Disusun oleh :
Hari - hari Suster Maryam lewati dengan merawat suster yang sudah lansia juga
merawat suster monic yang mudah terkena sakit. Suster maryam dan suster muda lainnya
juga bertugas untuk membuat makanan untuk para penghuni asrama dan romo. Setiap pagi
juga ada seorang anak kecil bernama Dinda yang selalu mengirimkan susu segar untuk para
suster disana.
Suster Maryam pernah tidak sengaja melihat Romo Yosef yang sedang melatih para
worsip leader dan pemain musik untuk bermain musik orkestra dan hal itu membuatnya
terpesona dan selalu datang mengintip ketika Romo Yosef sedang melakukan aktivitas
tersebut. Suatu siang Suster Maryam berjalan menuju asrama susteran berpapasan dengan
Romo Yosef yang sedang mengayuh sepeda, lalu Romo Yosef menyapa dan mengajak Suster
Maryam ke toko roti, awalnya Suster Maryam menolak namun pada akhirnya Romo Yosef
berhasil mengajak Suster Maryam ke toko roti tersebut.
Berawal dari kejadian tersebut Romo Yosef mulai intens mendekati Suster Maryam,
hampir setiap malam Romo Yosef datang ke asrama suster untuk mengajak Suster Maryam
keluar berjalan - jalan namun, Suster Maryam selalu menolak. Kemudian Romo Yosef
menulis surat untuk Suster Maryam untuk menemuinya di luar pada jam 8 malam, ketika
Romo Yosef sudah menunggu Suster Maryam namun tak kunjung - kunjung datang.
Beberapa saat setelah itu Suster Maryam ternyata datang namun Romo Yosef sudah tidak
ada, suster maryam tetap menunggu hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke
asrama suster.
Di asrama susteran sedang terjadi kepanikan karena keadaan Suster Monic yang
sedang mengalami demam tinggi, ketika Suster Maryam datang ke kamar Suster Monic ia
ditegur oleh Suster Mila karena teledor menjaga Suster Monic. Disana juga ada suster lain
yang terlihat panik serta ada Romo Yosef yang berada disamping ranjang Suster Monic.
Mengetahui hal tersebut Suster Maryam berjalan menuju ranjang Suster Monic untuk
memeriksa keadaannya, dimana ketika ia berjalan ia berpapasan dengan Romo Yosef yang
akan keluar dari kamar Suster Monic, saat itu Romo Yosef sekilas mengatakan maaf kepada
Suster Maryam tanpa menghentikan langkahnya.
Esoknya Suster Maryam pergi mencari buku, setelah itu ia kembali ke asrama
kemudian membaca buku itu karna ia tertarik dimana ada sebuah cerita yang berkisah tentang
seorang suster yang menemukan seorang bayi laki - laki, dan ketika dewasa anak laki - laki
itu ingin menjadi pastor. Dilanda rasa penasaran dengan kisah itu ia kemudian menceritakan
kisah itu pada Romo Martin, di sisi lain ketika Maryam tidak ada Suster Monic menemukan
buku tersebut dan mengambilnya. Suster Maryam kemudian merenung di dekat makam para
suster dan tiba - tiba Romo Yosef datang lalu mereka bercakap-cakap, secara tidak sengaja
Suster Monic melihat mereka berdua disana, menyadari bahwa Suster Monic melihatnya
Suster Maryam kemudian meninggalkan Romo Yosef disana.
Menjelang malam Romo Yosef datang mengetuk pintu kamar Suster Maryam dan
mengajaknya berjalan keluar. Suster Maryam pun akhirnya keluar makan malam bersama
Romo Yosef tidak ada percakapan pada saat mereka makan malam karena obrolan mereka
telah terwakili oleh percakapan sebuah film yang di putar di restoran tersebut. Paginya suster
maryam terlambat untuk melakukan doa pagi dan hal itu membuat suster mila curiga. Malam
- malam berikutnya Suster Maryam dan Romo Yosef sering menghabiskan waktu bersama.
Bahkan untuk berkomunikasi mereka sering berkirim surat melalui Dinda.
Pernah suatu hari Suster Monic menasehati Romo Yosef untuk berfokus pada
pelayanannya sebagai pastor dan melupakan hawa nafsu duniawinya namun Romo Yosef
mengabaikan nasehat tersebut. Lalu Suster Monic pun mengatakan “Jika surga belum pasti
untuk saya, untuk apa aku mengurusi neraka kamu”. Malam berikut nya Suster Maryam
pergi bersama Romo Yosef dan ia pun lupa jika ia harus memberikan obat pada Suster Monic
jam 9 malam. Karena itu Suster Monic membunyikan lonceng dan akhirnya Suster Mila
datang dan memberikan obat pada Suster Monic. Merasa kesal Suster Mila pun mengetuk
pintu kamar Suster Maryam karna tidak ada balasan ia pun membuka pintu tersebut dan
rupanya Suster Maryam tidak ada di kamarnya. Paginya seperti biasa Suster Maryam
terlambat untuk datang pada doa bersama di gereja dan membuat Suster Mila curiga akan
hubungan antara Suster Maryam dan Romo Yosef.
Ketika ulang tahun nya yang ke - 40 Suster Maryam dan Romo Yosef berjalan - jalan
ke pantai, disana Romo Yosef memberikan kejutan pada Suster Maryam yang membuatnya
sangat bahagia. Sepulang dari pantai selama perjalanan menuju asrama susteran tidak ada
percakapan antara mereka berdua, mendung serta hujan ikut mengiri perjalanan pulang
mereka. Sesampainya dekat asrama mereka seperti dan turun dari mobil, seakan merasa
menyesal dan kecewa akan perbuatan yang mereka laukan karena eorang suster dan romo
harus mengabdikan hidup mereka untuk pelayanan pada tuhan, hal tersebut membuat Suster
Maryam menangis dibawah air hujan. Tanpa kata Suster Maryam meninggalkan Yosef.
Sesampainya di asrama dengan keadaan basah kuyup Suster Maryan mendapatkan kejutan
ulangtahun dari suster - suster lain dan hal itu membuat Suster Maryam menangis.
Beberapa hari kemudian Suster Maryam memutuskan untuk pergi dari asrama
susteran tersebut dan berpamitan pada suster lainnya. Setibanya di stasiun Suster Maryam
kemudian menaiki keretanya, namun ketika kereta sudah hampir berangkat Suster Maryam
melihat sosok Romo Yosef dari jendela kereta dan ia pun memutuskan untuk turun dan
mencarinya namun ia tidak dapat menemukannya. Kereta pun sudah berangkat dan akhirnya
Suster Maryam datang ke sebuah gereja untuk melakukan pengakuan dosa dimana pastor
yang memberikan pengampunan dosa ialah Romo Yosef. Suster Maryam pun menceritakan
secara tidak langsung bahwa ia telah jatuh cinta terhadap Romo Yosef dan hal itu tidak sesuai
dengan prinsip susteran serta membuat pelayanannya pada Tuhan tidak dilandasi dengan
iman melainkan hawa nafsu duniawi. Sementara itu Romo Yosef dengan menahan tangisnya
terus mendengar kan pengakuan dosa dari Suster Maryam. Sesuai kewajibannya sebagai
pastor ia pun harus memberikan pengampunan dosa pada Suster Maryam walaupun,
perasaannya merasa sangat sedih karena mereka berdua tetap tidak bisa bersatu. Seorang
suster dan romo harus mengabdikan hidup mereka untuk berpelayanan pada Tuhan dan tidak
mengikuti arus keduniawian. Setelah itu suster maryam keluar gereja dan pergi entah kemana
tujuannya.
Kelebihan Film :
Kekurangan Film :
Menggunakan dialog dengan tata bahasa yang formal sehingga film terkesan kaku
Dibeberapa adegan awal terjadi kurangannya percakapan antar karakter sehingga
kurang mudah dimengerti
Di beberapa sence terasa jumping atau ada sence yang sengaja dihilangkan
Cerita akhir pada film ini terkesan menggantung
Film mudah di tebak alurnya dan membosankan sebagai tontonan untuk remaja
Saran :
Film Ave Maryam sudah seharusnya memiliki Official Soundtrack, namun pada
kenyataannya tidak ada official soundtrack.
Perbanyak percakapan antar tokoh karena tidak semua orang mengerti adegan dalam
film tersebut, terutama penonton yang bukan beragama katholik.
Berikan sedikit plot twist untuk memberikan kejutan diakhir cerita, agar alur film tak
terkesan datar.