Linea Alba
Linea Alba
DATA PASIEN
1.2 Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan adanya garis putih pada pipi bagian dalamnya.
Pasien menyadari adanya garis putih tersebut ketika pasien melakukan
penambalan gigi. Pasien mengaku bercak tersebut tidak sakit dan juga tidak
terasa gatal. Pasien juga mengaku belum pernah minum obat-obatan untuk
menghilangkan bercak putih tersebut. Pasien juga mengaku memiliki
kebiasaan menggigit pipi dan bibir bagaian dalam. Pasien mengaku kebiasaan
tersebut tidak hanya dilakukan saat stress.
1.8 Diagnosis
Linea Alba
1.10 Perawatan
KIE :
1. Komunikasikan pada pasien bahwa garis putih yang terdapat pada pipi bagian
dalam merupakan suatu variasi normal dan pasien tidak memerlukan perawatan
2. Instruksikan pasa pasien untuk tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut serta
menyikat lidah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Secara literatur dapat diartikan sebagai garis putih. Hiperkeratosis fokal ini
terjadi akibat trauma friksional kronis jaringan yang bergesekan dengan gigi
disekitarnya. Umumnya terlihat sebagai garis horizontal sepanjang mukosa bukal
1,2
pada bidang oklusal secara bilateral. Penelitian yang dilakukan di Turki pada
remaja usia 13-16 tahun, linea alba merupakan temuan yang paling sering kedua
dengan total 5.3% dari total temuan klinis.3
2.4 Perawatan
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan temuan klinis. Biopsi tidak perlu
dilakukan, kecuali jika tampilannya tidak khas atau diagnosis yang
meragukan.Tidak diperlukan perawatan jika garis lurus berada pada mukosa bukal
bilateral. Jika tidak perlu dilakukan identifikasi dan eliminasi faktor penyebab.
tidak perlu dilakukan follow-up.1-4
2.5.1 Etiologi
Terjadi akibat gesekan atau friksi kronik pada permukaan mukosa oral.
Lesi tersebut analog dengan callus pada kulit. 1-4
Gambar. 2. Cheek biting. Pasien usia 30 tahun dengan plak putih mukosa bukal.. Terlihat
permukaan yang kasar yang merupakan tanda dari cheek biting.3
2.5.4 Diagnosis
Penegakan diagnosis dapat secara langsung berdasarkan tampilan klinis.
Klinisi yang familiar dengan perubahan cheek biting sangat jarang menggunakan
biopsi. Beberapa kasus mungkin tidak terdiagnosis diawal, dan memerlukan
biopsi.1-4
2.5.5 Perawatan
2.6.1 Etiologi
Etiologinya disebabkan oleh Candida albicans yang merupakan organisme
komensal yang tidak berbahayanpada mulut. Perubahan ekologi lokal seperti
gangguan flora oral (antibiotik,xerostomia) atau menurunnya pertahanan imun
(perawatan dengan imunosupresif, atau gangguan imun HIV/AIDS, leukemia,
limfoma, kanker, diabete) dapat menyebabkan Candida menjadi patogen
oportunistik.
2.6.4 Diagnosis
Penegakan diagnosis umumnya secara klinis, namun pemeriksaan periodic
acid schiff (PAS) atau pewarnaan Gram (hifa) atau menggunakan obat kumur
dapat membantu. Hifa atau blastofora yang terlihat menunjukkan infeksi Candida.
Pemeriksaan darah untuk defek imun juga dapat dilakukan.
2.6.5 Perawatan
Perawatan untuk Candidiasi adalah merawat faktor predisposisi dan untuk
kasus yang ringan atau sedang pada orang yang sehat, dapat diberikan antifungal
topikal selama 2 minggu seperti nistatin suspensi oral atau ointent (untuk
perioral), tablet hisap amfoterisin atau mikonazol gel juga dapat diberikan. Pada
kasus yang sedang hingga berat atau pada pasien yang imunokompromis
diindikasikan flukonazol, itrakonazol, atau vorikonazol. Pada kasus refaktori,
dapat dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan apakah pasien tidak
imunokompromis atau organisme tidak resisten terhadap azol.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB 4
KESIMPULAN
Kesimpulan kasus ini pasien mengalami linea alba ditandai dengan adanya
plak putih bilateral pada mukosa bukal kiri dan kanan gigi hingga sudut mulut
pada area oklusal gigi. Temuan tersebut sesuai dengan gambaran klinis dari
linea alba.
DAFTAR PUSTAKA
1. Neville, Damn, Allen, Bouqout. Oral and Maxillofacial pathology. 2nd ed.
London. Philadelphia. 2002
2. LanglaisRP, Miller CS. Color atlas of common oral disease. 2nd ed. Hal
83
4. Bruch JM, Treister NS. Clinical oral Medicine and Pathology. London.
Springer. 2010. 43