Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KULIAH KL 2203

METODE NUMERIK

TUGAS 03

Oleh:
Priscilla Yola Aulia Loe (15518008)

Dosen:
Dr. Ir. Syawaluddin Hutahean, M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Perhitungan Perambatan Gelombang pada Kanal dengan Shallow Water Equation
(SWE)
Shallow Water Equation (SWE) merupakan persamaan untuk gelombang panjang.
Terdapat 2 persamaan pengatur, yaitu:
1. Persamaan muka air, yaitu persamaan untuk menghitung elevasi muka air 𝜂.

Dimana,
H = h + 𝜂 (kedalaman total)
𝜂 = elevasi muka air terhadap muka air dalam (SWL)
ℎ = kedalaman perairan terhadap SWL
𝑢 = kecepatan arah horizontal - x

Gambar 1 Sketsa muka air akibat gelombang dan sistem-sumbu

2. Persamaan momentum, persamaan untuk menghitung kecepatan 𝑈.

Diberikan permasalahan pada tugas 3a dimana perambatan gelombang terjadi pada


sebuah kanal tertutup seperti pada gambar 2 di bawah ini dan diberi perintah untuk menuliskan
langkah-langkah/algoritma menyelesaikan permasalahan tersebut. Diketahui panjang kanal
1000 m, dan kedalaman 10 m. Pada mulut kanal terdapat gelombang gelombang panjang
dengan perioda gelombang 𝑇=120 detik, amplitudo 0.5 m, dimana akibat gelombang, elevasi
2𝜋
muka air pada mulut kanal adalah 𝜂 = 0.5𝑠𝑖𝑛( 𝑇 𝑡).
Gambar 2 Ilustrasi Perambatan Gelombang pada Kanal

Penyelesaian kasus kanal air yang dilewati oleh gelombang panjang adalah
menggunakan metode selisih hingga dimana terdapat 2 persamaan pengatur diatas, yaitu:
persamaan muka air dan persamaan momentum.

Pada permasalahan pada kanal tertutup pada gambar 2, pada titik 1, telah diketahui
2𝜋
fluktuasi muka air pada setiap waktu t, misal 𝜂1 = 0,5 sin( 𝑇 𝑡) dimana 0,5 merupakan amplitudo

gelombang dan T perioda gelombang. Sehingga pada titik 1 hanya dihitung persamaan
momentum saja. Pada titik 6, dimana pada ujung tertutup, 𝑈6 = 0 adalah pada setiap saat t.
Sehingga pada titik 6 (ujung tertutup), hanya dihitung persamaan muka air.

Algoritma atau langkah-langkah perhitungan untuk melakukan perhitungan


perambatan gelombang pada kanal adalah sebagai berikut ini.
Penyelesaian Diferensial Waktu dengan Skema Eksplisit

Pada skema eksplisit, persamaan pengatur dikerjakan pada saat t = t.

Algoritma:

1. Input data:
Kedalaman perairan (hi) dimana nilai i = 1 sampai n, panjang kanal, amplitudo
gelombang (A) pada kondisi awal titik 1, dan perioda gelombang (T) pada kondisi awal
titik 1.
Lalu hitung nilai 𝛿𝑡 dan 𝛿𝑥


𝛿𝑡 =
σ

−2ɛ(1+1𝑇)
𝛿𝑥 = (−1−1T2+2T)k

2. Mendefinisikan kondisi awal, yakni pada saat t = 0


 η𝑡𝑖 = 0
 𝑈𝑖𝑡 = 0
3. Hi = hi + 𝜂𝑖 , dimana i = 1, n
4. Perhitungan elevasi (𝜂)
a. Pada titik 1
2𝜋
η1𝑡+𝛿𝑡 = A sin(𝜎𝑡) = 0,5 sin( 𝑇 𝑡)

b. Pada titik 2 sampai (n-1)


𝛿𝑡
η𝑡+𝛿𝑡
𝑖 = η𝑡𝑖 − 2𝛿𝑥 ((𝑈𝐻 )𝑡𝑖+1 − (𝑈𝐻 )𝑡𝑖−1 )

c. Pada titik n
𝛿𝑡
η𝑡+𝛿𝑡
𝑛 = η𝑡𝑛 + 𝛿𝑥 ((𝑈𝐻 )𝑡𝑛−1 )

5. Perhitungan kecepatan (U )
a. Pada titik 1
𝛿𝑡 (𝑈𝑈)𝑡2 − (𝑈𝑈)𝑡1
𝑈1𝑡+𝛿𝑡 = 𝑈1𝑡 − 𝛿𝑥 ( + 𝑔 (η𝑡2 − η1𝑡 ))
2

b. Pada titik 2 sampai (n-1)


𝛿𝑡 (𝑈𝑈)𝑡𝑖+1 − (𝑈𝑈)𝑡𝑖−1
𝑈𝑖𝑡+𝛿𝑡 = 𝑈𝑖𝑡 − 2𝛿𝑥 ( + 𝑔 (η𝑡𝑖+1 − η𝑡𝑖−1 ))
2

c. Pada titik n
𝑈𝑛𝑡+𝛿𝑡 = 0
6. 𝑡 = 𝑡 + 𝛿𝑡
7. Periksa Waktu
a. Bila t < thitung
𝑈𝑖𝑡 = 𝑈𝑖𝑡+𝛿𝑡
η𝑡𝑖 = η𝑡+𝛿𝑡
𝑖

kembali ke langkah nomer 3


b. Bila t ≥ thitung,
perhitungan selesai
Penyelesaian Diferensial Waktu dengan Metoda Prediktor-Korektor
𝜕𝑈𝐻 𝑡
Skema eksplisit : 𝜂𝑖𝑡+𝛿𝑡 = 𝜂𝑖𝑡 − 𝛿𝑡 ( )
𝜕𝑥 𝑖

𝜕𝑈𝐻 𝑡+𝛿𝑡
Skema implisit : 𝜂𝑖𝑡+𝛿𝑡 = 𝜂𝑖𝑡 − 𝛿𝑡 ( 𝜕𝑥 )
𝑖

Skema eksplisit dikalikan dengan koefisien 𝛼, skema implisit dikalikan dengan koefisien 𝛽,
dimana 𝛼 + 𝛽 = 1, dan dijumlahkan.
𝜕𝑈𝐻 𝑡 𝜕𝑈𝐻 𝑡+𝛿𝑡
𝜂𝑖𝑡+𝛿𝑡 = 𝜂𝑖𝑡 − 𝛿𝑡 (𝛼 ( ) +𝛽( ) )
𝜕𝑥 𝑖 𝜕𝑥 𝑖
Dengan cara yang sama diperoleh persamaan momentum
1 𝜕𝑈𝑈 𝜕𝜂 𝑡 1 𝜕𝑈𝑈 𝜕𝜂 𝑡+𝛿𝑡
𝑈𝑖𝑡+𝛿𝑡 = 𝑈𝑖𝑡 + 𝛿𝑡 (𝛼 ( +𝑔 ) +𝛽( +𝑔 ) )
2 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑖 2 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑖

Langkah perhitungan prediktor-korektor:


1. Input: kedalaman perairan (hi), dimana nilai i = 1 sampai n, panjang kanal, amplitudo
gelombang (A) pada kondisi awal titik 1, dan perioda gelombang (T) pada kondisi awal
titik 1.
Lalu hitung nilai 𝛿𝑡 dan 𝛿𝑥

𝛿𝑡 = σ
−2ɛ(1+1𝑇)
𝛿𝑥 = (−1−1T2+2T)k

Kemudian, mendefinisikan kondisi awal, yakni pada saat t = 0


 η𝑡𝑖 = 0
 𝑈𝑖𝑡 = 0
2. 𝑡 = 𝑡 + 𝛿𝑡
A. Prediktor
a. Muka air
i. Pada titik 1: 𝜂𝑖𝑡+𝛿𝑡 = 𝐴𝑠𝑖𝑛𝜎𝑡
ii. Pada titik-titik 2 s/d n:

𝑡+𝛿𝑡 𝜕𝑈𝐻 𝑡
𝜂𝑖,𝑝𝑟𝑒 = 𝜂𝑖𝑡 − 𝛿𝑡 ( )
𝜕𝑥 𝑖
b. Perhitungan kecepatan
i. Pada titik 1 s/d (n-1):

𝑡+𝛿𝑡 1 𝜕𝑈𝑈 𝜕𝜂 𝑡
𝑈𝑖,𝑝𝑟𝑒 = 𝑈𝑖𝑡 − 𝛿𝑡 ( +𝑔 )
2 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑖
ii. Pada titik ke n, dikerjakan syarat batas ujung tertutup :
𝑡+𝛿𝑡
𝑈𝑛,𝑝𝑟𝑒 =0
B. Korektor
a. Muka air
𝑡+𝛿𝑡
i. Pada titik 1: 𝜂𝑖,𝑘𝑜𝑟 = 𝐴𝑠𝑖𝑛𝜎𝑡
ii. Pada titik-titik 2 s/d n:

𝑡+𝛿𝑡 𝜕𝑈𝐻 𝑡 𝜕𝑈𝐻 𝑡+𝛿𝑡


𝜂𝑖,𝑘𝑜𝑟 = 𝜂𝑖𝑡 − 𝛿𝑡 (𝛼 ( ) +𝛽( ) )
𝜕𝑥 𝑖 𝜕𝑥 𝑖,𝑝𝑟𝑒
b. Perhitungan kecepatan
i. Pada titik 1 s/d (n-1):

𝑡+𝛿𝑡 1 𝜕𝑈𝑈 𝜕𝜂 𝑡 1 𝜕𝑈𝑈 𝜕𝜂 𝑡+𝛿𝑡


𝑈𝑖,𝑘𝑜𝑟 = 𝑈𝑖𝑡 + 𝛿𝑡 (𝛼 ( +𝑔 ) +𝛽( +𝑔 ) )
2 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑖 2 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑖,𝑝𝑟𝑒
ii. Pada titik ke n, dikerjakan syarat batas ujung tertutup :
𝑡+𝛿𝑡
𝑈𝑛,𝑘𝑜𝑟 =0
C. Periksa konvergensi
𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡
a. Bila |𝜂𝑖,𝑘𝑜𝑟 − 𝜂𝑖,𝑝𝑟𝑒 | ≤ 𝜀 dan |𝑈𝑖,𝑘𝑜𝑟 − 𝑈𝑖,𝑝𝑟𝑒 | ≤ 𝜀 untuk 𝑖 = 1 s/d n, maka
𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡
hasil perhitungan 𝜂𝑖,𝑝𝑟𝑒 = 𝜂𝑖,𝑘𝑜𝑟 dan 𝑈𝑖,𝑝𝑟𝑒 = 𝑈𝑖,𝑘𝑜𝑟 , ke langkah 3
𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡
b. Bila |𝜂𝑖,𝑘𝑜𝑟 − 𝜂𝑖,𝑝𝑟𝑒 | > 𝜀 atau |𝑈𝑖,𝑘𝑜𝑟 − 𝑈𝑖,𝑝𝑟𝑒 | > 𝜀 untuk 𝑖 = 1 s/d n, maka
𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡 𝑡+𝛿𝑡
𝜂𝑖,𝑝𝑟𝑒 = 𝜂𝑖,𝑘𝑜𝑟 dan 𝑈𝑖,𝑝𝑟𝑒 = 𝑈𝑖,𝑘𝑜𝑟 , kembali ke langkah B.
3. Periksa waktu
a. Bila 𝑡 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= lama waktu perhitungan yang diinginkan):

𝜂𝑖𝑡 = 𝜂𝑖𝑡+𝛿𝑡 , 𝑈𝑖𝑡 = 𝑈𝑖𝑡+𝛿𝑡 , 𝑖 = 1, n, kembali ke langkah 2


b. Bila 𝑡 ≥ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 , tulis hasil, selesai
METODA LEAST SQUARE
Metoda least square merupakan metode peramalan yang menggunakan persamaan
linear untuk menemukan garis paling sesuai untuk kumpulan data lampau guna meramalkan
data di masa depan.
Pada suatu domain x, diketahui harga fungsi 𝑓(𝑥𝑖 ) pada titik 𝑥𝑖 , 𝑖 = 1, 𝑛, yaitu 𝑓1, 𝑓2 ,
𝑓3 ,………, 𝑓𝑛 .

Diberikan suatu permasalahan pada tugas 3b sebagai berikut:


Diketahui 6 (n=6) titik data (𝑥𝑖 , 𝑓(𝑥𝑖 )), dan dicari bentuk persamaan dari 𝑓(𝑥) dengan derajat
polinomial m yang ditentukan sendiri. Setelah itu, dicari perhitungan harga 𝑓(𝑥) pada 𝑥 = 3,5,
𝑑𝑓(𝑥)
harga 𝑑𝑥
pada 𝑥 = 3,5, dan luas area dibawah 𝑓(𝑥) pada 𝑥 = 0 sampai dengan 𝑥 = 8.

̅
Untuk mendapatkan bentuk fungsi dari 𝑓(𝑥), 𝑓(𝑥) didekati dengan 𝑓 (𝑥). Pendekatan
paling mudah dilakukan dengan menggunakan bentuk polinomial seperti pada persamaan (1).
𝑓 (̅ 𝑥 ) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + 𝑐3 𝑥 3 + ⋯ ⋯ ⋯ + 𝑐𝑚 𝑥 𝑚 … … . (1)
𝑚

𝑓 (̅ 𝑥 ) = ∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘
𝑘=0

Pendekatan tersebut mengakibatkan terjadinya kesalahan pendekatan pada suatu titik I sebesar
2
𝛿𝑖 = (𝑓 (𝑥𝑖 ) − 𝑓 (̅ 𝑥𝑖 )). Kuadrat kesalahan adalah 𝛿𝑖 2 = (𝑓 (𝑥𝑖 ) − 𝑓 (̅ 𝑥𝑖 )) . Kuadrat kesalahan

total seluruh titik adalah


𝑛 𝑛
2
2
𝐼 = ∑ 𝛿𝑖 = ∑ (𝑓 (𝑥𝑖 ) − 𝑓 (̅ 𝑥𝑖 )) … … . . (2)
𝑖=1 𝑖=1
Fungsi pendekatan terbaik adalah fungsi yang memberikan kuadrat kesalahan terkecil (I
minimum).
Jika persamaan (1) disubstitusikan persamaan pendekatan seperti pada persamaan (2), maka
bentuknya adalah
𝑛 𝑚 2

𝐼 = ∑ (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘 ) ⋯ ⋯ ⋯ (3)
𝑖=1 𝑘=0

𝐼 = 𝐼 (𝑐0 , 𝑐1, 𝑐2 , 𝑐3, 𝑐4 , … … … … 𝑐𝑚 )

Terlihat pada persamaan diatas bahwa besar kecilnya kesalahan ditentukan oleh

harga ck atau dengan kata lain I adalah fungsi c k. Oleh karena itu harga I minimum

𝜕𝐼
tercapai pada kondisi = 0 untuk j = 0,n. Dengan I seperti pada persamaan (3), maka
𝜕𝑐𝑗

𝑛 𝑚 2
𝜕𝐼
∑ (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘 ) = 0
𝜕𝑐𝑗
𝑖=1 𝑘=0

𝑛 𝑚 𝑚
𝜕 𝑘
∑ 2 (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑥 ) (− ∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘 ) = 0
𝜕𝑐𝑗
𝑖=1 𝑘=0 𝑘=0

Kemudian Persamaan dibagi dengan -2

𝑛 𝑚 𝑚
𝜕
∑ (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘 ) ( ∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘 ) = 0
𝜕𝑐𝑗
𝑖=1 𝑘=0 𝑘=0

Kemudian kita misalkan

𝑚
𝜕
∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘 = 𝑥 𝑗
𝜕𝑐𝑗
𝑘=0

𝑛 𝑚

∑ (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘 ) 𝑥𝑖𝑗 = 0
𝑖=1 𝑘=0

𝑛 𝑚 𝑛

∑ ∑ 𝑐𝑘 𝑥 𝑘+𝑗 = ∑ 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖𝑗


𝑖=1 𝑘=0 𝑖=1
𝑛 𝑛

∑ (𝑐0 𝑥𝑖0+𝑗 + 𝑐1 𝑥𝑖1+𝑗 + 𝑐2 𝑥𝑖2+𝑗 + 𝑐3 𝑥𝑖3+𝑗 + ⋯+ 𝑐𝑚 𝑥𝑖𝑚+𝑗 ) = ∑ 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖𝑗


𝑖=1 𝑖=1

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

(∑ 𝑥𝑖0+𝑗 ) 𝑐0 + (∑ 𝑥𝑖1+𝑗 ) 𝑐1 + (∑ 𝑥𝑖2+𝑗 ) 𝑐2 + ⋯+ (∑ 𝑥𝑖𝑚+𝑗 ) 𝑐𝑚 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖𝑗 )


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Bila persamaan diatas dikerjakan untuk j = 0, m, maka akan terdapat (m+1) persamaan

dengan (m+1) bilangan yang tidak diketahui yaitu 𝑐0 , 𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , … … … … 𝑐𝑚 . Penyelesaian


persamaannya adlah sebagai berikut

Persamaan ke 1 adalah untuk j = 0


𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

(∑ 1) 𝑐0 + (∑ 𝑥𝑖1 ) 𝑐1 + (∑ 𝑥𝑖2 ) 𝑐2 +⋯+ (∑ 𝑥𝑖𝑚 ) 𝑐𝑚 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) )


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Persamaan ke 2 adalah unutuk j = 1

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

(∑ 𝑥𝑖1 ) 𝑐0 + (∑ 𝑥𝑖2 ) 𝑐1 + (∑ 𝑥𝑖3 ) 𝑐2 +⋯+ (∑ 𝑥𝑖𝑚+1 ) 𝑐𝑚 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖1 )


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Persamaan ke 3 adalah unutk j = 2

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

(∑ 𝑥𝑖2 ) 𝑐0 + (∑ 𝑥𝑖3 ) 𝑐1 + (∑ 𝑥𝑖4 ) 𝑐2 + ⋯ + (∑ 𝑥𝑖𝑚+2 ) 𝑐𝑚 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖2 )


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Persamaan dilanjutkan sampai j = m

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

(∑ 𝑥𝑖𝑚 ) 𝑐0 + (∑ 𝑥𝑖1+𝑚 ) 𝑐1 + (∑ 𝑥𝑖2+𝑚 ) 𝑐2 + ⋯+ (∑ 𝑥𝑖𝑚+𝑚 ) 𝑐𝑚 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖𝑚 )


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
Sistem persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk matrix, yaitu

Atau

dimana untuk j = 0,m dan k = 0,m


𝑛

𝑎𝑗+1,𝑘+1 = (∑ 𝑥𝑖𝑗+𝑘 )
𝑖=1

𝑏𝑗+1 = (∑ 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖𝑗 )


𝑖=1

Dengan menyelesaikan permasalahan simultan tersebut, dapat diperoleh harga


𝑐0 , 𝑐1, 𝑐2 , … … , 𝑐𝑚.
Maka untuk menyelesaikan permasalahan pada tugas 3b yang diberikan, dengan data
(𝑥𝑖 , 𝑓(𝑥𝑖 )) sebagai berikut:

Table 1 Data 𝑥𝑖 , 𝑓(𝑥𝑖 )

Dapat diperoleh bentuk 𝑓 (𝑥 ) dengan menggunakan pendekatan dengan bentuk 𝑓 (̅ 𝑥 )


yang merupakan bentuk polinomial seperti pada persamaan (1), dimana nilai m = 2 (terdapat 3
buah koefisien yang perlu ditentukan harganya).

𝑓 (̅ 𝑥 ) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2𝑥 2 + 𝑐3𝑥 3 + ⋯ ⋯ ⋯ + 𝑐𝑚 𝑥 𝑚
𝑓 (̅ 𝑥 ) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2
Maka untuk mencari harga 𝑐0, 𝑐1 , 𝑐2 digunakan rumus matrix yang telah didapatkan
diatas, dan mensubstitusikan nilai-nilai yang diketahui pada data (𝑥𝑖 , 𝑓(𝑥𝑖 )) diatas kedalam
matrix menjadi:

6 6 6 6

∑1 ∑ 𝑥𝑖1 ∑ 𝑥𝑖2 ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) )


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
6 6 6 𝑐0 6

∑ 𝑥𝑖1 ∑ 𝑥𝑖2 ∑ 𝑥𝑖3 { 𝑐1 } = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖1 )


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑐2 𝑖=1
6 6 6 6

∑ 𝑥𝑖2 ∑ 𝑥𝑖3 ∑ 𝑥𝑖4 ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖2 )


[ 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 ] { 𝑖=1 }
Untuk mendapatkan persamaan simultan, maka perlu dihitung nilai dari setiap
komponen matrix yang ada, didapat hasil sebagai berikut:

Table 2 Data Perhitungan Komponen Matrix

i 𝑥𝑖1 𝑥𝑖2 𝑥𝑖3 𝑥𝑖4 𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖1 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑥𝑖2


1 0 0 0 0 1 0 0
2 1 1 1 1 4 4 4
3 3 9 27 81 16 48 144
4 4 16 64 256 25 100 400
5 5 25 125 625 36 180 900
6 8 64 512 4096 81 648 5184
SUM 21 115 729 5059 163 980 6632

Maka, persamaan simultan yang terbentuk adalah:

6 21 115 𝑐0 163
[ 21 115 729 ] { 𝑐1 } = { 980 }
115 729 5059 𝑐2 6632

𝑐0 0,7067 −0,3145 0,0293 163


{ 𝑐1 } = [−0,3145 0,0293 −0,0275] { 980 }
𝑐2 0,0293 −0,0275 0,0035 6632

Dengan menyelesaikan persamaan simultan, maka didapatkan:

𝑐0 = 1

𝑐1 = 2

𝑐2 = 1

Sehingga dapat diperoleh bentuk persamaan pendekatannya adalah

𝑓 (̅ 𝑥 ) = 1 + 2𝑥 + 𝑥 2

Lalu, dapat diperoleh juga harga 𝑓(𝑥) pada 𝑥 = 3,5 yaitu:

𝑓 (̅ 3,5) = 1 + 2(3,5) + (3,5)2

𝑓 (̅ 3,5) = 20,25
𝑑𝑓(𝑥)
Harga pada 𝑥 = 3,5 yaitu:
𝑑𝑥

𝑑𝑓(𝑥)
= 2 + 2𝑥
𝑑𝑥

𝑑𝑓
(3,5) = 2 + 2(3,5)
𝑑𝑥

𝑑𝑓
(3,5) = 9
𝑑𝑥

Luas area dibawah 𝑓(𝑥) pada 𝑥 = 0 sampai dengan 𝑥 = 8 yaitu:

8 8
1 3 8
∫ 𝑓 (̅ 𝑥 ) 𝑑𝑥 = ∫(1 + 2𝑥 + 𝑥 2 )𝑑𝑥 = (𝑥 + 𝑥 2 + 𝑥 )
3 0
0 0

Sehingga didapatkan hasil luas area adalah,

∫ 𝑓 (̅ 𝑥 ) 𝑑𝑥 = 242,67 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠


0
Persamaan Least Square dengan Pendekatan Eksponensial

̅
Pendekatan untuk mencari suatu bentuk 𝑓 (𝑥 ) dapat didekati dengan bentuk 𝑓 (𝑥).
Fungsi pendekatan tersebut dapat juga menggunakan bentuk eksponensial sebagai berikut:

𝑓 (̅ 𝑥 ) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑒 2𝑥 + 𝑐3 𝑒 3𝑥 + 𝑐4𝑒 4𝑥 + ⋯ + 𝑐𝑚 𝑒 𝑚𝑥

𝑓 (̅ 𝑥 ) = ∑ 𝑐𝑘 𝑒 𝑘𝑥
𝑘=0

Maka, untuk tugas 3c yaitu merumuskan persamaan least-square (koefisien matrix) bila
digunakan pendekatan exponensial seperti fungsi diatas dapat dilihat langkah-langkahnya
sebagai berikut.

Dimana, akibat pendekatan dengan bentuk eksponensial tersebut, terjadi kesalahan


̅ 𝑖 )). Kuadrat kesalahan adalah 𝜕𝑖2 =
pendekatan pada suatu titik i sebesar 𝜕𝑖 = (𝑓(𝑥𝑖 ) − 𝑓 (𝑥
2
̅ 𝑖 )) . Kuadrat kesalahan total seluruh titik adalah
(𝑓(𝑥𝑖 ) − 𝑓 (𝑥

𝑛
2
̅ 𝑖 ))
𝐼 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) − 𝑓 (𝑥
𝑖=1

Fungsi pendekatan terbaik adalah fungsi yang memberikan kuadrat kesalahan terkecil (I
minimum).
Jika persamaan pendekatan 𝑓 (̅ 𝑥 ) disubstitusikan ke persamaan I, maka bentuknya adalah
𝑛 𝑚 2

𝐼 = ∑ (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑒 𝑘𝑥 )
𝑖=1 𝑘=0

𝐼 = 𝐼 (𝑐0 , 𝑐1, 𝑐2 , 𝑐3, 𝑐4 , … … … … 𝑐𝑚 )

Terlihat pada persamaan diatas bahwa besar kecilnya kesalahan ditentukan oleh

harga ck atau dengan kata lain I adalah fungsi c k. Oleh karena itu harga I minimum

𝜕𝐼
tercapai pada kondisi = 0 untuk j = 0,n. Maka,
𝜕𝑐𝑗

𝑛 𝑚 2
𝜕𝐼
∑ (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑒 𝑘𝑥 ) = 0
𝜕𝑐𝑗
𝑖=1 𝑘=0
𝑛 𝑚 𝑚
𝑘𝑥
𝜕
∑ 2 (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑒 ) (− ∑ 𝑐𝑘 𝑒 𝑘𝑥 ) = 0
𝜕𝑐𝑗
𝑖=1 𝑘=0 𝑘=0

Kemudian Persamaan dibagi dengan -2

𝑛 𝑚 𝑚
𝑘𝑥
𝜕
∑ (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑒 )( ∑ 𝑐𝑘 𝑒 𝑘𝑥 ) = 0
𝜕𝑐𝑗
𝑖=1 𝑘=0 𝑘=0

Kemudian kita misalkan

𝑚
𝜕
∑ 𝑐𝑘 𝑒 𝑘𝑥 = 𝑒 𝑗𝑥
𝜕𝑐𝑗
𝑘=0

𝑛 𝑚

∑ (𝑓(𝑥𝑖 ) − ∑ 𝑐𝑘 𝑒 𝑘𝑥 ) 𝑒 𝑗𝑥𝑖 = 0
𝑖=1 𝑘=0

𝑛 𝑚 𝑛
(𝑘+𝑗)𝑥𝑖
∑ ∑ 𝑐𝑘 𝑒 = ∑ 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑒 𝑗𝑥𝑖
𝑖=1 𝑘=0 𝑖=1

𝑛 𝑛
(0+𝑗)𝑥𝑖 (1+𝑗)𝑥𝑖 (2+𝑗)𝑥𝑖 (3+𝑗)𝑥𝑖 (𝑚+𝑗)𝑥𝑖
∑ (𝑐0 𝑒 + 𝑐1 𝑒 + 𝑐2 𝑒 + 𝑐3 𝑒 + ⋯ + 𝑐𝑚 𝑒 ) = ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑒 𝑗𝑥𝑖
𝑖=1 𝑖=1

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
(1+𝑗)𝑥𝑖 ) (2+𝑗)𝑥𝑖 ) (𝑚+𝑗)𝑥𝑖
(∑ 1) 𝑐0 + (∑ 𝑒 𝑐1 + (∑ 𝑒 𝑐2 … + (∑ 𝑒 ) 𝑐𝑚 = ∑ 𝑓 (𝑥𝑖 ) 𝑒 𝑗𝑥𝑖
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Bila persamaan diatas dikerjakan untuk j = 0, m, maka akan terdapat (m+1) persamaan

dengan (m+1) bilangan yang tidak diketahui yaitu 𝑐0 , 𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , … … … … 𝑐𝑚 . Penyelesaian


persamaannya adlah sebagai berikut

Persamaan ke 1 adalah untuk j = 0


𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
𝑥𝑖 ) 2𝑥𝑖 ) 𝑚𝑥𝑖 )
(∑ 1) 𝑐0 + (∑ 𝑒 𝑐1 + (∑ 𝑒 𝑐2 + ⋯ + (∑ 𝑒 𝑐𝑚 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) )
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Persamaan ke 2 adalah unutuk j = 1

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

(∑ 𝑒 𝑥𝑖 ) 𝑐0 + (∑ 𝑒2𝑥𝑖 ) 𝑐1 + (∑ 𝑒 3𝑥𝑖 ) 𝑐2 + ⋯ + (∑ 𝑒 𝑚𝑥𝑖 ) 𝑐𝑚 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑒 𝑥𝑖 )


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
Persamaan ke 3 adalah unutk j = 2

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
2𝑥𝑖 ) 3𝑥𝑖 ) 4𝑥𝑖 ) 𝑚𝑥𝑖 )
(∑ 𝑒 𝑐0 + (∑ 𝑒 𝑐1 + (∑ 𝑒 𝑐2 + ⋯ + (∑ 𝑒 𝑐𝑚 = ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑒 2𝑥𝑖 )
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Persamaan dilanjutkan sampai j = m

𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

(∑ 𝑒 (0+𝑚)𝑥𝑖 ) 𝑐0 + (∑ 𝑒 (1+𝑚)𝑥𝑖 ) 𝑐1 + (∑ 𝑒 (𝑚+2)𝑥𝑖 ) 𝑐2 + ⋯ + (∑ 𝑥𝑖𝑚+𝑚 ) 𝑐𝑚


𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
𝑛

= ∑(𝑓(𝑥𝑖 ) 𝑒 𝑚𝑥𝑖 )
𝑖=1

Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matrix


Atau

dimana untuk j = 0,m dan k = 0,m


𝑛

𝑎𝑗+1,𝑘+1 = (∑ 𝑒 (𝑗+𝑘)𝑥𝑖 )
𝑖=1

𝑏𝑗+1 = (∑ 𝑓 (𝑥𝑖 )𝑒 𝑗𝑥𝑖 )


𝑖=1

Anda mungkin juga menyukai