BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian
pengembangan, yang lebih dikenal dengan istilah Research & Development (R&D).
(2013: 2-4) menjelaskan secara sederhana R&D bisa didefinisikan sebagai metode
dapat dikembangkan. Dalam penelitian ini, dikembangkan berupa ubi jalar menjadi
produk es krim. Peneliti melakukan pengembangan ubi jalar menjadi produk eskrim
produk pengembangan ubi jalar menjadi eskrim ini diketahui melalui validasi oleh
33
34
B. Prosedur Pengembangan
dan membaca buku. Tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data
mengenai kondisi yang ada sebagai perbandingan atas produk yang akan
dikembangkan. Pada tahap ini peneliti juga melakukan studi lapangan untuk
mengumpulkan informasi tentang inovasi ubi jalar menjadi eskrim. serta memperoleh
Model pengembangan yang dipakai pada peneitian ini adalah model ADDIE.
Model ADDIE terdiri atas lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan
evaluasi (evaluation). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996)
untuk merancang sistem pengembangan produk. Tahap ini kemudian dipakai dalam
a. Analysis
produk ubi jalar menjadi eskrim dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat
harus dilakukan oleh seorang pengembang produk. Ada tiga segmen yang harus
dianalisis yaitu proses pengolahan produk, uji kelayakan produk, dan evaluasi
proses atau mekanisme dalam pembuatan produk ubi jalar menjadi eskrim, uji
kelayakan eskrim yang akan di pasarkan, dan evaluasi yang dilakukan terkait dengan
b. Design
c. Development
Dalam tahap desain, telah disusun desain produk. Dalam tahap pengembangan,
pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai antara lain:
d. Implementation
dikembangkan. Pada tahap ini produk ubi jalar menjadi eskrim yang telah divalidasi
e. Evaluation
Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah ubi jalar menjadi produk eskrim
yang sedang dikembangkan berhasil sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang
terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena
Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap
Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna
produk. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat
ANALYSIS
DEVELOPMENTT
2. Validasi Desain
Pada tahap ini produk ubi jalar menjadi eskrim yang telah dikembangkan
diujikan kepada para ahli untuk mengoreksi kelayakan produk yang telah
dikembangkan. Validasi dilakukan oleh validasi ahli materi, ahli desain dan guru.
3. Revisi Desain
Bahan ajar yang telah dikoreksi oleh validator, dijadikan acuan untuk
Produk valid yang telah selesai, selanjutnya diuji cobakan dalam pemasaran
peoduk. Untuk uji coba produk dilakukan dengan cara menguji coba uji kelompok
kecil (small group evaluation) dan uji coba lapangan (field test). Menurut Arikunto
(2013: 254) subjek uji coba kelompok kecil dilakukakan pada 4–14 responden dan
untuk kelompok besar antara 15–50 responden. Uji coba ini dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi apakah bubi jalar menjadi produk Es Krim dapat menarik
Subjek uji coba ubi jalar menjadi produk eskrim ini adalah petani dengan
jumlah 20 responden. Dari responden tersebut diambil sampel yaitu responden yang
ada di Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna dan validator sebagai penilai bahan ajar
berbasis komik.
c. Jenis Data
oleh produk yang dikembangkan. Data yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan
keunggulan produk yang dihasilkan. Jenis data yang dikumpulkan dibagikan menjadi
dua, yaitu:
1) Data penilaian ahli produk tentang kelayakan ubi jalar menjadi produk eskrim,
lainnya yang dapat menjadikan pengembangan ubi jalar menjadi produk eskrim
2) Data mengenai respon konsumen tentang penggunaan ubi jalar menjadi produk
saran validoator yang didapat dari lembar komentar. Pada tahap uji coba, data
masukan dan perbaikan. Hasil analisis deskriptif ini digunakan untuk menentukan
tingkat kelebihan dan kemenarikan produk atau hasil pengembangan yang berupa
menggunakan ratting scale yang berkriteria empat tingkat data interval antara 1-4.
Skala pengukuran ratting scale ini terdiri dari jawaban berupa sangat baik, baik,
cukup dan kurang. kemudian dianalisis melalui perhitungan persentase rata-rata skor
item pada setiap jawaban dari setiap pertanyaan dalam angket. Pedoman skor
P=
∑f x 100%
n
Keterangan:
P = Nilai yang dicari
∑f = Jumlah skor perolehan
n = Jumlah frekuensi/skor maksimal
Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah
subjek sampel uji coba dikonversikan pada pernyataan penilaian untuk menentukan
Penilaian pengembangan ubi jalar menjadi produk eskrim ini ditentukan dengan
persentase minimal 61%. Jadi jika persentase rata-rata dari ahli produk, ahli desain,
dan tanggapan konsumen memperoleh nilai 61%, maka bahan ubi jalar menjadi
D. Revisi Produk
41
Produk yang telah melewati beberapa validasi oleh para ahli dan sudah masuk
dalam kategori layak, maka produk tersebut tidak perlu lagi direvisi.
Apabila hasil uji coba ubi jalar menjadi produk eskrim mendapatkan
tanggapan dari validator ataupun konsumen mengatakan bahwa produk ini baik dan
menarik untuk di konsumsi, maka dapat dikatakan bahwa ubi jalar menjadi produk
eskrim ini telah selesai dikembangkan sehingga menghasilkan produk akhir. Namun
apabila produk belum sempurna maka hasil dari uji coba ini dijadikan bahan
F. Model Hipotetik
lapangan. Melihat kurang menariknya ubi jalar yang hanya di fungsikan sebagai
pengembangan ubi jalar menjadi produk eskrim yang diharapkan dapat meningkatkan
serta menambah variasi makanan lokal sehingga beralih fungsi ke produk modern
yang memiliki nilai jual yang tinggi. Penyusunan ubi jalar menjadi produk eskrim
ini. Penelitian pengembangan ubi jalar menjadi produk eskrim ini dilakukan dengan
42
ANALYSIS
EVALUATION
IMPLEMENTATION DESIGN
DEVELOPMENT