiliki waktu 30 menit untuk menyusun strategi
untuk pertemuan dengan para distributor Cina. Setelah strategi
disusun, presentasikan di depan kelas.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–32


Karakteristik Orang CIna
 China adalah kelompok masyarakat yang berorientasi kelompok dan
negosiasi apapun harus melibatkan kepentingan dari orang banyak.
 Tekanan diberikan pada kepercayaan dan hubungan timbal balik.
 Orang Cina tertarik pada manfaat jangka panjang.
 Orang Cina mendasarkan hubungan pada persahabatan.
 Pertemuan bisnis diawali dengan ramah tamah.
 Supaya tidak kehilangan muka, orang Cina cenderung berunding
melalui perantara.
 Orang Cina mengharapkan undangan timbal balik.
 Orang Cina peka terhadap topik tentang politik Cina.
 Orang Cina tepat waktu.
 Orang Cina tidak suka disentuh dan ditepuk punggung bahkan jabat
tangan terlalu lama.
 Sikap orang Cina akan menjadi kaku apabila tujuan mereka
dikompromikan.
 Bisnis penting hanya dilakukan dengan tatap muka.
 Perundingan dengan orang Cina baru akan berakhir apabila ada
realisasi.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 3–33

Anda mungkin juga menyukai